Anda di halaman 1dari 20

Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses


pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
▪Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat
pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut Undang-Undang
▪Kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana
sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang
berada di pemerintah pusat sehingga waktu
untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih
lama.
▪ Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan
▪ Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek
perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model
pengembangan sekolah dan pembelajaran.
▪ Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
▪ Melemahnya kebudayaan daerah
▪ Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan
kreatifitas.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam
membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau
orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu
struktur organisasi.
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari bahasa
Latin “de”, artinya lepas dan “centrum”, yang berarti pusat,
sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat.
Undang-undang No. 32 tahun 2004,disebutkan bahwa
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan RI.
▪ UU Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dinyatakan
bahwa Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan
menjadi urusan Pemerintah.
▪ Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat :
1.Politik luar negeri 5. Moneter dan fiskal
2.Pertahanan 6. Agama
3.Keamanan
4.Yustisi
▪Dari penjelasan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian desentralisasi
pendidikan adalah suatu proses di mana suatu
lembaga yang lebih rendah kedudukannya
menerima pelimpahan kewenangan untuk
melaksanakan segala tugas pelaksanaan
pendidikan, termasuk pemanfaatan segala
fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan
dan pembiayaan.
1.Desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan dalam hal
kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah (propinsi dan distrik).
2.Desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian
kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah.
▪ Konsep desentralisasi pendidikan yang pertama terutama
berkaitan dengan otonomi daerah dan desentralisasi
penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah,
sedangkan konsep desentralisasi pendidikan yang
memfokuskan pada pemberian kewenangan yang lebih
besar pada tingkat sekolah dilakukan dengan motivasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
▪ Kemampuan daerah dalam membiaya pendidikan.
▪ Peningkatan efektivitas dan efesiensi
penyelenggaraan pendidikan dari masing-masing
daerah.
▪ Redistribusi kekuatan politik.
▪ Peningkatan kualitas pendidikan.
▪ Peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan
harapan seluruh warga negara.
1.Standar kompetensi dan pengaturan kurikulum nasional
serta penilaian secara nasional
2.Standar materi pelajaran pokok
3.Gelar akademik
4.Biaya penyelenggaran pendidikan
5.Penerimaan, perpindahan, sertifikasi siswa atau mahasiswa
6.Benda cagar budaya dan
7.Kalender akademik
1.Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu.
2.Peningkatan kemampuan akademik, professional dan
kesejahteraan tenaga kependidikan.
3.Pembahasan sistem pendidikan (sekolah dan luar sekolah)
sebagai pusat nilai sikap.
4.Kemampuan dan partisipasi masyarakat.
5.Pembahasan dan pemantapan sistem pendidikan nasional
berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi dan manajemen.
6.Peningkatan kualitas lembaga pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah dan masyarakat.
7.Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini
mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh.
1. Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara
lebih luas.
2. Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi.
3. Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang
panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
4. Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi
daerah secara optimal.
5. Mengakomodasi kepentingan politik.
6. Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih
kompetitif.
1) kemampuan daerah dalam membiaya pendidikan,
2) peningkatan efektivitas dan efesiensi
penyelenggaraan pendidikan dari masing-masing
daerah,
3) redistribusi kekuatan politik,
4) peningkatan kualitas pendidikan,
5) peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan
harapan seluruh warga negara.
1. Mampu memenuhi tujuan politis, yaitu melaksanakan
demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan.
2. Mampu membangun partisipasi masyarakat sehingga
melahirkan pendidikan yang relevan, karena pendidikan
benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat.
3. Mampu menyelenggarakan pendidikan dengan
memfasilitasi proses belajar mengajar yang kondusif, yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa.
1. Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi
memungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan
tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-
gesa.
2. Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara
pemerintah pusat, propinsi dan daerah.
3. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
4. Sumber daya manusia yang belum memadai.
5. Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai.
6. Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum matang.
▪ Struktur organisasi pendidikan hendaknya terbuka dan dinamis,
mencerminkan desentralisasi dan pemberdayaan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan.
▪ Sarana pendidikan dan fasilitas pembelajaran dibakukan
berdasarkan prinsip edukatif sehingga lembaga pendidikan
merupakan tempat yang menyenangkan untuk belajar,
berprestasi, berkreasi, berkomunikasi, berolah raga serta
menjalankan syariat agama.
▪ Tenaga kependidikan, terutama tenaga pengajar harus benar-
benar profesional dan diikat oleh sistem kontrak kinerja.
▪ Struktur kurikulum pendidikan hendaknya mengacu pada
penerapan sistem pembelajaran tuntas, tidak terikat pada
penyelesaian target kurikulum secara seragam per catur
wulan dan tahun pelajaran
▪ Proses pembelajaran tuntas diterapkan dengan berbagai
modus pendekatan pembelajaran, peserta didik aktif sesuai
dengan tingkat kesulitan konsep-konsep dasar yang
dipelajari.
▪ Sistem penilaian hasil belajar secara berkelanjutan
perlu diterapkan di setiap lembaga pendidikan sebagai
konsekuensi dari pelaksanaan pembelajaran tuntas.
▪ Dilakukan supervisi dan akreditasi. Supervisi dan
pembinaan administrasi akdemik dilakukan oleh unsur
manajemen tingkat pusat dan provinsi yang bertujuan
untuk mengendalikan mutu (quality control). Sedangkan
akreditasi dilakukan untuk menjamin mutu quality
assurance) pelayanan kelembagaan.
▪ Pendidikan berbasis masyarakat seperti pondok pesantren,
kursus-kursus keterampilan, pemagangan di tempat kerja
dalam rangka pendidikan sistem ganda harus menjadi
bagian dari sistem pendidikan nasional.
▪ Formula pembiayaan pendidikan atau unit cost dan subsidi
pendidikan harus didasarkan pada bobot beban
penyelenggaraan pendidikan yang memperhatikan jumlah
peserta didik, kesulitan komunikasi, tingkat kesejahteraan
masyarakat dan tingkat partisipasi pendidikan serta
kontribusi masyarakat terhadap pendidikan pada setiap
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai