PEDOMAN PENYUSUNAN
RENCANA KEGIATAN
TAHUNAN (RKT)
Contoh Cover :
LOGO
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Kota ..............
...................................................................
NIP. ....................................
SISTIMATIKA
Halaman
Pengesahan................................................................................................. i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................
B. Tujuan .............................................................................................
C. Landasan hukum ..............................................................................
D. Sistematika penyusunan program ......................................................
IV. PENUTUP
LAMPIRAN :
1. Notulen Rapat orang tua siswa
2. Daftar hadir rapat orang tua siswa
3. Hasil keputusan rapat orang tua siswa
Berdasarkan pada analisis situasi, baik internal maupun eksternal sekolah, dan
analisis kondisi sekolah sekarang dan yang diharapkan masa datang (satu tahun ke
depan), maka dapat diketahui kesenjangan yang terjadi.
E.TUJUAN SITUASIONAL/SASARAN
Harus diperhatikan:
1. Tujuan/Sasaran diambil atau merupakan bagian dari RKAS 4 TAHUN
2. Ada skala prioritas sasaran dari tujuan empat tahun sesuai kebutuhan
sekolah
3. Sasaran dibuat lebih rinci dari tujuan RKAS
Misalnya dari hasil analisis SWOT dapat ditabulasikan komponen yang TIDAK
SIAP sebagai berikut:
Tabulasi hasil analisis SWOT untuk: Sasaran ke-1: ”Sekolah mengembangkan silabus
untuk kelas 7 semua mapel”
Komponen/
Persoalan pada
Faktor yang Altaernatif Pemecanahn Persoalan
komponen/faktor
TIDAK SIAP
1. Guru pengalaman pelatihan KBK mengadakan ws KBK
kurang mengirimkan ws KBK
Dilanjutkan dengan:
Tabulasi hasil analisis SWOT untuk: Sasaran ke-2: ”Sekolah mengembangkan silabus
untuk kelas 8 semua mapel”
Tabulasi hasil analisis SWOT untuk: Sasaran ke-3: ”Sekolah mengembangkan silabus
untuk kelas 9 semua mapel”
.................. dan seterusnya
Dalam contoh di bawah ini sebatas baru mengatasi sebagian persoalan dan sekaligus
juga melaksanakan PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN pencapaian sasaran. Persoalan
lain dapat dikembangkan sendiri RENCANA PROGRAM KERJA DAN RENCANA
KEGIATAN. Pada RENCANA KEGIATAN belum dirinci ke dalam satuan volume, jumlah
waktu, jumlah orang, dll. Harap dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan sekolah.
Catatan:
Program kerja dan kegiatan di bawah ini selanjutnya dapat dikembangkan
menjadi program kerja dan kegiatan yang rinci berdasarkan hasil analisis SWOT
seperti contoh di atas.
c. Pengembangan RPP
d. Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya
e. Pengembangan Panduan Pembelajaran
f. Pengembangan Panduan Evaluasi Hasil Belajar
g. Dll
Pada Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah
dirumuskan beberapa ketentuan mengenai pembiayaan pendidikan, antara lain :
a.Pasal 12 ayat (1) menyatakan bahwa: “ Setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang
orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.”
BAB I
“sumber DIRJEN DIKDASMEN” Hal. 19
PENDAHULUAN
A. Pengertian
C. Tujuan
Tujuan umum pedoman ini adalah untuk memberikan acuan bagi semua pihak yang
terlibat dengan penyusunan rencana BSP. Secara keseluhan pedoman ini bertujuan
memandu sekolah, Dinas Pendidikan dan Pemerintah dalam menyusun rencana BSP.
Suatu lembaga atau suatu unit kerja akan dapat berfungsi dengan memadai kalau
minimal memiliki sistem manajemen yang didukung oleh “ man, money dan material “
sumber daya manusia (SDM), dana/biaya dan sarana prasarana dalam jumlah dan
kuallitas yang memadai.
Sekolah sebagai suatu unit atau satuan pendidikan minimal harus memiliki tenaga
(kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, tenaga admistratif,
laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber,
buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat dan bahan praktek, ATK, perabot),
serta biaya. Biaya pendidikan mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan
pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku) dan
biaya operasional baik untuk personil maupun non operasional. Biaya untuk personil
antara lain untuk honor kelebihan jam mengajar, tugas tambahan yang tidak melekat
pada gaji dan pengembangan profesi, sedang biaya untuk non operasional berupa
pengadaan bahan dan ATK, pemeliharaan, dan kegiatan pembelajaran.
1. Suatu Sekolah agar dapat memiliki tenaga kependidikan yang berkualitas dalam
jumlah mencukupi kebutuhan memerlukan biaya-biaya rekruitment, penempatan,
penggajian, pendidikan dan latihan.
2. Pengadaan sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran
memerlukan dana yang tidak sedikit, untuk pengadaan, perawatan, pemeliharaan,
dan pendyagunaannya.
3. Untuk memanfaatkan dan mendayagunakan secara optimal tenaga, sarana dan
prasarana diperlukan biaya operasional baik untuk bahan dan ATK habis pakai, biaya
pemeliharaan maupun pengembangan personil agar menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan.
Dari uraian di atas jelas bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu biaya,
perlu dana, sekurang-kurangnya untuk memenuhi pembiayaan untuk memberikan
standar pelayanan minimal.
Bila sudah tersedia tenaga, sarana, dan prasarana maka yang menjadi masalah adalah
bagaimana kinerja tenaga kependidikan, dan bagaimana sarana dan prasarana dapat
“sumber DIRJEN DIKDASMEN” Hal. 21
dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan secara optimal sumberdaya pendidikan akan
sangat tergantung pada kinerja tenaga kependidikan dan ketersediaan dana operasional
yang menunjang proses pembelajaran. Sebagai contoh laboratorium IPA akan
berpengaruh atas mutu pembelajaran IPA bila guru dan siswa mau memanfaatkan
kegiatan laboratorium atau praktikum IPA secara optimal dan didukung oleh
ketersediaan bahan habis pakai. Perpustakan akan bermanfaat sebagai sumber belajar
bila di dalamnya tersedia berbagai buku sumber dan buku lain untuk memperluas
wawasan dan guru mau memanfaatkan perpustakaan dengan melibatkan siswa.
Dana untuk biaya operasional mencakup untuk antara lain dalam menunjang
ketercapaian memenuhi :
a. Standar Isi;
b. Standar Proses;
c. Standar Kompetensi Lulusan;
d. Standar Pendidik dan tenaga Kependidikan;
e. Standar Sarana dan Prasarana;
f. Standar Pengelolaan;
g. Standar Pembiayaan;
h. Senatar Penilaian
dalam kaitan dengan ketersediaan dana operasional yang sangat terbatas maka perlu
dilakukan prioritas :
a. Pengadaan sarana dititikberatkan pada pengadaan sarana yang langsung
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran misalnya buku pelajaran
yang ditunjang alat peraga dan alat praktek.
b. Pembinaan ketenagaan sebaiknya dititikberatkan pada pembinaan
profesi/kompetensi tenaga kependidikan.
c. Biaya operasional dititikberatkan pada usaha menunjang proses pembelajaran, yang
berpengaruh langsung pada peningkatan mutu pendidikan.
Tentu saja biaya yang diperlukan untuk proses pembelajaran belum tentu tersedia secara
memadai, baik untuk biaya investasi maupun untuk biaya operasiopnal. Namun yang
diharapkan adalah biaya untuk pelayanan mininal dapat tersedia secara bertahap,
bahkan suatu saat dapat mencapai tingkat ideal.
BAB III
JENIS PEMBIAYAAN YANG DIPERLUKAN DI SEKOLAH
Daya tahan pemakaian sarana prasarana tersebut ikut menentukan besarnya biaya
pemeliharaan dan penggantian alat yang rusak. Bila alat IPA untuk satu SMP berharga
Rp. 50.000.000.-, sedangkan daya tahannya 10 tahun, hal ini berarti biaya
perawatannya adalah sebesar 10% dari nilai alat atau 10% dari Rp. 50.000.000.- = Rp.
5.000.000.-.
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan oleh sekolah untuk menunjang
proses pembelajaran, sehingga mampu menunjang proses dan hasil PBM sesuai yang
diharapkan. Biaya oprasional terdiri dari atas biaya personil dan biaya non personil.
Biaya ini yang kemudian dimasukkan ke dalam RAPBS.
BAB IV
PEMBIAYAAN MINIMAL DAN IDEAL
Yang dimaksud dengan pembiayaan minimal adalah pembiayaan yang diperlukan untuk
menunjang keterlaksanaan standar pelayanan minimal pendidikan. Dengan demikian
untuk menentukan biaya pelayanan minimal, tentu saja harus diketahui dahulu standar
pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
Bila dalam SPM ditentukan, bahwa jumah guru yang berkelayakan mengajar minimal
mencapai 90 %, maka suatu Ssekolah yang memiliki 9 rombongan belajar atau 288 siswa,
dan tugas mengajar guru minimal 18 jam pelajaran perminggu, dan alokasi waktu
perminggu 36 jam pelajaran, berarti diperlukan :
a. Guru mata pelajaran : ( 9 X 32 ) : 18 = 18 orang;
b. Guru BK 360 orang : 150 = 2 orang ( tiap 1 guru BK menangani 150 anak ).
maka jumlah tenaga yang diperlukan 20 orang, berarti kebutuhan guru minimal adalah
90 % dari 20 orang = 18 orang. Kekurangan guru 2 orang harus diisi dengan guru honor
atau guru kontrak. Guru mata pelajaran sendiri harus mencakup latar belakang
pendidikan keguruan dengan jurusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, dan latar
belakang pendidikan keguruan.
1. BISP
Besar biaya investasi tidak dihitung pada buku ini, karena pembahasan ini di
khususkan pada BSP Operasional saja atau BOSP.
Banyak komponen BSP Investasi atau BISP, khususnya untuk prasarana, harga
satuannya sangat tergantung pada daerah, sehingga perhitungan berdasarkan harga
keputusan pemerintah daerah. BSP Operasional atau BOSP pun sifatnya sebagai
panduan saja. Adapun perhitungan yang lebih sesuai adalah oleh sekolah ybs., karena
kondisi sekolah yag satu berbeda dengan yang lain. Dalam perhitungan harga satuan
harap diperhitungkan indeks kenaikan harga yang di kelurkan oleh BPS.
Perhitungan biaya minimal ini bertitik tolak dari pelayanan pendidikan tipe C dengan
jumlah rombongan belajar 9 kelas jumlah siswa 288 orang. Acuan ini digunakan
untuk mencari BSP persiswa pertahun. BOSP minimal ini ada yang masuk kateori
pokok (utama) dan kategori tambahan. Yang masuk kategori tambahan adalah
hadiah lebaran, pakaian seragam cirri khas sekolah, biaya tes diagnostik, pengukuran
IQ/EQ/SQ, pembinaan pramuka, klub olahraga, klub kesenian, cerdas cermat,
peringatan hari besar, beasiswa, dan studi banding.
A. Biaya Personil
1. Honorarium GTT dan Kelebihan Jam Mengajar ;
Untuk 9 rombongan belajar diperlukan tenaga kependidikan dan administrasi
sebanyak 27 orang dengan rincian sebagai berikut ;
“sumber DIRJEN DIKDASMEN” Hal. 31
a) Guru ( 9 x 32 ) : 18 jam = 16 orang
b) Guru BP : 360 : 150 = 2 orang
c) Laboran = 1 orang
d) Pustakawan = 1 orang
e) Tenaga TU ( 9 : 2 ) + 1 = 5 orang
C. Pembinaan Kesiswaan
1. Pembinaan pramuka / UKS / PMR sekali seminggu untuk 360 siswa @ Rp.
5.000,- : 1 x 34 x Rp. 5.000,- = Rp. 61.200.000,-
2. Pembinaan klub olahraga, 3 klub, latihan seminggu sekali @ Rp. 5.000,- : 3 x
34 x Rp. 50.000,- = Rp. 5.100.000,-
3. Pembinaan klub kesenian 3 klub, seminggu sekali latihan, @ Rp. 5.000,- = 3 x
34 x Rp. 5.000.000,- = 5.100.000,-
4. Porseni tengah semester, 1 kali / tahun, 9 rombel @ Rp. 1.000.000,- = Rp.
9.000.000,-
5. Cerdas cermat, 2 kali setahun untuk 9 rombel @ Rp. 1.000.000,- = Rp.
18.000.000,-
6. Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR ) 9 kelompok @ Rp. 2.000.000,- / tahun = Rp.
18.000.000,-
7. Peringatan hari besar agama 3 kali / tahun @ Rp. 5.000.000,- = 15.000.000,-
8. Pesantren kilat 9 rombel masing-masing diwakili 15 orang, selama 3 hari,
dilakukan sekali setahun : 15 x 9 x 3 x Rp. 50.000,- = Rp. 20.250.000,-
9. Masa orientasi siswa ( MOS ) baru, 120 siswa, 30 panitia, / Pembina, selama 3
hari @ Rp. 50.000,- = 150 x 3 x Rp. 50.000,- = Rp. 6.750.000,-
10. Pemberian beasiswa bagi siswa terbaik, 10 % dari jumah siswa ( 360 orang )
atau 36 orang @ Rp. 240.000,- = Rp. 8.640.000,-
BAB V
CONTOH CARA MENGHITUNG JENIS KEBUTUHAN
SUMBER DAYA PENDIDIKAN
Jadi secara ideal tenaga non kependidikan (TU, laboran, pustakawan) 9 orang, sedangkan
kebutuhan minimal 80 % x 9 orang = 7 orang
Dengan demikian tenaga kependidikan yang diperlukan 1 orang KS + 1 orang WKS + 2
Guru BK + 16 Mapel = 20 orang
C. Kebutuhan Sarana
Jenis sarana sekolah antara lain berupa buku ( untuk tenaga kependidikan, siswa, dan
perpustakaan ) alat tulis kantor, bahan habis pakai, perabot kantor, peralatan rumah
tangga sekolah ( telepon, listrik, air gas, biaya pemeliharaan, langganan koran ) alat
pendidikan (alat peraga matematika, alat peraga IPS, PPKN, alat praktik , IPA kesenian,
olah raga dan keterampilan) media (OHP, soundsystem, radiokaset, proyektor,
transparansi, program kaset, program radio, komputer )
1). Kebutuhan Buku
a. Kebutuhan buku pegangan siswa
Dengan menggunakan rasio siswa : buku = 1:1 untuk perjenis buku perjenis mata
pelajaran, berarti kebutuhan buku untuk 360 siswa = 360 X 1 X 11 X 6 jilid /
eksemplar = 23.760 eksemplar (untuk sebelas mata pelajaran, dan setiap satu
semester 1 jilid ) secara ideal kebutuhan buku untuk 360 siswa dengan 11 mata
pelajaran adalah 23.760 eksemplar. Sedang kebutuhan minimal 90 % dari 23.760
eks = 21.384 eks.
Mengapa setiap 9 rombel perlu 1 laboratorium dan 8 set alat IPA ? jumlah jam
untuk IPA perminggu 6 jam pelajaran, sedangkan tiap kelas perminggu 42 jam
pelajaran. Dengan demikian ruang lab tiap minggu hanya bisa digunakan untuk 42
: 6 = 7 kelas. Karena sebagian biologi dapat praktik di luar lab maka diperkirakan 9
rombel perlu 1 laboratorium.
Jumlah alat untuk tiap macam alat sangat tergantung metode penggunaan,
contoh misalnya tata busana , membeli mesin jahit, jumlah mesin jahit yang dibeli
8 buah, berarti tiap mesin akan digunakan oleh 5 anak, sebagai kelompok
belajar / kelompok kerja
Jumlah Rombel x jml minggu efektif / tahun x jml. Kelompok belajar /kelas x
satuan bahan
Bila jumlah siswa 360 orang kebutuhan buku tulis untuk siswa 360 x 2 x 12 x 5 x
eks = 43.200 eksemplar
2) Buku tulis guru dan tenaga kependidikan berjumlah antara 10 – 15 eks / tenaga /
semester atau 2 kali lipat pertahun
Buku untuk menyusun program kerja tahunan dan semester
Buku penyusunan lilabi
Buku untuk menyusun program pembelajaran
Buku untuk menyusun program perbaikan
Buku untuk mengembangkan alat evaluasi / ulangan harian
Buku untuk melakukan analisis hasil penilaian
“sumber DIRJEN DIKDASMEN” Hal. 40
Buku untuk menyusun pengembangan alat evaluasi ujian akhir
Buku untuk mencatat daftar kesulitan siswa
Buku untuk mencatat prestasi siswa dan daftar siswa yang perlu bimbingan
Buku Legger
Buku daftar hadir
3) Kertas HVS kuarto dan double folio @ 25 rim pertahun
4) Pensil / ballpoint @ 12 pak pertahun
5) Tinta amplop continues form, disket CD kosong
6) Buku keuangan, buku inventaris, buku induk
Khusus perabot kantor dan ATK serta bahan sesuai dengan kebutuhan riil yang
telah biasa dilaksanakan.
D. Alat perabot / perabot kantor dan perabot lainnya
a. Meja kursi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan tenaga tata usaha
b. Lemari untuk kepala sekolah, guru dan TU
c. Rak arsip
d. Meja kursi tamu
e. Mesin stensil
f. Mesin ketik
g. Komputer / Internet
h. Telepon
i. Diesegel / genset
j. Pompa air
k. Intalansi air
l. Mesin pemotong, rumput, pembersih lantai / vacuum clener
m. Papan berpintu untuk majalah dinding / pengumuman
Perhitungan tersebut hanya sebagai contoh. Bila hal tersebut dipatuhi, maka tidak
mungkin lagi ada bangunan yang rusak, tetapi biaya rehab tak tersedia
BAB VI
ALOKASI BIAYA OPERASIONAL DI SEKOLAH
A. Dalam mengalokasikan biaya operasional persekolah perlu mempertimbangkan
beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Penggunaan Standar Anggaran Per Siswa untuk menjamin keadilan antar siswa dan
untuk menyelengarakan pendidikan yang memadai. Untuk mengalokasikan anggaran
per sekolah, variable Rata-rata Kehadiran Siswa Harian ( RKSH ) lebih tepat untuk
digunakan dinbanding variable jumlah siswa yang terdaftar pada awal tahun ajaran.
Penggunaan RKSH lebih menjamin insentif ekonomi di tingkat sekolah dalam upaya
mencegah putus sekolah dan untuk lebih menjamin hubungan dengan orangtua
terutama jika ada masalah. Sekolah juga mempunyai insentif yang kuat untuk
mempertahankan siswa pada tahun berikutnya karena alokasi dana yang akan
mereka terima sangat tergantung dari kehadiran siswa.
2. Penyediaan dana Insentif untuk peningkatan prestasi siswa. Insentif ini dapat
didasarkan pada peningkatan ( perubahan ) nilai evaluasi hasil belajar atau ujian dari
tahun ke tahun atau didasarkan pada perbaikan rata-rata nilai selama periode
tertentu ( misalnya 3 tahunan ). Penyediaan dana tersebut merupakan bentuk
penghargaan bagi sekloah karena prestasi yang di capai anak didiknya. Penerapan
prinsip ini akan memotivasi sekolah dalam meningkatkan prestasi siswanya karena
semakin baik peningkatan nilainya semakin banyak dana yang dapat diperoleh
sekolah.
Pajak Penghasilan
Pasal 21 Pasal 22
Dipungut dari Pegawai Golongan III keatas Setiap pembebanan pengadaan barang dan
sebesar 15% dari penerimaan bruto jasa yang nilainya mulai Rp. 1.000.000,-
(honor, uang transport, uang makan dst. Pemegang Kas harus memotong PPh
berbentuk uang, insentif, dan lain-lain) sebesar 1,5% dari harga dasar