Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Adaptasi Fisiologi Persalinan

(Onset Persalinan)

Dosen Pembimbing:

Hj. Narulita, S.Psi., MM

Disusun Oleh:

1. Lailatul Mas Ulah (19030001)


2. Bela Sindia Putri (19030007)
3. Mia Fuazia Ahmad (19030018)
4. Nur Anggraeni (19030020)
5. Serlina Mila Tirani (19030025)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES dr. SOEBANDI JEMBER

TAHUN 2020

Jl. dr. Soebandi No. 99,Patrang,Jember,Kabupaten Jember,Jawa Timur 68111


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Adaptasi Fisiologi
Persalinan (Onset Persalinan “ ini tepat pada waktunya.

Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang onset persalinan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jember, 8 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………….....…………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………1

1.3 Tujuan………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian,Teori,Faktor-faktor,Tanda-tanda Persalinan……………..3

2.2 Kecemasan ………………………………………………………….14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………...…22

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara


alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk
mengeluarkan bayi.

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2009).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir ( Hidayat, 2012).

Dari Pengertian diatas Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi
servik, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Persalinan Normal disebut juga alami
karena terjadi secara alami. Jadi secara umum Persalinan Normal adalah proses
persalinan yang melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan
dilalui dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Jika Persalinan Normal tidak
termungkinkan karena masalah posisi bayi harus dilakukan bedah sesar. Pada saat
Persalinan Normal, bayi dilahirkan melalui vagina.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud onset persalinan?

2. Apa saja onset persalinan normal?

1.3 Tujuan

1. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud onset persalinan

2. Agar pembaca mengetahui apa saja onset persalinan normal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir


dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu ( Erawati, 2011).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Prawirohardjo, 2009).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir ( Hidayat, 2012).
b. Teori terjadinya persalinan

Teori terjadinya persalinan, yaitu: penurunan kadar


progesteron, teori oxytocin, peregangan otot-otot uterus yang
berlebihan ( destended uterus ), pengaruh janin, teori
ptostagalndin.
Sebab terjadinya pertus sampai saat ini masih merupakan
teori-teori yang kompleks, faktor-faktor hormonal, pengaruh
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf
dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan
partus mulai (Hidayat, 2012).
c. Faktor-faktor yang mempenagruhi persalinan adalah :

1) Power (Tenaga yang mendorong anak)

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan:

a) His persalinan yang menyebabkan pendataran dan


pembukaan serviks. Terdiri dari his pembukaan, his
pengeluaran dan his pelepasan uri.
b) His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap
servikis
Tenaga mengejan:

a) Kontraksi otot-otot dinding perut

b) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan

c) Paling efektif saat kontraksi atau his

2) Passage (Panggul)

a) Bagian-bagian tulang panggul terdiri dari empat


buah diantaranya:
(1) Dua Os Coxae

(a) Os ischium

(b) Os pubis

(c) Os sacrum

(d) Os illium
(2) Os Cossygis

Pelvis mayor disebelah atas pelvis minor,


superior dari linea terminalis.

b) Bagian-bagian pelvis minor


Pelvis minor ada tiga bagian diantaranya PAP,
Cavum pelvis, dan PBP.
3) Passager ( Janin )

a) Akhir minggu ke-8 janin mulai nampak menyerupai


manusia dewasa, menjadi jelas pada akhir minggu ke 12
b) Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat
dikenali
c) Quickening ( terasa gerakan janin pada ibu hamil )
terjadi pada usia kehamilan 16-20 minggu
d) Denut jantung janin ( djj ) mulai terdengar pada
minggu ke 10-18
e) Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm

f) Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gram, perempuan


3150 gram
g) Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir
sama
4) Plasenta

Merupakan salah satu faktor dengan


memperhitungkan implantasi plasenta pada dinding
rahim.
5) Psycologik

Psycologik adalah kondisi psikis klien, tersedianya


dorongan positif, persiapan persalinan, pengalaman
lalu, dan strategi adaptasi atau coping (Hidayat, 2012).
d. Tanda-tanda permulaan persalinan

Persalinan menurut Hidayat (2010) dimulai bila ibu sudah dalam


inpartu ( saat uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks
membuka dan menipis ), berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap.
Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain : perasaan
distensi berkurang ( lightening ), perubahan serviks, persalinan palsu,
ketuban pecah, bloody show, lonjakan energi, dan gangguan pada
saluran cerna. Terdapat empat kala persalinan yaitu:
1) Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus
dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk
menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala
satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar
10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu,
kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks.
Dalam kala I persalinan terdapat dua fase yaitu:
a) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan


penipisan dan pembukaan serviks secara bertahan yang
berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4cm yang
pada umumnya fase laten ini berlangsung hampir atau hingga 8
jam.
b) Fase aktif

Dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus


biasanya meningkat (kontrkasi dianggap adekuat bila terjadi
lebih dari 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama lebih
dari 40 detik, pembukaan serviks dari 4 cm sampai lengkap
biasanya dengan kecepatan lebih dari 1 cm per jamnya, dan
pada fase ini terjadi penurunan bagian terbawah janin
(Kurniawati, 2009).
Kala I disebut juga dengan permulaan persalinan secara klinis
(Cuningham, 2002:147), karena:
1) Kontraksi uterus pada persalinan

Dalam kontraksi ini menimbulkan nyeri, kemungkinan terjadinya


nyeri itu karena hipoksia miometrium yang berkontraksi seperti yang
terjadi pada angina pektoris, penekanan ganglion saraf di serviks dan
uterus bagian bawah oleh berkas-berkas otot yang berkontraksi dan
saling mengunci, peregangan serviks akibat dilatasi dan peregangan
peritoneum yang terdapat diatas fundus.
2) Segmen bawah dan atas uterus

Dengan palpasi abdomen, bahkan sebelum ketuban pecah, kedua


segmen kadang dapat dibedakan, segmen atas teraba pada saat
berkontraksi, sementara pada segmen bawahlebih lunak teregang, dan
lebih pasif.
3) Bentuk uterus berubah selama persalinan

Setiap kontraksi menyebabkan bentuk uterus yang ovoid menjadi


memanjang seiring dengan semakin berkurangya garis tengah
horizontal. Perubahan bentuk ini menimbulkan efek penting pada proses
persalinan yang pertama dapat meningkatkan tekanan sumbu janin.
Kedua, dengan memendeknya uterus maka serat-serat longitudinal
tertarik lebih kencang. Akibatnya, segmen bawah dan serviks menjadi
satu-satunya bagian dari serviks yang lentur, dan keduanya tertarik
keatas dan mengelilingi kutub bawah janin.

a. Perubahan Fisiologis pada persalinan

1) Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan


kenaikan sistolik rata –rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan
diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi
uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk
persalinan dan akan naik lagi apabila terjadi kontraksi.
2) Metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik


maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini
sebagian besar disebabkan karena kecemasan serta kegiatan otot
kerangka tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkatkan
tercermin dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan,
kardiak ouput dan kehilangan cairan.
3) Suhu badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu


mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah
persalinan. Kenaikan suhu tubuh normal sekitar 0,5 -1 derajad
celcius.

4) Denyut jantung

Denyut jantung selama persalinan akan sedikit naik. Hal


ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi
selama persalinan.
5) Pernafasan

Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan


sebelum persalinan, kenaikan ini dapat disebabkan karena adanya
rasa nyeri dan kekhawatiran.
6) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama masa persalinan. Kandung


kemih harus sering dikontrol ( setiap 2 jam ) agar tidak
menghambat penurunan bagian trendah janin .
7) Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan


padat berkurang dan menyebabkan pencernaan hampir berhenti
selama persalinan dan menyebabkan konstipasi.
8) Perubahan Hematologis

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama


persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama
setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah saat
persalinan (Hidayat, 2012).

2. Primipara

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh


seorang wanita (BKKBN, 2006). Menutrut Prawirohardjo (2009), paritas
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu primipara, multipara, dan

grandemultipara. Primipara, adalah wanita yang telah melahirkan bayi


aterm sebanyak satu kali (Manuaba, 2013). Pada ibu primipara akan
mengalami kecemasan karena ini merupakan kali pertamanya dia akan
menghadapi proses persalinan yang telah diketahui bahwa proses
persalinan biasanya di awali dengan rasa sakit yang luar biasa yaitu pada
persalinan kala I.

3. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa


lemah sehingga tidak berani untuk bersikap dan bertindak secara rasional
sesuai dengan yang seharusnya. Seseorang yang cemas akan merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
wujudnya (Wiramihardja, 2007).
Kecemasan adalah suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan
gejala- gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi
kemungkinana datangnya bahaya atau kemalangan dimasa yang akan datang
dengan perasaan khawatir. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan,
perilaku, dan respon- respon fisiologis (Durand, 2006).
b. Manfaat Kecemasan

Kecemasan juga di butuhkan dalam hidup ini, tanpa ada sedikit kecemasan
yang sesuai dengan kenyataan, individu mungkin tidak akan memperhatikan
peristiwa-peristiwa akan datang yang sangat penting bagi perlindungan
dirinya. Tetapi kecemasan yang tidak wajar (tidak sehat) akan memberatkan
individu dan menyebabkan kelumpuhan dalam memberikan keputusan dan
melakukan tindakan-tindakan (Semiun, 2006 & Durand 2007).
a. Ciri-Ciri Kecemasan

Menurut Nevid (2005), seseorang yang mengalami kecemasan


akan menampakkan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Ciri fisik dari kecemasan

Gelisah, gugup, keluar banyak keringat, mulut atau


kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas
pendek, jantung berdetak kencang, suara yang bergetar, pusing,
merasa lemas, tangan yang dingin, sering buang air kecil, terdapat
gangguan sakit perut atau mual, muka memerah, leher atau
punggung terasa kaku, merasa sensitif atau mudah marah.
2) Ciri behavioral dari kecemasan

Seseorang yang mengalami kecemasan biasanya akan


menunjukkan perilaku menghindar, perilaku melekat dan
dependen, ataupun perilaku terguncang.
3) Ciri kognitif dari kecemasan

Khawatir tentang sesuatu bahkan terhadap hal-hal spele,


perasaan terganggu terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada
penjelasan yang jelas, sangat waspada, khawatir akan ditinggal
sendiri, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran, pikiran
terasa bercampur aduk atau kebingungan, ketakutan, akan
ketidakmampuan menghadapi masalah, berpikir tentang hal-hal
yang mengganggu secara berulang-ulang. Kecemasan juga
memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan
kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak
menyenangkan. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fauziah F & Widury J,
2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua
emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya.
Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata,
berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi
individu.
c. Penyebab Kecemasan
1) Kontribusi biologis
Daerah otak yang paling sering berhubungan dengan
Kecemasan seseorang.
2) Kontribusi psikologis
Sense of control (perasaan mampu mengontrol) sejak dini
yang tinggi pada seseorang merupakan faktor psikologis yang
sangat rentan mengakibatkan kecemasan (Durand, 2007).
2) Kontribusi sosial
Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan
stres dapat memicu kerentanan terhadap kecemasan. Misalnya
masalah disekolah, tekanan sosial untuk selalu menjadi juara
kelas, kematian orang yang dicintai, dan lain sebagainya (Durand,
2007).

d. Tingkatan Kecemasan

Jenis kecemasan menurut HARS:

1) Tidak ada kecemasan

Pada kecemasan ini ibu terlihat tetap merasa nyaman menjalani


perjalanan menjelang persalinannya.
2) Kecemasan ringan
Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan
sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi
perkembangan kepribadian seseorang. Karena kecemasan yang wajar
terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan
individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul
kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk
lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang mengancam
dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul
kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk
lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di
kemudian hari. Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang
dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera mengatasi
penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan
mengendap lama dalam diri individu (Kartono & Kartini, 2006).
3) Kecemasan sedang

Pada level ini seseorang hanya fokus pada urusan yang akan
dilakukan dengan segera termasuk mempersempit pandangan
perseptual sehingga apa yang dilihat, didengar dan dirasakan
menjadi lebih sempit. Pada level ini seseorang akan fokus pada
sumber kecemasan yang dihadapi mulai membuat perencanaan tetapi
dia masih dapat melakukan hal lain jika menginginkan untuk

melakukan hal lain tersebut. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini
yaitu kelelahan meningkat, denyut jantung dan pernapasan
meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume
tinggi, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak
sabar, mudah lupa, marah dan menangis (Kartono, 2006) dalam
(Hamranani, 2002).
4) Kecemasan berat

Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan


berakar secara mendalam dalam diri seseorang. Apabila seseorang
mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidak dapat
mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau
merugikan perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini
dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar dan lama.
Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat
menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang
sama dengan situasi penyebabmunculnya kecemasan. Sedangkan
kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak
kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus
bertahun-tahun dan dapat merusak proses kognisi individu.
Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai
macam penyakit seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan
darah), excited (heboh, gempar) (Kartono & Kartini, 2006).
5) Kecemasan berat sekali

Pada tingkat kecemasan ini individu merasa tergang, sangat


kacau, hilang kontrol, tidak dapat berpikir secara sistematis,
dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupuntelah diberikan
pengarahan (Stuart, 2007) dalam Anynomous.

e. Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat


meskipun situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika
emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya
sesungguhannya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang
berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik
(Cutler, 2004).
Semiun (2006) membagi beberapa dampak dari kecemasan
kedalam beberapa simtom, antara lain :
1) Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan


akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu
sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami
kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat
menyebabkan sifat mudah marah.

2) Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada


individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

3) Simtom motor

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak


tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan,
misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap
suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan
gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang
dirasanya mengancam.Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang,
terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.
Menurut Ramaiah (2003) kecemasan biasanya dapat
menyebabkan dua akibat, yaitu :
(a) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi
secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi.
(b) Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan
mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat
mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta
ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut
ditandai dengan adanya bebeapa gejala yang muncul seperti
kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,
merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak
mampu untuk mengatasi masalah.

f. Efek Kecemasan dan Ketakutan pada Persalinan

Saat seseorang merasa takut, tubuh mengalihkan darah dan


oksigen dari organ pertahanan nonesensial menuju kelompok otot besar
diwilayah kaki dan tangan. Akibatnya, area wajah “ditinggalkan”
sehingga ada ungkapan “pucat karena ketakutan”. Dalam situasi yang
menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus dipandang sebgai
organ “tidak penting” . Menurut Dr.Dick-Read, uterus pada wanita yang
ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas dan
takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat kontraksi uterus semakin
keras.
Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan
menyebabkan serviks kaku dan membuat proses persalinan lebih lambat
.Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernapasan tidak teratur,
mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi.
Akhirnya jantung memompa lebih cepat sehingga tekanan darah
semakin tinggi.

Stres dan rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan


kontraksi uterus menjadi terasa nyeri dan sakit. Saat wanita yang ada
dalam kondisi inpartu mengalami stres secara otomatis stres tersebut
merangsang tubuh untuk mengeluarkan hormon stresor, yaitu hormon
katekolamin dan hormon adrenalin. Jika calon ibu tidak dapat
menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan maka hormon
katekolamin dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan.
Hasilnya, berbagai respin tubuh muncul antara lain dengan “melawan
atau menghindar” (fight or flight). Apabila ibu bersalin memilih
untuk menghadapi rasa takut maka tubuh untuk beberapa saat akan
mengalami lonjakan adrenalin dan kortisol, namun setelah ibu bersalin
tersebut melakukan relaksasi maka akan kembali dalam posisi normal.
(Aprillia Y, 2011 h: 85)

2.2 Kerangka Teori

Berdasarkan hasil tinjauan teori dan masalah penelitian yang telah


dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka teori sebagai
berikut:

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
persalinan :

-power

-pessage

-pessager

-placenta

-phsycologic Cemas

Ibu primipara
inpartu Perubahan fisiologis
pada persalinan:

-tekanan darah

-metabolisme

-suhu badan

-denyut jantung

-renal

-gastrointestinal

-hematologis
Ket: : faktor yang diteliti

: faktor yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Hidayat, 2012

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi


cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu ( Erawati, 2011).
Teori terjadinya persalinan, yaitu: penurunan kadar progesteron, teori oxytocin,
peregangan otot-otot uterus yang berlebihan ( destended uterus ), pengaruh janin, teori
ptostagalndin.
Sebab terjadinya pertus sampai saat ini masih merupakan teori-teori yan\g kompleks,
faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh syaraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus
mulai (Hidayat, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ump.ac.id

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/babyologist/pelajari-mekanisme-
persalinan-normal-sebelum-melahirkan

https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/16/tanda-tanda-persalinan-yang-harus-dikenalkan-
kepada-ibu-hamil/

Anda mungkin juga menyukai