Makalah Agroindustri Tentang Budidaya Dan Pengembangan Singkong
Makalah Agroindustri Tentang Budidaya Dan Pengembangan Singkong
NIM : F1D213010
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "agroindustri pada singkong". Atas dukungan
moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada sgenap pihak yang telah membantu
pembuatannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini pada tugas-tugas makalah kedepannya.
Jeffri Norris
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan sektor
AGROINDUSTRI, yang memang sudah merupakan ciri utama dan mayoritas
kehidupan masyarakat di negara kita, dimana sebagian besar penduduknya
bertempat tinggal di pedesaan dengan hidup mengandalkan dari sektor pertanian
dan dapat mengoptimalkan lahan – lahan yang belum maksimal produksi sehingga
apabila kegiatan – kegiatan tersebut tumbuh kembangkan oleh pemerintah daerah
dan masyarakatnya, akan diperoleh beberapa keuntungan yaitu :
Optimalisasi lahan – lahan yang belum dan dalam rangka membangun agro
bisnis dan agro industri yang terintegrasi sangat membutuhkan dukungan dari
pemerintah, seperti yang dilakukan leh PEMPROV. Jawa Barat dengan
mengeluarkan PERDA Propinsi Jawa Barat No. 1 tahun 2001 Tentang rencana
Strategi Propinsi Jawa barat tahun 2001 – 2005, dimana didalamnya memuat
aspek pemanfaatan lahan tidur secara optimal guna meningkatkan prouktivitas
pertanian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dengan demikian maka secara otomatis kebutuhan akan bahan baku juga
akan terdongkrak yang dapat berakibat terjadinya persaingan antara produsen
bahan bakar dengan produsen bahan pangan dan ini tentu akan menyebakan
kenaikan harga bahan pangan seperti yang telah terjadi pada Jagung, Gandum,
CPO dan juga Singkong
Sebagai subtitusi dari tepung terigu maka perlu dilakukan sosialisasi dalam
penggunaan bahan pangan pengganti yang dapat bersaing dengan gandum sebagai
bahan dasar pembuatan makanan. Tepung singkong atau tepung tapioka
mempunyai potensi sebagai bahan pengganti karena kemudahan dalam
penanaman bahan baku, pengolahan serta harga yang relatif murah
Ekspor singkong Indonesia dalam bentuk gaplek (keratan ubi singkong yang
dikeringkan), tepung gaplek, ataupun tepung tapioka cukup meyakinkan dan dapat
bersaing, seperti gaplek Indonesia yang sangat terkenal di mancanegara, terutama
di Uni Eropa, selain itu singkong dapat diolah menjadi Tepung, Gula tepung dan
Gula Cair ( Fruktosa & Glukosa ), Cassava Chips dll.
2. faktor polusi bahan bakar fosil yang merugikan lingkungan hidup, mau
tidak mau memaksa umat manusia untuk memikirkan alternatif energi yang
lebih terjamin pengadaannya serta ramah terhadap lingkungan.
Terdapat beberapa hal yang bisa dipelajari dari Brazil dalam implementasi
bioethanol, yakni:
4. Perlu sinergi antar instansi serta antara pemerintah pusat dan daerah dalam
rangka penyediaan bahan baku, pemrosesan, serta distribusi bahan bakar
bioethanol.
5. Penggunaan bahan bakar ethanol (murni ataupun campuran dengan
gasolin) diperhitungkan telah menekan emisi CO2 di Brazil dari tahun
1995-2010 sebesar 293 ton (hipotesis rendah) hingga 461 ton (hipotesis
tinggi). Ini berarti emisi CO2 tahunan yang bisa dikurangi di Brazil adalah
sekitar 12% bila menggunakan hipotesis tinggi (Riberio dkk, 1997).
Sumber etanol tidak hanya berasal dari tebu dan singkong melainkan juga bisa
didapatkan dari jagung, ubi jalar, sorgum, sweet sorgum, kentang, beet dan juga
padi dengan efisiensi etanol yang tertinggi berasal dari jagung yang jumlahnya
mencapai 400 liter per 1000 kilogram. Diikuti tetes tebu yang mencapai 250 liter
per 1000 kilogramnya dan ubi kayu sejumlah 166,6 liter per kilogramnya.
Namun, bila diimplementasikan dari hasil panen masing-masing jenis tanaman
maka tanaman yang menghasilkan etanol dengan produktivitas tertinggi adalah
tebu disusul dengan ubi kayu.
2.3 PEMBAHASAN
AGROINDUSTRI SINGKONG SEBAGAI SOLUSI
Indonesia sebagai negara agraris seharusnya dapat memanfaatkan
momentum saat ini untuk mulai menggalakkan lagi sektor industri pertaniannya
mengingat tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan lahan yang sangat besar serta
didukung pula oleh ektor tenag kerja yang melimpah.
KADAR NUTRISI
Kalori 146 kal
Air 62,5 gram
Phosphor 40 mg
Karbohidrat 34 gram
Kalsium 33 mg
Vitamin C 30 mg
Protein 1,2 gram
Besi 0,7 mg
Lemak 0,3 gram
Vitamin B1 0,06 mg
Berat dapat dimakan 75 gram
FLEKSIBILITAS HASIL PRODUK DAN KEMUDAHAN
TEKNOLOGI PRODUKSI
Berdasarkan pada hasil survey dan analisa pasar, kebutuhan berbagai jenis
industri yang memanfaatkan singkong sebagai bahan baku sangat besar karena
singkong dapat menghasilkan hingga 14 macam produk turunan yang digunakan
oleh industri makanan, industri farmasi, industri kimia, industri bahan bangungan,
industri kertas dan Industri biofuel, sedangkan dari segi teknologi pemanfaatan
singkong sebagai bahan pangan ataupun sebagai bahan bakar bukanlah sebuah
teknologi baru apalagi teknologi yang tidak terjangkau bagi bangsa kita.
Toothpaste 45%
Vitamin C 20%
Food & Beverages 15%
Pharmacy 5%
Chemical Industry 5%
Others 10%
2. Sorbitol Syrup, adalah gula rendah kalori yang memiliki rasa dingin dan manis,
dan digunakan sebagai humectant.
3. Sorbitol Bubuk, dihasilkan dari proses kristalisasi dan tingkat kemurniannya
sangat tinggi (lebih dari 99.5%). Dibandingkan dengan pemanis lain, Sorbitol
bubuk memiliki efek pendingin, dan banyak digunakan dalam pembuatan permen
karet.
4. Glucose Syrup, hasil hidrolis tepung yang terdiri dari unsure dextrose, dextrin,
maltose dan air. Berasa manis dan berbentuk cairan kental berwarna bening
kekuningan. Jika dicampur dengan air dapat digunakan dalam pembuatan gula-
gula.
5. Maltodextrine, dihasilkan dari proses hidrolis parsial tepung dengan enzim.
Produk ini digunakan dalam pembuatan susu bubuk dan makanan olahan.
6. Dextrose Monohydrate, adalah sakarida D-glukosa yang dimurnikan dan
berbentuk kristal. D- glukosa memiliki rasa manis, berwarna putih, larut dalam air
dan mudah dicerna dalam proses metabolisme tubuh maupun fermentasi dengan
ragi. Bahan ini digunakan untuk pembuatan permen, roti dan makanan olahan.
7. Maltitol, hasil dari proses hidrogenasi maltose, banyak digunakan dalam
pembuatan makanan dan minuman bebas gula karena memiliki daya serap yang
tinggi. Maltinol digunakan untuk membuat makanan dan minuman penderita
diabetes, orang yang sedang menjalani diet dan untuk membuat makanan yang
tidak merusak gigi
Sebagai bahan baku industri non pangan
a. Perekat
b. Pemutih Kertas
c. Campuran Bubur Kertas
d. Plastik Laminasi
e. Pakan Ternak
TEKNOLOGI PERTANIAN
Dengan semakin meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan produk
berbasis singkong maka permintaan dan kebutuhan akan bibit juga semakin
meningkat, hal ini menyebabkan berbagai Institusi Penelitian dan Pengembangan
dalam bidang Agrikultur terus menerima permintaan baik dalam bentuk bibit
maupun sekedar referensi dan makalah penelitian.
Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan
untuk industri.
Adira 1
Malang 1
Malang 2
Darul Hidayah.
Adira 2
Adira 4
Malang 4
Malang 6
UJ 5
dan UJ 3.
1. Lahan
2. Bibit
3. Pupuk
4. Biaya garapan
5. Penyiangan rumput
6. Biaya panen
7. Biaya angkut
Tekstur
Lebih diminati oleh industri perekat karena membuat perekat lebih cair,
halus dan stabil
c. full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari
proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full
otomate ini memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga
kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka berkualitas.
3. Pemarutan
Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses
lebih lanjut
4. Pemerasan/Ekstraksi
a. Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan
kain saring, kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang
diperoleh adalah pati yang ditampung di dalam ember.
b. Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong
diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan
tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati yang
dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik
a. Penjemuran
Teknik ini membutuhkan luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas
karena menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan
penjemuran tidak mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam ‘green house’ yang
didayagunakan sebagai ‘oven’
b. Pengeringan Hibrida
Dalam hal ini proses ekstrak pati singkong jauh lebih sederhana karena
hanya sedikit sekali substansi sekunder seperti misalnya protein, pada singkong
ditambah lagi hasil terbaik dalam ekstraksi Pati Singkong dapat dihasilkan hanya
dengan tambahan air, hal ini membuat pengolahan singkong sebagai Pati dan
Tepung sangat sesuai untuk negara berkembang dan industri rural
Likuifikasi
Sakarifikasi
Purifikasi ( Pemurnian )
3. PENGOLAHAN ETHANOL
Ethanol diperoleh dari hasil fermentasi gula, selulosa atau hasil konversi pati.
Diluar kegunaannya sebagai bahan pangan dan farmasi ethanol telah menjadi
alternatif bagi pengembangan BioFuel di berbagai negara berkembang, antara lain
karena :
Tidak beracun
Tidak menyebabkan polusi udara atau kerusakan lingkungan )*
Tidak menghasilkan GHG ( Green House gas ) seperti karbon )*
Mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi daripada minyak fosil
Bahan mentah yang baik untuk kimia sintetis
Ethanol mengurangi ketergantungan negara akan minyak bumi dan
sebagai pendapatan non-migas
)* NOTE : Deforestisasi akibat pembukaan lahan besar – besaran untuk menanam
tanaman penghasil ethanol akan mengurangi penyerapan karbon, dan proses
konversi yang tidak optimal seperti pada produksi skala rumahan akan
menghasilkan Karbon dalam jumlah besar sehingga dapat dikatakan bahwa
BioFuel BUKAN sebuah solusi bagi Global Warming & Global Climate Change.
LIMBAH
Pengolahan Singkong menjadi Pati ataupun produk turunannya dipastikan
akan menghasilkan sisa produksi berupa limbah padat dan cair. Limbah berupa
onggok ini masih dapat dimanfaatkan karena masih mengandung beberapa unsur
nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan ternak.
I. Limbah padat seperti kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan
pupuk, sedangkan onggok (ampas) dapat digunakan sebagai sebagai bahan baku
pada industri pembuatan saus, campuran kerupuk, obat nyamuk bakar dan pakan
ternak.
II. Limbah cair dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan ladang, selain itu
limbah cair pengolahan tapioka dapat diolah menjadi minuman nata de cassava.
III. Daun singkong dapat juga digunakanan untuk fortifikasi limbah untuk pakan
ternak karena daun singkong mengandung nilai protein yang cukup tinggi
Bibit singkong jenis unggul saat ini sangat mudah didapatkan. Untuk jenis
singkong sambung dapat dibeli di daerah lampung dan garut sedangkan untuk
jenis darul hidayah dapat dibeli di daerah sukabumi.
1. WEAKNESS
Seperti yang telah diketahui, usaha agro kultur adalah usaha dimana return
tidak dapat didapatkan dalam hitungan hari. Angka 1 tahun sebelum menikmati
return adalah waktu yang sangat wajar terjadi di bidang agro kultur, namun angka
ROI yang besar seharusnya dapat menutupi kelemahan dalam hal masa investasi.
Singkong juga merupakan tanaman yang lama – kelamaan akan mengikis
unsur hara pada lahan yang digunakan. Hal ini disebabkan karena ikut
terangkatnya hara tanah pada saat panen. Solusi untuk hal ini telah melalui
penelitian berbagai institusi terkemuka dan didapatkan kesimpulan bahwa
pengembalian tanah yang turut terangkat bersama umbi adalah salah satu cara
mempertahankan kekayaaan tanah disamping tentu perlunya teknik dan program
pemupukan dalam kerangka jangka panjang. Sistem pertanian organik walaupun
lebih memakan biaya, namun menurut penelitian mampu menjaga unsur nutrisi
tanah sehingga tanah tetap dalam kondisi subur dalam jangka panjang.
1. OPPORTUNITY
Kebutuhan pasar singkong yang selama ini didominasi oleh pabrikan
tapioka sehingga menurunkan bargaining power petani singkong sudah berakhir
dengan meluncurnya trend pengolahan biofuel berbahan dasar singkong yaitu
ethanol. Perebutan bahan baku telah memicu kenaikan harga bahan baku di pasar
singkong yang ditandai dengan kolapsnya beberapa pabrik pengolahan tapioka
yang masih mempertahankan sistem purchasing gaya lama ( mempermainkan
harga di tingkat petani) karena tidak mendapatkan suplai bahan baku. Kenaikan
harga hingga 50 % dan minimnya pasokan singkong telah membuat komoditas ini
mengalami apresiasi dan kestabilan harga.
1. THREAT
Ancaman terbesar terhadap usaha budidaya dan agroindustri singkong
terletak pada permainan harga di tingkat petani. Petani yang kurang mempunyai
akses kepada informasi terkini tentang kondisi pasar tentu akan sangat mudah
diprovokasi oleh tengkulak dan pengusaha.
Ancaman hama terutama adalah babi hutan dan tikus yang termasuk sulit
untuk dikendalikan. Sedangkan hama penyakit dan serangga pada tanaman
singkong relatif sedikit dan dapat diatasi dengan sedikit pemakaian insektisida.
Pemakaian sumur artesis ( bor ) juga dimaksudkan untuk mencegah residu
pupuki kimia, pestisida dan herbisida yang berasal dari lahan sawah dan pertanian
yang dewasa ini sangat boros dalam penggunaan pupuk dan pembasmi hama,
biasanya banyak teraliri melalui saluran irigasi.
LAMPIRAN
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan sektor
AGROINDUSTRI, yang memang sudah merupakan ciri utama dan mayoritas
kehidupan masyarakat di negara kita, dimana sebagian besar penduduknya
bertempat tinggal di pedesaan dengan hidup mengandalkan dari sektor
pertanian dan dapat mengoptimalkan lahan – lahan yang belum maksimal
produksi sehingga apabila kegiatan – kegiatan tersebut tumbuh kembangkan
oleh pemerintah daerah dan masyarakatnya, akan diperoleh beberapa
keuntungan yaitu :
UNIDO (UN Industrial Development Organization) sudah sejak awal tahun 1980-
an menerbitkan beberapa laporan tentang potensi singkong atau ubi kayu
atau manioc, terutama di negara berkembang seperti di Indonesia yang memiliki
lahan luas dan subur karena permintaan pasar produk singkong tersebut dalam
berbagai bentuk, mulai dari bahan mentah, gaplek, tepung gaplek, tepung
tapioka dan tentu saja sebagai bahan baku ethanol sangat tinggi
Singkong cukup potensial untuk dikembangkan karena singkong merupakan
tanaman yang sudah sangat dikenal oleh petani dan dapat ditanam dengan
mudah. Singkong juga merupakan tanaman yang sangat fleksibel dalam usaha
tani dan umur panen. Lahan untuk tanaman singkong tidak harus khusus, dan
tidak memerlukan penggarapan intensif seperti halnya untuk tanaman
hortikultura lainnya, misal sayuran.
Ada lebih dari 30 jenis umbi-umbian yang biasa ditanam dan dikonsumsi rakyat
Indonesia. Dibandingkan dengan padi, membudidayakan umbi-umbian itu jauh
lebih mudah dan murah. Sebagai contoh, menanam ubi kayu secara intensif
membutuhkan biaya hanya sepertiga dari biaya budidaya padi. Di sisi lain,
kandungan karbohidrat umbi-umbian juga setara dengan beras.
Teknik pengolahan singkong yang sangat sederhana bahkan sudah dikenal sejak
zaman nenek moyang kita, bahkan untuk pengolahan ethanol telah terbukti
dengan adanya berbagai makanan dan minuman khas seperti Brem, Tuak, Arak
dan berbagai macam olahan yang mengandung alkohol pada minuman tersebut
sebagai hasil dari proses fermentasi dan atau destilasi
Produk ini banyak digunakan dalam industri produk konsumen dan farmasi di
seluruh dunia sebagai bahan baku utama pembuatan pasta gigi, produk
kosmetik, vitamin C dan produk makanan.
Toothpaste 45%
Vitamin C 20%
Pharmacy 5%
Chemical Industry 5%
Others 10%
2. Sorbitol Syrup, adalah gula rendah kalori yang memiliki rasa dingin dan manis,
dan digunakan sebagai humectant.
3. Sorbitol Bubuk, dihasilkan dari proses kristalisasi dan tingkat kemurniannya
sangat tinggi (lebih dari 99.5%). Dibandingkan dengan pemanis lain, Sorbitol
bubuk memiliki efek pendingin, dan banyak digunakan dalam pembuatan
permen karet.
4. Glucose Syrup, hasil hidrolis tepung yang terdiri dari unsure dextrose, dextrin,
maltose dan air. Berasa manis dan berbentuk cairan kental berwarna bening
kekuningan. Jika dicampur dengan air dapat digunakan dalam pembuatan gula-
gula.
5. Maltodextrine, dihasilkan dari proses hidrolis parsial tepung dengan enzim.
Produk ini digunakan dalam pembuatan susu bubuk dan makanan olahan.
6. Dextrose Monohydrate, adalah sakarida D-glukosa yang dimurnikan dan
berbentuk kristal. D- glukosa memiliki rasa manis, berwarna putih, larut dalam
air dan mudah dicerna dalam proses metabolisme tubuh maupun fermentasi
dengan ragi. Bahan ini digunakan untuk pembuatan permen, roti dan makanan
olahan.
7. Maltitol, hasil dari proses hidrogenasi maltose, banyak digunakan dalam
pembuatan makanan dan minuman bebas gula karena memiliki daya serap yang
tinggi. Maltinol digunakan untuk membuat makanan dan minuman penderita
diabetes, orang yang sedang menjalani diet dan untuk membuat makanan yang
tidak merusak gigi
HASIL OLAHAN PANGAN BERBASIS SINGKONG
Memilih terigu menjadi alternatif pangan pokok, ternyata bukan pilihan yang
dapat menyelesaikan masalah, tetapi terbukti menimbulkan masalah baru yang
tidak kalah pelik. Saat ini industri yang berbahan baku terigu, baik industri besar
maupun industri kecil, serta konsumen rumah tangga yang sudah tergantung
terigu makin menjerit karena harga terigu yang terus melambung.
Sebagai subtitusi dari tepung terigu maka perlu dilakukan sosialisasi dalam
penggunaan bahan pangan pengganti yang dapat bersaing dengan gandum
sebagai bahan dasar pembuatan makanan. Tepung singkong atau tepung
tapioka mempunyai potensi sebagai bahan pengganti karena kemudahan dalam
penanaman bahan baku, pengolahan serta harga yang relatif murah
Ekspor singkong Indonesia dalam bentuk gaplek (keratan ubi singkong yang
dikeringkan), tepung gaplek, ataupun tepung tapioka cukup meyakinkan dan
dapat bersaing, seperti gaplek Indonesia yang sangat terkenal di mancanegara,
terutama di Uni Eropa, selain itu singkong dapat diolah menjadi Tepung, Gula
tepung dan Gula Cair ( Fruktosa & Glukosa ), Cassava Chips dll.
Terdapat beberapa hal yang bisa dipelajari dari Brazil dalam implementasi
bioethanol, yakni:
Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan
dan untuk industri.
Organisme tanah memanfaatkan bahan organik itu sebagai sumber energi. Lalu
melalui asam humiknya, organisme ini dapat mempertahankan struktur tanah,
sehingga sifat fisik tanah seperti infiltrasi dan drainase baik untuk pertumbuhan
tanaman. Selain itu asam humik juga memegang peranan penting dalam
menonaktifkan senyawa racun seperti Aluminium.
Data dan Fakta diatas menunjukkan bahwa skema pemupukan yang disarankan
adalah dengan menggunakan pupuk organik seperti kompos maupun kotoran
hewan dan daun – daunan. Dengan perawatan tanaman sekaligus lahan dengan
teknik organik diharapkan produktivitas tanaman akan tinggi karena kebutuhan
nutrisi tanah terpenuhi sekaligus menjaga matinya tanah yang disebabkan oleh
‘terkikis’nya unsur hara oleh tanaman tersebut.
Bahkan seiring dengan meningkatnya harga secara stabil yang disebabkan oleh
tingginya permintaan produk, terutama dalam bentuk gaplek, tepung gaplek dan
tepung tapioka, menyebabkan semakin banyak petani berdasi yang saat ini mulai
membudidayakan singkong dengan luas tanam di atas 50 ha, terutama di
Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
V. KESIMPULAN
Singkong layak dijadikan komoditas Agro Industri
Dengan teknik pengolahan yang sederhana dapat memenuhi kebutuhan dari hulu
hingga hilir