Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat negara kita, negara Republik Indonesia,
yang menjadi landasan supremasi hukum di negara kita yang menjadi tolak ukur
bagi perjalanan negara kita dari waktu disahkannya Pancasila sebagai dasar
negara.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia mengalami berbagai macam intrepretasi dan manipulasi
politik sesuai dengan kepentingan penguasa. Di dalam sila yang pertama jelas
sekali tersebut berbunyi “Ketuahanan Yang Maha Esa” yang begitu bermakna
dalam kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia yang beragama. Kewajiban
beragama bagi warga negara Indonesia adalah tiada adanya paksaan, boleh
memilih sesuai hati nuraninya, karena dilindungi oleh UUD 1945
Jika kita melihat semua kejadian yang terjadi di indonesia sekarang,
timbulnya ajaran agama baru dan runtuhnya toleransi umat beragama. kejadian-
kejadian itu bersumber pada perbedaan dan ketidakcocokan ideologi Pancasila
sebagai ideologi negara Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan
kata lain mereka yang melakukan kudeta atas dasar keyakinan akan prinsip yang
mereka anut adalah yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang berlatar
belakang prinsip agama.
B. Rumusan Masalah
1. KETELADANAN
5
Syahrial Syarbani. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2004), hlm 72
perbuatan yang kita lakukan harus dilandasi iman dan takwa sebab perbuatan ini
akan diteladani oleh penerus kita.6
Untuk mengembangkan sikap iman dan takwa kepada Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari, diperlukan bimbingan. Bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara
penyuluhan, penerangan, dan ceramah. Baik dari pemuka masyarakat, pemimpin
atau tokoh agama. Dalam memberikan bimbingan ini, terutama kita harus berbuat
baik. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal-hal
yang diberikan dalm bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai berikut.
d) Kita tidak boleh merusak alam dan lingkungan. Karena alam dan
lingkungan seperti gunung, hutan, laut, udara adalah ciptaan Tuhan
6
Ibid., 73
7
Ibid., 74
Untuk Menumbuhkan kesadaran terhadap Nilai-nilai Pancasila, tentunya
kita harus terlebih dahulu mengetahui faktor Penyebab Lunturnya Nilai-nilai
Pancasila, berikut adalah Faktor-faktor Negatif terhadap Nilai-nilai Pancasila :
Agama selalu membawa manusia pada jalan yang benar. Agama mengajarkan kita
untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Jika kurangnya pegangan seseorang pada
ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya.
Namun, jika setiap orang utamanya generasi muda teguh dengan keyakinannya
kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu
adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya
sendiri atau kekuatan pengontrol dalam dirinya, tidak mau melanggar hukum-
hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
remaja dari agama, semakin sulit memelihara moral dalam diri remaja itu, dan
semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak,
hukum dan nilai moral.8
Remaja adalah aset bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan
Pancasila masih sangat kurang. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai
pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi
belakangan ini remaja semakin mengarah kepada paham barat yang identik
dengan hidup bebas sebebas-bebasnya. dan mereka mereka seakan telah lupa
memiliki dasar negara sendiri yaitu Pancasila.
8
Yudi Latif. Falsafah Kebudayaan Pancasila nilai dan Kontradiksi Sosialnya, (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2016), hlm 52
3. Kurang Efektifnya Pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah
tangga, sekolah maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semestinya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak
anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak
lahir, belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu
batas – batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik, anak-anak akan
dibesarkan tanpa mengenal moral. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga
bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan
buruk, melainkan harus dibiasakan.9
5. Efek Globalisasi
9
Ibid., hlm 53
10
Ibid., hlm 54
Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
remaja di Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat.
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal tersebut ditunjukkan dengan gejala – gejala yang muncul dalam kehidupan
sehari – hari generasi muda jaman sekarang. Pertama, dari cara berpakaian banyak
remaja – remaja yang bergaya layaknya selebritis yang cenderung kebaratan.
Mereka memakai pakaian yang minim bahan. Padahal cara berpakaian tersebut
jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Kedua, teknologi internet bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Teknologi
internet dapat memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah
oleh siapa saja. Apalagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan sehari –
hari. Jika digunakan dengan semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang
berguna. Namun jika disalahgunakan akan membawa dampak buruk bagi kita.
Rasa sosial terhadap masyarakat akan memudar karena mereka lebih memilih
berkicau di media sosial dan lebih sibuk memegang handphone masing – masing.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan
santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan
sekitarnya.11
Setelah cukup banyak kita menteliti sedikit tentang faktor lunturnya Nilai-nilai
Pancasila, Maka dari itu perlu dilaksanakan antisipasi untuk mengatasi
menumbuhkan nilai – nilai Pancasila dan nasionalisme, antara lain:
11
Ibid., hal 56
c) Pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat menjadi
pedoman dan landasan bagi generasi muda.
d) Menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk
membangkitkan semangat Pancasila.
e) Menumbuhkan semangat nasionalisme, misalnya mencintai produk dalam
negeri.
f) Menanamkan dan mengamalkan nilai – nilai Pancasila dengan sebaik –
baiknya.
g) Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dan keyakinan dengan
sebaik – baiknya.
h) Lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ekonomi,
maupun budaya bangsa.12
29 April 1945
06 Agustus 1945
12
Ibid., hlm 57
Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal
Jepang sedang menjajah Indonesia.13
07 Agustus 1945
9 Agustus 1945
Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara
Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia
untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
10 Agustus 1945
Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu,
yang membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya.
saat kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan
Indonesia.
15 Agustus 1945
16 Agustus 1945
Dinihari Para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas
Dengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Wikana dan Mr. Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput
Soekarno dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta
awalnya ia dibawa ke rumah nishimura baru kemudian di bawa kembali ke rumah
Laksamana Maeda. untuk membuat konsep kemerdekaan. Teks porklamasi pun
disusun pada dini hari yang diketik oleh Sayuti Malik.
17 Agustus 1945
13
Rizki Lesus, Perjuangan yang Dilupakan, (Yogyakarta : Pro U Media, 2017), hlm 48
Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi
dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah
Putih yang dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut
gembira oleh seluruh rakyat Indonesia.14
18 Agustus 1945
Berikut isi teks proklamasi yang telah dikonsep oleh Ir. Soekarno
Proklamasi
Soekarno/Hatta15
14
Ibid., 49
15
Ibid., 51
sebelum abad 20 dengan ditandai adanya sifat kedaerahan, akan tetapi, rasa
senasib sepenanggungan yang ditunjukkan oleh para pejuang dan pandahulu kita
telah mencerminkan adanya benih-benih yakni semangat kebangsaan, yang pada
gilirannya kelak akan membentuk keutuhan bangsa Indonesia. Memasuki pada
abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat, dengan
munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik awal
kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti contohnya
Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat
Islam. Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya
Integrasi Sosial dan Kultural. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam
panggung sejarah Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan
untuk menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada
28 Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta dalam
pembentukan integrasi nasional. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan
bangsa Indonesia di dalam bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa.
Berbagai cobaan yang mengguncang keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan
bahaya terhadap suatu negara yang tengah membangung keutuhan bangsa harus
bisa dihadapi.16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Dikutip dari Website https://brainly.co.id/tugas/5778085 pada : pada 22 oktober pukul
22.04
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang hanya ada di
negara kita. Sebagai dasar negara, Pancasila merupkan hasil rumusan dari nilai-
nilai dan norma-norma yang berakar dan tumbuh dalam dan dari kepribadian
bangsa Indonesia yang dijiwai oleh agama yang hidup di negara ini. Dalam
Pancasila telah dijamin kebebasan hidup beragama terutama pada sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kita wajib mengakui dan meyakini, bahwa di luar alam semesta ini masih
ada zat yang sempurna, yaitu Tuhan pencipta atau Al-Khalik. Tuhan pencipta
alam semesta sekaligus sebagai pengatur. Kepercayaan dan ketakwaan kepada
Tuhan dapat dibuktikan melalui amal perbuatan kita.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dikutip dari Website https://brainly.co.id/tugas/5778085 pada : pada 22 oktober
pukul 22.04