Anda di halaman 1dari 9

A.

Definisi Radang Sendi ( Artritis )

Radang sendi atau artritis adalah peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa sendi, sehingga
menyebabkan sendi menjadi dan sulit digerakan.

Radang sendi dalam bahasa medis dikenal dengan artritis yang merupakan peradangan pada salah satu
atau lebih sendi di tubuh seseorang.

Artritis berasala dari kata yunani yaitu terdiri dari dua kata arthron yang berarti sendi dan itis yang
berarti peradangan. Secara harfiah, artritis Adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang
disertai dengan rasa sakit, kebengkoan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak.

Radang sendi bisa dialami oleh semua golongan usia, termasuk remaja dan anak-anak. Namun, kondisi
ini paling sering terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun. Radang sendi bisa disebabkan oleh beragam
hal. Salah satunya adalah penumpukan kristal asam urat yang dikenal dengan gout artritis.

B. Penyebab Radang Sendi ( Artritis )

Penyebab dari radang sendi sendiri ada bermacam-macam Penumpukan batu kristal asam urat, infeksi,
penyakit degeneratif dan penyakit autoimun dapat mendasari mekanisme terjadinya radang pada sendi.
Berdasarkan penyebabnya, radang sendi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1 Osteoartritis

Osteoartritis merupakan peradangan sendi yang paling sering terjadi. Hal ini sangat umum terjadi
terutama pada orang yang berusia lanjut. Pada osteoartritis, bagian ujung dari tulang yaitu pada bagian
tulang rawan yang paking keras dan licin yang menempel dengan sendi mengalami pengikisan. Hal ini
dapat terjadi secara perlahan dalam waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun sampai mengdunkan
pada tanda dan gejala dari radang sendi. Suatu infeksi atau cidera pada sendi dapat menjadi salah satu
penyebab yang mempercepat terjadinya proses peradangan.

2 Rheumatoid artritis

Berbed dengan Osteoartritis yang merupakan suatu penyakit degeneratif. Rheumatoid artritis
merupakan suatu penyakit autoimun. Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang
lapisan kapsula sendi ( suatu membran yang membungkus seluruh sendi ) ketika sistem imun menyerang
membran ini, peradangan dan pembengkakan pun terjadi. Perjalanan dari penyakit ini pun pada
akhirnya akan merusak tulang rawan dan sendi.

3 Reactive artritis atau Sindrom Reiter

Reactive arthritis adalah radang sendi yang disebabkan oleh reaksi peradangan yang terjadi di bagian
tubuh yang lain. Kondisi ini sering dipicu oleh infeksi bakteri yang terjadi di saluran kemih.

4 Septic arthritis
Septic arthritis adalah radang sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur pada sendi.
Oenyakit ini umumnya menyerang sendi dan banyak diidap oleh anak-anak dan lansia. Penyakit ini
terjadi akibat ketidakmampuan selaput sendi ( synovium ) dalam melindungi sendi dari infeksi, sehingga
dapat bereaksi dengan menimbulkan peradangan sendi karena sifatnya merusak yang ada dalam tulang
dalam sendi, penyakit ini perlu mendapat penanganan segera.

5 Gout arthritis

Gout arthritis adalah radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi.
Pria lebih berisiko terserang penyakit ini, biasanya penyakit ini menyerang apda kaki. Apabila penyakit
mengidap anda, akan mengalami bengkak dan merasakan rasa nyeri terutama di jempol kaki. Rasa nyeri
ini terjadi secara mendadak dan sering mengalami rasa terbakar.

C. Manifestasi Klinis

Peradangan sendi pada penyakit rheumatoid arthritis terjadi saat sistem kekebalan tubuh sendiri
menyerang jaringan yang membentuk sendi, yaitu lapisan penghasil minyak sendi, jaringan penghubung
antar tulang (ligamen), jaringan penghubung tulang dengan sendi (tendon), dan tulang rawan. Penyakit
ini dapat membuat sendi kehilangan bentuk dan akhirnya hancur.

Kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh justru berbalik menyerang
tubuh sendiri dinamakan autoimun. Penyebab timbulnya penyakit autoimun sendiri belum diketahui
secara pasti, namun diduga terkait dengan faktor genetik.

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya rheumatoid arthritis, yaitu:

• Merokok.

• Terpapar bahan kimia, seperti asbes atau silika.

• Mengalami infeksi bakteri atau virus, serta cedera, misalnya patah tulang atau dislokasi sendi.

Penyakit rheumatoid arthritis juga lebih sering terjadi pada wanita di atas 55 tahun yang memiliki berat
badan berlebih.

D. Prognosis

Pasien dengan faktor rheumatoid seropositif memiliki morbiditas yang lebih berat.Remisi spontan
umum ditemukan dalam dua tahun pertama. Remisi total jarang ditemukan pada 50-90% pasien
dengan penyakit progresif dan setelah lima tahun pemberian terapi obat anti-rematik.

Lima puluh persen skor maksimum untuk penyempitan sendi dan erosi radiografik ditemukan dalam
lima tahun perjalanan penyakit.Pasien dengan tingkat edukasi formal tinggi memiliki tingkat morbiditas
dan mortalitas yang lebih baik.
Penanda prognosis baik adalah:

• Terapi dini dan agresif

• Respon baik terhadap terapi

• Pencapaian tujuan terapi dengan remisi total dalam 2 tahun

• Gangguan terbatas pada tangan dan kaki

Penanda prognosis buruk adalah:

• Faktor rheumatoid positif

• Antibodi anti-CCP

• Nodul rheumatoid

• Peningkatan penanda inflamasi seperti LED dan CRP

• Peningkatan jumlah sendi yang membengkak

• Erosi radiologik dini

• Penurunan kemampuan fungsional dini

• Tingkat sosioekonomi rendah

• Wanita[21,22]

E. Penatalaksanaan Dan Pengobatan

1. Konsumsi Obat Pereda Sakit

Misalnya parasetamol, kodein, dan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS). Meski tidak bisa mencegah
perkembangan rheumatoid arthritis, obat pereda sakit bisa mengurangi nyeri dan peradangan sendi
yang terjadi. Jenis obat antiinflamasi nonsteroid yang banyak digunakan adalah naproxen, ibuprofen,
dan diclofenac.

2. Konsumsi Obat Steroid


Obat steroid atau golongan kortikosteroid bisa dikonsumsi untuk meredakan nyeri. Namun, obat ini
tidak bisa dikonsumsi jangka panjang karena bisa menimbulkan efek samping yang serius. Misalnya kulit
memar, kulit menjadi lebih tipis, lemah otot, bertambahnya berat badan, dan berisiko lebih besar
mengidap osteoporosis.

3. Terapi Biologis

Perawatan yang dilakukan untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh menyerang persendian. Terapi
biologis dilakukan dengan menyuntikkan protein yang berasal dari genetika manusia. Efek samping yang
mungkin timbul adalah demam, mual, infeksi, sakit kepala, dan reaksi kulit pada titik penyuntikkan

4. Konsumsi Obat Anti-Rematik Modifikasi-Penyakit (DMARDs)

Merupakan perawatan tahap awal untuk menghambat dan meredakan gejala rheumatoid arthritis, serta
mencegah kerusakan permanen pada sendi dan jaringan tubuh lain. Obat DMARDs yang bisa digunakan
adalah hydroxychloroquine, methotrexate, sulfasalazine, dan leflunomide.

5. Terapi Fisik

Tujuannya untuk membuat persendian lebih fleksibel, serta meningkatkan kekuatan otot dan kebugaran
tubuh. Terapi fisik yang bisa dilakukan adalah terapi okupasi, podiatry, dan fisioterapi.

6. Operasi

Jika pengobatan yang sudah dilakukan belum berhasil untuk mencegah kerusakan sendi, operasi
mungkin dilakukan. Tindakan ini bertujuan memperbaiki kelainan bentuk, kerusakan sendi,
mengendalikan kemampuan dalam menggunakan sendi dan meredakan nyeri yang muncul. Jenis
operasi yang mungkin dilakukan adalah perbaikan tendon, penggantian sendi total, operasi
penggabungan sendi, sinovektomi, dan artroskopi.

F. Tanda dan Gejala

Gejala radang sendi umumnya akan menimbulkan gejala berupa:

• Nyeri sendi dan kaku pada sendi

• Pembengkakan pada sendi

• Keterbatasan gerak sendi

• Kemerahan dan rasa hangat pada sendi

• Mengecilnya ukuran otot di sekitar sendi (atrofi otot)

• Penurunan kekuatan otot di sekitar sendi


Gejala lain yang bisa dirasakan oleh penderita radang sendi biasanya sesuai dengan penyebab yang
mendasari kondisi ini, di antaranya:

• Demam, jika disebabkan oleh penyakit infeksi

• Rasa lelah dan lemah yang tidak jelas penyebabnya

• Muncul suara gesekan saat sendi digerakkan

• Muncul taji tulang atau tulang tambahan di sekitar sendi yang meradang

• Muncul benjolan pada sendi yang mengalami peradangan

• Kesulitan menggerakkan bagian tubuh yang mengalami radang sendi

G. Macam-Macam / Klasifikasi

Berikut adalah macam-macam arthritis yang penting untuk diketahui:

1. Osteoarthritis

Osteoarthritis disebut juga sebagai penyakit sendi degeneratif yang disebabkan oleh proses penuaan.
Arthritis jenis ini biasanya menyerang berbagai sendi seperti pada lutut, pinggul, tulang belakang, kaki,
dan pangkal ibu jari. Diyakini faktor mekanik dan genetik cukup berperan dalam munculnya
osteoarthritis.

2. Rheumatoid Arthritis

Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh menyerang membran sinovial yang mengakibatkan
nyeri, pembengkakan, serta kekakuan pada sendi. Diagnosa dini sering kali sulit dilakukan karena gejala
awal yang samar dan memburuk secara bertahap.

3. Psoriatic Arthritis

Psoriatic arthritis memiliki banyak kesamaan dengan rheumatoid arthritis, terutama karena keduanya
merupakan penyakit autoimun. Kondisi ini sering terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis.
Penyakit ditandai dengan peradangan pada sendi, yang diikuti oleh pembengkakan dan nyeri. Jika tidak
ditangani dapat menyebabkan sendi menjadi lumpuh.

4. Gout
Gout disebabkan karena gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh, sehingga menghasilkan kristal
asam urat yang disimpan pada sendi, terutama pada jempol kaki. Akibatnya sendi menjadi bengkak,
kemerahan, dan nyeri.

5. Juvenile Arthritis

Juvenile arthritis adalah radang sendi yang memicu peradangan dan kekakuan sendi selama lebih dari 6
minggu, pada anak berusia 16 tahun atau lebih muda. Peradangan dapat menyebabkan kemerahan,
bengkak, dan nyeri pada sendi, meskipun banyak anak yang mengalaminya tidak mengeluh nyeri.

6. Septic Arthritis

Septic arthritis disebabkan karena infeksi oleh jamur, virus, atau bakteri. Pada septic arthritis, kuman
menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah disertai pembengkakan. Biasanya kuman
hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling sering menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat
terkena, termasuk pinggul, pergelangan kaki, siku, dan bahu.

7. Ankylosing Spondylitis

Ankylosing Spondylitis merupakan penyakit kronis yang dapat mengakibatkan peradangan yang cukup
parah, terutama pada tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan kekakuan pada tulang belakang.
Nyeri punggung bawah yang disertai dengan kekakuan yang terus-menerus selama beberapa bulan
merupakan gejala yang paling sering muncul.

8. Polymyalgia Rheumatica

Kondisi ini sering menyerang penderita yang berusia di atas 50 tahun. Polymyalgia rheumatica
menyebabkan sakit parah dan kekakuan pada bahu, pinggul, dan leher. Karena gejala yang muncul mirip
dengan kondisi lain, membuat polymyalgia rheumatica sering kali sulit didiagnosis secara akurat.
Namun, jika didiagnosis cukup dini, biasanya responsnya akan baik terhadap pengobatan yang
dilakukan.

9. Systemic Lupus Erythematosus

Systemic lupus erythematosus adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh
bersamaan dengan beberapa organ dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita ketika pada masa-
masa pengasuhan anak. Systemic lupus erythematosus bisa mengancam jiwa, sehingga penting untuk
dilakukan diagnosis secara dini.

10. Fibromyalgia
Jenis arthritis ini mempengaruhi jaringan lunak tubuh dan disebabkan karena kerusakan fungsi
neurotransmitter di otak yang ditandai dengan kekakuan, pegal, dan nyeri otot.

11. Asuhan Keperawatan

Judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ARTRITIS REUMATOID

DENGAN PENERAPAN TERAPI SENAM REUMATIK UNTUK

MENGURANGI RASA NYERI DIWILAYAH KERJA UPTD

PUSKESMAS TANJUNG AGUNG

Subyek

KLIEN ARTRITIS REUMATOID

TERAPI SENAM REUMATIK

Deskripsi

Badan Kesehatan Dunia WHO 2010 (Organisasi Kesehatan Dunia)

memperkirakan, Jumlah penderita artritis reumatoid didunia saat ini telah

mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 penduduk yang terkena penyakit

artritis reumatoid. Di Indonesia prevalensi rheumatoid arthritis 23,3% - 31,6%

dari jumlah penduduk Indonesia. Tujuan Sales manager Adalah menggambarkan asuhan

keperawatan PADA Klien artritis reumatoid Keluarga DENGAN penerapan terapi yang

senam reumatik untuk review Mengurangi Nyeri. Jenis studi kasus ini adalah deskriptif

dengan menggunakan metode diskusi studi kasus. Studi kasus adalah

penelitian yang dilakukan dengan membahas suatu pertanyaan melalui suatu

kasus yang terdiri dari unit tunggal dengan sebagian atau seluruh populasi

yang mengajukan pertanyaan tentang studi kasus yang

dilakukan setelah dilakukan penerapan senam reumatik pada lansia. Pada bagian hasil dan

pembahasan, peneliti akan membahas mulai dari pengk pengkajian untuk mengumpulkan data dan juga
dalam masalah keluarga yang dikaji, kedua menentukan
prioritas dan diagnosa keperawatan keluarga, tiga perencanaan untuk

mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga terhadap masalah kesehatan

yang dilakukan untuk memandirikan keluarga dan mempertimbangkan evaluasi mempertimbangkan

keberhasilan dalam proses keperawatan keluarga dan dapat

digunakan untuk perencanaan kegiatan selanjutnya. Hasil yang didapat dari

Asuhan Keperawatan PADA Klien Artritis Reumatoid DENGAN Penerapan Terapi

Senam Reumatik Untuk Mengurangi Rasa Nyeri di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Tanjung Agung dikatakan BERHASIL KARENA penerapan Yang diberikan

Dari kedua KASUS tersebut menunjukkan adanya perubahan Dari SEBELUM Dan

Sesudah dilakukan asuhan keperawatan PADA Klien artritis reumatoid DENGAN

penerapan terapi yang senam reumatik dan dilakukan pengkajian yang dilakukan dua

diagnosa.

Kata kunci: Artritis reumatoid dengan senam reaktif untuk mengurangi nyeri

12. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang membantu dalam diagnosis rheumatoid arthritis meliputi hasil
laboratorium seperti faktor rheumatoid dan penanda inflamasi seperti CRP dan studi radiologi
demonstrasi sinovitis dan erosi periartikular.

1 Pemeriksaan darah

Temuan yang mungkin ada pada pemeriksaan laboratorium darah adalah:

• Peningkatan LED, protein C-reaktif atau viskositas plasma

• Anemia normokromik normositik, trombositosis reaktif, dan peningkatan ringan alkali fosfatase dan
gamma-GT umum ditemukan pada keadaan akut

• Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan elektrolit untuk menjadi nilai dasar sebelum inisiasi terapi serta
pemeriksaan asam urat/cairan sinovial untuk menyingkirkan kemungkinan gout polyarticular

• Pemeriksaan mikroskopis urin dapat menunjukan adanya penyakit jaringan konektif

• Faktor rheumatoid – positif pada 70-80% pasien


2 Radiologi

Temuan radiologi yang mungkin didapatkan adalah :

• X-ray: osteopenia dan/atau erosi periartikular. Lakukan pula foto polos dada untuk menyingkirkan
keterlibatan paru.

• USG dan MRI memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi sinovitis, erosi serta tanda inflamasi yang
mungkin tidak terdeteksi dengan X-ray[7,22]

Anda mungkin juga menyukai