Anda di halaman 1dari 4

Handout Materi Presentasi

Pendauran Unsur Hara Dalam Perairan Danau

Oleh : Andhika (15817020), Rahim (15817004)

 Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang mencakup semua organisme di dalam
suatu daerah, terdiri dari atas komponen-komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi sehingga membentuk satu kesatuan (Odum, 1996).
 Fosfor merupakan elemen yang terdapat dalam protein, dan dalam ekosistem air Fosfor
terdapat dalam bentuk organik terlarut (soluble organic), organik tidak terlarut (insoluble
organic) biasanya terdapat pada biota danau, dan anorganik yang tidak terlarut
keberadaan Fosfor dalam badan air ditentukan oleh 3(tiga) faktor yaitu :

(1) faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar, masuknya Fosfor melalui aliran air
(water inflow),

(2) faktor internal yaitu yang berasal dari sedimen,

(3) faktor siklus nutrien yaitu Fosfor dilepas oleh biota danau (Sigee, 2004).

 Konsentrasi Fosfor yang ideal di perairan danau diindikasikan dengan perbandingan


antara konsentrasi Fosfor dengan konsentrasi Nitrogen dalam badan air, dimana rasio
N/P adalah >10:1. Konsentrasi Fosfor yang ideal di perairan danau diindikasikan dengan
perbandingan antara Partikulat Karbon (PC), Partikulat Fosfor (PP) dan Partikulat
Nitrogen (PN), dimana epembatasan jumlah konsentrasi Fosfor dalam badan air
diindikasikan oleh rasio PC/PN > 106 dan PN/PP > 16.
 Siklus fosfor
1.Pelapukan batuan
2.Penyerapan oleh tanaman dan hewan
3.Dekomposisi
4.Pemecahan bahan organik menjadi fosfat oleh bakteri
5.Fosfor dalam tanah berakhir pada saluran air/lautan
 Pelapukan
Daur fosfor dimulai dari fosfor yang banyak ditemukan di bebatuan. Itulah mengapa daur
fosfor dimulai di kerak bumi. Garam fosfat dipecah dari batuan. Garam-garam ini tersapu
ke tanah di mana mereka bercampur dalam tanah.
 Penyerapan oleh tumbuhan
Tumbuhan air menyerap fosfor anorganik dari lapisan bawah badan air. Karena garam
fosfat tidak larut dalam air dengan benar, mereka mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
di ekosistem perairan.
 Penyerapan oleh hewan
Tahap berikutnya dari daur fosfor, Hewan menyerap fosfor dari tanaman atau dengan
memakan hewan pemakan tumbuhan. Laju siklus fosfor lebih cepat pada tumbuhan dan
hewan bila dibandingkan dengan batuan.
 Kembalinya fosfor ke ekosistem
Ketika tumbuhan dan hewan mati mereka diurai oleh mikroorganisme. Selama proses ini,
bentuk organik fosfor diubah menjadi bentuk anorganik, yang didaur ulang menjadi tanah
dan air. Tanah dan air akan berakhir di sedimen dan batuan, yang akan melepaskan fosfor
lagi dengan pelapukan. Dengan demikian, daur fosfor dimulai dari awal.
 Nitrogen sebagaimana fosfor adalah satu penyusun utama protoplasma sel organisme,
dan merupakan unsur hara pokok yang mempengaruhi produktivitas perairan.

 Fiksasi Nitrogen
Proses berperan penting dalam fiksasi (pengikatan) nitrogen dalam biosfer, Salah satu di
antaranya ialah halilintar. Energi yang sangat besar dari halilintar memecahkan molekul-
molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan oksigen dan hidrogen dalam
udara. Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk kilat. Dalam bentuk
ini senyawa ini terbawa ke bumi. Fiksasi nitrogen ini diperkirakan sekitar 5-8% dari
keseluruhannya..
 Dekomposisi
Proses ini meliputi nitrogen organic dalam ekskresi dan bangkai yang dirombak
menjadi ammonia.
 Nitrifikasi
adalah suatu proses oksidasi ensimatik yang dilakukan oleh sekelompok jasad
renik"bakteri. Jenis bakteri nitrifikasi yang terdapat pada air tasar, misalnya adalah
Nitrosomonas ,Nitrobacter serta Nitrosococcus

 Denitrifikasi
Denitrifikasi merupakan pengubahan nitrat menjadi gas nitrogen , dengan demikian
mengisi kembali atmosfer. Proses ini melibatkan peran beberapa bakteri antara lain
Bacillus cereus, Bacillus licheniformis, Pseudomonas denitrificants, Thiobacillus
denitrificants, Micrococcus, dan Achromabacter

 Peran Fosfor dan Nitrogen


Senyawaan nitrogen dan fosfor di perairan darat, adalah senyawaan yang sangat penting
sebagai sumber unsur hara bagi organisme nabati. Tinggi rendahnya senyawaan
tersebut menjadi kriteria status perairan darat (Jorgensen & Vollenweider, 1989).

Anda mungkin juga menyukai