Anda di halaman 1dari 57

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI KALOR DAN


PERPINDAHANNYA PADA KELAS VII SISWA SMP NEGERI 1 LABOBO
Trismawaty Achmad, S.Pd, Bidang Studi IPA

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam rangka

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses pendidikan

diharapkan dapat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang berfokus pada

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan juga memiliki ahklak mulia serta

cakap, kreatif dan mandiri. Secara khusus, pendidikan merupakan proses

pembelajaran yang didapat siswa di lingkungan sekolah. Salah satu mata

pelajaran yang terdapat dalam pendidikan formal di Sekolah Menengah pertama

adalah Ilmu pengetahuan Alam(IPA).

Pendidikan IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap paling

tepat untuk menanamkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada siswa

melalui proses pembelajaran. IPA atau sains merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang seluruh alam semesta beserta isinya dan termasuk semua

peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya, baik itu berupa fakta-fakta,

konsep-konsep maupun prinsip-prinsip yang semuanya terorganisir dan


sistematis sehingga menjadi suatu proses untuk memproduksi pengetahuan

(Rosarina, dkk., 2016:372). Keberhasilan pengajaran IPA, ditentukan oleh

besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, makin aktif siswa

mengambil bagian dalam kegiatan pembelajaran, maka makin berhasil kegiatan

pembelajaran tersebut (Azhari, 2015:14).

Pembelajaran IPA khususnya dikelas VII SMP Negeri 1 Labobo pada

materi kalor dan perpindahannya pada tahun 2019 mengalami permasalahan

pada hasil belajarnya. Banyak siswa yang hasil belajarnya dibawah KKM.

Model pembelajaran yang digunakan guru sudah mengacu pada pembelajaran

yang berpusat pada siswa (teacher centered). Tetapi, faktanya masih banyak

siswa yang hasil belajarnya rendah. Begitupula dengan siswa kelas VII pada

tahun pelajaran 2020/2021. Pada KD 3.1 dan KD 3.2 hasil belajar siswa masih

rendah. Permasalahan ini menjadi bayangan hitam yang harus dipecahkan guru.

Guru dituntut harus mampu mengelola, merancang ataupun menguasai kelas

dengan baik termasuk di dalamnya harus memiliki strategi pembelajaran yang

sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam

suatu pembelajaran. Dalam konteks ini siswa bertugas untuk belajar mencari,

menemukan, menyimpulkan dan mengomunikasikan sendiri sebagai

pengetahuan, nilainilai pengamalan yang dibutuhkan harus menggunakan otak,

mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka

pelajari.
2. Identifikasi Masalah

Setelah dilaksanakan identifikasi dan berdasarkan wawancara dengan siswa,

dan hasil refleksi guru ternyata penerapan model discovery learning didukung

media yang kurang bervariasi. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa

pada kelas VII Masih rendah. Setiap siswa memiliki karakteristik kebutuhan

belajar dan gaya belajar yang berbeda-beda. Ragam karakteristik siswa yang ada

dalam kelas harus menjadi perhatian bagi setiap guru. Siswa yang memiliki gaya

belajar visual tentunya berbeda dengan siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik. Pemenuhan kebutuhan belajar berdasarkan gaya belajar dapat

didukung dengan penyajian media yang beragam dalam pembelajaran. Media

tersebut antara lain video pembelajaran, bahan ajar, simulasi, audio dan aneka

ragam media lainnya. Media dalam pembelajaran IPA sangat penting dan harus

mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru akan menggunakan

media digital sebagai pendukung pelaksanaan model Discovery Learning.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut guru akan merancang penelitian

tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dikelas VII

Tahun pelajaran 2020/2021 dengan menggunakan model Discovery Learning

berbasis multimedia digital.

3. Analisis masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka analisis masalah dalam penelitian

tindakan ini adalah rendahnya hasil belajar siswa karena penggunaan media yang

kurang bervariasi sehingga pesan-pesan penting dalam materi kalor tidak sampai
kepada siswa. Padahal guru telah melaksanakan model discovery learning. Oleh

karena itu penggunaan model discovery learning perlu didukung dengan

multimedia digital.

4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model discovery learning berbasis multimedia digital

dapat meningkatkan hasil belajar pada materi kalor dan perpindahannya

dikelas VII SMP Negeri 1 Labobo ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model

Discovery Learning berbasis multimedia digital pada materi kalor dan

perpindahannya di kelas VII SMPN 1 Labobo?

5. Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dari ranah

sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa di kelas VII SMP Negeri 1

Labobo pada materi kalor dan perpindahannya dengan menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning berbantuan multimedia digital.

6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Sekolah

a. Menjadikan inovasi bagi pengembangan kurikulum di sekolah.

b. Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.


c. Membantu sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Untuk menambah pengetahuan guru berkaitan dengan model pembelajaran

Discovery Learning dengan menggunakan multimedia digital

b. Untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

c. Untuk menjadi bahan pertimbangan bagi guru yang lain sehingga dapat ditiru

dalam meningkatkan hasil belajar.

d. Menjadikan guru lebih semangat dalam mengajar di kelas dengan variasi gaya

belajar yang baru.


B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya Kusuma (2009:9) penelitian tindakan kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Menurut O’Brien sebagaimana

dikutip oleh Endang Mulyatiningsih (2011:60) penelitian tindakan kelas adalah

penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi

permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk

mengatasinya. Cohen dan Manion sebagaimana dikutip oleh Padmono (2010)

menyatakan penelitian tindakan adalah intervensi kecil terhadap terhadap tindakan

di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut.

Pandangan ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat dilakukan secara

kolaboratif dengan pakar. Pakar memberikan alternatif pemecahan dan alternatif

tersebut perlu diuji sejauh mana efektifitasnya. Dengan demikian peneleitian

tindakan menurut Cohen dan Manion bukan mutlak harus dilakukan oleh pekerja

sendiri (guru sendiri) akan tetapi guru dapat meminta atau bekerja sama dengan

pihak lain.

Selanjutnya Kemmis dan Taggart sebagaimana dikutip oleh Padmono (2010)

menyatakan penelitian tindakan adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang

dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan praktek sosial mereka, serta

pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu dan terhadap situasi tempat


dilakukan praktek-praktek tersebut. Kemmis dan Taggart memandang, bahwa

penelitian ini dilakukan secara kolektif untuk memperbaiki praktek yang mereka

lakukan dimana perbaikan dilakukan berdasar refleksi diri. Dalam bukunya

Becoming Critical : Education, Knowledge, an Action Research 1986. Kemmis

dan Carr lebih jelas menyatakan penelitian tindakan adalah bentuk penelitian

refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah,

misalnya) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki

rasionalitas dan kebenaran (a) praktek-praktek sosial atau pendidikan yang

dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktek-praktek ini, dan (c) situasi-

situasi (dan lembaga-lembaga) dimana praktek-praktek tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat dapat memperbaiki

atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara professional.

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:60-63) karakteristik penelitian

tindakan kelas antara lain:

1) Tema penelitian bersifat situasional


2) Tindakan diambil berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diri
3) Dilakukan dalam beberapa putaran
4) Penelitian dilakukan untuk memperbaiki kinerja
5) Dilaksanakan secara kolaboratif atau parisipatorif
6) Sampel terbatas
b. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya Kusuma (2011:38-41) langkah penelitian tindakan

kelas, yaitu : adanya ide awal, praservei, diagnosis, perencanaan,

implementasi tindakan, pengamatan, refleksi, penyusunan laporan PTK.

Sedangkam menurut Endang Mulyatiningsih langkah penelitian adalah :

diagnosis masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

analisis data, evaluasi dan refleksi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Adanya ide awal

Seseorang yang melaksanakan penelitian, pasti diawali dengan gagasan atau

ide dan diharapkan dapat dilakukan atau dilaksanakan.

2. Praservei

Untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat dikelas yang akan

diteliti. Biasanya dilakukan oleh guru dan dosen.

3. Diagnosis

Dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di kelas yang dijadikan

sasaran.

4. Perencanaan

Dibagi menjadi dua, yaitu : perencanaan umum dan khusus.

Perencanaan umu dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi

keseluruhan aspek yang terkait PTK. Perencanaan khusus Implementasi

tindakan. Merupakan realisasi dari suati tindakan yang sudah direncanakan


sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi yang diajarkan dan

sebagainya.

5. Pengamatan

Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pada saat monitoring

haryslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas peneliti.

6. Evaluasi dan refleksi

Kegiatan merenung atau memikirkan sesuatu guna upaya evaluasi yang

dilakukian oleh para kolaborator atau partisipan yang berperan dalam PTK.

Dilakukan dengan kolaborasi, refleksi dilakukan sesudah implementasi

tindakan dan hasil observasi.

7. Penyusunan laporan PTK.

Dilakukan setelah melakukan penelitian dilapangan. Penelitian harus

sistematis dan dilakukan sesuai acuan yang telah diberikan dalam penelitian

PTK.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)


a. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning adalah suatu model pemecahan masalah yang akan

bermanfaat bagi anak didik dalam menghadapi kehidupannya dikemudian

hari. Penerapan model Discovert Learning bertujuan agar siswa mampu

memahami materi peruahan wujud benda dengan dengan sebaik mungkin dan

pembelajaran lebih terasa bermakna, sehingga hasil belajar siswa pun akan

meningkat.

Model Discovery Learning ini dalam prosesnya menggunakan kegiatan


dan pengalaman langsung sehingga akan lebih menarik perhatian anak didik

dan memungkinkan pembentukan konsep- konsep abstrak yang mempunyai

makna, serta kegiatannya pun lebih realitas. Ilahi dalam (Gina Rosarina,

2016)

Dalam tataran aplikasinya, discovery strategy disajikan dalam bentuk

yang cukup sederhana, fleksibel, dan mandiri. Kendati demikian, masih

diperlukan adanya pengkajian-pengkajian secara empiris dan praktis yang

menuntut peserta didik lebih peka dalam mengoptimalkan kecerdasan

intelektualnya dengan matang, tanpa banyak bergantung pada arahan guru.

Kegiatan penemuan yang dilakukan oleh manuisa itu sendiri dan

dilakukan secara aktif akan memberikan hasil yang paling baik, serta akan

lebih bermakna bagi dirinya sendiri. Bruner dalam (Gina Rosarina, 2016,).

Dalam sistem belajar-mengajar, guru tidak langsung menyajikan bahan

pelajaran dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari

dan menemukan sendiri dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah (problem solving) yang sudah menjadi pijakan dalam menganalisis

masalh kesulitan belajar. Pada proses pembelajaran, sebenarnya tidak ada

pakem khusus yang digunakan. Namun, partisipasi kelas harus mampu

menemukan metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal

ini, prinsip yang paling penting adalah experiential, yaitu metode

pembelajaran harus menggunakan pengalaman anggota kelas, sehingga

pemahaman suatu konsep atau teori pembelajaran benar benar terealisasikan


dengan baik. Itulah sebabnya, discovery strategy menjadi salah satu metode

pembelajaran yang memeberikan pengalaman tersendiri bagi anak didik agar

terlibat langsung dengan kondisi lingkungan sekitar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa

model discovery learning adalah ditemukannya konsep dan prinsip yang

sebelumnya tidak di ketahui melalui proses pembelajaran yang disajikan oleh

guru dalam suatu masalah yang mampu siswa telaah hingga sampai kepada

suatu kesimpulan.

b. Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Hanafiah dan Suhana (2009, hlm. 79) ada beberapa keunggulan

model discovery learning yaitu:

i. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta

penguasaan ketarampilan dalam proses kognitif.

ii. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat

dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

iii. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk

belajar lebih giat lagi.

iv. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

v. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik

dengan peran guru yang sangat terbatas.


Menurut Hosnan (2014, hlm. 287) kelebihan penerapan discovery

learning yaitu:

1) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proes-proses kognitif. Usaha penemuan

merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara

belajarnya.

2) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.

3) Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan

ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

4) Strategi ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan

sesuai dengan kecepetannya sendiri.

5) Menyebabkan peerta didik , mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri

dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

6) Strategi ini dapat membnatu peserta didik memperkuat konsep dirinya,

karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

7) Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif

mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan, guru pun dapat bertindak

sebagai peserta didik, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

8) Membantu peserta didik menghilangkan skeptimisme (keragu- raguan)

karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

9) Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan trasnfer pada situasi proses
belajar yang baru.

11) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

12) Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis

sendiri.

13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.

14) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

15) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik,karena tumbuhnya rasa

menyelididki dan berhasil.

16) Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada

pembentukan manuasia seutuhnya.

17) Mendorong keterlibatan siswa. Menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasan

batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat

belajarnya meningkat.

18) Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.

19) Dapat meningkatkan motivasi

20) Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.

21) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar.

22) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

23) Melatih siswa belajar mandiri.

24) Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berpikir dan

menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.


Menurut Marzano dalam (Hosnan, 2014, hlm. 288) selain kelebihan yang telah

diuraikan di atas, masih ditemukan beberapa kelebihan dari model penemuan itu,

yaitu sebagai berikut:

1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan

2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari- tetumakan)

3) Mendukung kemampuan problem solving siswa

4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru,

dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan

lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuan.

6) Siswa belajar bagaimana belajar (learn how to learn).

7) Belajar menghargai diri sendiri.

8) Memotivasi diri dan lebih mudah mentransfer.

9) Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.

10)Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada

hasil lainnya.

11)Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.

12)Melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan

memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Berdasarkan pendapat diatas, kelebihan dalam pembelajaran discovery

learning yaitu membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta


penguasaan keterampilan dalam proses kognitif, siswa memperoleh

pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap

dalam pikirannya, dapat membangkitkan motivasi, rasa senang dan gairah

belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi, memberikan peluang untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing,

memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan

peran guru yang sangat terbatas, siswa dapat berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran yang disajikan, menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap

inquiry (mencari-temukan), mendukung kemampuan problem solving siswa,

memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru,

dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar, materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat

kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas, melatih kemandirian

siswa dan pengetahuan lama dan mudah diingat.

c. Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

1. Berkenaan dengan waktu. Belajar-mengajar menggunakan discovery

learning membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan

metode langsung.

2. Bagi peserta didik yang berusia muda, kemampuan berpikir rasional

mereka masih terbatas.

3. Kesukaran dalam menggunakna faktor subjektifitas ini menimbulkan


kesukajaran dalam memahami suatu persolaan dalam pembelajaran.

4. Faktor kebudayaan dan kebiasan. Belajar discovery learning menuntut

kemandirian, kepercayaan kepad dirinya sendiri, dan kebiasan bertindak

sebagi subjek.

d. Langkah-langkah dan Prosedur Pembelajaran Discovery Learning


1. Adanya masalah yang akan dipecahkan
2. Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif peserta didik
3. Konsep atau prinsip yang ditemukan harus Ditulis secara jelas

4. Harus tersedia alat atau bahan yang diperlukan


5. Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa
6. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk mengumpulkan data
7. Harus Dapat Memberikan Jawaban secara Tepat Sesuai dengan Data yang
Diperlukan Peserta Didik.
3. Multimedia Digital

Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai

jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Multimedia merupakan

kombinasi dari data teks, audio, gambar, animasi, video dan interaksi.

Multimedia menurut beberapa ahli :

a. Multimedia menurut Turban adalah Kombinasi dari paling sedikit dua media

input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik) animasi, video

teks, grafik dan gambar

b. Multimedia menurut Linda Robin adalah Alat yang dapat menciptakan

presentasi yang dinamis dan interaksi yang mengkombinasikan teks, grafik,

animasi, audio dan video


c. Multimedia menurut Hofstetter dalam Suyanto dikatakan bahwa Multimedia

dalam konteks komputer adalah Pemanfaatan komputer untuk membuat dan

menggabungkan teks, grafik, audio, video dengan menggunakan tool yang

memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

d. Zeembry mengemukakan bahwa Multimedia merupakan kombinasi dari data

teks, audio, gambar, animasi, video dan interaksi, yang menyimpan dan

menampilkan data-data multimedia

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa

teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi yang

telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk

menyampaikan pesan kepada publik.

4. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.

Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam

belajar. Sedangkan mengajar menunjukan pada apa yang seharusnya dilakukan

seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh

siswa dan guru terpadu dalam suatu kegiatan, diantara keduanya itu terjadi interaksi

dengan guru. Keampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengaar saja harus

bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya

intervensi orang lain sebagai pengajar.


Oleh karena hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan

kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari

pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh DR. Nana Sujana.Nana Sujana

(2004, hlm. 87) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan prilaku

yang ditunjukan pembelajar sebagai hasil sesluruh interaksi yang disasari oleh guru

dan siswa, berbentuk aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalahsuatu hasil usaha

(mamfu memanfaatkan kemampuan, keterampilan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga

dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari), secara

maksimal bagi seseorang dalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari atau

kegiatan yang dilakukan.

b. Prinsip Hasil Belajar


Menurut Permendikbud No 53 Tahun 2015 Pasal 4 tentang Penilaian hasil

belajar peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta

didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,


suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta

didik.

7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Di dalam proses belajar terdapat persoalan diantaranya ada input, proses dan

output. Input merupakan asupan dari guru berupa materi, proses merupakan

proses teradinya perubahan kemampuan pada diri siswa, sedangkan output

adalah hasil dari proses.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar diantaranya :

1) Kondisi jasmani dan rohani siswa


2) Fakor lingkungan yang merupakan masukan dari lingkungan dan seumlah

faktor instrumental yang dirancang untuk mencapai hasil yang diharapkan, untuk

menghasilkan perubahan tingkah laku sesuai dengan hasil belajar yang telah

dicapai. Faktor keluarga, sekolah dan masyarakat memegang peranan yang cukup

penting dalam tingkat keberhasilan belajar siswa itu sendiri.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah proses belajar itu sendiri yang meliputi kondisi jasmani dan

rohani,selain dari itu ada juga faktor lain diantaranya faktor lingkungan, faktor

instrumental juga keluarga dan masyarakat sekitarnya.


C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Labobo Tahun pelajaran 2020/2021. Siswa yang terdiri dari 12 Siswa

perempuan dan 7 orang siswa laki-laki.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun pelajaran

2020/2021 dan dilaksanakan selama 3 minggu. Tempat penelitian ini

dilaksanakan di SMP Negeri 1 Labobo, Kecamatan Labobo, Kabupaten

Banggai Laut.

3. Deskripsi Per Siklus

Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan Model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin ini adalah

model yang dijadikan acuan pokok (dasar) selama ini, dari berbagai model

action research, terutama classroom action research.Model ini terdiri atas

empat komponen yaitu pertama perencanaan (planning), kedua tindakan

(acting), ketiga pengamatan (observing) dan keempat refleksi (reflecting).

Berikut ini akan tergambar dalam bagan Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt

Lewin pada gambar 3.1


SIKLUS PELAKSANAAN PTK

Tindakan

Perencanaan
SIKLUS 1 Observasi

Refleksi

Tindakan

Perencanaan SIKLUS 2 Observasi

Refleksi

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

Berikut ini merupakan beberapa prosedur penelitian yang dilakukan di

kelas VII SMP Negeri 1 Labobo sebagai berikut:

a. siklus I
Siklus 1 Terdiri atas 2 Pertemuan dan evaluasi dilakukan pada setiap pertemuan
kedua. Setiap siklus melalui 4 tahapan yaitu (1) perencanaan, tahap ini merupakan

rencana yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, (2) Pelaksanaan

Tindakan, tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang dibuat pada tahap

perencanaan, (3) Observasi, tahap ini merupakan bagian-bagian yang harus diamati

pada saat proses pembelajaran dan sesuai dengan tujuan penelitian, dan (4) refleksi,

dalam tahap ini diadakan diskusi antara peneliti dengan observer. Uraian selengkapnya

sebagai berikut :

1. Perencanan(Planning)

Perencanaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menyiapkan perangkat

pembelajaran yang digunakan pada siklus 1 meliputi RPP, Media pembelajaran,

Lembar Kerja Peserta didik, Instrumen Evaluasi, dan bahan ajar. Model pembelajaran

yang digunakan adalah discovery learning yang menggunakan variasi media digital

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, guru perlu mempersiapkan

fasilitas dan sarana pendukung yang telah diperlukan di kelas ketika proses

pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah perencanaan dalam penelitian ini antara

lain :

1) Mengidentifikasi masalah hasil prasiklus sebelum menggunakan variasi media

digital, mendiagnosis masalah hasil belajar siswa dan mengembangkan pemecahan

masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa.

2) Merancang rencana pembelajaran siklus 1 mengenai kalor dan penerapannya dala

kehidupan sehari-hari
3) Merancang lembar kerja peserta didik

4) Merancang media pembelajaran digital yang bervariasi mulai dari video

pembelajaran, Simulasi PHET, Bahan ajar menggunakan Flipping Book,

Powerpoint, rekaman audio pembelajaran dalam bentuk Code QR yang dapat

diakses dimana saja.

5) Menyusun tes formatif siklus 1

2. Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan merupakan kegiatan melakukan penelitian bentuk implementasi

rencana yang telah dibuat peneliti. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang dibuat oleh guru. Tindakan yang dilakukan oleh guru dalam tahap

pelaksanaan siklus 1 adalah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning dengan menggunakan beragam media digital(Multimedia digital).

3. Observasi (Observing)

Pengamatan dilakukan dengan mengadakan kolaborasi dengan rekan guru

sesama guru IPA di SMP Negeri 1 Labobo. Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini,

maka pengamatan difokuskan pada : 1) hasil belajar siswa pada materi kalor dan

perpindahannya yang meliputi: rata-rata kelas dalam materi kalor dan perpindahannya

serta ketuntasan klasikal, (2) aktivitas belajar siswa, (3) reviu perangkat pembelajaran

dan permofasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi ini mencatat hasil observasi serta mengevaluasinya,


menganalisis hasil dari proses pembelajaran dan mencatat kelemahan-kelemahan yang

dapat dijadikan untuk bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya. Kemudian

melakukan refleksi tentang penerapan model pembelajaran discovery learning dengan

menggunakan multimedia digital dalam materi kalor dan perpindahannya pada siklus

I.

b. Siklus II

Setelah dilaksanakan siklus 1 maka penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Tes formatif

dilakukan pada pertemuan kedua. Siklus II juga melalui 4 tahapan yaitu (1)

perencanaan, tahap ini merupakan rencana yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan

tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, tahap ini merupakan implementasi dari

perencanaan yang dibuat pada tahap perencanaan, (3) observasi, tahap ini merupakan

bagian-bagian yang harus diamati pada saat proses pembelajaran dan sesuai dengan

tujuan penelitian, dan (4) refleksi, dalam tahap ini diadakan diskusi antara peneliti dan

observer. Tahap ini guru mengadakan analisis data untuk mengetahui sejauh mana

tujuan yang telah ditetapkan hingga tercapai, sehingga dapat ditentukan diperlukan

siklus berikutnya atau tidak. Adapun langkah-langkah pada siklus II sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan mengidentifikasi masalah atau

kekurangan dari perencanaan pembelajaran, membuat serta memperbaiki Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan fasilitas yang mendukung poses


pembelajaran.

2. Tindakan (Acting)

Tindakan yang dilakukan memperbaiki tindakan yang sudah dilaksanakan

pada siklus 1 dengan tetap menerapkan model pembelajaran discovery

learning dengan menggunakan multimedia digital

3. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses kegiatan pembelajaran

yang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning dengan menggunakan multimedia digital

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi pada siklus II digunakan sebagai bahan evaluasi serta sebagai

kesimpulan digunakan sebagai bahan untuk mengetahui hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbasis

multimedia digital meningkat dari siklus 1 atau tidak. Jika hasil belajar siswa

telah meningkat maka penelitian tindakan ini telah berhasil

c. Teknik dan Cara Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

i. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam

mengumpulkan hasil data dari penelitian. Wawancara juga merupakan

interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang


diwawancarai dengan cara berkomunikasi secara langsung. Wawancara ini

bertatap muka secara langsung dan seorang pewawancara bertanya tentang

sesuatu objek yang akan diteliti.32

ii. Observasi

Observasi merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses yang terjadi dalam sebuah

kegiatan yang diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi

buatan. Observasi ini juga dapat digunakan untuk menilai proses belajar

mengajar.33

iii. Video praktik pembelajaran

Video praktik adalah rekaman peristiwa selama guru melaksanakan

penelitian tindakan baik pada siklus I dan siklus II. Video praktik

pembelajaran juga dapat digunakan sebagai bahan guru untuk merefleksi

kekurangan dan kelebihan pada siklus I sehingga dapat diperbaiki pada siklus

II.
iv. Tes Hasil Belajar

Dalam pengambilan data tes hasil belajar , guru menggunakan tes tulis, dengan tes

tulis peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa dalam materi kalor dan

perpindahannya. Tes hasil belajar dibuat untuk siklus 1 dan siklus II dan

pelaksanaan tes adalah pada akhir pertemuan tiap siklus.

d. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan atau prosentase

dalam ketuntasan belajar siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran yang

berlangsung selama dua siklus, yang dilakukan dengan memberikan tes tulis pada

setiap akhir siklusnya. Keberhasilan peoses kegiatan pembelajaran juga dilihat dari

hasil pengamatan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Berikut ini merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis data :

1. Penilaian Observasi Guru

Penilaian ini di dapat dari pengamatan aktivitas guru selama proses kegiatan

pembelajaran berlangsung. Dalam menghitung nilai aktivitas guru menggunakan

rumus sedangkan hasilnya diklasifikasikan dalam bentuk kriteria tingkat

keberhasilan .

Menghitung hasil prosentase aktivitas guru

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 (Rumus 3.1)


Skor maksimal
3. Penilaian Observasi Siswa

Penilaian ini di dapat dari pengamatan aktivitas siswa selama proses kegiatan

pembelajaran berlangsung. Dalam menghitung nilai aktivitas siswa menggunakan

rumus sedangkan hasilnya diklasifikasikan dalam bentuk kriteria tingkat

keberhasilan .

Menghitung hasil prosentase aktivitas siswa:

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 (Rumus 3.2)


Skor maksimal

4. Penilaian Tes

Penilaian tes ini di ambil dari dari hasil tes siswa menjawab soal sumatif tiap

siklus. Siswa dikatakan berhasil dalam penugasan jika mencapai nilai minimal

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPA pada KD 3.4. Untuk

penilaian tes tulis menjawab soal sesuai dengan kriteria penilaian yang dijadikan

sebagai penilaian acuan patokan. Berdasarkan beberapa kriteria tersebut untuk

penilaian menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Daya serap secara individu

b. Daya serap klasikal

Selain itu hasil belajar juga dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan

belajar siswa, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Mencari nilai rata-rata
siswa :

Nilai Rata – Rata: (Rumus 3.4)

Mencari hasil ketuntasan belajar siswa

Prosentase Ketuntasan : x 100%(Rumus 3.5)

Keterangan : F : siswa yang tuntas

belajar N : jumlas siswa

Kriteria keberhasilan tindakan yang digunakan adalah kriteria ketuntasan

dan daya serap yang dinyatakan sebagai berikut :

KKM mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Labobo adalah 70

a. Seorang peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu bila

diperoleh Presentase Daya Serap Individu ≥ 70 %

Dengan pemberian skor per siswa setiap indikator :

1) Sangat baik : 90 – 100

2) Baik : 75 – 89

3) Cukup : 60 – 74

4) Kurang : 40 - 59

5) Kurang sekali : 0 – 39

b. Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila diperoleh

Presentase Ketuntasan Klasikal ≥ 75 %.


LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP siklus 1 )

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Labobo


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VII/ 1
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Submateri : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan
wujud benda
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 3 JP (3 X 40 Menit )

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, Percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaanya
KI-3 Memahami Pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 Mencoba, Mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang di
pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi


KI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3 Kompetensi Pengetahuan IPK Penunjang
3.4 Menganalisis konsep suhu, 3.4.1 Menjelaskan konsep kalor dalam aktivitas
pemuaian, kalor, perpindahan sehari-hari (C2/LOTS)
kalor, dan penerapannya 3.4.2 Menghitung besarnya kalor yang dihasilkan
dalam kehidupan sehari-hari oleh suatu benda (C3/LOTS)
termasuk mekanisme menjaga IPK Kunci
kestabilan suhu tubuh pada 3.4.3 Membedakan pengaruh kalor terhadap
manusia dan hewan kenaikan suhu benda dengan pengaruh kalor
terhadap wujud benda (C4/ HOTS)
IPK Pengayaan
3.4.5 Mendeteksi kalor dapat berpindah dari suhu
rendah ke suhu tinggi (C5/HOTS)
4 Kompetensi Keterampilan IPK Penunjang
4.4 Melakukan percobaan 4.4.1 Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
Untuk menyelidiki untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda
suhu dan wujud benda serta IPK Kunci
perpindahan kalor 4.4.1 Mendemonstrasikan langkah percobaan
menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan
suhu dan wujud benda
4.4.2 Menyajikan data hasil pengamatan pengaruh
kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama
3.4.1 Melalui Kegiatan mengamati gambar yang berpadu dengan video pembelajaran mengenai konsep
kalor, siswa dapat menjelaskan konsep kalor dalam aktivitas sehari-hari dengan benar
(TPACK)
3.4.2 Melalui Kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menghitung besarnya kalor yang
dihasilkan oleh suatu benda dengan benar(4C : Collaboration)
3.4.3 Melalui kegiatan diskusi dan presentasi hasil eksperimen, siswa dapat Membedakan
pengaruh kalor terhadap kenaikan suhu benda dengan pengaruh kalor terhadap wujud
benda zat dengan tepat (4C : Collaboration & Critical Thinking , HOTS, PPK)
3.4.4 Melalui literasi bahan ajar dan browsing internet secara mandiri, siswa dapat
mendeteksi kalor dapat berpindah dari suhu rendah ke suhu tinggi dengan benar
4.4.1 Melalui literasi LKPD dan diskusi siswa bersama guru, siswa dapat mempersiapkan alat
dan bahan yang digunakan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
dan wujud benda dengan benar (4C : Collaboration)
4.4.2 Melalui kegiatan eksperimen mandiri dan dipadukan simulasi PHET, siswa dapat
mendemonstrasikan langkah percobaan menyelidiki pengaruh pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan wujud benda dengan benar (4c : Creativity, TPACK
4.4.3 Setelah melakukan percobaan dan diskusi kelompok, siswa dapat Menyajikan data
hasil pengamatan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda
dengan teliti dan tepat(4c : Communication, PPK)

D. Penguatan Pendidikan karakter


Nilai Karakter : Religius, teliti percaya diri

E. Materi Pelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Materi factual
- Pengertian kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda pada benda
lainnya karena terdapat suatu perbedaan suhu. Saat dua benda memiliki perbedaan suhu
dipertemukan maka kalor akan mengalir atau berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya rendah.
Kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan
satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori
adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
b. Materi Konseptual
- Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor suatu benda
besar kalor yang diperlukan (Q), begantung pada:
1. massa benda (m)
Besar kalor yang diperlukan berbanding lurus dengan massa benda. Artinya, semakin besar
massa benda, maka semakin besar pula kalor yang harus diberikan kepada benda.
Fenomena ini dapat diamati pada saat kita memasak air. Semakin banyak air yang kita masak
dalam suatu panci, maka akan semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk memasak.
2. kalor jenis benda (c)
Kalor jenis dari tiap benda akan berbeda-beda, sehingga, jumlah kalor untuk pemanasan
sangat bergantung pada jenis benda ini. Misalnya saat kita memanaskan logam besi dan
tembaga, maka kalor yang diperlukan akan berbeda sebab kalor jenis besi dan tembaga juga
berbeda.
3. peningkatan suhu (ΔT)
Semakin besar perubahan suhu, maka semakin besar pula kalor pemanasan. Misalnya jika kita
hanya ingin menghangatkan air, kalor pemanasan dan waktu yang diperlukan akan lebih cepat
dibanding jika kita ingin membuat air hingga suhunya mendidih.
c. Materi Prosedural
Menghitung besarnya kalor suatu benda
Kalor dapat berakibat pada perubahan suhu atau wujud suatu zat. Penerimaan kalor akan
meningkatkan suhu dan dapat mengubah zat padat menjadi cair atau zat cair menjadi gas,
sedangkan pelepasan kalor akan menurunkan suhu dan dapat mengubah zat cair menjadi padat
atau zat gas menjadi zat cair. Kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung
dengan rumus berikut.

Keterangan:
 Q : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)
 m : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
 c : kalor jenis zat (J/kg⁰C)
 ΔT : perubahan suhu (⁰C)
 U : Kalor uap (J/kg)
 L : kalor lebur (J/kg)

2. Materi Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, siswa yang belum mencapai KKM diberi kegiatan
pembelajaran remedial dalam bentuk;
a. bimbingan perorangan jika siswa yang belum tuntas ≤ 20%
b. belajar kelompok jika siswa yang belum tuntas antara 20% dan 50%; dan
c. pembelajaran ulang jika siswa yang belum tuntas ≥ 50%.
Seluruh bimbingan akan dilakukan melalui jitsi meet dan diskusi melalui WA

3. Materi Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pengayaan dalam bentuk membaca materi pada bahan ajar yang telah disediakan
guru, kemudian membrowsing internet untuk mencari artikel yang dapat membantu siswa
mendeteksi apakah kalor dapat berpindah dari suhu rendah ke suhu tinggi

F. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


Model : Discovery Learning
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode : eksperimen, pengamatan dan diskusi

G. Media, Alat dan Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media
- Video pengantar materi kalor
- LKPD, Bahan ajar
- Simulasi PHET

2. Alat Dan bahan


- Smartphone, laptop

3. Sumber Belajar
1) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017 edisi Revisi. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017 edisi Revisi. Buku Guru ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
3) Sumber lain yang relevan
4) Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 3 JP : 120 Menit)
Aloka
si
Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran
Wakt
u
Pendahuluan 1. Guru dan siswa saling memberi dan menjawab 10
salam (PPK : Religius ) Menit
2. Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran daring. (Integrasi PPK : Religius)
3. Guru menanyakan Kabar siswa, dan melakukan
pengisian presensi (TPACK)
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tetap
selau semangat belajar di tengah kondisi pandemic
saat ini .
TPACK 5. Guru melatih focus siswa dalam belajar dengan
melakukan games “ semangat & jangan menyerah
6. Guru memberikan apersepsi dengan meminta
peserta didik mengingat kembali materi sebelumnya
7. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan di capai
8. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan
manfaat mempelajari kalor
9. Guru menyampaikan tehnik penilaian yang akan di
lakukan dalam proses pembelajaran dan model
pembelajaran yang digunakan.

Kegiatan Sintaks  Mengamati 100


Inti kesatu 10. Guru mengarahkan siswa mengamati video menit
: Stimulasi pembelajaran mengenai konsep kalor sebagai
pengantar materi kalor
11. Guru memberikan stimulus dan menampilkan
simulasi PHET memanaskan air
 Menanya
:

12. Guru mengarahkan siswa dapat bertanya dari video


dan gambar yang ditayangkan guru
Sintaks ke 2: 13. Siswa merumuskan pertanyaan setelah mengamati
Problem gambar dan menyimak video yang ditayangkan guru
Statement (4C : Critical Thinking ) (HOTS)
(Rumusan 14. Siswa dan guru memilih rumusan masalah yang akan
Masalah) ditemukan jawabannya setelah melakukan kegiatan
selanjutnya

 mengumpulkan data :
15. Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKPD
Tpack “Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud dan suhu
benda “ yang telah guru bagikan
16. Siswa diarahkan untuk mengamati video mengenai
prosedur kerja praktikum

Sintaks ke 3: 17. Untuk membantu siswa mengerjakan LKPD, siswa


Data diarahkan untuk membaca bahan ajar pada link berikut
Collection https://online.flippingbook.com/view/343611/
(Pengumpul
an data) 18. Guru mengecek siswa saat melakukan eksperimen
dan memberikan bimbingan agar melakukan
eksperimen dengan teliti (4c : Collaboration) (PPK :
Teliti)

 Menalar

19. Siswa bersama kelompoknya dengan dibantu arahan


guru, berdiskusi dalam kelompoknya mengenai “
Sintaks ke 4 LKPD Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
Data dan suhu benda”
Processing 20. Siswa berdikusi dalam kelompoknya untuk
(Pengolahan mengolah data massa, perubahan suhu dan kalor
Data) jenis untuk menghitung besarnya kalor yang
dihasilkan es hingga menjadi air (4c :
Collaboration)
21. Siswa diarahkan untuk dapat membedakan kalor
yang dihasilkan untuk menaikkan suhu benda dan
perubahan wujud benda (4c : critical Thinking)
(HOTS)
22. Siswa menulis hasil penyelidikan LKPD

Mengomunikasikan
23. Siswa diharapkan tampil percaya diri saat presentasi
(PPK : Percaya diri)
Sintaks ke 5 24. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
Verivication/ mempresentasikan hasil LKPDnya dan menemukan
pembuktian perbedaan kalor yang dapat mengubah suhu benda dan
wujud benda(4c : communication, Critical Thinking )
(HOTS)
18. Siswa mencocokkan jawaban hasil diskusinya dengan
verifikasi konsep dari tiap kelompok dan guru
19. Siswa memperbaiki hasil jawaban yang masih kurang
tepat.

Sintaks ke 6
Generalizati
on/ 20. Siswa membuat kesimpulan tentang poin poin penting
kesimpulan mengenai kalor yang dapat merubah suhu dan wujud
suatu benda

Penutup 20. Siswa bersama guru menyimpulkan seluruh topik 10


pembelajaran yang dipelajari hari ini menit)
21. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar,
siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi pada
web e-ujian.com(CBT)
22. Guru dan siswa membahas bersama soal evaluasi
23. Guru memberikan penguatan konsep kalor,
factorfaktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang
dihasilkan suatu benda serta pengaruh kalor dalam
merubah suhu dan wujud benda
24. Guru mengumumkan kelompok yang berkinerja
paling baik
25. Guru meminta siswa untuk mempelajari konsep asas
black dan meminta siswa dalam kelompoknya
menyiapkan termos kecil berisi air panas untuk
pertemuan berikutnya
26. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama
27. Guru mengucapkan salam

4. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap

No Bentuk Contoh Butir Waktu


Teknik Keterangan
. Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Lihat Saat Penilaian pencapaian
Lampiran 1 pembelajaran pembelajaran (assessment
of learning)

b. Pengetahuan
No Bentuk Contoh Butir Waktu
Teknik Keterangan
. Instrumen Instrumen Pelaksanaan
2. Tertulis Pertanyaan Lihat Saat Penilaian pencapaian
tertulis Lampiran 2 pembelajaran pembelajaran (assessment
berbentuk pg of learning)

c. Keterampilan
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Keterampilan Lembar Lihat Pada saat Penilaian untuk, sebagai,
praktikum kinerja Lampiran 3. pembelajaran pencapaian pembelajaran
praktik berlangsung Keterampilan
saat guru

Lipulalongo, Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Labobo Guru Mata Pelajaran IPA

Yunker Sandewa, S.Pd Trismawaty Achmad,S.Pd


NIP. 19630502 198703 1 017 NIP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP Siklus 2)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Labobo


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VII/ 1
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Submateri : Asas Black
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 jp (2 X 40 Menit )

C. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, Percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaanya
KI-3 Memahami Pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 Mencoba, Mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang di
pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
D. Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
KI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3 Kompetensi Pengetahuan IPK Penunjang
3.4 Menganalisis konsep suhu, 3.4.4 Menjelaskan perubahan wujud benda yang
pemuaian, kalor, perpindahan menerima kalor dan melepas kalor
kalor, dan penerapannya 3.4.5 Menentukan konsep asas Black dalam
dalam kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
termasuk mekanisme menjaga
kestabilan suhu tubuh pada 3.4.6 Menghitung besarnya suhu campuran dengan
manusia dan hewan menggunakan konsep asas black
IPK Kunci
3.4.4 Mengaitkan karakteristik suhu kesetimbangan
termal dengan konsep asas black
4 Kompetensi Keterampilan IPK Penunjang
4.4 Melakukan percobaan
Untuk menyelidiki 4.4.1 Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
pengaruh kalor terhadap untuk menyelidiki konsep asas black serta zat
suhu dan wujud benda serta yang menerima dan melepaskan kalor
perpindahan kalor IPK Kunci
4.4.2 Melakukan percobaan untuk Menyelidiki zat
yang menerima dan melepas kalor

D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Kedua
3.4.1 Melalui tayangan video perubahan wujud zat, siswa dapat Menjelaskan perubahan
wujud benda yang menerima kalor dan melepas kalor dengan tepat
3.4.2 Melalui contoh soal yang diberikan guru, siswa dapat menghitung besarnya suhu
canpuran duah buah zat berdasarkan konsep asas black
3.4.3 Melalui tayangan video,siswa dapat menentukan konsep asas Black dalam kehidupan
sehari-hari dengan tepat
3.4.4 Melalui diskusi siswa dan guru siswa dapat Mengaitkan karakteristik suhu
kesetimbangan termal dengan konsep asas black dengan tepat
4.4.1 Melalui praktikum asas black berdasarkan LKPD, siswa dapat Mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan untuk menyelidiki konsep asas black serta zat yang menerima
dan melepaskan kalor dengan tepat
4.4.2 Setelah melakukan percobaan dan diskusi kelompok, siswa dapat Menyajikan data hasil
pengamatan konsep asas black serta zat yang menerima dan melepaskan kalor dengan
teliti dan tepat(4c : Communication, PPK)

D. Penguatan Pendidikan karakter


Nilai Karakter : Religius, Disiplin,

F. Materi Pelajaran
4. Materi Pembelajaran Reguler
- Pengaruh Kalor Terhadap Wujud Zat
Kalor bisa menaikkan suhu suatu zat yang berdampak terhadap terjadinya perubahan
wujud zat. Melebur dan menguap yang merupakann peristiwa yang membutuhkan
kalor, karena untuk dapat meleburkan sebuah bungkahan es ataupun untuk menguapkan
air dibutuhkan kalor.

Namun peristiwa mengembun dan membeku tidak membutuhkan kalor melainkan


melepaskannya, peristiwa terjadinya terbentuknya embun dipagi hari merupakan contoh
dari perubahan wujud yang melepaskan kalor. Begitu juga peristiwa membeku akan
dikeluarkan sejumlah kalor sehingga air membeku membentuk bungkahan es.
- Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph
Black. Asas ini menjabarkan: Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya
dicampurkan, benda yg panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu
akhirnya sama
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:

"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"
5. Materi Pengayaan
Materi pengayaan bersifat mengembangkan kemampuan peserta didik yang telah tuntas hasil
belajarnya dan telah mencapai KKM yang ditetapkan guru

6. Materi Remedial
Materi remedi disesuaikan dengan hasil belajar siswa pada konsep yang mana daya serap
siswa masih rendah.

F. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


Model : Discovery Learning
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode : Tanya Jawab, Diskusi, eksperimen sederhana

G. Media, Alat dan Bahan


1. Media
- Video pembelajaran (Masing-masing link tersedia dalam code QR)
- Smartphone
- Whatss app
2. Alat Dan bahan
Alat
Gelas
Sendok
Bahan
Air dan es batu, kapur barus

H. Sumber Belajar
5) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017 edisi Revisi. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
6) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017 edisi Revisi. Buku Guru ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
7) Sumber lain yang relevan
8) Internet

I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedua ( 2JP : 80 Menit)
Kegiatan Alokasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru bersama siswa saling memberi dan 10 Menit
menjawab salam dan menanyakan kabar
peserta didik
2. Siswa bersama guru berdoa untuk memulai
pelajaran. (Religius)
3. Guru melakukan presensi
4. Siswa diberikan apersepsi oleh guru dengan
mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya
5. Siswa mendengarkan apersepsi yang diberikan guru,
kemudian siswa menjawab pertanyaan – pertanyaan
diberikan guru Siswa dimotivasi guru dengan
menyampaikan manfaat dari mempelajari kalor
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, scenario
pembelajaran
Tahap 1 Stimulasi 60
7. Guru meminta siswa menscan code QR yang telah
dikirimkan pada seluruh siswa melalui WA
(TPACK)
8. Siswa diarahkan untuk mengamati video tersebut
(mengamati)
9. Guru memberikan penjelasan singkatmengenai
konsep asas black
Tahap 2 Problem Statement (Identifikasi Masalah)
10. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
video yang telah diberikan
11. guru mengarahkan siswa dapat bertanya dari video
mengenai konsep asas black (Menanya)(HOTS)

Tahap 3 Data Collection (Pengumpulan data)

18. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum


yang berkaitan dengan rumusan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya
19. Guru membagikan LKPD untuk dilaksanakan secara
bersama-sama dan saling bekerja sama antar anggota
kelompok
(Mengumpulkan data) (4C:Collaboration)

Tahap 4 Data Processing (Pengolahan Data)

21. Siswa bersama kelompoknya dengan dibantu


arahan guru, berdiskusi mengenai cara pengsisian
tabel pengamatan pada LKPD
22. Siswa menulis hasil penyelidikan Pada tabel
pengamatan dan mengolah data yang didapatkan
dari praktikum dengan konsep asas black untuk
menentukan besarnya suhu kesetimbangan termal
dari pencampuran air dingin dan air panas (critical
Thinking) (Menalar)

Tahap 5 Verivication/pembuktian

23. Siswa dari masing-masing kelompok diminta untuk


mempresentasikan hasil pengamatannya dan
mengkonsultasikan hasil diskusi kelompok dengan
guru
24. Siswa memperbaiki hasil jawaban yang masih kurang
tepat.
25. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil analisisnya mengenai tugas
yang diberikan guru (mengomunikasikan)

Tahap 6 generalization/menyimpulkan
26. Siswa membuat kesimpulan tentang praktikum konsep
asas blackyang telah dilakukan

Penutup 27. Siswa bersama-sama guru menyimpulkan seluruh 10 menit)


konsep yang telah dipelajari hari ini
28. Guru mengumumkan kelompok yang berkinerja
paling baik
29. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar,
siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah
dibagikan guru dan menyelesaikan dengan tepat
waktu(PPK : disiplin)
30. Guru meminta siswa untuk mempelajari proses
perpindahan kalor dan meminta siswa menyiapkan
lilin dan macis untuk pertemuan selanjutnya
31. Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta siswa
berdoa masing-masing dirumah dan mengucapkan
salam

J. Penilaian
2. Teknik Penilaian
a. Sikap

No Bentuk Contoh Butir Waktu


Teknik Keterangan
. Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Lembar Lihat Saat Penilaian pencapaian
observasi sikap Lampiran 1 pembelajaran pembelajaran (assessment
spiritual dan of learning)
sosial

b. Pengetahuan
No Bentuk Contoh Butir Waktu
Teknik Keterangan
. Instrumen Instrumen Pelaksanaan
2. Tertulis Pertanyaan Lihat setelah Penilaian pencapaian
tertulis Lampiran 2 kegiatan pembelajaran (assessment
berbentuk pg pembelajaran of learning)
esei usai

c. Keterampilan
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Keterampilan Lembar Lihat Pada saat Penilaian untuk, sebagai,
presentasi kinerja Lampiran 3. pembelajaran pencapaian pembelajaran
dan diskusi produk Keterampilan

K. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk;
d. bimbingan perorangan jika siswa yang belum tuntas ≤ 20%;
e. belajar kelompok jika siswa yang belum tuntas antara 20% dan 50%; dan
f. pembelajaran ulang jika siswa yang belum tuntas ≥ 50%.
L. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk membaca materi yang telah disediakan guru,
guru mengupload artikel mengenai besarnya kalor pada beberapa benda yang berbeda
kalor jenisnya pada grup WA kelas setelah siswa melakukan UH

Lipulalongo, Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Labobo Guru Mata Pelajaran IPA

Yunker Sandewa, S.Pd Trismawaty Achmad,S.Pd


NIP. 19630502 198703 1 017 NIP. 19871231 201504 2 002
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SIKLUS I

No Aspek Penilaian Skor Catatan


A Persiapan sebelum memulai
pembelajaran
1 a. Guru menyiapkan seluruh komponen 4 Guru telah menyaipkan
yang akan digunakan dalam komponen pembelajaran
pembelajaran sebelum pembelajaran
dimulai
2 b. Menyiapkan peserta didik dalam 3 Guru telah mengarahkan siswa
pembelajaran dalam pembelajaran
B Kegiatan Pendahuluan
3 a. Guru menarik minat siswa untuk 4 Guru sudah memiliki tekhnik yang
belajar bagus dalam menarik siswa untuk
belajar
4 b. Guru memberikan apersepsi 3 Guru memberikan apeserpsi
5 c. Guru memiliki kemampuan 3 Guru telah memotivasi siswa namun
memotivasi siswa perlu ditingkatkan lagi
6 d. Guru menyampaikan tujuan 4
pembelajaran
7 e. Guru menyampaikan skenario 4 Guru telah menyampaikan scenario
pembelajaran dan tekhnik penilaian pembelajaran
C Kegiatan Inti Pembelajaran
8 1. Proses Saintifik (5M) 4
9 2. Discovery Learning
10 Stimulation 3 Guru telah memberikan stimulus
Pada tahap ini Guru mengarahkan untuk siswa
peserta didik untuk mengamati
stimulus yang diberikan
11 Problem statement (pertanyaan/ 3 Kemampuan guru untuk
identifikasi masalah) mengarahkan siswa untuk bertanya
Pendidik mengarahkan peserta didik sudah baik
untuk merumuskan masalah sesuai
tujuan pembelajaran
12 Data collection (pengumpulan data) 4 Guru membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi selama
Pendidik mengarahkan peserta didik praktik dan melayani siswa dalam
untuk mengumpulkan informasi untuk bertanya
menyelesaikan permasalahan yang telah
di identifikasi
13 Data processing (pengolahan data) 3 Guru aktif mengecek pada tiap
kelompok selama proses
Pendidik mengarahkan peserta didik pengambilan data
untuk berdiskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan pada
LKPD
14 Verification (pembuktian) 3 Guru mampu mengarahkan siswa
untuk presentasi
Pendidik mengarahkan peserta didik
mengkomunikasikan/
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
15 Generalization (menarik kesimpulan) 3 Guru mampu mengarahkan siswa
untuk menyimpulkan hasil diskusi
Pendidik bersama peserta didik
menyimpulkan hasil diskusi dari semua
kelompok
16 Penguasaan guru dalam melatih siswa 3 Guru perlu meningkatkan tekhnik
memiliki kecakapan abad 21 (4C) dalam melatih siswa memiliki
kecakapan abad 21
17 Guru mampu menerapkan 3 Guru menggunakan ekhnologi dalam
Technological Pedagogical Content pembelajaran namun belum
Knowledge (TPACK) maksimal karena kondisi jaringan
sedang mengalami gangguan
18 Guru dapat memunculkan critical 3 Guru sudah memunculkan dan
thinking, creative thinking, reflective mengarahkan siswa untuk berpikir
thinking, decision making kritis namun perlu ditingkatkan lagi

19 Aktivitas dalam guru menerapkan 3 Guru sudah menunjukkan dan


HOTS mengarahkan siswa untuk mampu
berpikir kritis dalam pembelajaran
D Kegiatan Penutup
20 Pendidik dan peserta didik bersama- 3 Proses review telah dilakukan guru
sama mereview proses pembelajaran bersama siswa
yang telah dilakukan
21 Pendidik melakukan evaluasi individu 3 Guru telah memberikan evaluasi
peserta didik dengan cara memberikan
soal/pertanyaan mengenai materi
pelajaran yang telah dipelajari
22 Pendidik mengingatkan peserta didik 4 Guru sudah mengingatkan siswa
untuk tetap semangat dalam belajar dan untuk mempelajari materi
mempelajari materi pertemuan selanjutnya
berikutnya
23 Pendidik mengarahkan peserta didik 4 Guru telah mengarahkan siswa untuk
untuk berdoa bersama-sama berdoa bersama
Jumlah skor 77
Skor maksimal 92
Skor kinerja guru 83,6 Baik

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN


MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SIKLUS 2

No Aspek Penilaian Skor Catatan


A Persiapan sebelum memulai
pembelajaran
1 c. Guru menyiapkan seluruh komponen 4 Guru telah menyaipkan komponen
yang akan digunakan dalam pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai
pembelajaran
2 d. Menyiapkan peserta didik dalam 3 Guru telah mengarahkan siswa dalam
pembelajaran pembelajaran
B Kegiatan Pendahuluan
3 f. Guru menarik minat siswa untuk 4 Guru sudah memiliki tekhnik yang bagus
belajar dalam menarik siswa untuk belajar
4 g. Guru memberikan apersepsi 3 Guru memberikan apersepsi harus lebih
menekankan penguatan konsep materi
sebelumnya
5 h. Guru memiliki kemampuan 3 Proses memotivasi telah lebih baik dari
memotivasi siswa sebelumnya
6 i. Guru menyampaikan tujuan 4
pembelajaran
7 j. Guru menyampaikan skenario 4 Guru telah menyampaikan scenario
pembelajaran dan tekhnik penilaian pembelajaran
C Kegiatan Inti Pembelajaran
8 1. Proses Saintifik (5M) 4
9 2. Discovery Learning
10 Stimulation 3 Guru telah memberikan stimulus untuk siswa
Pada tahap ini Guru mengarahkan
peserta didik untuk mengamati
stimulus yang diberikan
11 Problem statement (pertanyaan/ 4 Kemampuan guru untuk mengarahkan siswa
identifikasi masalah) untuk bertanya sudah baik
Pendidik mengarahkan peserta didik
untuk merumuskan masalah sesuai
tujuan pembelajaran
12 Data collection (pengumpulan data) 4 Guru membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi selama praktik dan
Pendidik mengarahkan peserta didik melayani siswa dalam bertanya
untuk mengumpulkan informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah
di identifikasi
13 Data processing (pengolahan data) 4 Guru aktif mengecek pada tiap kelompok
selama proses pengambilan data
Pendidik mengarahkan peserta didik
untuk berdiskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan pada
LKPD
14 Verification (pembuktian) 3 Guru mampu mengarahkan siswa untuk
presentasi
Pendidik mengarahkan peserta didik
mengkomunikasikan/
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
15 Generalization (menarik kesimpulan) 3 Guru mampu mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan hasil diskusi
Pendidik bersama peserta didik
menyimpulkan hasil diskusi dari semua
kelompok
16 Penguasaan guru dalam melatih siswa 3 Guru perlu meningkatkan tekhnik dalam
memiliki kecakapan abad 21 (4C) melatih siswa memiliki kecakapan abad 21

17 Guru mampu menerapkan 3 Guru menggunakan ekhnologi dalam


Technological Pedagogical Content pembelajaran namun belum maksimal karena
Knowledge (TPACK) kondisi jaringan sedang mengalami gangguan

18 Guru dapat memunculkan critical 3 Guru sudah memunculkan dan mengarahkan


thinking, creative thinking, reflective siswa untuk berpikir kritis namun perlu
thinking, decision making ditingkatkan lagi

19 Aktivitas dalam guru menerapkan 3 Guru sudah menunjukkan dan mengarahkan


HOTS siswa untuk mampu berpikir kritis dalam
pembelajaran
D Kegiatan Penutup
20 Pendidik dan peserta didik bersama- 3 Proses review telah dilakukan guru bersama
sama mereview proses pembelajaran siswa
yang telah dilakukan
21 Pendidik melakukan evaluasi individu 4 Guru telah memberikan evaluasi
peserta didik dengan cara memberikan
soal/pertanyaan mengenai materi
pelajaran yang telah dipelajari
22 Pendidik mengingatkan peserta didik 4 Guru sudah mengingatkan siswa untuk
untuk tetap semangat dalam belajar dan mempelajari materi selanjutnya
mempelajari materi pertemuan
berikutnya
23 Pendidik mengarahkan peserta didik 4 Guru telah mengarahkan siswa untuk berdoa
untuk berdoa bersama-sama bersama
Jumlah skor 80
Skor maksimal 92
Skor kinerja guru 86,9 Baik
Semester : I (GANJIL)
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas : VII Tapel : 2020/2021

Nama Siswa TES HASIL BELAJAR SIKLUS 1 PERT 1

No JENIS KEL KD : 3.4 KALOR DAN PERPINDAHANNYA


TDK
DSI TUNTAS Ket
TUNTAS
1 ALDIANSA L 25 √
2 AL FAUZAN L 75 √
3 AL HASBI L 42 √
4 AL QIANSA L 58 √
5 AL RAIN L 75 √
6 ARAS L 67 √
7 FIKRI I. LAMPUNU L 75 √
8 DARSONGO L 83 √
9 KASIH P 25 √
10 LISNA WATI P 56 √
11 PANDI FIRMANSA L 83 √
12 RAHMAN L 75 √
13 SEYLA P - - -
14 SUCI FITRI P - -
15 TEGAR L 56 √
16 ZAENAB P 50 √
17 SUPRIADI L 58 √
18 VANUS L 58 √
19 ABDI L 75 √
20
21
22
23
Jumlah 11 6

Jumlah 1036
Rata-rata 60.9
Hasil Belajar
60.9
kLasikal

Lipulalongo, 23 Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Labobo Guru Mata Pelajaran IPA

Yunker Sandewa, S.Pd Trismawaty Achmad, S.Pd


NIP. 19630502 198703 1 017 NIP. 19871231 201504 2 002
Semester : I (GANJIL)
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas : VII Tapel : 2020/2021

Nama Siswa TES HASIL BELAJAR SIKLUS 2

No JENIS KEL KD : 3.4 KALOR DAN PERPINDAHANNYA


TDK
1 TUNTAS Ket
TUNTAS
1 ALDIANSA L 62.5 √
2 AL FAUZAN L 75 √
3 AL HASBI L 62.5 √
4 AL QIANSA L 50 √
5 AL RAIN L 75 √
6 ARAS L 75 √
7 FIKRI I. LAMPUNU L 87.5 √
8 DARSONGO L 62.5 √
9 KASIH P 75 √
10 LISNA WATI P 87.5 √
11 PANDI FIRMANSA L 100 √
12 RAHMAN L 87.5 √
13 SEYLA P -
14 SUCI FITRI P 75 √
15 TEGAR L 75 √
16 ZAENAB P 50 √
17 SUPRIADI L 75 √
18 VANUS L 37.5 √
19 ABDI L 62.5 √
20
21
22
23
Jumlah 12 6

Jumlah 1275
Rata-rata 70.8
Hasil Belajar
70.8
kLasikal

Lipulalongo, 03 November 2020


Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Labobo Guru Mata Pelajaran IPA

Yunker Sandewa, S.Pd Trismawaty Achmad, S.Pd


NIP. 19630502 198703 1 017 NIP. 19871231 201504 2 002

Anda mungkin juga menyukai