Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIK PERADILAN AGAMA

DI PENGADILAN AGAMA PASURUAN

Versi PANDEMI COVID-19

DPL : Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag

NAMA KELOMPOK 2 :

Mochammad Nizar (C93217049)

Mochammad Riza Pahlawan (C93217051)

Firnanda Maulidhatul A (C03217011)

Rajiv Sa’adillah Rosyad (C91217074)

Nurul Imamah (C91217073)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2020

1
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa laporan Praktik Peradilan Agama di Pengadilan
Agama Pasuruan Kelompok 2 Versi Pandemi Covid-19, dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diserahkan ke fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya.

Dosen Pembimbing Lapangan,

Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag


NIP 195704231986032001

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan ‘Laporan Praktik Peradilan Agama di
Pengadilan Agama Pasuruan Kelompok 2 Versi Pandemi Covid-19’ ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW.

Tidak lupa pula, kami selaku penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Masdar Hilmy, S.Ag, M.A, Ph.D, selaku rektor UIN Sunan Ampel
Surabaya
2. Dr. H. Masruhan, M.Ag., selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sunan Ampel Surabaya
3. Dr. Nur Lailatul Musyafa’ah, LC, M.Ag, selaku kepala Laboratorium FSH
UIN Sunan Ampel Surabaya
4. Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL) yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, kasih sayang dan
dukungan selama pelaksanaan Praktik Peradilan Agama ini.
5. Bapak Muslich, S.Ag., M.H. selaku Wakil Ketua Pengadilan Agama
Pasuruan beserta jajarannya yang telah mendampingi kami dan
memberikan kami materi serta informasi selama pelaksanaan Praktik
Peradilan Agama kala pandemi ini.
6. Kedua orang tua, yang selalu mendoakan kami dalam menuntut ilmu dan
mengamalkannya.
7. Dan juga, kepada pihak-pihak yang selalu membantu dan memberikan
dukungan selama pelaksanaan Praktik Peradilan Agama di PA Pasuruan
hingga terselesaikannya laporan ini.

ii
Kami selaku penyusun memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila terdapat
kesalahan di dalam penulisan maupun ejaan. Kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
dari pembaca yang dapat memotivasi dan mengevaluasi kami guna penyusunan laporan
kegiatan di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, September 2020


Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

PROFIL PENGADILAN AGAMA PASURUAN ....................................... 1

PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................... 12

A. Bentuk Kegiatan ……………………………………………………. 12

B. Waktu Pelaksanaan …………………………………………………. 12

C. Analisis Jurnal “Rendahnya Tingkat Pendidikan Sebagai Penyebab Meningkatnya


Dispensasi Nikah (Studi Putusan Nomor 0244/Pdt.P/2020/Pa. Pas)”.. 13

LAMPIRAN

A. Biodata Peserta Praktik Kelompok 2A

B. Daftar Nilai

C. Daftar Absensi

D. Link/Tautan Magang

E. Foto-foto

iv
PROFIL PENGADILAN AGAMA PASURUAN

A. Sejarah Pengadilan

Pengadilan Agama Pasuruan sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman


bagi masyarakat pencari keadilan yang beragama Islam yang bertugas
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Selain menjalankan tugas pokoknya
Pengadilan Agama Pasuruan diserahi tugas dan kewenangan lain oleh/atau
berdasarkan undang-undang, antara lain memberikan keterangan, pertimbangan dan
nasehat tentang hukum kepada Instansi Pemerintah di Daerah, apabila diminta.

B. Dasar Hukum Berdirinya Pengadilan Agama Pasuruan


Pengadilan Agama Pasuruan dibentuk berdasarkan Stbl. Nomor: 152/1882,
Ketetapan Raja No. 24 Tahun 1882 tentang Pembentukan Raad Agama/Pengadilan
Agama Jawa dan Madura. Pengadilan Agama Pasuruan baru berdiri pada tahun 1950
berkantor di Masjid Jami’ Pasuruan dan sebagai Ketua KH. Ahmad Rifai dengan
jumlah karyawan 5 orang;

C. Sejarah Pembentukan Pengadilan Agama Pasuruan


1. Masa Sebelum Penjajahan
Pengadilan Agama Pasuruan belum berdiri, apabila ada sengketa dalam
perkawinan diselesaikan oleh Penghulu.
2. Masa Penjajahan Belanda Sampai Dengan Masa Penjajahan Jepang
Pengadilan Agama Pasuruan belum berdiri, pengajuan dan penyelesaian perkara
ke Penghulu (KUA).
3. Masa Kemerdekaan
Pengadilan Agama Pasuruan baru berdiri pada tahun 1950 dengan Ketuanya KH.
Ahmad Rifai dan berkantor di Masjid Jami’ Al-Anwar Pasuruan yang memberi
fasilitas tempat (ruangan) kecil dan pegawainya hanya 5 orang. Pada tahun 1970
Kantor Pengadilan Agama Pasuruan pindah ke jalan Imam Bonjol No. 20 dengan
cara mengontrak rumah milik Bapak Gianto.

1
4. Masa Berlakunya UU No.1 Tahun 1974
Dengan semakin meningkatnya perkara sejak tahun 1975, Pengadilan Agama
Pasuruan mengusulkan anggaran untuk pengadaan tanah dan gedung bangunan
kantor di Jl. Imam Bonjol No. 20 Pasuruan. Pada tahun 1975 sampai dengan
tahun 1977, usulan pengadaan tanah dan bangunan gedung kantor baru teralisasi.
Dengan DIP tahun anggaran 1976/1977, Pengadilan Agama Pasuruan membeli
sebidang tanah seluas 480 M2 dan membangun gedung kantor seluas 283,5 M2.
Adapun fasilitas gedung yang dibangun saat itu terdiri : Ruang Ketua, ruang
kepaniteraan, kamar mandi dan WC. Dengan menyisakan sedikit tanah. Setelah
pembangunan gedung selesai pada bulan Nopember 1977, kemudian diresmikan
dan diserah terimakan oleh Ketua Mahkamah Islam Tinggi (MIT) Surabaya
Bapak Drs. Taufiq.
5. Masa Berlakunya UU No.7 Tahun 1989
Masa berlakunya UU. No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, jumlah
perkara yang diterima Pengadilan Agama Pasuruan mengalami penurunan namun
penyempurnaan dan perbaikan gedung terus berlanjut. Pada tahun 1996,
Pengadilan Agama Pasuruan mendapatkan anggaran perbaikan gedung. Sisa
tanah yang masih tersisa, dibangun untuk fasilitas tempat arsip yang kemudian
dialih fungsikan sebagai Ruang Kesekretariatan.
6. Kondisi Saat ini
Pada tahun anggaran 2004 Pengadilan Agama Pasuruan mendapat anggaran
proyek berupa Peningkatan Prasarana Fisik Balai Sidang. Tanggal 22 Pebruari
2005 gedung Pengadilan Agama Pasuruan pindah kelokasi baru di Jl. Ir. H.
Juanda No. 11 A Pasuruan. Gedung baru Pengadilan Agama Pasuruan
diresmikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Bapak Drs. H. Zainal
Imamah, SH, M.H; dan sejak menempati gedung baru, gedung lama Pengadilan
Agama Pasuruan yang terletak di Jl. Imam Bonjol No. 20 dialih fungsikan
menjadi gedung arsip. Peningkatan sarana dan prasarana terus diupayakan, dan
pada tahun anggaran 2007/2008 Pengadilan Agama Pasuruan mendapatkan
Belanja Modal Peningkatan Sarana dan Prasarana yang direalisasikan untuk
perbaikan ruang tunggu, pavingisasi dan pemagaran.

D. Visi Pengadilan Agama Pasuruan :

2
" Terwujudnya Pengadilan Agama Pasuruan yang Agung "

E. Misi Pengadilan Agama Pasuruan :

1. Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Pasuruan.

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan di


Pengadilan Agama Pasuruan.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Pengadilan Agama Pasuruan.

4. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan yang efisien dan efektif Pengadilan


Agama Pasuruan.

5. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Agama Pasuruan.

F. Tugas Pokok dan Fungsi

Pengadilan Agama Pasuruan yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama


bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan meyelesaikan perkara-perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: perkawinan,
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syariah
sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Di
samping tugas pokok dimaksud diatas, Pengadilan Agama Pasuruan mempunyai
fungsi, antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili
dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan
Agama dalam tingkat pertama (vide: Pasal 49 Undang-undang Nomor 3
Tahun 2006).
2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk
kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik
menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi
umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan (vide:
Pasal 53 ayat (3) Undang-undang No. 3 Tahun 2006 jo. KMA Nomor
KMA/080/VIII/2006).
3
3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas
pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera
Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar
peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya (vide: Pasal 53
ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 3 Tahun 2006) dan terhadap
pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide:
KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang


hukum islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila
diminta (vide: Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan


(teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan,
dan umum/perlengkapan) (vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

6. Fungsi lainnya:

Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan


instansi lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain
(vide: Pasal 52 A Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya


serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era
keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/144/SK/VIII/2007
tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

G. Wilayah Yuridiksi
Wilayah Hukum Pengadilan Agama Pasuruan meliputi dua daerah yaitu Kabupaten
dan  Kota Pasuruan :
1. Secara astronomi

Kota                                                         Kabupaten

112055’ Bujur Timur                           112030’ Bujur Timur

4
7040’ Lintang Selatan                         7030’  Lintang Selatan

2. Secara geografis atau administratif wilayah Kabupaten/Kota Pasuruan berbatasan:


- Sebelah Utara dengan Selat Madura;
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Probolinggo;

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Malang;

- Sebelah Barat Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan.

Pengadilan Agama Pasuruan merupakan Pengadilan Agama Kelas IB yang


berkedudukan di Jl. Ir. H. Juanda No. 11-ATelp. 0343-410284 Fax. 0343-431155.
Wilayah hukum Pengadilan Agama Pasuruan meliputi 17 (tujuh belas) kecamatan
yang berada dalam dua wilyah, yaitu wilayah Kota Pasuruan dan sebagian wilayah
Kabupaten Pasuruan. 

Wilayah Kota Pasuruan meliputi 4 Kecamatan yaitu:

1.Kecamatan Bugul Kidul terdiri dari:

a. Kelurahan Bakalan d. Kelurahan Kepel


b. Kelurahan Krampyangan e. Kelurahan Bugulkidul
c. Kelurahan Blandongan f. Kelurahan Tapaan
2.Kecamatan Gadingrejo terdiri dari:
a. Kelurahan Krapyakrejo e. Kelurahan Gadingrejo
b. Kelurahan Bukir f. Kelurahan Petahunan
c. Kelurahan Sebani g. Kelurahan Randusari
d. Kelurahan Gentong h. Kelurahan Karangketug
3.Kecamatan Purworejo terdiri dari:
a. Kelurahan Pohjentrek e. Kelurahan Sekargadung
b. Kelurahan Wirogunan f. Kelurahan Purworejo
c. Kelurahan Purutrejo g. Kelurahan Tembokrejo
d. Kelurahan Kebonagung

5
4. Kecamatan Panggungrejo terdiri dari:
a. Kelurahan Karanganyar i. Kelurahan Kandangsapi
b. Kelurahan Trajeng j. Kelurahan Bugullor
c. Kelurahan Tambakan k. Kelurahan Pekuncen
d. Kelurahan Kebonsari l. Kelurahan Mandaranrejo
e. Kelurahan Bangilan m. Kelurahan Panggungrejo
f. Kelurahan Mayangan n. Kelurahan Ngemplakrejo
h. Kelurahan Petamanan

Wilayah Kabupaten Pasuruan yang termasuk dalam wilayah hukum


Pengadilan Agama Pasuruan meliputi 13 Kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Rejoso terdiri dari:

a. Desa Rejoso Lor i. Desa Karangpandan


b. Desa Rejoso Kidul j. Desa Sadengrejo
c. Desa Kawisrejo k. Desa Manikrejo
d. Desa Arjosari l. Desa Toyaning
e. Desa Kemantrenrejo m. Desa Kedungbako
f. Desa Segoropuro n. Desa Jarangan
g. Desa Patuguran o. Desa Pandanrejo
h. Desa Ketegan p. Desa Sambirejo
2.Kecamatan Lekok terdiri dari:
a. Desa Tambaklekok g. Desa  Rowogempol
b. Desa Jatirejo h. Desa  Gajugjati
c. Desa Pasinan i. Desa  Alastlogo
d. Desa Tampung j. Desa  Wates
e. Desa  Balunganyar k. Desa  Semedusari
f. Desa  Branang

6
3.Kecamatan Grati terdiri dari:
a. Desa  Gratitunon i. Desa Karanglo
b. Desa  Ranuklindungan j. Desa Rebalas
c. Desa Sumberagung k. Desa Sumberdawesari
d. Desa Karangkliwon l. Desa Cukurdondang
e. Desa Kambinganrejo m. Desa Kedawung Kulon
f. Desa Kalipang n. Desa Kedawung Wetan
g. Desa Trewung o. Desa Plososari
h. Desa Kebonrejo
4.Kecamatan Nguling terdiri dari:
a. Desa Sedarum i. Desa Sudimulyo
b. Desa Nguling j. Desa Sumberanyar
c. Desa Panunggul k. Desa Dandanggendis
d. Desa Kedawang l. Desa Wotgalih
e. Desa Mlaten m. Desa Watestani
f. Desa Kapasan n. Desa Sebalong
g. Desa Watu Prapat o. Desa Sanganom
h. Desa Randuati
5.Kecamatan Kraton terdiri dari:
a. Desa Kraton n.
Desa Curahdukuh
b. Desa Semare o.
Desa Rejosari
c. Desa Kalirejo p.
Desa Pulokerto
d. Desa Tambakrejo q.
Desa Sidogiri
e. Desa Bendungan r. Desa Ngempit
f. Desa Gerongan s. Desa Karanganyar
g. Desa Asemkandang t. Desa Klampisrejo
h. Desa Tambaksari u. Desa Ngabar
i. Desa Mulyorejo v. Desa Jeruk
j. Desa Plinggisan w. Desa Slambrit
k. Desa Gambirkuning x. Desa Pukul
l. Desa Dompo y. Desa Kebotohan
m. Desa Selotambak
6.Kecamatan Pohjentrek terdiri dari:
a. Desa Pleret f. Desa Tidu
b. Desa Warungdowo g. Desa Sungikulon
c. Desa Susukanrejo h. Desa Sungiwetan
d. Desa Parasrejo i. Desa Logowok
e. Desa Sukorejo j. Desa Tidu
7.Kecamatan Kejayan terdiri dari:
a. Kelurahan Kejayan n. Desa Ambal-Ambil
b. Desa Sladi o. Desa Kedemungan
c. Desa Patebon p. Desa Sumbersuko
7
d. Desa Tundosoro q. Desa Tanggulangin
e. Desa Klinter r. Desa Kurung
f. Desa Wangkalwetan s. Desa Sumberbanteng
g. Desa Cubanjoyo t. Desa Pacarkeling
h. Desa Kepuh u. Desa Lorogan
i. Desa Kedungpengaron v. Desa Benerwojo
j. Desa Klangrong w. Desa Oro-oropule
k. Desa Wrati x. Desa Randugong
l. Desa Luwuk y. Desa Ketangirejo
m. Desa Linggo
8.  Kecamatan Puspo terdiri dari  :
a. Desa Puspo e. Desa Jajangwulung
b. Desa Jimbaran f. Desa Palangsari
c. Desa Keduwung g. Desa Kemiri
d. Desa Pusungmalang
9.  Kecamatan Gondangwetan terdiri dari:
a. Kelurahan Gondangwetan k. Desa Lajuk
b. Desa Karangsentul l. Desa Gayam
c. Desa Rangge m. Desa Wonosari
d. Desa Bajangan n. Desa Wonojati
e. Desa Gondangrejo o. Desa Kresikan
f. Desa Sekarputih p. Desa Tebas
g. Desa Pekangkungan q. Desa Tenggilisrejo
h. Desa Grogol r. Desa Keboncandi
i. Desa Peteguhan s. Desa Bayeman
j. Desa Kalirejo t. Desa Brambang
10.Kecamatan  Winongan terdiri dari:
a. Desa Gading j. Desa Sumberrejo
b. Desa Winongankidul k. Desa Jeladri
c. Desa Winonganlor l. Desa Srui
d. Desa Bandaran m. Desa Sidepan
e. Desa Penataan n. Desa Kandung
f. Desa Mendalan o. Desa Karangtengah
g. Desa Menyarik p. Desa Minggir
h. Desa Prodo q. Desa Umbulan
i. Desa Kedungrejo r. Desa Lebak
11. Kecamatan Lumbang terdiri dari:
a. Desa Cukurguling g. Desa Banjarimbo
b. Desa Lumbang h. Desa Welulang
c. Desa Pancur i. Desa Karangasem
d. Desa Wonorejo j. Desa Watulumbung
e. Desa Kronto k. Desa Karangjati
f. Desa Bulukandang l. Desa Panditan
8
9
12.Kecamatan Pasrepan terdiri dari:
a. Desa Pasrepan i. Desa Ampelsari
b. Desa Pohgading j. Desa Tempuran
c. Desa Mangguan k. Desa Sapulante
d. Desa Rejosalam l. Desa Ngantungan
e. Desa Pohgedang m. Desa Klakah
f. Desa Jogorepuh n. Desa Galih
g. Desa Tambakrejo o. Desa Petung
h. Desa Lemahbang p. Desa Sibon 
q. Desa Cengkrong
13. Kecamatan Tosari terdiri dari:
a. Desa Tosari e. Desa Kandangan
b. Desa Wonokitri f. Desa Sedaeng
c. Desa Podokoyo g. Desa Ngadiwono
d. Desa Baledono h. Desa Mororejo

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Bentuk Kegiatan

Praktik Pengadilan Agama (PA) tahun 2020 ini dilaksanakan secara daring karena
10
kendala adanya pandemic Covid-19. Keluaran hasil praktik adalah berupa jurnal
analisis studi putusan yang berasal dari Pengadilan Agama (PA) Pasuruan.

B. Waktu Pelaksanaan

1. Pembekalan Praktik PA masa Pandemi Covid-19 dilaksanakan pada tanggal


15 dan 16 Agustus 2020 secara daring
2. Pelaksanaan Praktik PA Gelombang I dan II dilaksanakan bersamaan yaitu
tanggal 24 Agustus 2020 sampai dengan 3 Oktober 2020 dalam waktu enam
minggu.

C. Analisis Jurnal

Berikut ini jurnal yang telah kami selesaikan.

11
RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN SEBAGAI
PENYEBAB MENINGKATNYA DISPENSASI NIKAH
(Studi Putusan Nomor 0244/Pdt.P/2020/Pa. Pas)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktik

Sebagai Prasyarat Kelulusan Mata Kuliah Praktik Peradilan Agama

DPL: Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag.

NAMA KELOMPOK/PENULIS A:

1. Mochammad Nizar (C93217049)


2. Mochammad Riza Pahlawan (C93217051)
3. Rajiv Sa’adillah Rosyad (C91217074)
4. Nurul Imamah (C91217073)
5. Firnanda Maulidhatul A (C03217011)

FAKULTAS SYARI’AH DAN

HUKUM UIN SUNAN AMPEL

SURABAYA 2020
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 1

RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN SEBAGAI


PENYEBAB MENINGKATNYA DISPENSASI NIKAH

(Studi Putusan Nomor 0644/Pdt.P/2020/Pa.Pas.)


Rajiv Sa’adillah R, Nurul Imamah, Firnanda Maulidhatul A, Mohammad Riza, Mochamad
Nizar, dan Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M. Ag

Jl. A. Yani 117 Surabaya


Mahifelmubarrok2@gmail.com, nurulimmmamah@gmail.com, maulidhatularifah@gmail.com,
rizamohammad10@gmail.com, nizarseseorang@gmail.com, dakwah_chairah@yahoo.com

Abstract : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi dasar
pertimbangan hakim dalam mengabulkan dispensasi usia perkawinan dan apa dasar pertimbangan
hakim dalam mengabulkan dispenasi kawin berdasarkan kasus Penetapan
No.0644/Pdt.P/2020/PA.Pas. Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian lapangan dengan
penentuan lokasi di Pengadilan Agama Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Data tersebut diperoleh
dari mempelajari laporan penelitian, penetapan hakim, artikel, serta dokumetasi Pengadilan Agama
Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur yang terkait dengan dispensasi usia perkawinan. Teknik
analisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu denganmenggunakan undang-undang dan
pendekatan kasus serta menafsirkan data secara teori. Berdasarkan peneletian yang telah dilakukan,
bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan
dispensasi usia perkawinan yaitu hakim tidak terikat dengan hukum positif. Hakim diberi
kesempatan untuk melakukan penemuan hukum dengan pertimbangan bahwa apabila undang-
undang menetapkan hal-hal tertentu untuk peristiwa tertentu, berarti peraturan itu terbatas pada
peristiwa tertentu. Dalam hal ini, hakim lebih mengedepankan konsep maslahah mursalah, di mana
hakim memilih pertimbangan kebaikan dan menolak kerusakan dalam masyarakat serta upaya
mencegah kemudharatan serta dipengaruhi juga oleh faktor agama dan faktor manusia. Hakim
menimbang, bahwa Hakim telah berupaya dengan sungguh- sunggguh memberikan saran dan
nasehat kepada Pemohon, cucu Pemohon dan calom suami cucu Pemohon serta keluarga dari
calon suami cucu Pemohon agar dipikirkan kembali dan menunggu anaknya umur 19 tahun untuk
dinikahkan. Sebagaimana ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 5 Tahun 2019
Tentang Pedoman Mengadili Permohonan ispensasi Kawin, akan tetapi tidak berhasil. Dasar dan
pertimbangan Hakim dalam mengabulkan dispensasi usia perkawinan menggunakan Pasal 7 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinandan rasa kemanfaatan
hukum.Dalam mengabulkan dispensasi usia perkawinan hakim tidak terikat pada hukum positif
karena hakim tidak kuasa menolak keadaan pemohon.

Kata kunci: Dispensasi Kawin, Batas Usia Perkawinan, Perkawina


Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 2

LATAR BELAKANG

Menikah dibawah umur sangat rentang terhadap timbulnya berbagai kerusakan


dalam kehidupan rumah tangga yang dibentuknya, sehingga bisa berakibat tidak
tercapainya tujuan perkawinan. Dari sudut pandangan kedokteran, pernikahan dibawah
umur mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang akan dilahirkan.
Begitu pula ditinjau dari sisisosial, bahwa perkawinan dibawah umur dapat mengurangi
harmonisasi keluarga, karenaemosi yang masih labil antara suami dan istri yang dapat
menyebabkan hilangnya kontrol dalam menyelesaikan permasalahan keluarga.

Undang-undang Perkawinan No.1 tahun 1974, sebagaimana dijelaskan dengan


bertujuan untuk mencegah terjadinya perkawinan anak-anak, agar pemuda- pemudi yang
akan menjadi suami-istri benar-benar telah masak jiwa raganya dalam membentuk
keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal. Begitu pula dimaksudkan untuk dapat
mencegah terjadinya perceraian muda dan agar dapat membenihkan keturunan yang baik
dan sehat, serta tidak berakibat laju kelahiran yang lebih tinggi sehingga memper cepat
pertambahan penduduk.2 Usia yang telah ditetapkan oleh Undang-undang perkawinan
dalam pasal 7 ayat (1) merupakan batasan minimal khusus dalam pernikahan. Sedangkan
kalau dikaitkan dengan kategori yang lain misalnya mengenai perlindungan anak, maka
batasan usia bagi khusus wanita, akan berbenturan dengan ketentuan pasal 1 ayat (1)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan bahwa
“anak adalah seorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak dalam
kandungan” Dispensasi kawin secara absolut memang menjadi kompetensi Pengadilan
Agama berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) jis pasal 63 UU. No. 1 Tahun 1974, pasal
49 huruf (a) UU No. 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan UU Nomor 3 Tahun 2006
dan perubahan kedua dengan UU No. 50 tahun 2009. Dalam hal ini, ketika seorangb elum
mencapai batas minimal usia yang diizinkan oleh Undang- undang untuk perkawinan
,yaitu 19 tahun bagi calon mempelai pria dan 16 tahun bagi calon wanita. Dengan kata
lain, apabila seseorang ingin melangsungkan perkawinan sementara usianya belum
mencapai batas usia minimal tersebut, maka dia harus mengajukan dispensasi kawin ke
Pengadilan Agama.
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 3

Permohonan dispensasi kawin yang diajukan di pengadilan agama akan diproses


melalui persidangan. Didalam persidangan, orang tua dan calon pengantin akan
dimintakan penjelasan atas keadaan dan alasan yang diajukan permohonan dispensasi
kawin. Pada keadaan yang dilematisini, hakim Pengadilan Agama Pasuruan sebagai pihak
yang berwenang dituntut untuk memutuskan mana yang lebih maslahah antara nikah di
bawah umur dengan membiarkan mereka terjerumus kedalam perzinahan. Pengadilan
mempunyai kekuasaan dalam mengadili maupun menangani masalah permohonan
dispensasi kawin yang mana hakim harus menafsirkan dan menimbang tentang putusan
yang di ambil. Idealnya hakim dalam penetapan dispensasi kawin anak dibawah umur
tetap mendasarkan pada pertimbangan yang sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan
Nomor 1 Tahun 1974, yaitu membatasi usia pernikahan minimal 19 tahun untuk laki-laki
dan 16 tahun untuk perempuan. Usia dan kedewasaan menjadi hal penting yang harus
diperhatikan bagi pria dan wanita yang ingin melangsungkan pernikahan.

Teori Analisis
Kata perkawinan menurut istilah hukum Islam sama dengan kata “nikah” dan kata
“zawaj”. Nikah menurut bahasa arti sebenarnya (haqiqat) yakni “dham” yang berarti
menghimpit, menindih atau berkumpul. Nikah mempunyai arti kiasan yakni “wathaa”
yang berarti “setubuh” atau “aqad” yang berarti mengadakan perjanjian pernikahan.
Dalam kehidupan sehari-hari nikah dalam arti kiasan lebih banyak dipakai, dibanding
dengan dalam arti sebenarnya jarang sekali dipakai saat ini. 1 Menurut Ahmad Azhar
Bashir :

“Nikah adalah melakukan suatu aqad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara
seorang laki-laki dan wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah
pihak, dengan dasar sukarela dan keridhaan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu
kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan
cara-cara yang diridhai oleh Allah.

”Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, mengartikan:


Perkawinan sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 4

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia-Inpres Nomor 1 Tahun 1991, mengartikan:


Pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqan ghaliidhan untuk menaati
perintah Allah dan melaksanakan merupakan ibadah.

Tujuan Perkawinan
1. Tujuan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menjadi
tujuan perkawinan sebagai suami istri adalah untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk
itu suami istri perlu saling membantu dan saling melengkapi agar masing-masing
dapat mengembangkan kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan
spiritual dan material.

2. Tujuan Menurut Hukum Adat


Tujuan perkawinan bagi masyarakat hukum adat yang bersifat kekerabatan,
adalah untuk memper1tahankan dan meneruskan keturunan menurut garis kebapakan atau
keibuan atau keibu-bapakan, untuk kebahagiaan rumah tangga keluarga/kerabat, untuk
memperoleh nilainilai adat budaya dan kedamaian, dan untuk mempertahankan
kewarisan.
3. Tujuan Menurut Hukum Islam

Tujuan menurut hukum Islam ialah menurut perintah Allah untuk memperoleh
turunan yang sah dalam masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga yang damai dan
teratur. Jadi, tujuan perkawinan menurut hukum Islam, yaitu:

a. untuk menegakkan agama, dalam arti menaati perintah dan larangan


Allah;

b. untuk mendapatkan keturunan, dalam arti untuk mendapatkan keturunan


yang sah

1 Abd. Shomad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm 270
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 5

c. untuk mencegah maksiyat, dalam arti untuk membina keluarga rumah


tangga yang damai dan teratur.
A. Syarat-Syarat Perkawinan

Ada dua macam syarat perkawinan, yaitu syarat materiil dan syarat
formal. Syarat materiil adalah syarat yang ada dan melekat pada diri pihak- pihak
yang melangsungkan perkawinan, disebut juga “syarat-syarat subjektif.” Adapun
syarat-syarat formal adalah tata cara atau prosedur melangsungkan perkawinan
menurut agama dan undang-undang, disebut juga “syarat-syarat objektif”, Abdul
kadir Muhammad (1993).

a. Syarat-syarat materiil
Persyaratan materiil berkenaan dengan calon mempelai yang hendak
melangsungkan perkawinan, meliputi:

1. Adanya persetujuan dari kedua calon mempelai

2. Persyaratan izin orang tua/wali/pengadilan

3. Persyaratan Pembatasan Umur Calon Mempelai

b. Syarat-sya2rat Formil

Persyaratan formil berkenaan dengan tata cara pelaksanaan


perkawinan, meliputi:

1) Pemberitahuan kehendak akan melangsungkan perkawinan kepada


pegawai pencatat perkawinan.

2) Pengumuman oleh pegawai pencatat perkawinan.

3) Pelaksanaan perkawinan menurut hukum agama dan


kepercayaan masing-masing.

2 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan & Kekeluargaan di Indonesia,(Jakarta:Sinar


Grafika, 2006), hlm 268
3. Amir
Syarifuddin,Hukum Perkawinan Islam di Indonesia : Antara Fiqh Munakahat dan Undang –
Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm 35
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 6

4) Pencatatan perkawinan oleh pegawai pencatat perkawinan.

Dasar Hukum Perkawinan

1. Menurut Fiqh Munakahat


a. Dalil Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam surat An - Nisa Ayat
3 sebagai berikut:
”Dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap anak yatim, maka
kawinilah perempuan-perempuan lain yang kamu senangi, dua, tiga atau
empat dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil, cukup satu orang.”
(An - Nisa : 3)
b. Dalil As-Sunnah Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dari
Rasulullah yang bersabda : “Wahai para pemuda, barangsiapa
diantara kalian memiliki kemampuan, maka nikahilah, karena itu
dapat lebih baik menahan pandangan dan menjaga kehormatan.
Dan siapa yang tidak memiiki kemampuan itu, hendaklah ia selalu
berpuasa, sebab puasa itu merupakan kendali baginya.
(H.R.Bukhari-Muslim)

Batas Usia Perkawinan

1. Batas usia berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang


Perkawinan. Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan untuk melangsungkan perkawinan seorang
yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua
orang tua. Jadi, bagi pria atau wanita yang telah mencapai umur 21
tahun tidak perlu ada izin orang tua untuk melangsungkan perkawinan.
Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, yang perlu memakai izin orang tua untuk melakukan
perkawinan ialah pria yang telah mencapai umur 19 tahun.
2. Batas usia menurut hukum Islam
Berdasarkan hukum Islam tidak terdapat kaidah-kaidah yang sifatnya
menentukan batas umur perkawinan. Hukum Islam tidak melarang terjadinya
perkawinan di bawah umur 19 tahun bagi pria atau 16 tahun bagi wanita. Pada
kenyataannya, dikalangan umat Islam jika terjadi hal-hal
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 7

yang darurat perkawinan dilangsungkan saja oleh pihak keluarga kedua calon
mempelai atau salah satu pihak, yaitu dari pihak wanita, dengan memenuhi
hukum pe3rkawinan Islam yang dilaksanakan bersama petugas agama
terutama petugas pencatatan nikah di tempat kediaman bersangkutan.
3. Batasan usia perkawinan menurut Fiqh Maliki, Syafi’i, dan Hambali
Menyatakan tumbuhnya bulu-bulu ketiak merupakan bukti baligh
seseorang. Mereka juga menyatakan usia baligh untuk anak laki-laki dan
perempuan lima belas tahun. Sedangkan Hanafi menolak bulu-bulu ketiak
sebagai bukti baligh seseorang, sebab bulu-bulu ketiak itu tidak ada bedanya
dengan bulu-bulu lain yang ada pada tubuh. Hanafi menetapkan batas
maksimal usia baligh anak laki-laki adalah delapan belas tahun dan
minimalnya dua belas tahun, sedangkan usia baligh anak perempuan
maksimal 17 belas tahun dan minimalnya sembilan tahun”, M. Abdul Mujieb
(1994).

Dispensasi Usia Perkawinan

Dalam kamus besar bahasa indonesia. Dispensasi artinya pengecualian dari


aturan umum untuk keadaan yang khusus; pembebasan dari suatu kewajiban atau
larangan.7 Dispensasi usia perkawinan memiliki arti keringanan akan sesuatu batasan
(batasan umur) di dalam melakukan ikatan antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dispensasi usia perkawinan merupakan
dispensasi/keringanan yang diberikan Pengadilan Agama kepada calon mempelai yang
belum cukup umur untuk melangsungkan perkawinan, bagi pria yang belum mencapai 19
(sembilan belas) tahun dan wanita belum mencapai 16 (enam belas) tahun. Dispensasi
usia perkawinan pada dasarnya merupakan penyimpangan dari Pasal 7 ayat (1) Undang-
Undang Perkawinan. Pada Pasal 7 ayat (2) yaitu penyimpangan terhadap batasan usia
tersebut dapat terjadi ketika ada dispensasi yang diberikan oleh pengadilan ataupun
pejabat lain yang ditunjuk. Permohonan

3 Abd. Shomad, Op Cit, hlm 282


Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 8

dispensasi perkawinan ini dapat diajukan oleh kedua orang tua dari pihak pria maupun
pihak wanita.

Dasar Hukm Dispensasi Usia Perkawinan

1. Ketetuan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang


Perkawinan Dalam pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa penyimpangan terhadap
ketentuan ayat (1) mengenai batas usia minimal untuk menikah, dapat meminta
dispensasi kepada Pengadilan Agama atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua
orang tua pihak lakilaki maupun pihak perempuan.

2. Kompilasi Hukum Islam.

Pasal 15 ayat (1), menyatakan bahwa: “Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah
tangga, perkawinan hanya boleh dilakukan oleh calon mempelai yang telah mencapai
umur yang telah ditetapkan dalam Pasal 7 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yakni
pihak pria sekurang-kurangn4ya berumur 19 tahun dan pihak wanita sekurang-kurangnya
berumur 16 tahun.”

Akibat Hukum Pelanggaran Dispensasi Kawin

Dengan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku pihak calon mempelai


wanita di bawah umur 16 tahun dan calon mempelai pria di bawah umur 19 tahun, maka
yang bersangkutan dikategorikan masih di bawah umur dan tidak cakap untuk bertindak
dalam hukum termasuk melakukan perkawinan. Berdasarkan undang-undang tersebut,
maka perkawinan di bawah umur pada dasarnya dilarang akan tetapi dapat diberikan
dalam keadaan yang khusus. Walaupun perkawinan di bawah umur tidak dilarang tetapi
perkawinan di bawah umur perlu mendapatkan penetapan dispensasi kawin sesuai dengan
aturan yang berlaku, setidaknya dapat mengurangi akibat buruk dari perkawinan usia
muda seperti terjadinya perceraian, dan sangat beresiko pada saat melahirkan dengan usia
yang sangat muda.

4 Mohd. Idris Ramulyo. 1996. Hukum Perkawinan Islam. (Jakarta:Bumi Aksara, 1996), hlm 54
6. hlm 21 7. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
10/Cet.
IV,(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 238
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA | 9

Profil PA Pasuruan
a. Sejarah Pengadilan
Pengadilan Agama Pasuruan sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan
Kehakiman bagi masyarakat pencari keadilan yang beragama Islam yang
bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan
mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan
tugas lain yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Selain menjalankan tugas pokoknya Pengadilan Agama Pasuruan
diserahi tugas dan kewenangan lain oleh/atau berdasarkan undang- undang,
antara lain memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang
hukum kepada Instansi Pemerintah di Daerah, apabila diminta.

b. Dasar Hukum Berdirinya Pengadilan Agama Pasuruan

Pengadilan Agama Pasuruan dibentuk berdasarkan Stbl. Nomor:


152/1882, Ketetapan Raja No. 24 Tahun 1882 tentang Pembentukan Raad
Agama/Pengadilan Agama Jawa dan Madura. Pengadilan Agama Pasuruan
baru berdiri pada tahun 1950 berkantor di Masjid Jami’ Pasuruan dan sebagai
Ketua KH. Ahmad Rifai dengan jumlah karyawan 5 orang.

c. Sejarah Pembentukan Pengadilan Agama Pasuruan

1. Masa Sebelum Penjajahan

Pengadilan Agama Pasuruan belum berdiri, apabila ada sengketa


dalam perkawinan diselesaikan oleh Penghulu.

2. Masa Penjajahan Belanda Sampai Dengan Masa Penjajahan


Jepang

Pengadilan Agama Pasuruan belum berdiri, pengajuan dan


penyelesaian perkara ke Penghulu (KUA).
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
10

3. Masa Kemerdekaan

Pengadilan Agama Pasuruan baru berdiri pada tahun 1950


dengan Ketuanya KH. Ahmad Rifai dan berkantor di Masjid Jami’ Al-
Anwar Pasuruan yang memberi fasilitas tempat (ruangan) kecil dan
pegawainya hanya 5 orang. Pada tahun 1970 Kantor Pengadilan Agama
Pasuruan pindah ke jalan Imam Bonjol No. 20 dengan cara mengontrak
rumah milik Bapak Gianto.

4. Masa Berlakunya UU. No. 1 Tahun 1974

Dengan semakin meningkatnya perkara sejak tahun 1975,


Pengadilan Agama Pasuruan mengusulkan anggaran untuk pengadaan tanah
dan gedung bangunan kantor di Jl. Imam Bonjol No. 20 Pasuruan. Pada
tahun 1975 sampai dengan tahun 1977, usulan pengadaan tanah dan
bangunan gedung kantor baru teralisasi. Dengan DIP tahun anggaran
1976/1977, Pengadilan Agama Pasuruan membeli sebidang tanah seluas
480 M2 dan membangun gedung kantor seluas 283,5 M2. Adapun
fasilitas gedung yang dibangun saat itu terdiri : Ruang Ketua, ruang
kepaniteraan, kamar mandi dan WC. Dengan menyisakan sedikit tanah.
Setelah pembangunan gedung selesai pada bulan Nopember 1977,
kemudian diresmikan dan diserah terimakan oleh Ketua Mahkamah Islam
Tinggi (MIT) Surabaya Bapak Drs. Taufiq.

5. Masa Berlakunya UU. No. 7 Tahun 1989

Masa berlakunya UU. No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan


Agama, jumlah perkara yang diterima Pengadilan Agama Pasuruan
mengalami penurunan namun penyempurnaan dan perbaikan gedung
terus berlanjut. Pada tahun 1996, Pengadilan Agama Pasuruan
mendapatkan anggaran perbaikan gedung. Sisa tanah yang masih
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
11

tersisa, dibangun untuk fasilitas tempat arsip yang kemudian dialih


fungsikan sebagai Ruang Kesekretariatan.

6. Kondisi Sekarang

Pada tahun anggaran 2004 Pengadilan Agama Pasuruan


mendapat anggaran proyek berupa Peningkatan Prasarana Fisik Balai
Sidang. Tanggal 22 Pebruari 2005 gedung Pengadilan Agama Pasuruan
pindah kelokasi baru di Jl. Ir. H. Juanda No. 11 A Pasuruan. Gedung baru
Pengadilan Agama Pasuruan diresmikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi
Agama Surabaya Bapak Drs. H. Zainal Imamah, SH, M.H; dan sejak
menempati gedung baru, gedung lama Pengadilan Agama Pasuruan yang
terletak di Jl. Imam Bonjol No. 20 dialih fungsikan menjadi gedung
arsip. Peningkatan sarana dan prasarana terus diupayakan, dan pada
tahun anggaran 2007/2008 Pengadilan Agama Pasuruan mendapatkan
Belanja Modal Peningkatan Sarana dan Prasarana yang direalisasikan
untuk perbaikan ruang tunggu, pavingisasi dan pemagaran.

d. Visi Pengadilan Agama Pasuruan

" Terwujudnya Pengadilan Agama Pasuruan yang Agung "

e. Misi Pengadilan Agama Pasuruan


1. Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Pasuruan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari
keadilan di Pengadilan Agama Pasuruan.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Pengadilan Agama
Pasuruan.
4. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan yang efisien dan efektif
Pengadilan Agama Pasuruan.
5. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Agama
Pasuruan.
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
12

f. Tugas Pokok dan Fungsi

Pengadilan Agama Pasuruan yang merupakan Pengadilan Tingkat


Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan meyelesaikan
perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan
ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-undang Nomor 3
Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama. Di samping tugas pokok dimaksud diatas,
Pengadilan Agama Pasuruan mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut :

1. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili


dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan
Agama dalam tingkat pertama (vide: Pasal 49 Undang-undang Nomor 3
Tahun 2006).
2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan
petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya,
baik menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun
administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan
pembangunan (vide: Pasal
53 ayat (3) Undang-undang No. 3 Tahun 2006 jo. KMA Nomor
KMA/080/VIII/2006).
3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan
tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti,
dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya (vide: Pasal 53 ayat (1)
dan
(2) Undang-undang No. 3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan administrasi
umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide: KMA Nomor
KMA/080/VIII/2006).
4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang
hukum islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila
diminta (vide: Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
13

5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan


(teknis dan persidangan) dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan,
dan umum/perlengkapan) (vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).
6. Fungsi lainnya
Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan
instansi lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain (vide:
Pasal 52 A Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).
Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya
serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan
dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI Nomor KMA/144/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan
Informasi di Pengadilan.

Wilayah Yurisdiks

Wilayah Hukum Pengadilan Agama Pasuruan meliputi dua daerah yaitu Kabupaten
dan Kota Pasuruan :

a. Secara astronomi

Kota Kabupaten

112055’ Bujur Timur 112030’ Bujur Timur

7040’ Lintang Selatan 7030’ Lintang Selatan

b. Secara geografis atau administratif wilayah Kabupaten/Kota Pasuruan


berbatasan:

- Sebelah Utara dengan Selat Madura;

- Sebelah Timur dengan Kabupaten Probolinggo;

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Malang;


Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
14

- Sebelah Barat Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan.

Pengadilan Agama Pasuruan merupakan Pengadilan Agama Kelas IB yang


berkedudukan di Jl. Ir. H. Juanda No. 11-ATelp. 0343-410284 Fax. 0343-431155.
Wilayah hukum Pengadilan Agama Pasuruan meliputi 17 (tujuh belas) kecamatan
yang berada dalam dua wilyah, yaitu wilayah Kota Pasuruan dan sebagian
wilayah Kabupaten Pasuruan.

Wilayah Kota Pasuruan meliputi 4 Kecamatan yaitu:

1.Kecamatan Bugul Kidul terdiri dari :

a. Kelurahan Bakalan d. Kelurahan Kepel


b. Kelurahan Krampyangan e. Kelurahan Bugulkidul
c. Kelurahan Blandongan f. Kelurahan Tapaan

2. Kecamatan Gadingrejo terdiri dari:


a. Kelurahan Krapyakrejo e. Kelurahan Gadingrejo
b. Kelurahan Bukir f. Kelurahan Petahunan
c. Kelurahan Sebani g. Kelurahan Randusari
d. Kelurahan Gentong h. Kelurahan Karangketug

3. Kecamatan Purworejo terdiri dari:


a. Kelurahan Pohjentrek e. Kelurahan Sekargadung
b. Kelurahan Wirogunan f. Kelurahan Purworejo
c. Kelurahan Purutrejo g. Kelurahan Tembokrejo
d. Kelurahan Kebonagung

4. Kecamatan Panggungrejo terdiri dari:


a. Kelurahan Karanganyar i. Kelurahan Kandangsapi
b. Kelurahan Trajeng j. Kelurahan Bugullor
c. Kelurahan Tambakan k. Kelurahan Pekuncen
d. Kelurahan Kebonsari l. Kelurahan Mandaranrejo
e. Kelurahan Bangilan m. Kelurahan Panggungrejo
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
15

f. Kelurahan Mayangan n. Kelurahan Ngemplakrejo


h. Kelurahan Petamanan

Wilayah Kabupaten Pasuruan yang termasuk dalam wilayah hukum


Pengadilan Agama Pasuruan meliputi 13 Kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Rejoso terdiri dari:

a. Desa Rejoso Lor i. Desa Karangpandan


b. Desa Rejoso Kidul j. Desa Sadengrejo
c. Desa Kawisrejo k. Desa Manikrejo
d. Desa Arjosari l. Desa Toyaning
e. Desa Kemantrenrejo m. Desa Kedungbako
f. Desa Segoropuro n. Desa Jarangan
g. Desa Patuguran o. Desa Pandanrejo
h. Desa Ketegan p. Desa Sambirejo

2. Kecamatan Lekok terdiri dari:


a. Desa Tambaklekok g. Desa Rowogempol
b. Desa Jatirejo h. Desa Gajugjati
c. Desa Pasinan i. Desa Alastlogo
d. Desa Tampung j. Desa Wates
e. Desa Balunganyar k. Desa Semedusari
f. Desa Branang

3. Kecamatan Grati terdiri dari:


a. Desa Gratitunon i. Desa Karanglo
b. Desa Ranuklindungan j. Desa Rebalas
c. Desa Sumberagung k. Desa Sumberdawesari
d. Desa Karangkliwon l. Desa Cukurdondang
e. Desa Kambinganrejo m. Desa Kedawung Kulon
f. Desa Kalipang n. Desa Kedawung Wetan
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
16

g. Desa Trewung o. Desa Plososari


h. Desa Kebonrejo

4. Kecamatan Nguling terdiri dari:


a. Desa Sedarum i. Desa Sudimulyo
b. Desa Nguling j. Desa Sumberanyar
c. Desa Panunggul k. Desa Dandanggendis
d. Desa Kedawang l. Desa Wotgalih
e. Desa Mlaten m. Desa Watestani
f. Desa Kapasan n. Desa Sebalong
g. Desa Watu Prapat o. Desa Sanganom
h. Desa Randuati

5. Kecamatan Kraton terdiri dari:


a. Desa Kraton n. Desa Curahdukuh
b. Desa Semare o. Desa Rejosari
c. Desa Kalirejo p. Desa Pulokerto
d. Desa Tambakrejo q. Desa Sidogiri
e. Desa Bendungan r. Desa Ngempit
f. Desa Gerongan s. Desa Karanganyar
g. Desa Asemkandang t. Desa Klampisrejo
h. Desa Tambaksari u. Desa Ngabar
i. Desa Mulyorejo v. Desa Jeruk
j. Desa Plinggisan w. Desa Slambrit
k. Desa Gambirkuning x. Desa Pukul
l. Desa Dompo y. Desa Kebotohan
m. Desa Selotambak

6. Kecamatan Pohjentrek terdiri dari:


a. Desa Pleret f. Desa Tidu
b. Desa Warungdowo g. Desa Sungikulon
c. Desa Susukanrejo h. Desa Sungiwetan
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
17

d. Desa Parasrejo i. Desa Logowok


e. Desa Sukorejo j. Desa Tidu

7. Kecamatan Kejayan terdiri dari:


a. Kelurahan Kejayan n. Desa Ambal-Ambil
b. Desa Sladi o. Desa Kedemungan
c. Desa Patebon p. Desa Sumbersuko
d. Desa Tundosoro q. Desa Tanggulangin
e. Desa Klinter r. Desa Kurung
f. Desa Wangkalwetan s. Desa Sumberbanteng
g. Desa Cubanjoyo t. Desa Pacarkeling
h. Desa Kepuh u. Desa Lorogan
i. Desa Kedungpengaron v. Desa Benerwojo
j. Desa Klangrong w. Desa Oro-oropule
k. Desa Wrati x. Desa Randugong
l. Desa Luwuk y. Desa Ketangirejo
m. Desa Linggo

8. Kecamatan Puspo terdiri dari :


a. Desa Puspo e. Desa Jajangwulung
b. Desa Jimbaran f. Desa Palangsari
c. Desa Keduwung g. Desa Kemiri
d. Desa Pusungmalang

9. Kecamatan Gondangwetan terdiri dari:


a. Kelurahan Gondangwetan k. Desa Lajuk
b. Desa Karangsentul l. Desa Gayam
c. Desa Rangge m. Desa Wonosari
d. Desa Bajangan n. Desa Wonojati
e. Desa Gondangrejo o. Desa Kresikan
f. Desa Sekarputih p. Desa Tebas
g. Desa Pekangkungan q. Desa Tenggilisrejo
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
18

h. Desa Grogol r. Desa Keboncandi


i. Desa Peteguhan s. Desa Bayeman
j. Desa Kalirejo t. Desa Brambang

10. Kecamatan Winongan terdiri dari:


a. Desa Gading j. Desa Sumberrejo
b. Desa Winongankidul k. Desa Jeladri
c. Desa Winonganlor l. Desa Srui
d. Desa Bandaran m. Desa Sidepan
e. Desa Penataan n. Desa Kandung
f. Desa Mendalan o. Desa Karangtengah
g. Desa Menyarik p. Desa Minggir
h. Desa Prodo q. Desa Umbulan
i. Desa Kedungrejo r. Desa Lebak

11. Kecamatan Lumbang terdiri dari:


a. Desa Cukurguling g. Desa Banjarimbo
b. Desa Lumbang h. Desa Welulang
c. Desa Pancur i. Desa Karangasem
d. Desa Wonorejo j. Desa Watulumbung
e. Desa Kronto k. Desa Karangjati
f. Desa Bulukandang l. Desa Panditan

12. Kecamatan Pasrepan terdiri dari:


a. Desa Pasrepan i. Desa Ampelsari
b. Desa Pohgading j. Desa Tempuran
c. Desa Mangguan k. Desa Sapulante
d. Desa Rejosalam l. Desa Ngantungan
e. Desa Pohgedang m. Desa Klakah
f. Desa Jogorepuh n. Desa Galih
g. Desa Tambakrejo o. Desa Petung
h. Desa Lemahbang p. Desa Sibon
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
19

q. Desa Cengkrong

13. Kecamatan Tosari terdiri dari:


a. Desa Tosari e. Desa Kandangan
b. Desa Wonokitri f. Desa Sedaeng
c. Desa Podokoyo g. Desa Ngadiwono
d. Desa Baledono h. Desa Mororejo

B. Putusan Pengadilan Agama Pasuruan Nomor 0644/Pdt.P/2020/PA.Pas.

1. Pihak yang bersengketa

a. Pemohon

Nama :

xxxx

Umur : 16 tahun 6 bulan

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak bekerja

NIK : 35013546780003

Alamat : Dusun kerajan timur RT. 017 RW. 009 Desa lumbang Kabupaten
Pasuruan

b. Termohon

Nama :

xxxx

Umur : 21 tahun 10 bulan

Agama : Islam

Pekerjaan : Kuli Bangunan


Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
20

NIK : 356945980008

Alamat : Kacamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan

2. Duduk Perkara

Pada tanggal 03 September 2020 telah terdaftar dalam register perkara di


Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan Nomor 0644/Pdt.P/2020/PA.Pas.
Pemohon mengajukan permohonan dispensasi kawin (nikah).

Bahwa berdasarkan surat Penolakan dari KUA Kecamatan Lumbang


Kabupaten Pasuruan dengan nomor : B.153/15.9.7/PW.01/VIII/2020, tanggal
31 Agustus 2020

Bahwa anak dan menantu Pemohon tidak bisa ikut serta mendaftarkan
cucunya mengajukan permohonan Dispensasi Kawin karena bekerja jauh di
Kalimantan dan tidak bisa pulang sekarang karena tidak ada waktu luang

Bahwa syarat-syarat untuk melaksanakan pernikahan tersebut baik


menurut ketentuan hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan
yang berlaku telah terpenuhi kecuali syarat usia bagi cucu Pemohon belum
mencapai umur 19 tahun, namun pernikahan tersebut sangat mendesak untuk
tetap dilangsungkan karena keduanya saling mencintai dan tidak bisa
dipisahkan sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan jika
perkawinan tidak segera di langsungkan

Bahwa hubungan antara cucu Pemohon dengan calon suami tersebut


sudah demikian erat dan sulit untuk dipisahkan, karena telah berlangsung
selama 1 tahun
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
21

Bahwa antara cucu Pemohon dan calon suaminya tersebut tidak ada
larangan untuk melakukan pernikahandan tidak ada hubungan saudara
ataupun sedarah

Bahwa cucu Pemohon berstatus Perawan, dan telah akil baliq serta sudah
siap untuk menjadi seorang Istri. Begitupun calon suaminya sudah siap pula
untuk menjadi seorang suami dankepala rumah tangga, dan calon suaminya
telah bekerja sebagai Kuli Bangunan dengan penghasilan tetap setiap
bulannya Rp. 2.500.000.-(duajutalima ratus ribu rupiah)

Bahwa keluarga Pemohon dan orang tua calon suami telah merestui
rencana pernikahan tersebut dan tidak ada pihak ketiga lainnya yang
keberatan atas berlangsungnya pernikahan tersebut

Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat


perkara ini

Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan segera


memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang
amarnya berbunyi sebagai berikut:

PRIMAIR :

1.Mengabulkan permohonan Pemohon

2.Menetapkan, memberikan dispensasi kepada cucu Pemohon


bernama XXXXX untuk menikah dengan calon suaminya bernama
XXXXX

3.Membebankan kepada Pemohon tersebut untuk membayar biaya


perkara menurut hukum

SUBSIDAIR : Atau menjatuhkan keputusan lain yang seadil-adilnya

Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon datang


menghadap sendiri ke persidangan dan Hakim telah berupaya sungguh-
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
22

sungguh memberikan saran dan nasehat kepada Pemohon agar dipikirkan


kembali dan menunggu cucunya cukup umur untuk menikah akan tetapi tidak
berhasil karena cucu Pemohon dengan calon suaminya telah lama menjalin
hubungan cinta, sehingga Pemohon sangat khawatir jika hubungan cinta
keduanya tidak segera diikat dengan tali perkawinan yang sah. Selanjutnya
pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat permohonan
Pemohon yang ternyata isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Pemohon

Bahwa cucu Pemohonyang bernama XXXXX dalam persidangan


menerangkan telah cukup lama menjalin hubungan cinta kasih dengan calon
suaminya yang bernama AHMAD ROFIK dan telah sepakatuntuk melaksanakan
pernikahan karena antara cucu Pemohon dengan calon suaminya tidak ada
hubungan mahram, sedarah dan bukan saudara sesusuan, akan tetapi ditolak oleh
Kantor Urusan Agama Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan dengan alasan
usia cucu Pemohon belum cukup umur dan baru berumur 14 tahun 6 bulan.

Bahwa keterangan cucu Pemohon tersebut dibenarkan oleh Pemohon dan


calon suami cucu Pemohon yang bernama AHMAD ROFIK serta keluarga dari
calon suami cucu Pemohon.

3. Tuntutan

1. Mengabulkan permohonan Pemohon

2. Memberikan dispensasi kepada cucu Pemohonyang bernama


XXXXX untuk menikah dengan AHMAD ROFIK bin DULSAHID

3. Membebankan kepada Pemohon membayar biaya perkara sejumlah


Rp 231.000,-(dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah)

4. Pertimbangan Hukum
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
23

Hakim telah berupaya dengan sungguh-sungguh memberikan saran dan


nasehat kepada Pemohon, cucu Pemohon dan calon suami cucu Pemohon
serta keluarga dari calon suami cucu Pemohon agar dipikirkan kembali dan
menunggu anaknya umur 19 tahun untuk dinikahkan, sebagaimana ketentuan
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Mengadili Permohonan Dispensasi Kawin, akan tetapi tidak berhasil

Bahwa dalil-dalil yang mendasari permohonan Pemohon pada pokoknya


adalah bahwa Pemohon hendak menikahkan cucu Pemohon yang bernama
XXXXX lahir pada tanggal 08 Maret 2006 dengan seorang laki-lakiyang
bernama AHMAD ROFIK akan tetapi maksud Pemohon tersebut ditolak oleh
pihak Kantor Urusan Agama Kecamatan Lumbang Kabuapaten Pasuruan
dengan alasan cucu Pemohon belum cukup umur. Kemudian Pemohon
mohon agar Pengadilan Agama Pasuruan memberikan dispensasi kawin
kepada cucu Pemohon mengingat hubungan cucu Pemohon dengan calon
suaminya sudah sedemikian eratnya dan sudah lama menjalin hubungan
cinta, sehingga Pemohon sangat khawatir akan melanggar ketentuan-
ketentuan hukum Islam jika tidak segera dinikahkan.

Bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya Pemohon telah


mengajukan alat bukti tertulis berupa P.1 sampai P.4 dan bukti-bukti tersebut
telah bermeterai cukup sehingga dapat diterima sebagai alat bukti, sesuai
dengan ketentuan pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985
tentang bea meterai

Bahwa bukti P.1 dan P.3 merupakan akta autentik, sehingga bukti
tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil serta memiliki kekuatan
yang sempurna dan mengikat,

Bahwa bukti P.2 dan P.4 bukan merupakan akta autentik, akan tetapi
masuk kategori surat lain yang bukan akta, karenanya Hakim menilai
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
24

kekuatan pembuktiannya sebagai bukti pendukung dalil-dalil permohonan


Pemohon, sebagaimana ketentuan Pasal 1881 Ayat (2) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata

Menimbang, bahwa bukti P.1 tersebut menjelaskan tentang identitas dan


tempat tinggal Pemohon

Menimbang, bahwa bukti P.2 tersebut menjelaskan bahwa keinginan


cucu Pemohon yang bernama XXXXX telah ditolak untuk menikah dengan
calon suaminya yang bernama AHMAD ROFIK karena cucu Pemohon masih
belum cukup umur

Menimbang, bahwa bukti P.3 tersebut menjelaskan bahwa cucu Pemohon


yang bernama XXXXX telah lahir pada tanggal 08 Maret 2006

Bahwa bukti P.4 tersebut menjelaskan bahwa cucu Pemohon yang


bernama XXXXX sehat jasmani dan telah siap untuk menikah

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Pemohonyang dikuatkan


dengan bukti P.1 harus dinyatakan terbukti bahwa Pemohonadalah penduduk
wilayah KabupatenPasuruan sehingga Pengadilan Agama Pasuruan
berwenang menyelesaikan perkara a quo;Menimbang, bahwa berdasarkan
ketentuan dalam pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 16
Tahun 2019, terdapat abstrak hukum bahwa untuk kemaslahatan keluarga dan
rumah tangga pihak pria dan wanita hanya dapat diizinkan melakukan
perkawinan apabila sudah mencapai umur 19 tahun, oleh karena cucu
Pemohon yang bernama XXXXX masih berumur 14 tahun 6 bulan
sebagaimana bukti P.3 dan ditolak untuk melangsungkan pernikahan oleh
pihak Kantor Urusan Agama Kecamatan LumbangKabupaten Pasuruan
sebagaimana bukti P.2, maka untuk dapat melakukan perkawinan tersebut
perlu adanya dispensasi kawin dari Pengadilan Agama sebagaimana
ketentuan pasal 7 ayat (2) Undang-
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
25

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019

Menimbang, bahwa cucu Pemohon yang bernama XXXXX telah lama


menjalin hubungan cinta dengan seorang laki-lakibernama AHMAD ROFIK
sehingga Pemohonsangat khawatir hubungan cinta cucunya dengan laki-
lakitersebut akan membawa madlarat karena telah melanggar norma agama
dan susila serta akan bertambah sulit pengawasannya jika tidak segera
dinikahkan

Bahwa Hakim telah mendengar keterangan cucu Pemohon yang bernama


XXXXX dan calon suaminya yang bernama AHMAD ROFIK yang pada
pokoknya keduanya telah siap untuk melangsungkan perkawinan
sebagaimana bukti P.4 dan antara keduanya tidak ada halangan untuk
menikah secara syar`i

Bahwa di muka sidang telah didengar keterangan keluarga dari calon


suami cucu Pemohon yang pada pokoknya adalah bahwa cucu Pemohon
dengan calon suaminya yang telah lama menjalin hubungan cinta dan antara
keduanya tidak ada hubungan saudara dan tidak terikat perkawinan dengan
pihak lain

Hubungan antara cucu Pemohon dengan calon suaminya telah


sedemikian eratnya sehingga Hakim berpendapat bahwa hal tersebut
merupakan keadaan darurat yang memaksa untuk dapat mengizinkan
dilaksanakannya suatu perkawinan sekalipun perkawinan tersebut tidak
memenuhi ketentuan dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan yang telah diubah dengan Undang- Undang
Nomor 16 Tahun 2019, hal tersebut sejalan dengan petunjuk kaidah hukum
Islam sebagai berikut: ‫رةتــــبـــيــــحالمحــــظــورات الــــضـــرو‬

Artinya : “Keadaan darurat dapat menyebabkan dibolehkannya segala


yang dilarang”.
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
26

Pemohon dengan calon suaminya telah lama menjalin hubungan


cinta kasih sehingga apabila hubungan tersebut dibiarkan terus berlanjut
dengan tanpa ikatan yang sah, maka akan memberikan mafsadat yang lebih
besar dari pada manfaatnya, sebagaimana petunjuk kaidah hukum Islam
sebagai berikut :‫المـصـالـح جـلـب عـلى م مـقـد سـد درأالـمـفـا‬

Artinya : ”Menolak mafsadat harus didahulukan dengan mencari


kemaslahatan”

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Hakim


berpendapat bahwa hubungan cinta kasih antara cucu Pemohon yang
bernama dengan calon suaminya yang bernama tersebut harus segera diikat
dengan tali perkawinan yang sah, oleh karenanya permohonan Pemohon
patut untuk dikabulkan dan cucu Pemohon yang dapat diberikan dispensasi
untuk menikah dengan calon suaminya.

Perkara ini menyangkut bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan


pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-
Undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya perkara ini dibebankan kepada Pemoh
syarat-syarat untuk melaksanakan pernikahan tersebut baik menurut
ketentuan hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku
telah terpenuhi kecuali syarat usia bagi cucu Pemohon belum mencapai umur
19 tahun, namun pernikahan tersebut sangat mendesak untuk tetap
dilangsungkan karena keduanya saling mencintai dan tidak bisa dipisahkan
sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan jika
perkawinan tidak segera di langsungkan

1. Hubungan antara cucu Pemohon dengan calon suami tersebut sudah


demikian erat dan sulit untuk dipisahkan, karena telah berlangsung selama
1 tahun
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
27

2. Cucu Pemohon dan calon suaminya tersebut tidak ada larangan untuk
melakukan pernikahandan tidak ada hubungan saudara ataupun sedarah
3. Cucu Pemohon berstatus Perawan, dan telah akil baliq serta sudah siap
untuk menjadi seorang Istri. Begitupun calon suaminya sudah siap pula
untuk menjadi seorang suami dankepala rumah tangga, dan calon
suaminya telah bekerja sebagai Kuli Bangunan dengan penghasilan tetap
setiap bulannya Rp. 2.500.000.-(duajutalima ratus ribu rupiaH
4. Keluarga Pemohon dan orang tua calon suami telah merestui rencana
pernikahan tersebut dan tidak ada pihak ketiga lainnya yang keberatan atas
berlangsungnya pernikahan tersebut
5. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini

5. Mengadili

Adapun keputusan majelis hakim dalam kasus ini yaitu sebagai berikut ini
:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon


2. Memberikan dispensasi kepada cucu Pemohon untuk menikah
dengan AHMAD ROFIK
3. Membebankan kepada Pemohon membayar biaya perkara sejumlah
Rp231.000,- (dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah)

Demikian ditetapkan di Pengadilan Agama Pasuruan pada hari Rabu


tanggal 16 September 2020 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Muharram
1442 Hijriyah, oleh Drs. H. URIP, M.H, sebagai Hakim, penetapan mana
pada hari itu juga diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh
Hakim tersebut dengan dibantu Hj. ROSNIAH, S.H sebagai Panitera
Pengganti dan dihadiri pula oleh Pemohon.

6. Analisis

Jika berbicara masalah dispensasi nikah pastinya dari zaman dulu


sebelum kita lahir pun hal ini sudah lumrah dikalangan orang-orang yang
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
28

memang saat ingin melakukan pernikahan akan tetap penghalang utama


adalah di usia dan penyebab nya banyak sekali. Salah satu diantaranya sebab
perjodohan, akan tetapi disini hanya membahas dispensasi nikah salah satu
penyebabnya karna rendahnya tingkat pendidikan dimana banyak sekali
pemuda pemudi dari kalangan yang memang rendahnya pendidikan, sehingga
banyak yang memang tidak mengetahui bahwa dalam melakukan pernikahan
itu harus sesuai aturan hukum yang berlaku, mengeyampingkan hukum adat
terlebih dahulu, sebab jika berbicara mengenai usia nikah itu sudah diatur
dalam hukum islam dan undang- undang yang sudah berlaku di negara kita
khususnya.

Adapun di dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang


Perkawinan, yang menjadi tujuan perkawinan sebagai suami istri adalah
untuk membentuk rumah tangga. Batas usia berdasarkan Undang- undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Menurut Pasal 6 ayat
2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan untuk
melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun
harus mendapat izin dari kedua orang tua. Jadi, bagi pria atau wanita yang
telah mencapai umur 21 tahun tidak perlu ada izin orang tua untuk
melangsungkan perkawinan. Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, yang perlu memakai izin orang tua untuk
melakukan perkawinan ialah pria yang telah mencapai umur 19 tahun.

Hakim berpendapat bahwa hal tersebut merupakan keadaan darurat yang


memaksa untuk dapat mengizinkan dilaksanakannya suatu perkawinan
sekalipun perkawinan tersebut tidak memenuhi ketentuan dalam pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun2019, hal tersebut sejalan
dengan petunjuk kaidah hukum Islam sebagai berikut: ‫رةتــــبـــيــــحالمحــــظــورات‬
‫الــــضـــرو‬
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
29

Artinya : “Keadaan darurat dapat menyebabkan dibolehkannya segala


yang dilarang”.

Cucu Pemohon dengan calon suaminya telah lama menjalin hubungan


cinta kasih sehingga apabila hubungan tersebut dibiarkan terus berlanjut
dengan tanpa ikatan yang sah, maka akan memberikan mafsadat yang lebih
besar dari pada manfaatnya, sebagaimana petunjuk kaidah hukum Islam
sebagai berikut :‫المـصـالـح جـلـب عـلى م مـقـد سـد درأالـمـفـا‬

Artinya : ”Menolak mafsadat harus didahulukan dengan mencari


kemaslahatan”

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Hakim


berpendapat bahwa hubungan cinta kasih antara cucu Pemohon dengan calon
suaminya tersebut harus segera diikat dengan tali perkawinan yang sah, oleh
karenanya permohonan Pemohon patut untuk dikabulkan dan cucu Pemohon
dapat diberikan dispensasi untuk menikah dengan calon suaminya

Bahwa oleh karena perkara ini menyangkut bidang perkawinan, maka


berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan
perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya perkara ini
dibebankan kepada Pemohon.
Analisis Jurnal Praktikum PA FSH UINSA |
30

Simpulan

Setelah memaparkan permasalahan dispensasi nikah oleh putusan Nomor


0644/Pdt.P/2020/Pa.Pas yang diputuskan oleh Pengadilan Agama Pasuruan, pihak penulis
menyimpulkan bahwasannya :

1. Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang


Perkawinan untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum
mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua. Jadi,
bagi pria atau wanita yang telah mencapai umur 21 tahun tidak perlu ada izin
orang tua untuk melangsungkan perkawinan.
2. Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
yang perlu memakai izin orang tua untuk melakukan perkawinan ialah pria
yang telah mencapai umur 19 tahun
3. Berdasarkan undang-undang tersebut, maka perkawinan di bawah umur
pada dasarnya dilarang akan tetapi dapat diberikan dalam keadaan yang
khusus. Walaupun perkawinan di bawah umur tidak dilarang tetapi
perkawinan di bawah umur perlu mendapatkan penetapan dispensasi
kawin sesuai dengan aturan yang berlaku

Adapun saran-saran yang bisa kita sampaikan menganai dispensasi nikah tersebut :

1. Bahwasannya jika pernikahan sudah terlanjur dilaksanakan akan tetapi jika


ditinjau dari usia belum bisa untuk didaftarkan, dan karena ada beberapa
unsur yang memaksa yang salah satu penyebab utamanya adalah hamil
diluar nikah, maka di dalam hukum islam sendiri lebih di dahulukan,
seperti “Keadaan darurat dapat menyebabkan dibolehkannya segala yang
dilarang”.
2. Point penting juga bahwasannya dispensasi menikah bukan hanya banyak
dilakukan oleh orang yang rendah pendidikannya, akan tetapi masih
banyak berita yang perlu kita angkat mengenai dispensasi nikah yang
dimana hal tersebut banyak dilanggar oleh kebanyakan orang yang
memang berpendidikan, misalnya ambil contoh seorang remaja kuliah atau
yang sudah bekerja yang menjual harga dirinya dengan harga murahan
sehingga terjadilah hamil diluar nikah yang mana usianya masih belum
cukup umur.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Shomad, Hukum Islam : Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum


Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 270

Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan & Kekeluargaan di Indonesia,


(Jakarta:Sinar Grafika, 2006), hlm 268

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia : Antara Fiqh


Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm 35

Abd. Shomad, Op Cit, hlm 282

http://baru.pa-pasuruan.go.id/profil-pengadilan/sejarah-pa-pasuruan
(DIAKSES JAM 12:17 AM TANGGAL 23 SEPTEMBER
LAMPIRAN
BIODATA PESERTA PRAKTIK

Nama : Mochammad Nizar


NIM : C93217049
Jurusan : Hukum Publik
Prodi : Hukum Pidana Islam
Alamat : Sumberejo 011/003 Wonoayu Sidoarjo
Contact person: 082232535105

Nama : Mohammad Riza Pahlawan


NIM : C93217051
Jurusan : Hukum Pidana Islam
Prodi : Hukum Pidana Islam
Alamat : Kedungturi, Taman, Sidoarjo
Contact person: 0895397043342

Nama : Nurul Imamah


NIM : C91217073
Jurusan : Syariah dan Hukum
Prodi : Hukum Keluarga
Alamat : Jl. Kapten Syafiri Gg 8 RT 3/2 Bangkalan
Contact person : 083122114622
Nama : Rajiv Sa’adillah Rosyad
NIM : C91217074
Jurusan : Hukum Perdata
Prodi : Hukum Keluarga Islam
Alamat : Jl. Ki Joyo Astro RT 21/8 Taman Sidoarjo
Contact person: 082245752353

Nama : Firnanda Maulidhatul Arifah


NIM : C03217011
Jurusan : Hukum Publik
Prodi : Hukum Pidana Islam
Alamat : Betiting Cerme, Gresik
Contact person: 081232960227
DAFTAR HADIR MAHASISWA PRAKTIK PERADILAN AGAMA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2020

Kelompok: PA Pasuruan Dosen Pembimbing: Dr.Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag.

NO NIM NAMA L/P Pembekalan Pertemuan KET


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 C95217018 Achmad Jawahirul Maknun

2 C93217049 Mochammad Nizar

3 C93217051 Mochammad Riza Pahlawan


4 C93217058 Pubi Santiaji
5 C92317059 Putri Dewi Maghfiroh
6 C92317060 Rizki Putri Lestari
7 C91217074 Rajiv Sa’adillah Rosyad

8 C91217084 Abdi Izuddin Nur Muhammad

9 C91217085 Abdul Hamid

10 C91217072 Nur Sofiyah Gunawan


C91217073 Nurul Imamah
11
C91217075 Ratih Anggraeni Ardi
12
C91217076 Rosa Roudhotul Jannah
13
C93217069 Achmad Alvin Adzkiya’
14
C03217011 Firnanda Maulidhatul Arifah
15

Surabaya, 24 September 2020

Dosen Pembimbing Lapangan,

Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag


NIP 195704231986032001

DAFTAR NILAI PRAKTIK PERADILAN AGAMA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2020

Kelompok: PA Pasuruan Dosen Pembimbing: Dr.Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag.

NO NIM NAMA NILAI Total


KEHADIRAN LAPORAN
Angka Huruf
(50%) (50%)
1. C93217049 Mochammad Nizar
2. C93217051 Mochammad Riza Pahlawan
3. C91217074 Rajiv Sa’adillah Rosyad
4. C91217073 Nurul Imamah

5, C03217011 Firnanda Maulidhatul Arifah

Angka Huruf Keterangan


91-100 A+ Lulus Surabaya, 24
86-90 A Lulus September 2020
81-85 A- Lulus
76-80 B+ Lulus
Dosen Pembimbing
71-75 B Lulus
66-70 B- Lulus Lapangan,
61-65 C+ Lulus
56-60 C Lulus
51-55 C- Lulus
40-50 D Tidak Lulus
<39 E Tidak Lulus
Dr. Hj. Dakwatul Chairah, M.Ag
NIP 195704231986032001
LINK/TAUTAN PPA PASURUAN

1. Pembukaan PPA FSH 2020, 15 Agustus 2020


Link Google Meet : https://meet.google.com/trh-scjo-vrk
Link Absensi Sertifikat : https://forms.gle/hpSzZ7pPV1WMSqwB7
Link Absensi Kelompok :
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdYmYrvuMI1xNlAZ66
qWdPiQlrtgvk_vZHCfHI0cmqsiJppzQ/closedform
Daftar Hadir :
https://drive.google.com/file/d/1U_1cNIDLZIFsvaMBkPu8qKDf8t7U
T9Vz/view?usp=drivesdk
2. Pembekalan PPA FSH 2020, 16 Agustus 2020
Link Google Meet : https://meet.google.com/zdn-ycuv-xvy
Link Absensi Sertifikat : https://forms.gle/f5A23sBMhW9WJZRo6
Link Absensi Kelompok : https://forms.gle/g9MYqGLMFHXJHxve9
Daftar Hadir :
https://drive.google.com/file/d/1mjoipWVGdfaW89kfZVvXPrr-
6e7KOnae/view?usp=drivesdk
3. Meeting 1 PA Pasuruan, 27 Agustus 2020 Jam 13.00 WIB Materi
"Sejarah Dan Kedudukan Peradilan Agama Dlm Tata Hukum
Indonesia” Oleh Muslich, S.Ag., M.H.
Link Zoom :
https://zoom.us/j/93219931662?
pwd=YnNFdFN2NDVybGNXS3R4b09BTmZSUT09
Link Absensi Kelompok : https://forms.gle/PMb7QsH7nURtuJYCA
Daftar Hadir :
https://drive.google.com/file/d/1poDhELCDFT_9Gug2NP3oIBwN-
orKMxMQ/view?usp=drivesdk
4. Meeting 2 PA Pasuruan, 28 Agustus 2020 Jam 10.00 WIB Materi
"Meneropong Badan Peradilan Agama Secara Lebih Dekat” Oleh
Muslich, S.Ag., M.H.
Link Zoom :
https://us04web.zoom.us/j/4101996927?
pwd=WllKcWxQc2VhYTZIZVVxNWFCdjFxQT09
Link Absensi Kelompok : https://forms.gle/tVVY9HfqfBfU9Jkq6
Daftar Hadir :
https://drive.google.com/file/d/1YQwoXj5r9V7F8M4cGwiAEVafLa
LkXzZP/view?usp=drivesdk
5. Meeting 3 PA Pasuruan, 31 Agustus 2020 Jam 10.00 WIB Materi
"Administrasi perkara dan Hukum Acara PA"
Link Zoom :
https://us04web.zoom.us/j/4101996927?
pwd=WllKcWxQc2VhYTZIZVVxNWFCdjFxQT09
Link Absensi Kelompok :
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfnxL8CgzIs31l1tL90lX
yhVz-iqmxdfx3zObm-ENZmQP6XCA/viewform?usp=sf_link
Daftar Hadir :
https://drive.google.com/file/d/1TPWDd3QDB_YqdBa-W1-AiZk-
7CYikQXD/view?usp=drivesdk
6. Meeting 4 PA Pasuruan, 1 September 2020 Jam 9.30 WIB Materi
"Prosedur Mediasi dan Tips Sukses Mediasi” oleh Abdul Mustopa,
SHI, MH.
Link Zoom :
https://us04web.zoom.us/j/4101996927?
pwd=WllKcWxQc2VhYTZIZVVxNWFCdjFxQT09
Link Absensi Kelompok : https://forms.gle/2fTkfRLsovZj6VNk9
Daftar Hadir :
https://drive.google.com/file/d/13aadbgEA730DD1gS6TCqKmA_K4
eOa2xu/view?usp=drivesdk

ii
FOTO-FOTO

Gb 1. Poster dari PA Pasuruan Gb 2. Struktur Organisasi


PA
saat Meeting ke-4 Pasuruan saat Meeting ke-2

iii
Gb. 3 Kehadiran Zoom saat Meeting-4 Gb.4 Meeting
ke 4

Gb 5. Meeting ke 4 bersama Gb 6. Meeting ke 1 bersama Bp


Muchlis
P Abdul Mustopa

iv
Gb 7. Meeting ke 2 dengan Bp Muslich Gb 8. Meeting ke 3
dengan
Bp Muslich

Anda mungkin juga menyukai