Anda di halaman 1dari 2

KONSEP DASAR DAN LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Bimbingan adalah proses membantu atau menuntun peserta didik agar mereka mampu
menggali potensi yang ada pada dirinya dan mau mengembangkan kemampuannya agar
menjadi pribadi yang mandiri, mampu membahagiakan dirinya sendiri, serta bermanfaat bagi
lingkungannya.
2. Konseling adalah proses memberikan bantuan atau bimbingan melalui pembicaraan tatap
muka yang dilakukan oleh konselor kepada individu yang mempunyai permasalahan agar
dapat memecahkan masalahnya berdasarkan keputusan dan penentuan dirinya sendiri.
3. Dalam konteks pendidikan, bimbingan dan konseling secara umum memiliki tujuan untuk
membantu peserta didik mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan tahap dan
perkembangan yang dimilikinya. Selain itu juga memiliki tujuan untuk mengetahui hambatan
serta kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam menyesuaikan lingkungan pendidikan
dan lingkungan masyarakat.
4. Bimbingan dan konseling mempunyai prinsip berupa rumusan yang menjabarkan tentang
pelaksaan bimbingan yang berkaitan dengan sasaran layanan, permasalahan individu,
program layanan, tujuan, serta pelaksaan.
5. Bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi, diantaranya
a. Fungsi prefentif (mencegah masalah yang dapat menghambat perkembangan peserta
didik)
b. Fungsi pemahaman (menghasilkan suatu pemahaman tentang sesuatu yang dibutuhkan
untuk menunjang perkembangan peserta didik)
c. Fungsi fasilitas (memberikan kemudahan dalam proses konseling)
d. Fungsi penyesuaian (membantu peserta didik dalam melakukan penyesuaian diri)
e. Fungsi adaptasi (membantu peserta didik dalam menyesuaikan program pendidikan)
f. Fungsi penyaluran (membantu peserta didik dalam memilih ekstra kulikuler, program
studi, serta pemantapan karir)
g. Fungsi perbaikan (memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, serta bertindak)
h. Fungsi penyembuhan (memberi bantuan terhadap peserta didik yang mengalami masalah)
i. Fungsi pemeliharaan (mempertahankan dan menjaga peserta didik sesuai dengan situasi
kondusif)
j. Fungsi pengembangan (memfasilitasi perkembangan peserta didik dalam melaksanakan
program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan).
6. Asas bimbingan dan konseling :
a. Asas kerahasiaan (merahasiakan data dan keterangan peserta didik yang menjadi sasaran
layanan)
b. Asas kesukarelaan (peserta didik dengan sukarela mengikuti/menjalani layanan/kegiatan)
c. Asas keterbukaan (peserta didik bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan)
d. Asas kegiatan (peserta didik yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan bimbingan.)
e. Asas kemandirian (peserta didik diharapkan menjadi individu yang mandiri)
f. Asas kekinian (permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam kondisi saat ini)
g. Asas kedinamisan (layanan terhadap peserta didik hendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, terus berkembang serta berkelanjutan)
h. Asas keterpaduan (berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling saling
menunjang, harmonis, dan terpadu)
i. Asas kenormatifan (layanan dan kegiatan bimbingan konseling didasarkan pada norma-
norma yang berlaku)
j. Asas keahlian (pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan oleh
tenaga yang benar-benar ahli/profesional)
k. Asas alih tangan kasus (pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
bimbingan konseling secara tepat dan tuntas dapat mengalih-tangankan kepada pihak
yang lebih ahli)
l. Asas tut wuri handayani (pelayanan bimbingan dan konseling dapat
menciptakan/memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, dan memberikan
rangsangan, dorongan, serta kesempatan kepada peserta didik untuk maju).
7. Landasan bimbingan dan konseling :
a. Landasan filosofis (landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman bagi
konselor untuk menjalankan bimbingan dan konseling secara logis, etis, dan estetis)
b. Landasan religius (landasan yang membantu individu untuk mengenal, memahami dan
menghayati fitrahnya (bakat, kemampuan, potensi), sehingga segala gerak tingkah laku
dan tindakannya sejalan dengan fitrahnya tersebut)
c. Landasan psikologis (landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor
tentang perilaku individu yang menjadi sasarannya)
d. Landasan sosial budaya (landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor
tentang dimensi kesosialan dan kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku
individu)
e. Landasan ilmiah dan teknologi (konselor dituntut untuk siap dalam penguasaan teknologi
dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, misalnya interaksi yang dilakukan secara
virtual)
f. Landasan pedagogic
Pedagogic erat kaitannya dengan “pendidikan”. Pendidikan akan ditinjau sebagai
landasan bimbingan dan konseling dalam tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya
pengembangan individu, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan
pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai