Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK DAGING BEKICOT

PADA PAKAN TERHADAP KANDUNGAN OMEGA 3 DANGING ITIK


MOJOSARI

USULAN PENELITIAN

Oleh :

Okky Putra Eka Pratama


NIM. 175050100111114

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Pengaruh Suplementasi Minyak Daging Bekicot pada Pakan Terhadap Kandungan Omega
3 Daging Itik Merjosari” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan proposal penelitian
ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan skripsi pada Universitas Brawijaya dan untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada seluruh rekan-
rekan yang telah mendampingi pembuatan proposal ini. Meskipun telah berusaha
menyelesaikan penelitian ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian
ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan proposal penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal
penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Malang, 21 februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................…………i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................1
1.4 Manfaat ................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................3


2.1 Itik Mojosari.........................................................................................3
2.2 Minyak Bekicot....................................................................................3
BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................5
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................5
3.2 Materi Penelitian .................................................................................5
3.3 Metode Penilitian .................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...7

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi pakan basal……………………………………………….5

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Spesies itik Mojosari………………………………………………. 3

Gambar 2. Spesies Bekicot……………………………………………………..4

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak itik menyumbangkan 38.700 ton atau setara dengan 3% dari produksi daging
unggas nasional atau sekitar 2% dari produksi daging nasional (Ketaren, 2007). Konsumsi
protein yang terus meningkat di Indonesia ternyata belum bisa diimbangi dengan
kemampuan peternak itik nasional untuk menyediakan produk daging dan telur yang
berkualitas. Konsumsi daging dan telur itik nasional per tahun baru mencapai 3%,
sedangkan produksi daging dan telur itik nasional telah mencapai 5,66% per tahun
(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2014).
Berbagai upaya untuk meningkatkan kadungan protein, bobot karkas dan mengurangi
kolesterol pada daging itik telah dilakukan oleh para peternak. Baik berupa pemberian
pakan kimia sintetis sampai pakan alami yang menyebabkan resistensi. Penggunaan pakan
kimia sintetis dalam jangka panjang pada ransum pakan ternak dapat menimbulkan dampak
terhadap daging serta telur yang dihasilkan yaitu bertambahnya kadar lemak serta
kolesterol dalam daging.
Bekicot atau siput darat adalah salah satu hewan darat yang dianggap menjijikkan dan
belum banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, karena belum banyak yang
mengetahui potensi dari bekicot tersebut. Kristianingrum danHandayani (2005) telah
melakukan analisis asam lemak dalam bekicot, ternyata didapatkan asam lemak omega3
(30,4%). Tingginya kandunganomega3 pada bekicot dapat digunakan sebagai pakan
alternatif untuk menurunkan kandungan kolesterol, menambah bobot daging dan
meningkatkan kandungan omega 3 pada daging.
Omega 3 terdapat pada minyak ikan yang telah lama digunakan dan dikenal luas di
seluruh dunia. Asam lemak omega 3 terbanyak pada ikan adalah EPA dan DHA yang dapat
menyembuhkan penyakit arterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah),
trombosis dan penyakit tulang atau persendian, asma dan mencegah proses penuaan [2].
Berbagai hasil riset melaporkan peran DHA dalam membangun 14 biliun sel otak (70 %
massa otak terdiri dari lemak) pada masa kritis yaitu sebelum kelahiran atau selama masa
kehamilan sampai 18 bulan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pada masa kritis akan
sangat baik bila gizi ibu dan bayi dicukupi dengan gizi mikro dan makro, termasuk asam
lemak omega 3 dan omega 6

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana potensi minyak bekicot yang
ditambahkan pada pakan dalam meningkatkan kandungan omega 3 daging itik mojosari
ditinjau dari jumlah persentase pemberian dalam pakan.
1.3 Tujuan Penelitian

1
Mengetahui potensi minyak bekicot yang ditambahkan pada pakan sehingga mampu
menigkatkan kandungan omega 3 daging itik dan untuk mengetahui jumlah persentase
pemberian yang tepat pada pakan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan ilmu pengetahuan baru tentang pangan fungsional berupa daging itik
kaya omega 3 dengan pemanfaatan sumberdaya lokal
2. Memberikan inovasi baru di bidang pangan dan menunjang pemenuhan kebutuhan
nutrisi masyarakat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Itik Mojosari
Itik Mojosari merupakan salah satu jenis itik lokal yang cukup populer di Indonesia
berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur (Suharno dan
Amri, 2003). Itik mojosari memiliki karakteristik yaitu memiliki ukuran tubuh yang lebih
kecil dari itik Tegal, bentuk tubuhnya tinggi dan langsing menyerupai bentuk botol, serta
dapat berdiri tegak. Itik jantan dan betina memiliki warna bulu yang hampir sama yaitu
berwarna kemerahan dengan variasi warna cokelat, hitam, dan putih dengan paruh dan kaki
berwarna hitam, walaupun mempunyai warna bulu yang sama, tetapi antara itik jantan dan
itik betina dapat dibedakan dengan mudah yaitu dengan melihat bulu ekornya. Berikut
merupakan gambar spesies itik mojosari yang paling banyak dipelihara di Indonesia.

Gambar 1. Spesies itik Mojosari yang paling


banyakmemiliki
Itik Mojosari dewasa biasanya dipeliharabobot
di Indonesia
badan rata-rata yaitu 1,7 kg dan
konsumsi ransum rata-rata berkisar 130-170 g per hari (Whendrato dan Madya, 1998).
Menurut Wahyuni (1989), saat memasuki masa produksi rata-rata umur itik mojosari
adalah 156,17 ± 4,19-161,42 ± 0,03 hari. Jumlah itik yang dipelihara sekitar 80% akan
berproduksi, apabila diberi perawatan yang baik dan pemberian pakan yang cukup.
Keunggulan itik Mojosari dibandingkan dengan itik lokal yang lain yaitu memiliki masa
produksi yang lebih lama, jika dibandingkan dengan itik lokal yang lain (Suharno dan
Amri, 2003).

2.2 Minyak Bekicot


Bekicot merupakan hewan yang dianggap sebagai hama tanaman oleh masyarakat
dan populasinya cukup banyak. Selain itu hewan Bekicot juga termasuk dalam hewan
yang mudah untuk dibudidayakan serta cepat dalam berkembangbiak. Berdasarkan
taksonomi hewan, bekicot dapat diklasifikasikan yaitu:
Divisi : Mollusca
Kelas : Gastropoda

3
Ordo : Pulmo nata
Famili : Achatinidae
Genus : Achatinidae
Spesies : Achatina fulica (Olivia, 2014).

Gambar 2. Spesies Bekicot

Banyak yang tidak mengetahui kandungan Bekicot apabila telah diolah menjadi
tepung yaitu protein yang tinggi serta memiliki komposisi asam amino yang cukup baik,
tinggi kadar lisin dan arginin. Menurut Kompiang (1981) tepung bekicot mengandung
protein 60,9%, kalsium 2%, fosfor 0,8%, ME 14,2 MJ/kg, metionin 1%,lisin 4,35% dan
sistin 0,6%.
Kristianingrum danHandayani (2005) telah melakukan analisis asam lemak dalam bekicot,
ternyata didapatkan asam lemak omega3 (30,4%), asam lemak omega 6 (31,2%) dan
asamlemak omega 9 (7,3%).Kandungan protein pada tepung bekicot juga diketahui lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kandungan protein yang ada pada tepung ikan serta
harganya juga relatif lebih murah. Adanya kandungan protein yang tinggi pada tepung
bekicot maka dapat membantu meningkatkan kandungan protein yang ada pada daging itik.

BAB III
4
MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya dan Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya di Desa Semanding Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang
dilakukan selama 4 bulan.

3.2 Materi Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan 20 ekor Day Old Duck (DOD) Itik Mojosari yang
didapat dari peternakan Itik Bapak Tito Desa Ploso Kecamatan Junrejo Kota Batu. Itik
akan dipelihara selama 4 bulan (16 Minggu). Bekicot yang diperoleh dari Desa
Kalipare, Kabupaten Malang yang kemudian diolah untuk didapatkan minyaknya
dengan metode soxhlet. Ransum perlakuan tersusun atas jagung kuning, dedak kasar,
bungkil kedelai, serbuk gergaji, konsentrat komersil. Komposisi dan kandungan zat
makanan pakan basal yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel di
bawah ini:

Bahan Pakan P0 P1 P2 P3
Jagung Kuning (%) 50 50 45 50
Dedak Kasar (%) 10 5 20 5
Bungkil Kedelai(%) 30 30 30 25
Serbuk Gergaji (%) 0 0 0 0
Konsentrat Komersil (%) 10 10 5 5
Minyak Bekicot (%) 0 5 10 15
Jumlah 100 100 110 100
Kandungan Nutrisi
EM (kkal/kg) 2680,8 2743,9 2721,1 2747,2
PK (%) 22,2 23,23075 24,6095 22,65775
Lemak Kasar (%) 7,494 7,11475 8,2455 6,40725
Serat Kasar (%) 6,732 6,70625 8,7555 7,12675
Kalsium (%) 1,185 1,24675 0,936 1,05275
Phospor (%) 0,354 0,3905 0,332 0,389
Tabel 1. Komposisi dan kandungan zat makanan pakan basal
yang akan digunakan dalam penelitian

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4
perlakuan dengan setiap perlakuan 5 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah:
P0: dengan mengunakan control berupa pakan basal
P1: konsentrasi 5% = 1% Minyak Bekicot + pakan basal
P2: konsentrasi 10% = 2%Minyak Bekicot + pakan basal
5
P3: konsentrasi 15% = 3% Minyak Bekicot + pakan basal
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kandungan omega 3 daging itik.
Data dianalisis menggunakan analisis ragam Anova, jika analisis diperoleh
data berbeda nyata maka dilanjutkan menggunakan uji Duncan’s sekaligus ntuk
membedakan antara masing-masing konsentrasi perlakuan yang diuji.

DAFTAR PUSTAKA

6
Agam, N.R dan Tridayana, A. 2007.Produksi Daging Unggas Di Indonesia. Simposium
Nasional RAPI XII. 1(1): 82-88.
Ahmad, A.R., Santoso, S. dan Tanuwijaya, L.K. 2008. Pengaruh Metode Pengolahan
(Juicing Dan Blending) Terhadap Kandungan Tumbuhan di Indonesia. Indonesian
Journal of Human Nutrition. 1(1): 14-22.
Alfiyah, R.H., Achmad, G. dan Tantin, E. 2015. Indeks Kuning Telur (Ikt) Dan Haugh Unit
(Hu) Telur Itik Lokal Dari Beberapa Tempat Budidaya Itik Di Jawa. Journal of
Healthy. 2(1):23-28.
Arief, R.M., Dubai, A. dan Tantimin, N. 2012. Pengaruh Kadar Protein dalam Proses
Pertumbuhan. 5(2):68-74.
Anonimus. 2014. Unggas di Indonesia. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Ismoyojati, Y., Ismoyowati dan Imam, S. 2006. Kadar Kolesterol Dan Trigliserida Dalam
Darah Itik Rambon Jantan Yang Diberi Tepung Daun Salam (Syzygium
polyanthum) Dalam Ransum. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2(1): 146-154.
Ketaren, P. P. 2007. Kebutuhan Gizi Ternak Unggas di Indonesia. Journal of Agricultural
and Food Chemistry. 55(1): 10795-10802.
Kompiang, M.S., Masniari, P. dan Titin, Y. 1981. Analisis Senyawa Kimia Sekunder dan
Uji Daya Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirsak. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. 2(1): 986-992.
Kowalski, I.S. dan Matindah, E. 2010. Pengaruh Kandungan Protein Terhadap Pakan Itik.
Jurnal Ilmiah Peternakan. 25(2): 65-74.
Latinulu, M. 2000. Aktivitas Air Perasan dan Ekstrak Etanol Daun Enceng Gondok
terhadap Bakteri. Seminar Peternakan. 2(1): 300-305.
Mayes, M.Y., Sarwiyono dan Puguh, S. 2003. Daya Hambat Dekok Daun Sirsak terhadap
Pertumbuhan Bakteri. Jurnal Kesehatan. 3(2):25-33.
Sidiq, A. 2014. Uji Kadar Protein Pada Telur Ayam Leghorn Setelah Disuntik Dengan
Ekstrak Black Garlic. Jurnal Produksi Tanaman. 1(1): 1-8.
Sihadi, M.S., Brigita dan Nurul, H. 2000. Uji Kadar Protein Dalam Upaya Peningkatan
Gizi. Jurnal Kesehatan. 1(1): 1-8.
Suharto, A. 2007. Daya Antibakteri Pada Daun Sirsak. Journal of Agricultural and Healthy
1(1): 1-8.
Sulistyaningsih, A. 2003. Pengaruh Tepung Daun Sirsak (Announa muricata l) Terhadap
Karakteristik Lemak Darah Dan Daging Itik Tegal Jantan. Journal of Agricultural
and Healthy. 3(6): 26-32.
Suranto, Y., Ismoyowati dan Ina, S. 2011. Tratkul Solusi Cerdas Pakan Alternatif
Peningkat Kualitas Dan Kuantitas Telur Itik. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2(1): 142-
152.
Wulandari, A., Nabil, O dan Aini, M. 2014. Pakan Ternak Unggas Berkualitas. Jurnal Ilmu
Peternakan. 2(3): 56-62.

Anda mungkin juga menyukai