Anda di halaman 1dari 7

Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No.

06 Tahun 2016

PENGEMBANGAN ANEKA PRODUK OLAHAN BERBASIS UBIKAYU DAN RESPON


PETANI TERHADAP PENGOLAHAN UBIKAYU DI KABUPATEN BANDUNG
“Study Kasus di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat”
Adetiya Rachman, Yanto Surdianto dan Oswald Marbun
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat,
Jl. Kayuambon No. 80, Lembang-Bandung Barat 40391

ABSTRAK
Ubikayu (Manihot utilissima) merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan setelah padi di Jawa Barat dengan produksi
mencapai 2 juta ton per tahun. Produksi ubikayu di Jawa Barat merupakan tanaman pangan terbesar setelah padi, namun kontribusi
terhadap pendapatan petani masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan rendahnya harga di tingkat petani serta dan belum
diterapkan sepenuhnya usaha diversifikasi produk. Pemanfaatan ubikayu hingga saat ini sebagian besar masih terbatas dipasarkan
dalam bentuk segar atau diolah menjadi pati/tepung tapioka. Pengolahan tepung tapioka menghasilkan rendemen yang relatif rendah
dan permasalahan limbah onggok/ampas yang dihasilkan. Inovasi pengolahan produk ubikayu menjadi tepung mocaf (modified
cassava flour) yang menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dengan minim limbah mampu memberikan nilai tambah yang lebih
besar sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan petani. Teknologi pengolahan mocaf dan produk olahan berbasis ubikayu
banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jawa Barat telah
mengembangkan teknologi pengolahan mocaf dan aneka produk olahan berbasis ubikayu yang dilaksanakan di Desa Cimenyan,
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengembangan aneka produk
olahan berbasis ubikayu mendapat respon postitf dengan 82,34% petani menyatakan pengolahan ubikayu penting dilakukan dan
94,12% menyatakan ubikayu lebih baik dijual dalam bentuk segar. Bentuk olahan ubikayu telah berkembang dari semula hanya tape
menjadi tepung, mie, rasi (beras singkong), kerupuk, kastangel dan brownies kasava. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan
aneka olahan ubikayu berkisar antara 225 – 1.562%.
Kata Kunci : Produk olahan, ubikayu, respon petani

PENDAHULUAN pangan alternatif seperti gaplek, beras jagung,


Ubikayu (Manihot esculentas CRANTZ) sagu ataupun ubi jalar, namun fakta yang
merupakan salah satu komoditas utama tanaman dihadapi menunjukkan bahwa terigu lebih
pangan setelah padi di Jawa Barat dengan adaptif dan adoptif daripada pangan domestik.
produksi mencapai 2 juta ton per tahun (BPS, Hal ini antara lain disebabkan minimnya
2016). Kabupaten Bandung merupakan salah diversifikasi produk dan kurangnya sosialisasi
satu daerah sentra produksi ubi kayu di Provinsi pangan alternatif pengganti beras. Ubikayu
Jawa Barat. Penentuan Kabupaten Bandung memiliki potensi sebagai pangan pokok
sebagai sentra produksi ubi kayu di Jawa Barat alternatif mengingat kandungan karbohirat
didasarkan pada rata-rata produksi ubi kayu di yang tinggi menyerupai kandungan karbohirat
Kabupaten Bandung bila dibandingkan dengan pada beras. Pemanfaatan ubikayu hingga saat
kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat, ini sebagian besar masih terbatas dipasarkan
dimana Kabupaten Bandung menempati urutan dalam bentuk segar atau diolah menjadi pati/
ketiga penghasil ubi kayu terbesar dari tahun tepung tapioka
2005 sampai dengan 2008. Pemanfaatan ubi kayu untuk berbagai
Peranan ubikayu dalam perekonomian Jawa produk akhir dapat beragam, baik dimakan
Barat khususnya di Kabupaten Bandung belum langsung, menjadi tepung, keripik atau
menonjol dilihat dari segi pendapatan petani, makanan tradisional lainnya sebesar 27%
pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, dan (Nyoman, 2011). Pengolahan tepung tapioka
sumber devisa. Kodisi tersebut karena ubikayu menghasilkan rendemen yang relatif rendah
dianggap bukan komoditas prioritas sehingga dan permasalahan limbah onggok/ampas yang
kurang mendapat dukungan investasi baik dari dihasilkan. Inovasi pengolahan produk ubikayu
sisi penelitian dan pengembangan, penyuluhan, menjadi tepung mocaf (modified cassava flour)
pengadaan sarana dan prasarana, serta dalam yang menghasilkan rendemen yang lebih tinggi
pengaturan dan pelayanan (Hilman, dkk. 2004). dengan minim limbah mampu memberikan nilai
Program yg digulirkan berhasil meningkatkan tambah yang lebih besar sehingga berpotensi
produksi ubi kayu, namun manfaat & meningkatkan pendapatan petani. Teknologi
dampaknya terhadap ekonomi rumah tangga pengolahan mocaf dan produk olahan berbasis
belum dirasakan sepenuhnya oleh petani. ubikayu telah banyak dihasilkan oleh Badan
Litbang Pertanian (Balitbantan, 2014).
Menurut Sadjad (2000) dalam Widowati
(2003), bahwa walaupun di beberapa wilayah Berdasarkan beberapa permasalahan dan
di Indonesia, penduduk masih mengkonsumsi potensi dari ubikayu tersebut maka Balai

BPTP JABAR 27
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No. 06 Tahun 2016

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) menggunakan pisau atau alat perajang/penyawut


Balitbangtan Jawa Barat mengembangkan atau pengiris keripik. Chips/irisan/sawutan
teknologi pengolahan mocaf dan aneka daging ubikayu selanjutnya difermentasi dengan
produk olahan berbasis ubikayu dalam rangka cara direndam dalam larutan starter bimo-CF
peningkatan kesejahteraan dan nilai tambah dengan dosis 1 gr starter untuk 1 kg daging
petani ubikayu. Fermentasi dilakukan selama 12 jam,
Tujuan dari pengkajian adalah untuk: (1) kemudian chips hasil fermentasi ditiriskan dari
Mengetahui respon dan persepsi petani terhadap larutan dan dipres dengan alat pengepres untuk
teknologi pengolahan aneka produk berbasis mempercepat proses pengeringan. Chips basah
ubikayu, (2) Mengetahui sifat inovasi teknolgi selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur
pengolahan aneka produk berbasis ubikayu, dan atau dengan menggunakan mesin pengering.
(3) Meningkatkan nilai tambah ubikayu melalui Penjemuran dilakukan selama 2-3 hari hingga
pengolahan aneka produk ubikayu. chips rapuh/mudah patah. Chips kering
selanjutnya digiling dengan mesin penepung
METODOLOGI menjadi mocaf. Tepung dikemas dalam plastik
atau wadah tertutup.
Pengkajian dilaksanakan pada bulan Januari
– Desember 2015 di Desa Cimenyan Kecamatan b. Mie Kasava
Cimenyan Kabupaten Bandung. Pengkajian
dilakukan melalui metode pelatihan teknis Pembuatan mie menggunakan bahan
dan praktek langsung pengembangan aneka antara lain tepung kasava/mocaf, tepung terigu,
produk olahan ubikayu dengan melibatkan mentega, garam dan garam alkali. Alat yang
kelompok wanita tani (KWT). Aneka produk diperlulan dalam pembuatan mie yaitu, alat
ubikayu yang diintroduksikan yaitu, tepung pencetak mie dan wadah plastik. Semua bahan
kasava temodifikasi/mocaf, mie kasava, rasi mie dicampurkan dan ditambahkan sedikit air
(beras singkong), kerupuk, brownies dan hingga menyatu. Adonan selanjutnya dibentuk
kastangel kasava. Bahan baku yang digunakan lembaran dengan alat pencetak mie kemudian
untuk pembuatan mocaf yaitu, ubikayu dan dicetak dengan pencetak yang ada pada alat.
starter bimo-CF hasil produksi Badan Litbang
c Rasi (Beras Singkong)
Pertanian. Sedangkan alat-alat yang digunakan
dalam produksi mocaf terdiri atas: pisau Bahan yang diperlukan yaitu ubikayu dan
pengupas, penyawut/perajang, bak perendam, soda kue. Peralatan yang digunakan antara lain
tampah/wadah penjemur, dan alat penepung. pisau, talenan, wadah/baskom plastik dan panci
kukus. Proses pembuatan yaitu ubikayu dikupas
Data yang dikumpulkan dalam pegkajian
dan dipotong kecil tipis memanjang sekira 0,2 x
ini yaitu: (1) Respon dan persepsi petani
2 cm. Soda kue dilarutkan sebanyak 2 % (20 gr
terhadap teknologi yang diintroduksikan
per 1 liter air). Ubikayu direndam dalam larutan
diperoleh melalui wawancara terstruktur
soda kue selama 6 jam
dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis
dianalisis secara deskriptif (Nazir, 1995) dan Ubikayu yang telah direndam kemudian
evaluatif serta analisis kuantitatif sesuai dengan ditiriskan dan dicuci dengan air bersih. Irisan
karakteristik informasi yang dikumpulkan, (2) ubikayu selanjutnya dikukus selama 5 menit.
Peningkatan nilai tambah dianalisis berdasarkan Rasi yang telah matang selanjutnya dikeringkan
harga jual ubikayu dan rendemen produk olahan dalam oven pengering suhu 60oC selama 7-8
yang dihasilkan dan dibandingkan dengan harga jam atau dijemur dibawah sinar matahari. Rasi
jual produk. yang telah kering disimpan dan dikemas dalam
plastik/wadah tertutup. Penyajian rasi dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan cara merendam rasi kering selama 15
menit kemudian dikukus selama kurang lebih
1. Pengembangan aneka produk olahan
15 menit.
ubikayu
a. Mocaf (modified Cassava Flour) d. Kerupuk kasava
Proses pengolahan mocaf dimulai dari Bahan utama kerupuk berbeda dengan
pengupasan dan pencucian daging ubikayu. kerupuk umumnya yang menggunakan tepung
Daging ubikayu kemudian disawut atau dirajang tapioka. Bahan utama kerupuk kasava yaitu

28 BPTP jABAR
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No. 06 Tahun 2016

mocaf, bahan-bahan tambahannya antara bimbingan teknis dalam bentuk pelatihan yang
lain seledri, bumbu royco, bawang putih, dilaksanakan setiap minggu meliputi teori dan
dan ketumbar secukupnya. Alat-alat yang praktek langsung. Tindak lanjut dari kegiatan
diperlukan yaitu pisau, talenan, wadah/baskom pelatihan ini adalah sbb:
plastik, panci kukus. a. KWT di masing-masing desa di Kecamatan
Proses pembuatan dimulai dengan Cimenyan akan mengaplikasikan hasil
mencampur semua bahan kemudian pelatihan dengan membuat kelompok usaha
ditambahkan air hingga kalis kemudian dibentuk pengolahan hasil berbasis ubikayu berbahan
bulat memanjang dan dibungkus daun pisang/ dasar Mocaf.
alumunium foil. Adonan selanjutnya dikukus
selama 45 – 60 menit hingga masak. Adonan b. b. Tepung mocap yang merupakan bahan
yang telah masak didinginkan kemudian diiris dasar pembuatan pangan olahan berbasis
tipis tipis dan dijemur atau dikeringkan dengan ubikayu akan diproduksi oleh Gapoktan
oven pengering hingga kering. Kerupuk kasava Ciparungpung, Desa Cimenyan, Kecamatan
disimpan dalam wadah plastik ditutup rapat. Cimenyan, Kabupaten Bandung.
c. Kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan
e. Brownies kasava
dapat memecahkan salah satu masalah atau
Bahan yang digunakan dalam pengolahan kesulitan petani/Gapotan Ciparungpung
brownies kasava yaitu gula putih, tepung Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan,
kasava/mocaf, telur, vanili, santan, minyak Kabupaten Bandung dalam pemasaran
goreng, serta bahan tambahan makanan (TBM,
Mocaf.
dan VX). Alat-alat yang digunakan yaitu mixer,
baskom plastik, loyang brownies, ayakan,
panci kukus besar, kompor, piring kue, sendok,
pengaduk, gelas, lap.
Pengolahan brownies dimulai dengan
mencampur gula, telur, TBM dan VX kemudian
dikocok hingga putih dan mengembang. Tepung
kasava diayak kemudian ditambahkan pada
adonan. Selanjutnya vanili, santan dan minyak
goreng dicampur dan diaduk hingga merata.
Adonan kemudian dimasukkan dalam loyang Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Pengolahan Produk
Berbahan Baku Tepung Kasava/Mocaf
dan dikukus sampai matang.
Produk olahan sebelum dan sesudah
f. Kue kering kastangel kasava pendampingan dapat dilihat pada Tabel 1.
Pembuatan kue kering kastangel Tabel 1. Produk Olahan Sebelum dan Sesudah Ke-
menggunakan tepung komposit yang tediri giatan Pendampingan Kawasan Ubi kayu
dari 50% mocaf dan 50% tepung terigu. Jenis Produk
Bahan lain yang digunakan yaitu kuning telur, Sebelum Pendampingan Sesudah Pendampingan
mentega, dan keju. Alat yang digunakan dalam Ubikayu segar Tepung kasava
pembuatan kue kering kasava yaitu penggiling Tape Mie kasava
kayu, wadah plastik, loyang, oven, kompor, Rasi (beras singkong)
kuas kue dan cetakan kue keju. Keju diparut Kerupuk kasava
dan dicampurkan dengan bahan lain kemudian Kastangel kasava
digiling dan dicetak. Adonan kue yang telah Brownies kasava
dicetak ditempatkan di atas loyang yang telah
Tabel 1. menunjukkan jenis produk
diolesi mentega kemudian bagian atas adonan
olahan sebelum pendampingan hanya terbatas
dikuas dengan kuning telur dan ditaburi parutan
pada produk ubikayu segar dan pengolahan
keju. Selanjutnya loyang yang berisi adonan
ubikayu menjadi tape ubikayu padahal potensi
kue dipanggang dalam oven api sedang hingga
pengolahan ubikayu menjadi aneka jenis produk
matang.
baik sebagai makanan pokok maupun pangan
Kegiatan introduksi pengembangan aneka kuliner sangat besar. Kegiatan pendampingan
produk olahan ubikayau dilakukan melalui mengintroduksi teknologi pengolahan ubikayu
BPTP JABAR 29
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No. 06 Tahun 2016

menjadi beberapa jenis produk yang memiliki bahwa pengolahan ubikayu sangat penting
nilai tambah. Kelompoktani dan Kelompok dilakukan dan 76,47% petani mengungkapkan
Wanita Tani (KWT) yang ada di 4 desa di bahwa pengolahan ubikayu menjadi produk
Kecamatan Cimenyan diberikan pengetahuan yang siap dikonsumsi perlu dilakukan.
dan keterampilan mengolah aneka produk
ubikayu yaitu, tepung kasava, mie kasava, beras 3. Persepsi Petani Terhadap Teknologi
singkong (rasi), kerupuk kasava, kastangel Pengolahan Ubikayu
kasava, dan brownies kasava.
Berdasarkan hasil analisis melaporkan
2. Respon Petani Terhadap Teknologi bahwa petani memiliki persepsi yang baik
Pengolahan Ubikayu terhadap teknologi pengolahan ubikayu yang
dekembangkan. Persepsi petani terhadap
Pengumpulan respon petani dilaksanakan teknologi pengolahan ubikayu disajikan pada
untuk mengetahui tanggapan dan persepsi Tabel 3.
petani, serta sifat inovasi teknologi pengolahan
ubikayu di lokasi pendampingan. Kegiatan Pada Table 3. terlihat bahwa, sebagian besar
dilaksanakan melalui wawancara terstruktur petani memiliki pemahaman bahwa pengolahan
pada responden menggunakan kuesioner yang ubikayu dapat meningkatkan pendapatan (sangat
telah disiapkan. Pengisian daftar pertanyaan setuju 64,71%), menjadikan usaha industri yang
kepada responden menggunakan skala jawaban menjanjikan (setuju 41,18%), memberikan
yang telah ditentukan. Tanggapan petani peluang kerja baru (sangat setuju 52,94%), dan
terhadap kegiatan pengolahan ubikayu dapat sebaiknya dilakukan oleh seluruh petani (sangat
dilihat pada tabel berikut. setuju 41,18%). Petani juga memiliki motivasi
yang cukup baik terhadap kegiatan pengolahan
Tabel 2. Tanggapan Petani terhadap Kegiatan ubikayu. Petani sangat setuju dan setuju apabila
Pengolahan Ubikayu
Tanggapan Petani (%)
Uraian Majalah/
No. Produk Sangat Kurang
Pernyataan Belum Sudah PPL Media Segar Penting
Olahan Penting Penting
Lainnya
1. Mengetahui/ 17,65 82,35 - - - - - - -
mengenal
produk olahan
ubikayu
2. Sumber teknolo- - - 82,35 17,65 - - - - -
gi produk ola-
han ubikayu
3. Hasil panen ubi- - - - - 5,88 94,12 - - -
kayu lebih baik
dijual dalam
bentuk
4. Seberapa pent- - - - - - - 82,35 17,65 -
ing pengolahan
ubikayu
5. Pengolahan - - - - - - 76,47 23,53 -
ubikayu men-
jadi produk yang
siap dikonsumsi

Sebagian besar atau 82,35% petani ada kegiatan pengolahan ubikayu dan pertemuan
responden menyatakan sudah mengetahui yang membahas pengolahan ubikayu akan
produk olahan ubikayu dan mendapatkan selalu mengikuti, karena merupakan kegiatan
informasi teknologi pengolahan ubikayu yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak akan
sebanyak 82,35% dari PPL dan 17,65% berasal menghambat kegiatan lainnya.
dari majalah/media lainnya. Tanggapan petani
Sikap petani terhadap kegiatan pengolahan
terhadap hasil panen ubikayu adalah 94,12%
ubikayu cukup bagus, dimana petani menyatakan
menyatakan ubikayu lebih baik dijual dalam
sangat setuju dan setuju bahwa dengan adanya
bentuk produk olahan dan 5,88% lainnya
pengolahan ubikayu, petani memiliki aktivitas
menyatakan lebih baik dijual dalam bentuk
baru dan akan mengembangkan pengolahan
segar. Sebanyak 82,35% petani menyatakan
30 BPTP jABAR
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No. 06 Tahun 2016

Tabel 3. Persepsi Petani Terhadap Teknologi Pengolahan Ubikayu


Persepsi Petani (%)
No. Uraian Pernyataan Sangat
Sangat Tidak
Setuju Netral Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1. Pengolahan ubikayu menjadi aneka produk da- 64,71 35,29 - - -
pat meningkatkan pendapatan
2. Pengolahan aneka produk olahan ubikayu da- 35,29 41,18 17,65 5,88 -
pat menjadikan usaha industri yang menjanji-
kan
3. Pengolahan aneka produk ubikayu dapat mem- 52,94 47,06 - - -
berikan peluang kerja baru
4. Pengolahan aneka produk olahan ubikayu se- 41,18 29,41 17,65 11,76 -
baiknya dilakukan oleh seluruh petani
5. Bila ada kegiatan pengolahan ubikayu, saya 23,53 76,47 - - -
akan selalu mengikuti
6. Kegiatan pengolahan aneka produk olahan ubi- 29,41 52,94 17,65 - -
kayu merupakan kegiatan yang sesuai dengan
kebutuhan
7. Kegiatan pengolahan aneka produk olahan ubi- 5,88 - 5,88 64,71 23,53
kayu dapat menghambat kegiatan lainnya
8. Apabila ada pertemuan untuk membahas keg- 23,53 70,59 5,88 - -
iatan pengolahan aneka produk olahan ubik-
ayu, saya akan mengikutinya
9. Saya senang dengan adanya kegiatan pengo- 23,53 76,47 - - -
lahan aneka produk olahan ubikayu dan akan
selalu mengikutinya
10. Dengan adanya kegiatan pengolahan hasil ubi- 41,18 52,94 5,88 - -
kayu, saya mempunyai aktivitas baru
11. Saya akan selalu menginformasikan kegiatan 35,30 52,94 5,88 5,88 -
pengolahan hasil ubikayu kepada orang lain
12. Saya akan mengembangkan pengolahan hasil 47,06 47,06 5,88 - -
ubikayu, sehingga menjadi industri skala kel-
ompok yang dapat dikembangkan di wilayah
saya
13. Dengan adanya kegiatan pengolahan hasil ubi- - 5,88 5,89 58,82 29,41
kayu, saya menjadi repot

ubikayu menjadi skala kelompok. Tahap Tabel 4. Sifat Inovasi Teknologi Pengolahan
perubahan sikap dimulai dari pengenalan, Ubikayu
keinginan untuk memilih, dan selanjutnya
No. Uraian Ya (%) Tidak
memasuki tahap tanggap yang menimbulkan (%)
keyakinan dan kemauan untuk mengikuti. 1. Kegiatan pengolahan hasil ubikayu 88,24 11,76
Seiring berjalannya keyakinan menimbulkan lebih menguntungkan dibanding-
penghayatan yang berujung kepada penerapan kan dengan kegiatan pengolahan
lainnya
yang terus-menerus (Van den Ban, dkk., 2003). 2. Kegiatan pengolahan aneka produk 88,24 11,76
olahan ubikayu sesuai dengan po-
4. Sifat Inovasi Teknologi Pengolahan tensi yang ada di wilayah dan tidak
Ubikayu merugikan
3. Kegiatan pengolahan aneka produk 29,41 70,59
olahan ubikayu sulit dilaksanakan
Berhasil tidaknya pengembangan teknologi
4. Kegiatan pengolahan aneka produk 100 -
ditentukan oleh mau tidaknya petani mengadopsi olahan ubikayu mudah untuk di-
teknologi yang dianjurkan (Tri Pranadji, 1984). coba oleh petani
Sedangkan keputusan untuk mengadopsi suatu 5. Pengolahan aneka produk ola- 100 -
teknologi bagi petani dipengaruhi oleh sifat han singkong mudah diamati dan
memberikan keterampilan baru
teknologi itu sendiri. Sifat inovasi teknologi
pengolahan ubikayu berdasarkan pendapat Petani responden sebanyak 88,24%
responden disajikan pada Tabel 4. berpendapat bahwa kegiatan pengolahan
ubikayu lebih menguntungkan dan kegiatan
ini sesuai dengan potensi yang ada di

BPTP JABAR 31
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No. 06 Tahun 2016

wilayahnya dan tidak merugikan. Hal tersebut Tabel 5. Nilai Tambah Pengolahan Ubikayu
menunjukkan bahwa sifat kompabilitas dari Output Produk Harga
teknologi pengolahan ubikayu termasuk dalam Harga per kg Bahan Jual Harga Nilai
kriteria tinggi. Berdasarkan sifat kompleksitas, No. Jenis Awal Baku Ubikayu Produk/ Akhir Tambah
(Rp/kg) Satuan (Rp) (%)
teknologi pengolahan aneka produk olahan Jumlah Satuan
(Rp)
ubikayu termasuk kedalam kriteria sederhana. 1. Tepung 800 0,3 kg 8.000 2.400 300
Hal tersebut ditunjukkan oleh pendapat petani kasava
responden, dimana 70,59% menyatakan 2. Mie 8.000 1.5 kg 12.000 18.000 225
tepung
pengolahan ubikayu tidak sulit dilaksanakan. kasava
Selain itu, berdasarkan sifat triabilitas 3. Rasi (beras 800 0.3 kg 6.000 1.800 225
singkong)
termasuk kedalam kriteria mudah digunakan
4. Kerupuk 8.000 0.5 kg 40.000 20.000 250
karena 100% petani responden menyatakan kasava
teknologi pengolahan ubikayu mudah dicoba. 5. Brownies 8.000 5 buah 25.000 125.000 1.562
100% petani responden juga menyatakan kasava
bahwa hasil dari kegiatan pengolahan ubikayu 6. Kastangel 8.000 1 kg 100.000 100.000 1.250
kasava
mudah diamati dan memberikan keterampilan
baru. Suatu inovasi dapat diamati dari beberapa Nilai tambah pengolahan ubikayu berkisar
hal: 1) produksi yang dihasilkan dengan antara 300 hingga 1.500 persen atau 3-15 kali
menggunakan teknologi, 2) kualitas/mutu yang lipat dibandingkan nilai jual produk ubikayu
dihasilkan oleh teknologi, dan 3) pendapatan/ segar. Hal ini menunjukkan pengolahan ubikayu
pengurangan biaya yang digunakan melalui memiliki potensi peningkatan pendapatan
penerapan teknologi. pelaku usaha di sentra produksi ubikayu. Bekal
pengetahuan dan keterampilan pengolahan
5. Peningkatan nilai tambah aneka produk menjadi modal anggota poktan dan KWT dalam
olahan ubikayu menjalankan usaha pengolahan ubikayu.
Hasil kegiatan pendampingan menunjukkan
Pengolahan produk ubikayu dilaksanakan kelompoktani Ciparungpung telah mampu
dalam upaya diversifikasi pangan dan memproduksi tepung kasava hingga 100 kg.
memberikan nilai tambah produk terhadap nilai Produk tepung kasava disalurkan terutama
jual produk dalam bentuk segar. Diversifikasi untuk bahan baku bagi unit usaha pengolahan
pangan dengan olahan produk ubikayu aneka olahan ubikayu yang dilakukan 4 KWT
diharapkan dapat menyediakan pilihan sumber di Kecamatan Cimenyan. Produk olahan
pangan pokok alternatif pengganti beras, dalam ubkayu yang telah diproduksi sendiri oleh
hal ini beras singkong (rasi) sehingga mampu anggota KWT diantaranya yaitu brownies dan
menurunkan konsumsi beras. Selain itu kue kering kasava.
intoduksi teknologi pengolahan tepung kasava
(mocaf) diharapkan mampu menurunkan KESIMPULAN
penggunaan tepung terigu dimana sebagian
besar pangan kuliner yang berbahan baku 1. Respon positif diberikan petani terhadap
tepung terigu dapat disubstitusi dengan tepung pengembangan aneka produk olahan karena
kasava. dapat memberikan peluang kerja baru dan
Pengolahan ubikayu di sisi lain diharapkan meningkatkan pendapatan.
dapat memberikan tambahan pendapatan bagi 2. Teknologi pengolahan aneka produk
pelaku usaha pengolahan di tingkat petani.
ubikayu mudah dilaksanakan.
Introduksi teknologi pengolahan secara tidak
langsung ditujukan agar perolehan nilai 3. Produk olahan ubikayu di Kecamatan
tambah yang biasanya didapat oleh perusahaan Cimenyan Kabupaten Bandung berkembang
atau pabrik besar dapat dialihkan ke pelaku dari hanya tape singkong, menjadi produk
usaha mikro dalam hal ini kelompoktani yang mocaf, mie, rasi, kerupuk, brownies dan
mengolah tepung kasava dan kelompok wanita kastangel cassava.
tani yang mengolah aneka produk olahan
ubikayu. Nilai tambah pengolahan ubikayu 4. Pengembangan aneka produk olahan mampu
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. meningkatkan nilai tambah ubikayu yang
signifikan.

32 BPTP jABAR
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Buletin Hasil Kajian Vol. 6, No. 06 Tahun 2016

DAFTAR PUSTAKA Nyoman, 2011. Kebijakan dan Program


Pengembangan Agroindustri Ubikayu.
Badan Litbang Pertanian. 2014. Paket Teknologi Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pembuatan Tepung Kasava Bimo. Pemasaran Hasil Pertanian, Jakarta.
http://www.litbang.pertanian.go.id/
teknologi/one/33/ diakses 29 Juli 2016 Tri Pranadji. 1984. Partisipasi Petani dalam
Program Pengembangan Teknologi
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Tanaman Pangan. Forum Penelitian
Ubikayu menurut Propinsi https:// Agro Ekonomi. Pusat Penelitian Agro
www.bps.go.id/linkTableDinamis/ Ekonomi. Bogor. 3: 28 - 35.
view/id/880 diakses 29 Juli 2016
Van den Ban, A.W dan Hawkins H.S. 1999.
Hilman, 2004). Kacang-kacangan dan Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Umbi-umbian: Kontribusi terhadap Yogyakarta.
Ketahanan pangan dan Perkembangan
Teknologinya. Dalam: Makrim, Widowati, S. 2003. Prospek tepung sukun
dkk (penyunting). Inovasi Pertanian untuk berbagai produk makanan olahan
Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; dalam upaya menunjang diversifikasi
95-132 hlm. pangan. http://rudyct.topcities.com. [10
Desember 2013].
Nasir, 1995. Metode penelitian. Ghalia.
Indonesia.

BPTP JABAR 33
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai