Anda di halaman 1dari 6

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH DASAR

Standar Nasional Pendidikan untuk Pendidikan Dasar telah diatur dalam :


A. UUD 1945 (Bab XII tentang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31)
Pada UUD 1945 Bab XII tentang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 dijelaskan
5 ayat yang mengatur tentang Pendidikan :
(1) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia.****)
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.****)
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang.****)
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.****)
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia.****)

B. UU NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab VI tentang Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan


Pada Bab VI tentang Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan, Bagian Kedua
“Pendidikan Dasar” Pasal 17 dijelaskan :
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah
(2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
(3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

BAB IX tentang Standar Nasional Pendidikan


Pada Bab IX tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 35 dijelaskan :
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
C. PP No. 19 Tahun 2005
BAB I : KETENTUAN UMUM (PASAL 1)
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
6. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
7. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
8. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
9. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

BAB II : LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN


Pasal 2 :
(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan;dan
h. standar penilaian pendidikan.
(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.
Pasal 3 :
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu.
Pasal 4 :
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.
Lingkup Standar Nasional Pendidikan :
Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada pasal 2 bahwa ruang lingkup standar
nasional pendidikan ini terdiri dari 8, yaitu :
1. Standar kompetensi lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar
kompetensi lulusan pendidikan dasar dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
2. Standar isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Cakupan indikator standar isi sekolah dasar meliputi perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan rumusan kompetensi lulusan, kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang dikembangkan sesuai prosedur, dan sekolah melaksanakan
kurikulum sesuai ketentuan.
3. Standar proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Cakupan indikator standar proses sekolah dasar meliputi perencanaan proses
pembelajaran sesuai dengan ketentuan, pelaksanaan proses pembelajaran yang
tepat, serta pengawasan dan penilaian autentik yang dilakukan dalam proses
pembelajaran.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
meliputi Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional,
dan Kompetensi sosial. Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas
guru kelas dan guru mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masing-
masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan. Guru mata pelajaran
sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan.
Tenaga kependidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-
kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
Cakupa indikator standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi
ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan, ketersediaan dan
kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan, ketersediaan dan kompetensi
tenaga administrasi sesuai ketentuan, ketersediaan dan kompetensi laboran
sesuai ketentuan, ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan.
5. Standar sarana dan prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Cakupan indikator standar sarana dan prasarana sekolah dasar meliputi
kapasitas daya tampung sekolah yang memadai, kelayakan dan kelengkapan
sarana dan prasarana sekolah, serta ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung di sekolah.
6. Standar pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas.
Cakupan indikator standar pengelolaan sekolah dasar meliputi perencanaan
pengelolaan yang dilakukan sekolah, pelaksanaan program pengelolaan sesuai
ketentuan, kinerjaa kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepemimpinan,
dan pengelolaan sstem informasi manajemen sekolah sesuai ketentuan.
7. Standar pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Cakupan indikator standar pembiayaan sekolah dasar meliputi sekolah
pemberian layanan subsidi silang bagi siswa kurang mampu, beban operasional
sekolah sesuai ketentuan, dan pengelolaan dana yang dilakukan oleh sekolah.
8. Standar penilaian pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar
peserta didik.
Cakupan indikator standar penilaian sekolah dasar meliputi aspek penilaian
sesuai ranah kompetensi, teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel, tindak
lanjut penilaian pendidikan, penyesuaian aspek instrument penilaian, dan
prosedur penilaian.

D. PP No. 13 Tahun 2015 (PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH


NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN)

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:


Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
4. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.
6. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
8. Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
9. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.
2. Ketentuan Pasal 66 ayat (1) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 66 berbunyi
sebagai berikut:
(1) Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) huruf c
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dan dilakukan dalam bentuk Ujian nasional.
(2) Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
(3) Ujian nasional diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
pelajaran.
3. Ketentuan Pasal 67 ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 67 berbunyi sebagai
berikut:
(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan Ujian nasional
yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal
pendidikan dasar dan menengah, dan jalur nonformal kesetaraan.
(1a) Ujian nasional untuk satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk SD/MI/SDLB atau
bentuk lain yang sederajat.
(2) Dalam penyelenggaraan Ujian nasional, BSNP bekerja sama dengan
instansi terkait di lingkungan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.
(3) Dihapus.
4. Ketentuan Pasal 68 huruf b diubah dan huruf c dihapus, sehingga Pasal 68
berbunyi sebagai berikut:
Hasil Ujian nasional digunakan sebagai dasar untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. dihapus; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
5. Ketentuan Pasal 69 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 69 berbunyi sebagai
berikut:
(1) Setiap Peserta Didik jalur pendidikan formal pendidikan dasar dan
menengah dan jalur pendidikan nonformal kesetaraan berhak mengikuti
Ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan
memenuhi kriteria pencapaian kompetensi lulusan.
(2) Setiap Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mengikuti satu kali Ujian nasional tanpa dipungut biaya.
(2a) Peserta Didik jalur pendidikan formal pendidikan dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan untuk Peserta Didik
SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat.
(3) Peserta Didik pendidikan informal dapat mengikuti Ujian nasional setelah
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP.
(4) Peserta Ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil Ujian nasional
yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara Ujian nasional.
6. Ketentuan Pasal 71 diubah, sehingga Pasal 71 berbunyi
sebagai berikut:
(1) Kriteria pencapaian Kompetensi lulusan dalam Ujian nasional dikembangkan
oleh BSNP.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria pencapaian kompetensi lulusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
7. Di antara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 71A
sehingga berbunyi sebagai berikut: Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian
hasil belajar oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan Menteri.
8. Ketentuan Pasal 72 ayat (1) dan ayat (2) diubah, serta ayat (1a) dihapus,
sehingga Pasal 72 berbunyi sebagai berikut:
(1) Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian satuan/program pendidikan;
(1a) Dihapus.

Anda mungkin juga menyukai