Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BAHASA INDONESIA

“ RESUME MATERI”

OLEH:

NAMA : ELSHA LUKMAN


NIM : 2011212001
KELAS : BAHASA INDONESIA 41

DOSEN PENGAMPU : ALEK DARMAWAN, S.S, M.A

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
1. BENTUK KATA

Satuan bentuk terkecil dalam bahasa adalah fonem dan yang terbesar adalah
karangan. Di antara fonem dan karangan terdapat deretan bentuk morfem, kata, frasa,
kalimat, dan alinea. Ketujuh satuan bentuk bahasa itu baru diakui eksistensinya jika
mempunyai makna atau dapat mempengaruhi makna. Maksudnya adalah
kehadirannya dapat mengubah makna atau menciptakan makna baru. Hubungan
antara bentuk dan makna dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang: satu sama
lainnya saling melengkapi.

A. Fonem, Morfem, Kata, dan Frasa


a) Fonem
Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat membedakan arti, sedangkan huruf
adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Yang membedakan arti jahit dan jahat
adalah bunyi /i/ yang dilambangkan huruf i dan bunyi /a/ yang dilambangkan dengan
huruf a. Bunyi /i/ dan /a/ disebut fonem /i/ dan /a/. Fonem itu bukan huruf. Tetapi
fonem adalah bunyi dari huruf, dan huruf adalah lambang dari bunyi. Jumlah huruf
ada 26 (huruf a sampai z); jumlah fonem lebih dari 26 (beberapa huruf melambangkan
lebih dari satu fonem). Juga ada fonem yang dilambangkan oleh dua huruf, yaitu
fonem /kh/, /ng/, /ny/, dan /sy/.

Contoh : Dalam kalimat sate pedas enak rasanya, huruf e


melambangkan tiga fonem, yaitu:
fonem /e/ dalam kata sate [sate]
fonem /ә/ dalam kata pedas [pәdas]
fonem /∑/ dalam kata enak [∑nak]
Dalam kalimat orang itu membawa beo, huruf o
melambangkan dua fonem, yaitu:
fonem /o/ dalam kata orang [orang]
fonem /O/ dalam kata beo [beO]
b) Morfem
Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan; makna dan atau
mempunyai makna. Morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel, dan kata dasar
(misalnya -an, -lah, -kah, -bawa). Contoh: morfem –an, di-, me-, ter-, -lah, jika
digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan,
memakan, termakan, makanlah yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan
kata makan.
Menurut bentuk dan maknanya, morfem dibedakan menjadi dua
macam:
1. Morfem bebas, yaitu morfem yang berdiri sendiri dari segi makna tanpa
harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar
tergolong sebagai morfem bebas. Contoh: makan, buku, sekolah, dsb.
2. Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi
makna. Makna morfem terikat ini baru jelas setelah dihubungkan dengan
morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
kombinasi awalan dan akhiran) tergolong morfem terikat (termasuk
partikel). Contoh: me-, ber-, di-, -an, -lah, dsb.

c) Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dari
segi makna. Seperti kata sepeda, ambil, dingin, kuliah. Empat kata ini diakui sebagai
kata karena setiap kata mempunyai makna. Berbeda dengan adepes, libma, ningid,
hailuk bukan diakui kata karena tidak mempunyai makna.
d) Frasa
Frasa adalah kelompok kata (gabungan dua kata atau lebih) yang tidak
mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat. Seperti langit biru,
baju batik, penyakit yang sangat berbahaya.
Susunan kata dalam frasa bersifat tegar (fixed), tidak tergoyahkan, dan tidak
boleh dibalik seperti: haus kekuasaan, siap tempur, temu wicara; bukan kekuasaan
haus, tempur siap, wicara temu. Jika posisinya berpindah, kelompok kata itu
berpindah secara utuh. seperti: -hari ini akan diadakan jumpa pers.
-jumpa pers akan diadakan hari ini.
Frasa dikelompokkan menjadi lima macam:
 Frasa verbal
 Frasa adjektiva
 Frasa adverbial
 Frasa nominal
 Frasa preposisional

2. MAKNA KATA
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu
(hal) yang diacunya. Ada dua macam makna yang terpenting, yaitu (1) makna
leksikal, (2) makna gramatikal.
a) Makna lesikal (makna denotasi) adalah makna kata secara lepas tanpa
kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Istilah leksikal berasal
dari leksikon yang berarti kamus. Dengan kata lain, makna leksikal ialah
makna yang tertera dalam kamus; misalnya belah dapat mempunyai makna (1)
celah, (2) pecah menjadi dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak. Makna leksikal
disebut juga makna lugas biasanya digunakan dalam surat-surat resmi, surat-
surat dagang, laporan, dan tulisan ilmiah dengan tujuan agar makna menjadi
pasti sehingga tidak terjadi salah tafsir.
b) Makna gramatikal (makna konotasi) adalah makna yang timbul akibat
proses gramatikal (struktural). Makna gramatikal suatu kata adalah makna
yang sudah bergeser dari makna leksikal kata itu; misalnya kata hitam yang
bermakna leksikal warna yang gelap, makna gramatikalnya dapat menjadi
penuh kegetiran dalam kalimat setelah insyaf, dia tidak mau membicarakan
masa lalunya yang hitam. Maka gramatikal kata hitam akan berbeda lagi
dalam kalimat yang lain. Maka gramatikal biasanya digunakan sebagai pigura
bahasa untuk memperoleh makna estetis.

3. DIKSI
Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-
kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan
dalam pola suatu kalimat.
Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi sebuah iklan. Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah
sebagai berikut.
a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada 11 konotasi
atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna
yang sebenarnya. Contoh makna denotasi: Rumah itu luasnya 250 meter
persegi. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b. Konotasi
Suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai
rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya
bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau
definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan
sebenarnya. Contoh makna konotasi: Rumah itu luas sekali. Banyak sekali orang
yang menghadiri pertemuan itu.
c. Kata abstrak
Kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan
karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata
abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas,
jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata
abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d. Kata konkrit
Kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera secara
langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Katakata konkrit menunjuk kepada
barang yang actual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk
menyajikan gambaran yang 12 hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang
lain. Contoh kata konkrit: meja, kursi, rumah, mobil dsb.
e. Kata umum
Kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum
menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh
kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.
f. Kata khusus
Kata-kata yang mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus dan
konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh kata
khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan.
g. Kata ilmiah
Kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah.
Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif, fragmen, kontemporer.
h. Kata populer
Kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum
terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata popular: bukti, rasa kecewa,
maju, gelandangan.
i. Jargon
Kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang
seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep
(kapten), dok (dokter), prof (professor).
j. Kata slang
Kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga dan
jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata 13 slang juga merupakan kata-kata yang
tinggi atau murni. Contoh kata slang: mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.
k. Kata asing
Unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk
aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh kata asing: computer,
cyber, internet, go public.
l. Kata serapan
Kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa
Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.

4. PEMBAGIAN KALIMAT
Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
1) Kalimat Pemyataan (Deklaratif).
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan suatu berita.
Ciri-ciri kalimat berita, yaitu bersifat bebas,boleh langsung atau tak langsung,
aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, berintonasi menurun dan kalimatnya
diakhiri tanda titik (.). Kalimat deklaratif berisi pemyataan sesuatu dengan
lengkap untuk menyampaikan informasi kepada lawan komunikasinya.
Contoh:
 Menteri tenaga kerja mengadakan kunjungan ke beberapa pabrik baja di
Surabaya.
 Malaysia menggunakan bahasa Melayu dengan sistem bahasa yang berbeda.

2) Kalimat Pertanyaan (Interoigatif)


Kalimat ini digunakan untuk memperoleh informasi atau reaksi dari lawan
komunikasi. Kalimat pertanyaan biasanya dipertegas dengan penyertaan tanda
baca (tanda tanya).
Contoh:
 Kapan Saudara lulus sarjana?
 Mengapa mobil ini dirancang tidak menggunakan pengaman yang
lengkap?
3) Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat ini digunakan jika pemakainya menyuruh atau melarang untuk
berbuat sesuatu.Kalimat perintah dan permintaan ini secara umum dipertegas
dengan menyertakan tanda baca (tanda seru).
Contoh:
 Maukah kamu disuruh mengeijakan laporan itu!
 Sebaiknya kita tidakmelakukan profokasi yang dapat menyesatkan orang
lain!
4) Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk menyampaikan atau mengungkapkan
perasaan yang kuat dan mendadak.
Contoh:
 Hebat, ternyata dia bisa.
 Aduh, ternyata dia tidak menepati janji.

Jenis Kalimat Menurut Klausanya:


1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal itu
berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal. Berdasarkan jenis kata/frasa
pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi
nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya, yaitu nominal,
adjektiva, verbal, dan numeral.
Contoh:
 Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat nominal).
 Jawaban anak pintar itu sangattepat (kalimat adjektiva).
 Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal).
 Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral).
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau
lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat.
Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran
atau lebih yang kedudukannya setara.
Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif:
“Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari”.
b) Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat
tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.
Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif:
“Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan penciptaan
kader-kader yang tangguh”.

Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsumya:


1) Kalimat Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasamya terdiri dari sebuah klausa
bebas. Contoh “Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu.(K.S.
dilihat dari kalimat majemuk bertingkat
2) Kalimat Tak Sempurna (Minor)
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak
lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.
Contoh : “Maksudmu?”

Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya


1) Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan
sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa. Contoh:
“Dokter menangani pasien itu dengan baik”.
2) Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga
membentuk pola P-S. Contoh: “Tidak terkabul permintaannya”.

Kalimat Menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi


1) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau
aktor (Cook, 1971:49). Kalimat aktif umumnya berawalan me-dan ber-pada P-
nya. Contoh :.”Anto mengambil buah mangga”.
2) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat -kalimat yang subjeknya berperan sebagai
penderita atau dikenai pekerjaan/tindakan. Contoh : “Piring dicuci Anita.”
3) Kalimat Medial
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai
pelaku dan atau sebagai penderita (objek). Contoh : “Dia menghibur dirinya.”
4) Kalimat Reiprokal
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan
sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan. Contoh :”Saya sering tukar-menukar
buku dengan si Jon”

5. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud
penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi.
Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata)yang tepat, tidak mengalami
kontaminasi frasa, sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan
penulisan kata.
Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu
adanya kesatuan, kepaduan, kepararelan, ketepatan, kehematan, dan kelogisan.
a) Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P)
sebagai kalimat yang jelas . Contoh:
Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk.(salah)
K P

Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar)


P K
b) Kepaduan
Kepaduan teijadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah
kata, frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-P-O-Pel-Ket. Contoh:
1. Kami telah membicarakan tentang hal itu.(salah)
2. Kami telah membicarakan hai itu. (benar)

c) Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk
bagian-bagian kalimat tertentu.Umpamanya alam sebuah perincianjika
unsur pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga
harus verba. Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk
berikutnya juga hams nomina. Contoh :
1. Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan,
pelebaran jalan desa, dan membuat tali air. (salah)
2. Kami telah merencanakan membangun pabrik,membuka
hutan,melebarkan jalan desa, dan membuat tali air. (benar)
d) Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuain/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang
membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan
pasti. Contoh :
1. Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga
petang. (salah)
2. Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai
petang. (benar)
e) Kehematan
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.Dengan
kata lain tidak mengalami gejala bahasa pleonasme.Dengan hemat kata,
diharapkan kalimat menjadi padat berisi. Contoh :
1. Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah)
2. Hanya ini yang dapat saya berikan. (benar)

f) Kelogisan
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk
akal. Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh
menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua
pengertian. Contoh:
1. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-57.(salah)
Alasan : Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia.
2. Hari kemerdekaan ke-57 Republik Indonesia, (benar)

https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/c5af54695748
56e21718c34882583925.pdf

Anda mungkin juga menyukai