N JUDUL/SUBJE JENIS PERATURA D FULL STATUS MATERIA O K N TEXT L MK 1. Diubah dengan U U No. 56 Tahun 1958 SUSUNAN, 2. Diubah KEKUASAAN dengan U Undang DAN JALAN- Download U No. 13 1 -undang 1/1950 PENGADILAN File Tahun (UU) MAHKAMAH 1965 AGUNG 3. Dicabut INDONESIA dengan U U No. 10 Tahun 2004
2, Benyamin Akzin mengemukakan bahwa pembentukan norma-norma hukum Publik
berbeda dengan pembentukan norma hukum Privat. Apabila dilihat pada struktur norma (Norm Structure), hukum Publik itu berada diatas hukum Privat, sedangkan apabila dilihat dari struktur lembaga (Institusional Structure) maka lembaga-lembaga Negara (Public Authorized) terletak diatas masyarakat (Population). Teori perkembangan dimaksud dinamakan die Theorie vom Stufenordnung der Rechtsnormen dari Hans Nawiasky, siapakah Hans Nawiasky, beliau adalah salah seorang murid Hans Kelsen yang mengembangkan teori gurunya tentang jenjang norma hukum dalam kaitannya dengan suatu negara. Hans Nawiasky mengatakan suatu norma hukum dari negara manapun selalu berlapis-lapis dan berjenjang- jenjang.
3. Persamaan dan perbedaan antara teori jenjang norma (stufentheorie) dari Hans kelsen dan teori jenjang norma hukum (die theorie vom stufenordung der rechtsnormen) dari Hans Nawiasky.
Persamaanya adalah bahwa keduanya menyebutkan bahwa norma itu berjenjang-jenjang
dan berlapis–lapis, dalam arti suatu norma itu berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang di atasnya, norma yang diatasnya berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang di atasnya lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tertinggi dan tidak dapat ditelusuri lagi sumber dan asalnya, tetapi bersifat ‘pre-supposed’ dan ‘axiomatis’. Perbedaanya adalah 1) Hans Kelsen tidak mengelompokkan norma-norma itu, sedangkan Hans Nawiasky membagi norma-norma itu ke dalam empat kelompok yang berlainan. Perbedaan lainya adalah 2) teori Hans Kelsen membahas jenjang norma secara umum (general) dalam arti berlaku untuk semua jenjang norma (termasuk norma hukum Negara), sedangkan Hans Nawiasky membahas teori jenjang norma itu secara lebih khusus, yaitu dihubungkan dengan suatu Negara. Selain perbedaan-perbedaan tersebut, 3) di dalam teorinya Hans Nawiasky menyebutkan norma dasar negara itu tidak dengan sebutan staatsgrundnorm melainkan dengan istilah staatsfundamentalnorm. Hans Nawiasky berpendapat bahwa istilah staatsgrundnorm tidak tepat apabila dipakai dalam menyebut norma dasar negara, oleh karena pengertian grundnorm itu mempunyai kecenderungan untuk tidak berubah, atau bersifat tetap, sedangkan di dalam suatu negara norma dasar negara itu dapat berubah sewaktu-waktu karena adanya suatu pemberontakan, kudeta dan sebagainya.
4. KETETAPAN MPR Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat tidak termuat dalam tata urutan perundang – undangan. Karena dalam sistem kenegaraan sesudah amandemen Undang – Undang Dasar 1945 MPR tidak mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan produk peraturan perundang – undangan.
5. Perbedaan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) dengan Undang-
undang diantaranya:
1. Pembentukan Undang-Undang harus melalui kesepakatan bersama antara presiden dengan
DPR, sedangkan Perpu, lembaga pembentukannya yaitu Presiden (Presiden dalam kapasitasnya sebagai kepala negara). 2. Undang-Undang tidak memiliki masa batas waktu dan akan terus berlaku jika undang- undang tersebut belum dicabut, sedangkan Perpu sifatnya hanya sementara (paling lama hanya 1 tahun, dan kemudian harus dikaji ulang oleh DPR, bisa kemudian ditetapkan sebagai undang-undang ataupun tidak). 3. Undang-Undang dibentuk dalam keadaan yang normal (tidak sedang terjadi apa-apa), sedangkan Perpu dibentuk karena diasumsikan negara sedang dalam keadaan kacau atau abnormal. 4. Pengawasan Undang-Undang melalui mekanisme judicial review, sedangkan Perpu pengawasannya melalui mekanisme political review.