Anda di halaman 1dari 3

Fugsi Reaksi Anabolisme dalam Tubuh

Proses Metabolisme Konstruktif

maksud dari metabolism konstruktif yaitu ;

1. Membangun sel-sel baru didalam tubuh


2. Memelihara jaringan tubuh
3. Peningkatan ukuran tubuh.

suatu proses yang melibatkan sintesis molekul kompleks dan menggunakan energi yang
dihasilkan reaksi katabolisme, serta kemudian dipengaruhi oleh segala macam hormon
serta enzim. Contoh dari adanya proses anabolisme antara lain ialah seperti pada
pertumbuhan serta juga mineralisasi tulang, dan juga pada peningkatan massa otot.

Intinya, proses anabolisme sangat penting bagi tubuh. Karena tanpa proses ini,
kelangsungan pertumbuhan dan sel-sel di dalam jaringan dan organ tubuh tidak akan
terjadi.

Peranan Hormon Pada Rekasi Anabolisme

Hormon-hormon dibawah ini dikategorikan yakni sebagai hormon anabolic :

 Hormon pertumbuhan.
Hormon ini dibuat pada kelenjar pituitari (kelenjar kecil di sebelah bawah otak). Hormon
ini sangat penting dalam pertumbuhan tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal.
Untuk anak-anak, hormon ini membantu menjaga komposisi tubuh yang sehat. Untuk
orang dewasa, hormone pertumbuhan bertindak sebagai penyeimbang distribusi lemak
serta menjaga kesehatan tulang dan otot.
Kekurangan hormone pertumbuhan paling sering terjadi pada anak-anak dan bisa
mengakibatkan panjang atau tinggi anak berada di bawah rata-rata serta pubertas yang
terlambat.
 Insulin-like growth factors (IGF-1 dan IGF-2).

Insulin-like growth factors menstimulasi produksi protein dan lemak. IGF-I dan IGF-2, yang
bekerja sama dengan hormon pertumbuhan, berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tulang serta berbagai jaringan tubuh, termasuk kelenjar susu dan dalam
terjadinya proses reproduksi (prokreasi). Hormon ini mengendalikan produksi hormon
pertumbuhan oleh kelenjar hipofisis (pituitari), serta kadar gula dalam darah.

 Insulin.

Hormon ini dibuat oleh kelenjar pankreas. Insulin bertugas mengatur kadar glukosa (gula)
dalam darah, membantu tubuh mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi, dan
membantu menyimpan cadangan energi. Sel tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa
tanpa insulin.

Resitensi insulin, Kondisi ini terjadi ketika sel di dalam tubuh tidak dapat merespons sinyal
yang dikirim hormon insulin. Akibatnya, tubuh tidak bisa mengonversi gula (glukosa) yang
ada dalam darah menjadi energi. Untuk menambal kekurangan energi ini, pankreas
memproduksi lebih banyak insulin. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, maka level gula
darah Anda akan meningkat dan mengakibatkan Anda berisiko terkena diabetes tipe 2,
obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga sindrom metabolik.

 Testosteron.

Testosteron adalah hormon laki-laki yang diproduksi di testis. Testosteron menyebabkan


terbentuknya sperma dan perkembangan karakteristik seks pria, seperti suara yang lebih
berat, otot yang lebih besar, dan pertumbuhan rambut di wajah serta tubuh. Hormon
testosteron memainkan peran penting di seluruh tubuh karena berdampak kepada otak,
tulang serta massa otot, distribusi lemak, sistem pembuluh darah, tingkat energi, serta
organ dan fungsi seksual. Tidak hanya pada pria, hormon testosteron juga diproduksi
dalam tubuh wanita, namun jumlahnya lebih sedikit. Pada wanita, hormon ini diproduksi di
dalam ovarium.

Pada pria, kadar testosteron yang terlalu tinggi akan mengakibatkan banyak masalah
kesehatan, misalnya jumlah sperma yang sedikit, pembengkakan prostat, hingga sakit
kepala. Pada wanita, hormon testosteron yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan
sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi ini ditandai dengan munculnya kumis dan
jenggot, siklus menstruasi tidak beraturan, hingga kenaikan berat badan.

Sebaliknya, hormon testosteron juga bisa menyusut dan membuat proses anabolisme
terganggu. Hal ini biasanya ditandai dengan mudah lelah

 Estrogen.

Estrogen adalah hormon wanita yang diproduksi di dalam ovarium (dan plasenta selama
kehamilan). Hormon estrogen bertanggung jawab dalam memperkuat jaringan tulang,
mengembangkan karakteristik bentuk tubuh perempuan, seperti payudara, berperan
dalam penebalan jaringan di rahim (endometrium), dan mengatur siklus menstruasi.
Dalam jumlah kecil, estrogen juga diproduksi di jaringan lemak dan otot. Ini adalah sumber
utama estrogen pada wanita yang telah melalui masa menopause. Pria juga memproduksi
hormon estrogen, namun jumlahnya lebih sedikit.

Jika kadar hormon estrogen di dalam tubuh terlalu tinggi, Anda bisa mengalami penyakit
tiroid, penggumpalan darah, serangan jantung, stroke, hingga kanker payudara maupun
rahim. Pada pria, tingginya kadar estrogen dapat mengakibatkan depresi.

Sebaliknya, bila hormon estrogen di dalam tubuh terlalu rendah, Anda akan mengalami
mood swing, kelelahan, susah fokus, hingga rasa sakit saat berhubungan seksual. Tulang
pun menjadi lebih rawan retak karena kepadatannya berkurang seiring dengan sedikitnya
estrogen di dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai