Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masi kurang diminati


di Indonesia. Istilah fungi atau jamur selalu dikaitkan dengan suatu penyakit
karena memang masih kurang dipahami oleh masyarakat luas pada umumnya
(Gandjar,1999) . Pada dasarnya jamur atau fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar mahluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Acuan mengenai sebagian besar
anggota fungi adalah jamur, kapang,khamir, atau ragi medskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri
(Dwidjoseputro,2005) . Fungi tidak hanya sebagai parasit tapi ada juga fungi yang
mengungtungkan. Fungi berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari,
karena mampu mendaur ulang unsur-unsur yang ada di alam yang diperlukan
mahluk hidup lainnya. Hanya jamur-jamur tingkat rendah(mikrofungi) masuk
dalam bidang mikrobiologi (Gandjar, 1999) . Selain tumbuh di tanah, jamur juga
bisa hidup “dimana saja” mulai dari makanan, tumbuhan lain, hingga di kulit kita
(misalnya penyakit panu. Itu adalah “kebun” jamur di tubuh kita). Situasi tersebut
tentu merugikan.

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup


eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk.
Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh

1
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah
Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh
menjadi tubuh buah.

Meskipun fungi adalah kelompok besar dan beragam, namun hanya tiga
jenis fungi yang penting dan relatif mudah untuk mengidentifikasinya. Ketiga nya
yaitu kapang, khamir, dan jamur. Fungi dapat dibedakan dari alga karena fungi
tidak mempunyai klorofil dan dengan demikian fungi tidak dapat melakukan
fotosintesis.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri umum dari jamur ?


2. Bagaimana struktur jamur kapang ?
3. Bagaimana struktur jamur khamir ?
4. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh jamur ?
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan ciri-ciri umum jamur
2. Dapat menjelaskan struktur dari jamur kapang
3. Dapat menjelaskan struktur dari jamur khamir
4. Dapat menjelaskan Penyakit yang disebabkan oleh jamur

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Umum dari Jamur

Fungi memiliki ciri-ciri yang khas yakni berupa benang-benang tunggal


atau bercabang yang disebut dengan hifa. Kumplan hifa-hifa akan membentuk
miselium.
Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri :
1. Mempunyai spora
2. Memproduksi spora
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis
4. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin,glukan,selulosa,dan
manan
Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman,tetapi mempunyai beberapa
perbedaan,yakni:
1. Tidak mempunyai klorofil
2. Mempunyai dinding sel dengan komposisis berbeda
3. Berkembangbiak dengan spora
4. Tidak mempunyai batang,cabang ,akar,dan daun
5. Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
6. Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing
bagian seperti pada tanaman
Fungi ada yang bersifat parasit yaitu : apabila dalam memenuhi
kebutuhan makannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya
.dan ada pula yang bersifat saprofit yaitu ;apabila memperoleh makanan dari
benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri.
Jamur termasuk organisme eukariot dan hampir semua anggotanya adalah
multiseluler. Susunan sel jamur multiseluler adalah berderet-deret membentuk
benang halus yang disebut hifa. Hifa kemudian bercabang-cabang membentuk
anyaman yang disebut miselium. Hifa jamur ada yang bersekat (bersepta) dan ada

3
yang tidak bersekat. Hifa yang tidak bersekat mempunyai nukleus menyebar di
dalam protoplasma. Hifa semacam ini disebut hifa koenositik. Pada jamur parasit
terdapat hifa yang khusus untuk menyerap makanan dari inangnya yang disebut
haustorium.

Jamur melakukan reproduksinya secara aseksual dan seksual. Secara


aseksual dengan pembentukan kuncup pada jamur uniseluler, serta fragmentasi
miselium dan pembentukan spora aseksual pada jamur multiseluler. Reproduksi
seksual jamur adalah dengan pembentukan spora seksual. Daur hidup jamur
berbeda-beda bergantung pada divisinya. Spora jamur dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual merupakan hasil
pembelahan mitosis sedangkan spora seksual merupakan hasil pertemuan dua
jenis gamet yang dihasilkan oleh hifa. Klasifikasi Jamur berdasar atas cara
reproduksi seksualnya adalah, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina,
dan Deuteromycotina. (Alexopoulos, dkk. 1996).

2.2 Struktur Jamur Kapang

Kapang (Inggris: mold) merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan"


Jamur)  yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu
lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas
Ascomycetes.
Kapang adalah mikroorganisme yang termasuk dalam anggota Kingdom
Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang
resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum
Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Selain kapang, organisme lainnya
yang tergolong ke dalam fungi dan penting dalam mikrobiologi pangan adalah khamir
dan jamur.

Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament, dan


pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas.
Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah momproduksi
spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-

4
sifat kapang baik penampakan mikroskopik ataupun makroskopik digunakan
untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.

Gambar 1. Struktur tubuh kapang

Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa,


yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septet yang
membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu
atau lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yqang tidak
bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang
keruang lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa.
a. Hifa
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Struktur umum fungi adalah berbentuk hifa. Hifa adalah sebuah buluh
berdinding kokoh yang mengandung protoplasma, multinukleat, bercabang atau
tidak, bersekat atau tidak, diameter 1 – 30 μm. Hifa yang bersekat mempunyai
lubang penghubung antar sekat. Pertumbuhannya hanya dengan pertumbuhan

5
apikal, ditandai adanya daerah pemanjangan (extension zone) dan daerah belakang
apikal mengalami penuaan dan kerusakan. Struktur sel fungi tipikal sel
eukaryotik, namun sebagian besar fungi mempunyai mitokondria yang cristae-nya
berbentuk pipih (mirip pada binatang), hanya pada oomycota dan sejumlah kecil
kelompok yang mempunyai cristae tubular (mirip tumbuhan).

Gambar 2. Struktur Hifa

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa


mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

2.2.1 Beda Kapang dan Khamir


Kapang dan khamir merupakan bagia dari fungi, namun ada hal yang
membedakan diantara keduanya yaitu kapang merupakan jenis fungi multiseluler
yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah
bahan – bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah
mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa,

6
kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai
pada bagian-bagian ruangan yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor,
dinding yang dirembesi air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar
matahari. Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora.
Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora
aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm)
dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran
udara.
Sedangkan khamir merupakan jenis fungi uniseluler. Istilah khamir
umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok
Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid atau
spheroid. Bentuk khamir dapat sperikal sampai ovoid, kadang dapat membentuk
miselium semu. Ukuran juga bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi
dinding sel, sitoplasma, vakuol air, globula lemak dan granula. Kebanyakan
khamir melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan tunas secara
multilateral ataupun polar. Reproduksi secara seksual menghasilkan askospora
melalui konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang menghasilkan sel
anakan kecil. Jumlah spora dalam askus bervariasi tergantung macam khamirnya.
2.2.2 Jenis-Jenis Kapang
Fungi multiseluler mempunyai miselium atau filament, dan pertumbuhannya
dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi
mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah momproduksi spora maka akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat kapang baik penampakan
mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi
kapang. Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa,
yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septet yang membagi
hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau
lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yqang tidak bertutup
rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang

7
lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa. ( Moore-
Landecker E. 1996).
Beberapa jenis kapang yang sering digunakan dalam pengolahan pangan
adalah sebagaii berikut :

1. Rhizopus
Rhizopus sering diebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan
kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga tumbuh pada sayuran, dan buah-
buahan. Spesies rhizopus yang umum ditemukan pada roti yaitu rhizopus
stoloniferdan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan sebagian Rhizopus
diguaka untuk beberapa makanan fermentasi tradisional seperti, Rhizopus oligosporus
dan Rhzopus orizaeyang digunakan dalam pembuatan berbagai macam tempedan
oncom hitam.

2. Aspergillus
Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan
garam tinggi. Aspergillus orizae digunakan dalam fermentasi makanan tahap
pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia kelompok ini berwarna
kuning sampai hiju, atau mungkin membentuk sklerotia.
3. Penicillum
Penicillium menyebabkan kerusakan pada bahan sayuran,buah-buahan,
dan serelia. Selain itu digunkan untuk industri,misalkan memproduksi antibiotic
penisilin yang diproduksi oleh Penicillium notatum dan Penicillium chysogenum.
Kegunaan lain untuk pematangan keju, misalnya keju camembert oleh Penicillium
camemberti yang konidianya berwarna abu-abu dll.
2.2.3  Kerusakan oleh Kapang
Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1.5-11.
Kebusukan makanan kaleng yang disebabkan oleh kapang sangat jarang terjadi,
tetapi mungkin saja terjadi. Kebanyakan kapang tidak tahan panas sehingga
adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan
(under process) atau karena terjadi kontaminasi setelah proses. Kapang
memerlukan oksigen untuk tumbuh sehingga pertumbuhan pada kaleng hanya
mungkin terjadi apabila kaleng bocor.

8
Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan
asam, seperti buah-buahan asam dan minuman asam. Kapang seperti Bysochamys
fulva, Talaromyces flavus, Neosartorya fischeridan lain-lain telah diketahui
sebagai penyebab kebusukan minuman sari buah kaleng dan produk-produk yang
mengandung buah. Spora kapang-kapang ini ternyata mampu bertahan pada
pemanasan yang digunakan untuk mengawetkan produk tersebut. Spora kapang
ini tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 920C dalam kondisi asam atau
pada makanan yang diasamkan. Akan tetapi untuk mencapai konsistensi yang
seperti ini, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora, sehingga
sanitasi sehari-hari terhadap peralatan sangat penting untuk mencegah
pertumbuhan kapang ini dan pembentukan sporanya. Pada umumnya kapang yang
tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit
pada manusia. (Anonim, 2009).

Manfaat Kapang dalam Produksi Pangan

Produk Bahan Dasar Jenis Kapang


Rhizopus oligospora
Tempe Kedelai Rhizopus oryzae
Oncom Merah Bungkil Kacang Tanah Neurospora sitophia
Rhizopus oligospora
Oncom Hitam Ampas Tahu
Rhizopus oryzae
Kecap Kedelai Aspergillus oryzae
Tauco Kedelai Aspergillus oryzae
Ragi Tape Tepung Beras Rhizopus, Aspergillus, khamir
Keju Biru Susu Penicililium roqueforti
Keju Camembert Susu P. camemberti

2.2.4 Reproduksi Kapang


Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora
aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga
penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora

9
tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan
kesehatan.
1.      Spora Aseksual
Spora aseksual diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan,
serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara dan
tumbuh menjadi miselium baru di tempat lain. Dikenal enam macam sporab aseksual
pada fungi, berikut cirri-ciri dari masing-masing spora tersebut.

No Jenis Spora Ciri-Ciri Contoh


        Sel tunggal atau multi sel         Penicillium
        Terbentuk pada ujung         Aspergillum
1 Konidiospora 
konidiospora         Alternaria
        Sifatnya terbuka         Neurospora

        Sel tunggal
        Rizhopus
        Terbentuk di dalam
2 Sporangiospora          Mucor
sporangium pada ujung
        Thamnidium
sporangiospora
        Sel tunggal
3 Arthrospora          Terbentuk dari pemisahan - Coccidioides
potongan sel hifa
        Sel tunggal
        Berdinding tebal
4 Khlamindospora  - Candida
        Tahan terhadap keadaan
ekstrim
        Sel tunggal
5 Zoospora - Saprolegnia
        Motil dengan flagela

2.      Spora Seksual
Kenyakan spora seksual kapang timbul pada struktur spesifik yang disebut 
fruiting bodies. Terdapat beberapa cirri dari spora seksual seperti dalam table berikut.
No Spora Seksual Ciri-Ciri Contoh
1 Oospora Terbentuk di dalam oogonium Saprolegnia
Spora besar dikelilingi oleh dinding
2 Zigospora Rhizopus
besar
3 Askospora Sel-sel tunggal di dalam askus Neurospora
4 Basidiospora Sel-sel tunggal timbul pada basidium Agaricus

10
2.2 Struktur Jamur Khamir

Khamir adalah fungi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya


umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan
bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan
anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam
Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat
menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis).

Gambar 3. Yeast (ragi)

Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling
umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan untuk
produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk
ragi.

Khamir termasuk cendawan ,tetapi berbeda dengan kapang,karena


bentuknya yang terutama uniseluler.Beberapa khamir tidak membentuk spora
(asporogenous) dan digolongkan dalam fungi impertekti dan lanilla membentuk
spora seksual sehingga digolongkan dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes.

Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5
mm sampai 20-50 mm, lebar 1-10 mm. Bentuk khamir bermacam-macam, yaitu

11
bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat pnjang dengan salah satu ujung runcing,
segitiga melengkung,dll.

Ukuran dan bentuk sel dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena
pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan . Sel
muda mungkin berbeda bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeny,
yaitu perkembangan individu sel. Contoh Khamir yang terbentuk apikulat
umumnya berasal dari tunas berbentuk bulat sampai bulat oval yang terlepas dari
induknya, kemudian tumbuh dan membentuk tunas sendiri. Tampak pada gambar
berikut dengan skematik pembentukan tnas pada sel khamir.

Gambar 4.

Sel khamir merupakan salah satu model dari sel eukariota karena memiliki
karakteristik tipe sel tersebut: memiliki kompartemen subselular yang
menciptakan organel-organel seperti nukleus, mitokondiria, aparatus Golgi, dan
lain-lain. Skema struktur sel khamir secara umum dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

12
Gambar 5. Struktur sel khamir

a. Membran sel
Khamir memiliki membran sel dengan ketebalan 7,5 nm yang merupakan
dua lapisan lipid yang diselingi oleh protein globular dan membentuk suatu fluid
mosaic. Komponen lipid tersebut terdiri dari fosfolipid yang berperan dalam
fluidisitas membran, dan sterol yang berperan dalam rigiditas  membran.
Sedangkan komponen protein yang menyelingi lapisan lipid terdiri dari protein
yang berperan dalam transport zat, biosinteisis dinding sel, transduksi sinyal, dan
pelekatan sitokeleton. (Berbee, dkk. 1992).

Gambar 6. Struktur membrane sel khamir

Komponen struktural membran sel sangat bervariasi antar spesies, bahkan


strain yang berbeda dalam satu spesies dapat memiliki variasi komposisi lipid

13
membran. Sebagai contoh, strain baker yeast dari Saccharomyces cerevisiae
memiliki jumah fosfotadilkolin (komponen fosfolipid) yang jauh lebih rendah
dibandingkan strain brewer yeast spesies yang sama. Perbedaan komposisi
penyusun membran sel tersebut bukanlah karakter yang statis, melainkan dinamis
tergantung dari  kondisi pertumbuhan khamir. Sebagai contoh, komposisi lipid,
terutama asam lemak tak jenuh, dapat berubah secara dramatis mengikuti
perubahan laju pertumbuhan, temperatur, dan ketersediaan oksigen.

Membran sel khamir bersifat permeabel selektif, yaitu mampu memilih


zat-zat yang dapat melewatinya, sehingga fungsinya terutama dalam pengaturan
keluar masuknya zat dari dan ke dalam sitoplasma. Peran membran yang penting
berkaitan dengan proses nutrisi khamir, seperti proses pengambilan karbohidrat,
senyawa nitrogen atau ion; serta pengeluaran zat-zat berbahaya dari dalam sel.
Peran lainnya antara lain adalah endo- dan eksositosis molekul-molekul
kompleks, penghantar sinyal dari luar sel pada proses respon sel terhadap
lingkungan, serta sporulasi.

b. Periplasma

Periplasma merupakan sebuah daerah “kosong” setebal 35-45 Å antara


membran sel dengan dinding sel. Periplasma berisi protein-protein
(mannoprotein) sekresi yang tidak mampu menembus dinding sel, termasuk
enzim-enzim yang menghidrolisis substrat yang tidak mampu melewati membran
sel, antara lain invertase, fosfatase asam, melibiase, dan trehalase.

c. Dinding sel

Dinding sel khamir merupakan suatu struktur yang tebal (100 – 200 nm)
yang mengandung 80 – 90% polisakarida yang sebagian besar adalah glukan dan
manan serta sedikit kitin. Glukan akan membentuk jaringan microfibril sedangkan
manan umumnya berikatan dengan protein membentuk mannoprotein. Kitin, suatu
polimer N-asetilglukosamin, hanya ditemui dalam jumlah yang sangat sedikit (2 –
4%) pada dinding sell. Namun pada khamir yang mampu membentuk hifa, jumlah

14
kitin lebih tinggi. Selain polisakarida, dinding sel khamir juga mengandung
protein, lipid, dan fosfat anorganik.

Gambar 7. Struktur dinding sel dan membrane sel khamir

Dinding sel khamir merupakan suatu struktur berlapis: pada lapisan terluar
terdapat mannoprotein; lalu jaringan microfibril glukan; kemudian kitin dan
mannoprotein pada lapisan terdalam. Mannoprotein berfungsi sebagai penentu
porositas dinding sel dan akan “menolak” masuk molekul yang lebih besar dari
600 kDa, glukan berfungsi mempertahankan rigiditas dinding sel, sedangkan kitin
berfungsi antara lain sebagai reseptor mikosin serta mempertahankan integritas
osmotik sel. (Walker, 1998).
2.4 Penyakit yang disebabkan oleh Jamur
Contoh spesies dari kelas deuteromycotina adalah sebagai berikut :
1. Tinea versicolor, penyebab panu
2. Malassezia furfur, penyebab panu
3. Trichophyton sp & Microsporum sp, penyebab ketombe
4. Epidermophyton floocossum, penyebab kaki atlet
5. Aspergillus fumigatus, penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
6. Tolypocladium inflatum, obat penekan reaksi kekebalan tubuh
7. Arthrobotrys dactyloides, pemangsa cacing dengan membelit

15
Contoh penyakit yang disebabkan oleh Tinea versicolor penyebab panu, dan
Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet. (Waluyo, 2007).

Gambar 8. Penyakit panu


Gambar 9. Penyakit kaki atlet

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fungi memiliki ciri-ciri yang khas yakni berupa benang-benang tunggal


atau bercabang yang disebut dengan hifa. Kumplan hifa-hifa akan membentuk
miselium.
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa,
yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septet yang
membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu
atau lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yqang tidak
bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang
keruang lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa.
Sel khamir merupakan salah satu model dari sel eukariota karena memiliki
karakteristik tipe sel tersebut: memiliki kompartemen subselular yang
menciptakan organel-organel seperti nukleus, mitokondiria, aparatus Golgi, dan
lain-lain.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah contoh spesies dari
kelas deuteromycotina adalah sebagai berikut :
1. Tinea versicolor, penyebab panu
2. Malassezia furfur, penyebab panu
3. Trichophyton sp dan Microsporum sp, penyebab ketombe
4. Epidermophyton floocossum, penyebab kaki atlet
5. Aspergillus fumigatus, penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
6. Tolypocladium inflatum, obat penekan reaksi kekebalan tubuh
7. Arthrobotrys dactyloides, pemangsa cacing dengan membelit

17
Daftar Pustaka

Alexopoulos, CJ, Mims CW dan M. Blackwell. 1996. Introductory mycology.


Pengantar ilmu jamur. John Wiley dan Sons, New York.
Anonim, 2009. Antifungi. (Online) tersedia di http://www.medicastore.com/.
Diakses 30 desember 2013.
Berbee, ML, dan Taylor JW. 1992 . Two ascomycete classes based on
fruiting-                  body characters and ribosomal DNA sequence. Mol. Biol.
Evol. 9:278-               284.
Moore-Landecker E. 1996 Jamur. Fundamentals dari. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-376864-3 .
Waluyo, Lud, Drs, M.Kes.2007..Mikrobiologi Umum. Malang : UPT Penerbitan
Universitas
Walker, G.M. 1998. Yeast physiology and biotechnology. John Wiley and Sons,
Chichester: xi +350 hlm

18

Anda mungkin juga menyukai