Anda di halaman 1dari 18

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN IV SIFAT DAN

KARAKTERISTIK BAHAN KIMIA BERBAHAYA

UMUM

Penggunaan kimia dalam kebudayaan manusia sudah dimulai sejak zaman dahulu. Kimia merupakan
salah satu ilmu pengetahuan alam, yang berkaitan dengan komposisi materi, termasuk juga perubahan
yang terjadi di dalamnya, baik secara alamiah maupun sintetis. Senyawa-senyawa kimia sintetis inilah
yang banyak dihasilkan oleh peradaban modern, namun materi ini pulalah yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan yang berbahaya.

Penggunaan bahan-bahan kimia di dunia telah berkembang pesat, yang sebagian besar merupakan
bahan berbahaya. Ini ditunjukkan oleh hampir 11 juta jenis bahan kimia telah diidentifikasi pada
tahun 1995, baik yang terdapat di alam maupun yang dibuat oleh manusia, dan hampir setiap tahun
1.000 jenis bahan kimia baru masuk ke perdagangan. Bahan kimia yang telah digunakan dan
diperdagangkan secara umum sekitar 63.000 jenis, 50.000 jenis diantaranya digunakan sehari - hari,
1.500 jenis merupakan bahan aktif pestisida, sekitar 4.000 jenis sebagai bahan aktif obat - obatan, dan
2.500 jenis digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Dari sekian banyak bahan kimia tersebut,
baru beberapa ratus jenis saja yang telah dievaluasi dampaknya tehadap kesehatan dan lingkungan.

Secara konvensional, terdapat 7 kelas bahan berbahaya, yaitu :


1. Materi mudah terbakar (flammable material) : padat, cair, uap,atau gas yang menyala
2. Materi yang spontan terbakar (spontaneously ignitable material) : padat atau cair yang dapat
menyala secara spontan tanpa sumber nyala
3. Peledak (explosive) : materi kimia ini dapat meledak, biasanya karena adanya kejutan (shock),
panas, atau mekanisme lainnya.
4. Pengoksidasi (oxidizer) : Materi yang menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi biasa atau bila
terpapar dengan panas.
5. Materi korosif : padat atau cair seperti asam kuat atau basa kuat
6. Materi toksik : racun yang dalam dosis kecil dapat membunuh atau mengganggu kesehatan
7. Materi radioaktif : dicirikan dengan transformasi yang berlangsung dalam inti atom, misalnya
uranium heksafluorida.

Materi tersebut kadangkala menjadi lebih berbahaya bila berada dalam kondisi tercampur dengan
bahan lain. Kadangkala secara tidak sengaja terjadi pencampuran antara 2 materi yang asalnya tidak
berbahaya. Pencampuran bahan berbahaya dapat menyebabkan:
a. Timbulnya bahan toksik
b. Timbulnya gas bakar yang dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan, atau
c. Panas akibat reaksi kimia yang terjadi akan dapat membakar bahan mudajh terbakar di sekitarnya.

Beberapa ilustrasi di bawah ini akan menggambarkan hal tersebut:


Interaksi bahan membentuk bahan toksik:
Bila kita mencampur larutan asam yang banyak digunakan secara komersial untuk menghilangkan
karat atau untuk membersihkan wastavel atau WC dengan pemutih cucian atau disinfektan yang
digunakan dalam kolam renang.
Interaksi bahan membentuk nyala atau bahan eksplosif:

1
Bahan logam natrium akan dapat terbakar dengan sendirinya bila terdapat uap air yang berkontak
dengannya, karena reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas hidrogen yang dapat terbakar tanpa
adanya pemantik api.
Interaksi bahan membentuk panas:
Bahan -bahan pengoksidasi adalah contoh bahan berbahaya yang siap bereaksi dengan bahan mudah
terbakar, menyebabkan terjadinya swa- kebakaran.

KELAS KEBAKARAN
Kebakaran biasanya dikaitkan dengan kecelakaan yang dipicu dari adanya bahan berbahaya, dan
dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kebakaran kelas A: berasal dari bakaran berbahan dasar sellulosa, seperti kayu, katon dan kertas,
bahan-bahan sejenis baik alamiah maupun sintetis lainnya termasuk plastik dan karet.
2. Kebakaran kelas B: berasal dari bakaran gas bakar (flammable gases) atau cairan yang mudah
terbakar (flammable and combustible liquids), seperti LPG, hidrogen, propane, kerosen, methanol,
ethyl ether.
3. Kebakaran kelas C: berasal dari bakaran bahan yang terjadi karena sirkuit tenaga listrik, seperti dari
stop-kontak, sikring, kabel listrik, motor dan generator.
4. Kebakaran kelas D: berasal dari bakaran logam-logam yang mempunyai sifat reaktif yang spesifik
terhadap air atau uap air, seperti logam titanium, magnesium, zirconium, aluminum, dan natrium.

INFORMASI TINGKAT BAHAYA


Tingkat bahaya suatu bahan berbahaya harus diinformasikan secara jelas kepada pemakai, khususnya
dalam lingkungan kerja dimana bahan tersebut digunakan, melalui 2 jalan:
1. Penggunaan label dan bentuk peringatan lainnya: setiap produsen atau importir bahan kimia harus
memastikan bahwa setiap kontainer atau pengemas produk B3-nya telah diberi label, papan-nama,
atau tanda-tanda peringatan lain yang sesuai dengan jenis bahaya yang dikandung bahan tersebut
2. Informasi tentang Material Safety Data Sheets (MSDS): merupakan bulletin yang bersifat teknis
yang mengandung informasi mendetail tentang bahaya dari bahan tersebut.

Bila mengacu kepada Occupational Safety and Health Act (OSHA) yang berlaku di Amerika Serikat,
maka:
MSDS harus dirancang sangat komprehensif dalam bentuk informasi tertulis untuk seluruh karyawan
Informasi minimum yang dibutuhkan adalah:
• Identitas produk seperti tercantum dalam container atau pengemasnya
• Nama umum dan nama kimia seluruh komponen yang mempunyai konsentrasi >1%, yang diketahui
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan, dan mempunyai konsentrasi ≥ 0,1% bagi bahan yang
diketahui sebgai penyebab kanker
• Bahaya fisik dan kesehatan, termasuk tanda-tanda dan simptom-nya bila terpapar

Training yang bersifat regular adalah kegiatan yang dianggap kritis, yang berbentuk program
komunikasi, yang menginformasikan apa yang tercantum dalam label maupun dalam MSDS suatu
bahan berbahaya.

DOKUMEN MATERIAL SAFETY DATA SHEETS (MSDS)

Berikut ini adalah contoh MSDS yang dikeluarkan oleh sebuah produsen bahan kimia di Amerika
Serikat untuk produk HCl yang dihasilkan:

Informasi Umum (muncul di setiap lembar MSDS)

2
J.T. Baker Chemical Co. 222 Red School Lane, Phillipsburg, N.J. 08865, 24-Hour Emergency
Telephone (201)859-2151, Chemtrec # (800) 424-9300, National Re4sponse Center # (800) 424-8802
H3880-02 Hydrochloric Acid Effective: 08/07/86 Issued: 10/19/87

Seksi I: Identifikasi Produk


Nama produk: Hydrochloric acid o Formula: HCl
o Formula Wt: 36, 46
o Cas No: 7647-01-0
o NIOSH/RTECS No: MW4025000
o Sinonim Umum: Muriatic Acid; Chlorhydric Acid, Hydrochloride
o Kode produk: 9543, 9539, 9535, 9534, 9544, 9529, 9542, 4800, 9549, 9530, 9548, 9540, 5537,
9547, 9546, 9537, 5367

Precautionary Labelling:
Baker SAF-T-DATATM System: (dengan label kode gambar)
Kesehatan: Severe o
Flammabilitas: None o
Reactivitas: Moderate o
Kontak: Severe o
Laboratory protective equipment: goggles & shield, Lab coat & apron, vent hood, proper

Seksi II: Komponen Berbahaya


Komponen: Hydrochloric Acid (23o Baume) o
%: 35-40
CAS No: 7647-01-0

Seksi III: Data Fisika Titik


didih (boiling point): 110oC (230ºF)
o Tekanan uap (mmHg): N/A
o Titik leleh (melting point): -25oC (-13oF)
o Densitas uap (udara = 1): 1,3
o Gravitasi spesifik (specific gravity H2O = 1): 1,19
o Laju evaporasi (Butyl Acetate = 1): N/A o Kelarutan (H2O): sempurna dalam seluruh proporsi
o % Volatil – volume: 100
o Tampilan dan bau: jernih, tidak berwarna atau kuning muda, pungent, cairan berasap (fuming liuid)

Seksi IV: Data Bahaya Kebakaran dan Ledakan


Flash point: N/A
NFPA 704M Rating: 3-0-0
o Flammable limits: Upper – N/A % Lower – N/A % Media pemadam kebakaran: gunakan media
pemadam kebakaran yang cocok untuk area sekitarnya
o Prosedur khusus pemadaman kebakaran: Anggota pemadam kebakaran harus m,engenakan
perlengkapan perlindungan yang memadai, dengan perlengkapan pernafasan yang dioperasikan pada
tekanan positif.

Sekis V: Data Bahaya Kesehatan


PEL dan TLV dalam daftar menandakan berada pada batas

3
o Treshold Limit Value (TLV/TWA): 7 mg/m3 (5 ppm)
o Permissible Exposure Limit (PEL) : 7 mg/m3 (5 ppm)
Toksisitas :LD50 (oral-rabbit) (mg/kg) : 900 LD50
(ipr-mouse) (mg/kg) : 40
LD50 (inhl-rat-1H) (ppm) : 3124
CarcinogenicityNTP : No
IARC : No
Z List : No
OSHA : No
Pengaruh paparan yang berlebihan (overexposure) :
o Target organ : system pernafasan, mata, kulit
o Kondisi medis yang biasanya diperparah bila terpapar : tidak teridentifikasi
o Alur masuk: pencernaan, pernafasan, kontak kulitm kontak mata Darurat dan Pertolongan Pertama:

Seksi VI: Data Reaktivitas


Stabilitas: stabil
Bahaya polumerisasi: tidak akan terjadi
Kondisi yang dihindari: panas dan kelembaban
Tidak kompatibel: hampir semua logam, air, amine, oksida logam, anhidrid asid, propiolakton, vinil
asetat, murkuri sulfat, kalsium fosfida, formaldehid, alkali, karbonat, basa kuat, asam sulfat, asam
klorosulfonik
Produk dekomposisi: hidrogen klorida, hidrogen, klorin

Seksi VII: Prosedur Penanganan Tumpahan dan Disposal


Gunakan alat masker pernafasan (self-contained breathing) dan baju pelindung o Hentikan kebocoran
bila dapat dilakukan tanpa resiko
o Berikan ventilasi pada area tersebut
o Netralisir tumpahan dengan abu soda atau kapur
o Dengan skop yang bersih, tuang tumpahan dengan hati-hati ke dalam kontainer bersih, kering dan
tutup, dan pindahkan dari area tersebut

Seksi VIII: Perlengkapan Perlindungan


Ventilasi: gunakan exhaust ventilation umum atau lokal untuk memenuhi standar TLV Perlindungan
pernafasan: Masker pernafasan dibutuhkan bila konsentrasi di udara kerja melebihi TLV yang
disyaratkan.

Seksi IX: Penyimpanan dan Penanganan


SAF-T-DATATM Storage Color Code: putih (korosif) Syarat khusus: Kontainer selalu tertutup rapat.
Simpan di area anti korosi. Idsolasi dari bahanbahan yang tidak kompatibel. Dilarang disimpan
berdekatan dengan bahan pengoksidasi

Seksi X: Data transportasi dan Informasi Tambahan


Domestik (DOT):
Nama pengapalan (proper shipping name): Hydrochloric acid o Kelas
bahaya: bahan korosif (cair)

4
o UN/NA: UN1789
o Label: Korosif
Kuantitas dilaporkan: 5000 Lbs

BAHAN KIMIA KOROSIF


Biasanya pengertian korosi mengacu pada proses kimia yang mengakibatkan logam atau mineral
dikonversi menjadi bahan yang berkarat; proses ini biasanya terjadi karena adanya oksigen di udara,
yang menghasilkan oksida-oksida metalik. Namun korosi sebetulnya tidak terbatas pada aktivitas
oksigen terhadap sebuah logam. Korosi dapat pula disebabkan karena perusakan oleh bahan kimia
(seperti asam atau basa kuat), baik terhadap logam dan mineral, juga terhadap jaringan kulit.

Asam Sulfat (H2SO4)


Bahan ini banyak digunakan di industri, sehingga dianggap banyaknya konsumsi bahan ini di suatu
negara dapat menggambarkan status ekonomi dari negara tersebut.
Beberapa sifat asam sulfat pekat adalah :
- konsentrasinya dalam air : 98,33 %
- gravitasi spesifik : 1,84
- titik didih : 338 o C
- titik beku : 10 o C
- sangat larut dalam air

Asam ini akan membebaskan panas bila diencerkan (sekitar 20 kcal per mole), dan dapat
menimbulkan ledakan bila dicampur dengan bahan tertentu. Selalu diperhatikan bahwa pengenceran
dilakukan dengan penuangan secara perlahan pada air yang teraduk perlahan. Bila ini dilakukan
terbalik, akan menyebabkan terjadinya pendidihan lokal disertai percikan yang membahayakan.
Bentuk bahaya yang kedua dari bahan ini adalah sifatnya yang dapat mengekstrak air dari bahan yang
berkontak dengannya.

Beberapa reaksi di bawah ini akan memperjelas mekanisme yang terjadi :

-reaksi exotermis dengan gula :


C12H22O11(s) ⇒ 12 C(s) + 11 H2O(g)
-menimbulkan ledakan dengan asam perkhlorit :
2HClO4 (l) ⇒ Cl2O7(g) + H7O(g)
menghasilkan gas racun dengan asam oksalit :
H2C2O4(s) ⇒ H2O(g) + CO(g) + CO2(g)
menghasilkan produk yang mudah terbakar dengan ethyl alkohol :
C2H5OH(l) ⇒ C2H4(g) + H2O(g)
menghasilkan ledakan dan gas toksik dengan NaClO3:
NaClO3(s) + H2SO4 (l) ⇒ NaHSO4 (s) + HclO3(l)
HClO3(l) ⇒ HClO4 + 2 ClO4 + H2O ; ClO2 bersifat toksik
menghasilkan gas-gas racun dengan NaBr, NI dan NaCN atau NaSCN :
NaBr(s) + 2 H2SO4(l) ⇒ Br2 (g) + SO2 (g) + Na2SO4 (l) + 2 H2O(l)
SO2 dan Br2 adalah gas toksik

Asam Nitrat (HNO3)


Asam nitrat merupakan cairan terpenting setelah H2SO4, digunakan misalnya dalam industri pupuk

5
amonium-nitrat, senyawa -senyawa organik-bernitrat dan fiber sintetis. Asam ini dibutuhkan untuk
menghasilkan bahan peledak nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT).
Asam nitrat murni merupakan cairan yang tidak berwarna, namun sering dijumpai dengan warna
kuning sampai merah -kecoklatan tergantung dari kandungan nitrogen dioksida yang terlarut.
Beberapa sifat dari bahan ini pada kondisi pekat antara lain adalah :
- konsentrasi dalam air : 68 - 70 %
- gravitasi spesifik : 1,5
- titik didih : 86 o C
- titik beku : - 42 o C
- sangat larut dalam air

Asam ini dapat merusak logam karena sifatnya sebagai oksidator kuat. Asam nitrat (pekat) direduksi
menjadi nitrogen, atau nitrogen monoksida atau nitrogen dioksida atau dinitrogen monoksida atau ion
amonium, tergantung pada konsentrasi asam tersebut, seperti reaksi di bawah ini :
Zn(s) + 12 HNO3(l) ⇒ 5 Zn(NO3)2(l) + 6 H2O(l) + N2(g)
Zn(s) + 8 HNO3(l) ⇒ 3 Zn(NO3)2(l) + 4 H2O(l) + 2 NO(g) Zn(s)
+ 4 HNO3(l) ⇒ Zn(NO3)2(l) + 2 H2O(l) + 2 NO2(g)
Zn(s) + 10 HNO3(l) ⇒4 Zn(NO3)2(l) + 5 H2O(l) + N2O(g)
Zn(s) + 10 HNO3(l) ⇒4 Zn(NO3)2(l) + 3 H2O(l) + NH4NO3(g)

Asam Khlorida (HCl)


Asam ini merupakan bahan kimia yang termasuk penting dalam kegiatan industri, misalnya pada
industri pelapisan logam, minyak, atau untuk menghasilkan senyawa yang mengandung khlor seperti
karet sintetis, atau produk yang banyak digunakan di rumah tangga, misalnya pembersih WC. Bahan
ini merupakan cairan yang tidak berwarna, membentuk asap, dan menyengat. Sifat-sifat asam khlorida
pekat antara lain adalah :

- konsentrasi dalam air : 36 - 38 %


- gravitasi spesifik : 1,20
- titik didih : - 85 °C
- titik beku : - 115 °C
- kelarutan dalam air : 85 g/100 g air.
Bahan ini bukan termasuk oksidator, walaupun termasuk dalam kelompok asam kuat. Klasifikasi
bahaya dari bahan ini karena bersifat korosif dan toksik. Kerapatan gasnya sekitar 1/5 lebih ringan
dari udara. Terhirupnya gas ini melalui pernafasan akan menyebakan degenerasi total sel pada bagian
pernafasan, bahkan sama sekali merusaknya

Asam Perchlorit (HclO4)


Bahan ini termasuk asam mineral yang penting dalam perindustrian, misalnya pada industri kimia dan
elektroplating. Asam ini, terutama pada kondisi panas, merupakan oksidator kuat khususnya terhadap
senyawa organik. Materi sellulosa (seperti kertas, kayu) akan tebakar dengan sendirinya bila
berkontak dengannya. Beberapa sifat (asam pekat) dari bahan ini adalah :
- konsentrasi dalam air : 72,4 %
- gravitasi spesifik : 1,70
- titik didih : 203 o C
- titik beku : - 18 o C

6
- kelarutan dalam air : sangat larut

Asam Fluorida (HF)


Penggunaan asam fluorida dalam industri adalah penting, baik digunakan secara langsung atau
dicampur dengan H2SO4, misalnya dalam pembuatan chip dalam industri komputer, atau dalam
industri perminyakan untuk menghasilkan bahan bakar beroktan tinggi.
Cairan ini tidak berwarna, mampu bereaksi dengan silikon dioksida (pasir) dan gelas membentuk
silikon tetrafluorida, dan merupakan satu-satunya asam yang mengkorosi gelas. Reaksi yang terjadi
adalah :
CaSiO3(s) + 6 HF(pekat) ⇒ CaF2(s) + SiF4(g) + 3 H2O(l)

Beberapa sifatnya dalam kondisi pekat adalah :


- konsentrasi yang biasa dijumpai adalah : 48
- 60 % - gravitasi spesifik : 1
- titik didih : 20 o C - titik beku :
- 83 o C - sangat larut dalam air. Aturan pengangkutan di Amerika Serikat adalah mensyaratkan label
'korosif dan toksik'.

Asam Fosfat (H3PO4)


Unsur fosfor paling tidak mempunyai 8 jenis asam, namun asam fosfat adalah yang paling umum
digunakan dalam industri, seperti dalam industri pupuk. Campuran kalsium dihidrogen fosfat dan
kalsium fosfat dikenal sebagai superfosfat, yang merupakan pupuk sintetis yang penting.

Asam fosfat tidak berwarna dan tidak berbau. Beberapa sifat dari asam ini dalam keadaan pekat
adalah : - konsentrasi dalam air : 85 %
- gravitasi spesifik : 1,69
- titik didih : 260 o C
- titik beku : 42 o C
- sangat larut dalam air.
larutan ini bereaksi dengan air secara keras, dan mengeluarkan panas. Disamping itu, larutan ini
bersifat korosif pada bahan.

Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)


Kelompok ini merupakan kelompok alkalin korosif yang paling penting dan dikenal sebagai caustic
soda. NaOH merupakan basa kuat, banyak digunakan di industry seperti : petroleum, tekstil, kertas,
sabun; produk ini juga digunakan di rumah tangga, misalnya untuk menangani penyumbatan pipa
plambing.

Pada temperatur kamar, NaOH adalah berbentuk padat-putih, dapat mengkorosi logam seperti
alumunium, seng, tembaga dan jaringan kulit dan melarutkan lemak; bila terjadi kontak yang lama,
bahan ini dapat mengkorosi gelas, membentuk natrium silikat.
Beberapa sifat penting dari bahan ini adalah :
- gravitasi spesifik : 2,13
- titik didih : 1390 o C
- titik leleh : 315 o C
- kelarutan dalam air : 42 gr/100 gr H2O

Kalium Hidroksida merupakan basa yang lebih kuat dibanding NaOH, tetapi dengan bahaya yang
lebih kecil, dan dikenal dengan nama caustic potash. Bahan ini umumnya digunakan pada industri

7
pupuk, fotografi, farmasi, sabun dan sebagainya. Reaksi yang terjadi umumnya seperti halnya NaOH,
dan dikenal sebagai basa yang korosif. Sifat-sifat fisiknya antara lain :
- gravitasi spesifik : 2,04
- titik didih : 1320 o C
- titik leleh : 360 o C
- kelarutan dalam air : 107 gr/100 gr air.

BAHAN KIMIA YANG REAKTIF PADA AIR


Air dapat bereaksi dengan bahan berbahaya membentuk suatu produk yang dapat terbakar dengan
sendirinya, menimbulkan ledakan, toksik atau bersifat korosif. Proses yang menyebabkan air
mendekomposisi suatu materi dikenal sebagai hidrolisis. Tetapi proses hidrolisis ini tidak selalu
menimbulkan bahaya. Salah satu karakteristik B3 adalah sifat reaktifnya, karena dapat : bereaksi
dengan air secara kuat, membentuk campuran yang eksplosif bila bercampur air, menghasilkan gas,
uap atau asap toksik.

Logam-logam Alkali
Beberapa jenis logam ini adalah lithium, natrium, kalium, cesium, rubidium dan francium; namun
yang paling sering digunakan adalah lithium, natrium dan kalium. Logam- logam alkali ini merupakan
kelompok logam yang paling reaktif, terutama dalam kondisi lembab akan menghasilkan gas H2
dengan resiko kebakaran yang tidak dapat dipadamkan dengan air, tetapi biasanya dengan dry powder
yang mengandung grafit.
Lithium adalah logam yang lunak, merupakan unsur padat yang paling ringan dan dapat mengapung
pada produk minyak bumi. Bahan ini digunakan dalam industri porselen, keramik, agen pemutih,
farmasi. Bila bereaksi dengan air akan menghasilkan reaksi :
2 Li(s) + 2 H2O(l) ⇒ 2 LiOH(l) + H2(g)

Natrium adalah unsur keenam yang paling banyak dijumpai dalam tanah dan lautan. Logam ini juga
lunak, dan merupakan logam alkali yang paling umum digunakan. Bahan ini antara lain digunakan
dalam produksi logam titanium, sebagai katalis dalam pembuatan karet sintetis, sebagai bahan baku
dalam pembuatan senyawa- senyawa yang mengandung natrium yang bersifat reaktif, seperti natrium
peroksida. Natrium dapat menyala secara spontan dalam udara bertemperatur kamar, berasap kuning
dan membentuk natrium oksida sesuai dengan reaksi :
4 Na(s) + O2(g) ⇒ 2 Na2O(s)

Kalium merupakan unsur ketujuh yang paling banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Sebagaian
besar logam kalium digunakan untuk memproduksi logam campuran natrium-kalium sebagai penukar
panas pada fluida.

Logam-logam lain
Beberapa jenis logam lain yang mempunyai sifat reaktif terhadap air adalah magnesium, titanium,
alumunium dan seng. Kelompok ini bila dalam bentuk bubuk akan secara spontan meledak sehingga
dapat menimbulkan resiko kebakaran, karena bersifat piroforik.
-Magnesium merupakan unsur ke delapan yang terbanyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Logam
ini termasuk logam yang ringan sehingga sering digunakan dalam industri pesawat terbang, mobil,
atau untuk pembuatan bagian-bagian mesin dan sebagainya.
-Titanium merupakan elemen ke sepuluh yang paling banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan.
Seperti halnya magnesium, logam ini termasuk yang mempunyai kerapatan kecil dibandingkan logam
lainnya.
-Aluminum (alumunium) merupakan bahan yang paling populer diantara bahan-bahan sebelumnya,

8
dan merupakan unsur ketiga terbanyak di perut bumi dan lautan. Alumunium lebih ringan dibanding
titanium.

Senyawa Organometalik
Kelompok senyawa organometalik yang penting dalam industri adalah dalam bentuk atom-atom
logam yang terikat secara langsung dengan atom -atom karbon, sehingga dekenal sebagai senyawa-
senyawa organometalik. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai katalis polimerisasi. Tidak kurang
dari 50 jenis senyawa organometalik tersedia secara komersial, umumnya mengandung satu sampai
sepuluh atom karbon pada setiap molekulnya, beberapa diantaranya adalah : diethylzinc (C2H5)2Zn,
tetraethyllead (C2H5) 5Pb, trimethylaluminum Al(CH3)3, tri(isobutyl) aluminum Al(C4H9)3,
dimethylcadmium Cd(CH3), tetramethyltin Sn(CH3)4.

Diethylzinc adalah organometalik yang biasanya digunakan dalam sintesa beberapa senyawa organik,
terutama senyawa organometalik yang lain, dan digunakan pula sebagai katalis dalam polimerisasi
ethene. Senyawa ini bersifat piroforik, dapat terbakar secara spontan di udara, membentuk seng
oksida, karbon dioksida dan air. Dalam air, senyawa ini akan bereaksi secara keras membentuk
ethane, seperti reaksi :
(C2H5)2Zn(l) + 7 O2(g) ⇒ ZnO(s) + 4 CO2 (g) + 5 H2O(g)
(C2H5)2Zn(l) + 2H2O(l) ⇒ Zn(OH)2(s) + C2H6(g)

Hidrida-hidrida Metalik
Kelompok hidrida-hidrida metalik yang paling banyak digunakan secara komersial adalah yang
tersusun dari atom hidrogen, atau logam alkali atau alumunium, atau kadangkala boron. Senyawa ini
biasanya digunakan dalam industri sebagai pereduksi. Senyawa ini relatif stabil, namun bila bereaksi
dengan air, termasuk kelembaban udara, akan menghasilkan gas H2 dan mudah terbakar. Kelompok
ini juga bereaksi secara hebat dengan bahan odsidator. Beberapa jenis hidrida metalik ini antara lain
adalah lithium atau natrium hidrida (LiH), lithium atau natrium borohidrida, tetrahidridoaluminate
(LiAlH4), lithium aluminium hidrida (LiAlH4), aluminium tetrahidridoborate Al(BH4)3.

Borane
Senyawa-senyawa hidrogen dengan satu atau lebih unsur non-metal dikenal sebagai hidridahidrida
molekular, karena berada sebagai satuan molekular. Molekular hidrida yang umum adalah air. Contoh
lain adalah hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), methane (CH4), hidrogen khlorida (HCl) dan
sebagainya. Molekular hidrida dari boron disebut borane, merupakan senyawa yang reaktif terhadap
air, sangat toksik dan bila terbakar akan terbentuk oksida boron. Paling tidak dikenal 14 jenis borane,
umumnya tidak stabil pada temperatur kamar. Hidrida-hidrida ini akan terdekomposisi menjadi boron
dan hidrogen pada temperatur di atas 300 o C.

Borane (BH3)pada tekanan atmosfer adalah tidak stabil, dan berubah menjadi diborane (B2H6).
Diborane ini termasuk gas yang mudah terbakar. Dengan konsentrasi diborane sebesar 0,8 %
(volume) di udara, akan dapat menyebabkan pembakaran spontan dan berasap hijau. Dengan sifat
panas pembakarannya yang tinggi (527 kcal/mol), disertai dengan berat molekulnya yang rendah,
menyebabkan diborane digunakan sebagai bahan bakar roket. Disamping itu, diborane tergolong
toksik.

Peroksida, Karbida, Fosfida dan Khlorida Metalik


Senyawa-senyawa yang tersusun antara logam dengan ion peroksida (O2 = ) dikenal sebagai
peroksida metalik, yang umumnya berbahaya karena bersifat sebagai oksidator disamping reaktif
terhadap air. Peroksida metalik yang penting dalam industri adalah yang tersusun dari logam alkali

9
dan alkali tanah, terutama natrium peroksida dan barium peroksida. Senyawa ini tidak terbakar,
namun dapat menimbulkan api. Barium peroksida disamping membutuhkan label 'oksidator',
diperlukan juga label 'racun'.

Ion-ion karbon dalam bentuk C2 2- , C4- atau C3 4- dikenal sebagai karbida, dan senyawa yang
mengandung logam dengan ion-ion karbida dikenal sebagai karbida -karbida metalik, seperti kalsium
karbida CaC2 yang digunakan dalam industri sebagai sumber acetylene dan pupuk kalsium
cyanamida. Bila kalsium karbida bereaksi dengan air, gas acetylene (C2H2) akan terbentuk sesuai
dengan reaksi :
CaC2 (s) + 2 H2O(l) ⇒ Ca(OH)2(s) + C2H2 (g)
Gas acetylene inilah yang berfungsi sebagai bahan bakar pada saat digunakan dalam pengelasan.
Untuk menghindari bahaya kebakaran atau ledakan, maka kalsium karbida harus dijaga agar tetap
kering dan bebas dari lembab udara.
Contoh fosfida metalik adalah kalsium fosfida, yang juga reaktif terhadap air. Bila kalsium fosfida
bereaksi dengan air, akan terbentuk gas bakar fosfine, seperti reaksi di bawah ini :
Ca3P2(s) + 6 H2O(l) ⇒ 3 Ca(OH)2(s) + 2 PH3(g)
Gas fosfine juga bersifat toksik.

BAHAN-BAHAN KIMIA TOKSIK


Terdapat berbagai cara agar sebuah bahan/substansi masuk ke dalam tubuh manusia; yang paling
penting adalah melalui : mulut, kulit dan pernafasan. Bila sebuah substansi bersifat toksik, dia dapat
merusak jaringan di lokasi kontaknya (efek lokal) atau berpengaruh negatif dengan jalan lain, yang
mengakibatkan efek sistemis.
Pengaruh racun dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu yang dibutuhkan terjadinya penyakit atau
gangguan, yaitu :
-Bersifat akut : kerusakan yang terjadi biasanya akibat sejenis bahan dengan pemaparan singkat
-Bersifat kronis : suatu pengaruh atau keadaan sakit yang muncul sedikit demi sedikit dalam waktu
yang agak lama setelah pemaparan pertama
-Bersifat laten : suatu pengaruh atau keadaan sakit yang baru berkembang setelah masa inkubasi
terlampaui

Dalam toksikologi, untuk melihat pengaruh suatu substansi pada manusia, biasanya dilakukan
percobaan melalui binatang, kemudian hasilnya di ekstrapolasi pada manusia. Cara ini biasanya cocok
untuk toksik yang bersifat akut. Untuk toksik yang bersifat kronis atau laten, percobaan melalui
binatang tidak selalu relevan karena faal manusia dan binatang tidak selalu sama.
Beberapa kelompok bahan kimia yang bersifat toksik antara lain adalah :
Oksida-oksida karbon : seperti CO dan CO2
Hidrogen cyanida : HCN
Senyawa sulfur : H2S, SO2
Oksida-oksida nitrogen seperti N2O, NO2, N2O4 - Amonia
Logam-logam berat seperti : arsen, timah (Pb)
Asbestos.
Pestisida organik.

Oksida-oksida Karbon
Bila bahan mengandung karbon terbakar, maka akan terbentuk gas karbon dioksida (CO2). Bila
pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan gas karbon monoksida (CO), yang tergolong gas
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Reaksi yang umum, misalnya dalam pembakaran gas
methane, adalah:

10
2 CH4(g) + 3 O2(g) --- 2 CO(g) + 4 H2O(g)
CH4(g) + O2(g) --- C(s) + 2 H2O(g)

Hidrogen Sianida (HCN)


Gas HCN larut dalam air membentuk asam hidrosianik. Hidrogen sianida anhidrous (cair) merupakan
bentuk yang secara komersial sering dijumpai, merupakan bahan yang tidak stabil. HCN banyak
digunakan dalam pembuatan plastik seperti polyacrylonitrile yang mengandung grup -CN. Bila jenis
plastik ini dipanaskan, maka akan terdekomposisi secara termal dan terbentuklah gas racun HCN.
Bahan racun ini mempengaruhi transportasi oksigen dalam darah, karena dapat mengganggu aktivitas
enzim cyctochrome oxidase yang dibutuhkan untuk respirasi selluler dan pembentukan enersi. Bahan
ini masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan atau kulit.
Bahan ini juga akan bereaksi dengan asam membentuk gas HCN :
NaCN(s) + HCl(l) --- NaCl(l) + HCN(g)

Senyawa Sulfur
Senyawa yang mengandung unsur sulfur dijumpai pada batu bara, gas alam, minyak mentah, wool,
rambut, polimer-polimer sintetis dan sebagainya (lihat sub bab 2.2). Bila bahan ini terpapar dengan
panas atau bila terbakar akan membentuk gas hidrogen sulfida (H2S) atau SO2. Hidrogen sulfida
secara komersial banyak dijumpai dalam bentuk cairan, biasanya digunakan dalam industri yang
memproduksi senyawa-senyawa mengandung sulfur. Bahan ini juga digunakan dalam industri
metalurgi.
TLV dari gas H2S dibatasi hanya 10 ppm. Bila terus menerus menghirup udara yang mengandung gas
ini, akan mengakibatkan pusing dan sakit kepala; bila terhirup dengan konsentrasi 600 ppm selama 30
menit akan berakibat fatal. Tetapi karena gas ini mempunyai bau khas, maka kehadirannya dapat
diketahui sejak dini. Pengangkutan dan kontainer bahan ini membutuhkan label bertuliskan 'gan
beracun' dan 'gas mudah terbakar'.
Sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, berbau menyengat seperti karet terbakar. Gas ini
terbentuk bila senyawa mengandung sulfur terbakar, misalnya pada pembakaran gas H2S akan terjadi
reaksi :
2 H2S(g) + 3 O2 (g) --- 2 H2(g) + 2 SO2(g)
Gas ini akan muncul misalnya karena pembakaran minyak bumi atau batu bara, karena kedua jenis
bahan bakar ini mengandung senyawa sulfur. Dalam emisinya di udara, gas ini secara lambat akan
teroksidasi menjadi sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx) yang larut dalam lembab
udara membentuk asam sulfat sebagai penyebab hujan asam, sesuai dengan reaksi :
SO2(g) + O2(g) --- 2 SO3(g)
SO3(g) + H2O(g) --- H2SO4(l)

Oksida Nitrogen (NOx)


Terdapat enam oksida-oksida nitrogen, yaitu dinitrogen monoksida (N2O), nitrogen monoksida (NO),
dinitrogen trioksida (N2O3), nitrogen dioksida (NO2), dinitrogen tetroksida (NO4) dan dinitrogen
pentoksida (N2O5). Diantara keenam oksida tersebut, maka N2O3 dan N2O5 yang tidak penting
dalam industry.

Gas N2O merupakan gas tidak berwarna, banyak digunakan sebagai anestesi oleh dokter gigi. Bahan
ini merupakan agen pengoksidasi yang baik, sehingga sulfur, fosfor dan karbon dapat terbakar dalam
atmosfer N2O seperti halnya dalam atmosfer yang mengandung oksigen.

Gas NO merupakan agen pengoksida yang baik, tidak berwarna dan berbau tajam. Magnesium dan
fosfor dapat terbakar dengan baik dalam atmosfer yang mengandung gas ini seperti halnya atmosfer

11
yang mengandung oksigen.

NO2 dan N2O4 merupakan agen pengoksida yang lebih baik dibanding N2O atau NO, sehingga
digunakan sebagai agen pengoksida dalam roket; gas -gas ini juga toksik dan menyebabkan
methemoglobinemia dengan batas TLV 5 ppm. Pengangkutan gas ini membutuhkan label bertuliskan
'gas beracun' dan 'pengoksidasi'.

Amonia (NH3)
Gas ini mudah dicairkan dan dikenal sebagai anhydrous ammonia. Dengan sifatnya yang lebih ringan
dari udara (densitas uap = 0,569), bila terlepas di udara akan cepat terdispersi apalagi bila terdapat
angin. Walaupun tidak berwarna, bila bahan cairan ini tumpah akan terbentuk awan putih akibat
kondensasi lembab udara, sehingga memudahkan pelacakan terjadinya kebocoran.

Gas ini berakibat seperti halnya alkali terhadap kulit manusia, yaitu dari iritasi ringan sampai
rusaknya jaringan, yang tergantung pada lamanya pemaparan. Mata dan paru-paru akan teritasi bila
terpapar dengan bahan ini. Pemaparan yang berlebihan akan menyebabkan kebutaan dan rusaknya
jaringan pernafasan. Karena bahan ini sangat larut dalam air, maka air merupakan bahan yang efektif
untuk penanggulangan masalah yang timbul. Limit pemaparan di ruang kerja adalah 50 ppm.

Gas amonia merupakan yang gas mudah terbakar, namun dengan rentang yang kecil, serta limit
bawahnya yang relatif besar (16 %), maka bahaya kebakaran relatif kecil. Pengangkutan amonia cair
(anhydrous) membutuhkan label 'gas racun'. Amonia yang dilarutkan dalam air merupakan larutan
yang sering dijumpai secara komersial, yaitu amonium hidroksida (NH4OH). Pengangkutan cairan ini
membutuhkan label 'korosif'.

Logam-logam Berat Toksik


Yang dimaksud dengan logam berat dalam buku ini adalah setiap logam yang mempunyai berat atom
lebih dari 50. Bila terserap dalam tubuh manusia, beberapa logam berat akan merupakan racun,
apalagi bila dalam bentuk bubuk atau asap. Logam berat yang digolongkan toksik oleh USEPA adalah
: antimon, arsen, berillium, kadmiun, khromium, tembaga, timah, merkuri, nikel, selenium, perak,
thallium dan seng.
Mekanisme keracunan dari logam berat ini adalah tergantung dari jenisnya, tetapi umumnya karena
ion-ion logam ini mempunyai affinitas yang sangat besar dengan sulfur. Bila logam ini terbawa oleh
darah maka akan bersenyawa dengan sulfur yang berada pada fluida sellular tubuh, dan
mempengaruhi kerja enzimatik dalam tubuh.

Asbestos
Absestos merupakan terminologi yang digunakan dalam ilmu mineral untuk berbagai fiber silikat
yang tersusun dari silicon, oxygen, hidrogen dan ion- ion metalik seperti natrium, magnesium,
kalsium dan besi.
Bahan ini mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tidak terbakar dan digunakan sebagai penyekat
panas. Bila dicampur dengan magnesium oksida, asbestos sangat baik digunakan sebagai bahan tahan
api yang banyak digunakan. Namun disamping kegunaannya tersebut, pada kondisi khusus asbestos
dapat membahayakan kesehatan manusia termasuk timbulnya karena kanker, terutama bila asbestos
hadir dalam bentuk debu asbes sehingga mudah terhisap melalui pernafasan atau mulut.

12
Pestisida Organik
Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh insek, fungi, roden, atau tanaman.
Sebagian besar pestisida yang sekarang digunakan adalah merupakan senyawa-senyawa organik.
Telah dihasilkan ribuan jenis pestisida, beberapa diantaranya telah dilarang digunakan, karena terbukti
berbahaya bagi manusia.

SENYAWA PENGOKSIDASI
Terjadinya reaksi oksidasi-reduksi (redoks) yang terkontrol sangat bermanfaat bagi manusia, seperti
pembakaran bahan bakar, khlorinasi air, peledakan dinamit. Enersi dari reaksi ini dapat disimpan,
seperti pada batere. Bila reaksi tidak terkontrol, maka enersi yang terbentuk dapat menyebakan
bahaya bagi manusia, seperti terjadinya kebakaran, ledakan. Bila misalnya gas alam dibakar, maka
enersi yang ada dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Tetapi panas yang ditimbulkan dari reaksi
redoks tersebut dapat terserap oleh bahan yang dapat terbakar yang berada di dekatnya, sehingga
bahan tersebut dapat terbakar dengan sendirinya.

Hidrogen Peroksida (H2O2)


Hidrogen peroksida merupakan peroksida yang paling sering dijumpai. Hidrogen peroksida murni
mempunyai penampilan yang mirip air, tetapi mempunyai bau yang sedikit tajam. Bahan ini banyak
digunakan dalam industri tekstil untuk pengelantang. Dalam industri kimia, bahan ini digunakan
untuk memproduksi bahan peroksida metalik dan organik.
Hidrogen peroksida merupakan bahan yang relatif tidak stabil. Larutan dengan konsentrasi 8 %
(massa) secara lambat akan terdekomposisi menjadi air dan oksigen setelah 9 bulan. Sinar matahari
akan bertindak sebagai katalisator. Bila berada pada konsentrasi yang pekat (lebih besar dari 30 %),
maka larutan ini aka terdegradasi secara cepat yang disertai timbulnya panas sehingga akan dapat
teruapkan.

Hipokhlorit, Khlorit, Khlorat dan Perkhlorat


Bahan pengoksidasi yang juga banyak digunakan adalah natrium dan kalsium hipokhlorit, yang
merupakan komponen aktif sebagai pemutih maupun untuk pembersih peralatan saniter. Hipokhlorit
metal ini, dengan konsentrasi sekitar 3 sampai 5 %, biasanya digunakan sebagai pemutih pada
pencucian pakaian karena kemampuannya bereaksi dengan karbon di udara akan memproduksi asam
hipokhlor dan melepaskan oksigen.

Natrium khlorit merupakan agen pemucat/pemutih yang banyak digunakan dalam industri kertas dan
tekstil. Secara komersial, bahan ini diperoleh dalam konsentrasi larutan sampai 80%. Dalam
pengangkutannya, bahan ini dianggap sebagai bahan pengoksidasi, sedangkan dalam kondisi sebagai
larutan dianggap sebagai korosif.

Metal khlorat yang sering digunakan adalah natrium khlorat atau kalium khlorat, digunakan terutama
sebagai komponen serbuk mesiu, herbisida dan sebagainya. Natrium khlorat sangat sensitif misalnya
bila bergesekan dan dapat menimbulkan terjadinya api dengan mudah.

Seperti halnya metal khlorat, maka metal-metal perkhlorat digunakan untuk kebutuhan yang hampir
bersamaan, terutama yang berkaitan dengan penimbulan api dan ledakan. Namun bahan ini relatif
lebih stabil dibanding bahan- bahan sebelumnya serta tidak menimbulkan reaksi yang prematur.

Senyawa-senyawa Amonium
Pada dasarnya semua senyawa yang mengandung ion amonium (NH4 + ) secara termal tidaklah

13
stabil. Bila dipanaskan, senyawa ini akan terdekomposisi dengan dua jalan, yaitu :
-senyawa-senyawa amonium yang bukan agen-agen pengoksidasi terdekomposisi membentuk
amonium, misalnya amonium khlorida yang secara termal terdekomposisi pada temperatur kurang
dari 167 o C membentuk amonia dan hidrogen khloridasenyawa-senyawa amonium yang merupakan
agen-agen pengoksidasi dapat juga terdekomposisi membentuk amonia; tetapi lebih umum akan
membentuk nitrogen, oksigen dan oksida-oksida metalik dan non metalik.
-Amonium nitrat berpotensi menimbulkan resiko ledakan. Pada temperatur 80o ke 93 o amonium
nitrat terdekomposisi membentuk amonia dan asan nitrat, yang berlangsung secara endotermis :
NH4NO3(s) --- NH3(g) + HNO3
Pada temperatur sekitar 166 oC, amonium nitrat akan meleleh. Pada saat ini bahaya kebakaran dan
ledakan akan besar bila senyawa ini tetap berada pada kondisi temperatur tinggi. Bila temperatur di
atas 212 oC, amonium nitrat akan terdekompiosisi membentuk dinitrogen oksida dan uap air yang
berlangsung secara eksotermis :
NH4NO3(g) --- N2O(g) + 2 H2O(g)

Oksidator Mengandung Khrom


Khrom pada tingkat oksidasi +6 terdapat dalam bentuk senyawa logam khromat, logam dikhromat,
khrom trioksida dan khromilkhlorida. Pada kondisi sebagai ion-ion metalik tidak berwarna, sebagai
khromat akan berwarna kuning dan sebagai dikhromat akan berwarna oranye.

Senyawa sejenis adalah khromil khlorida (CrO2Cl 2), yang dikenal sebagai khromium oksikhlorida,
suatu larutan merah yang terbentuk bila campuran asam khlorida dan asam sulfat ditambahkan pada
larutan jenuk kalium dikhromat. Penggunaan dalam industri adalah seperti halnya asam khromik.

Seluruh senyawa yang mengandung khrom oleh USEPA dikatagorikan sebagai toksik, walaupun pada
kenyataannya yang paling bersifat toksik adalah yang berada pada tingkat oksidasi +6. Senyawa ini
bersifat karsinogenik dan dapat merusak ginjal. Transportasinya membutuhkan label sebagai
'oksidator' atau sebagai 'bahan korosif', tergantung pada kondisi oksidasinya.

Oksidator Mengandung Permanganat, Nitrit dan Nitrat


Permanganat metalik adalah senyawa yang mengandung mangan pada kondisi oksidasi +7 yang tidak
berwarna, namun permanganat itu sendiri berwarna ungu. Permanganat metalik yang paling terkenal
adalah natrium dan kalium permanganat. Larutan kalium permanganat digunakan untuk pengobatan
dermatitis yang berasal dari bakteri atau fungi. Larutan yang lebih terkonsentrasi kadang digunakan
dalam pengolahan limbah, termasuk libah gas sebagai oksidator. Pengaturan pengangkutannya
membutuhkan label : 'oksidator'.

Nitrit dan nitrat metalik dengan kandungan nitrogen pada tingkat oksidasi masing-masing +3 dan +5
adalah oksidator yang termasuk penting, misalnya dalam bentuk natrium nitrat dan natrium nitrit,
yang banyak digunakan dalam industri makanan untuk mempertahankan warna. Namun natrium nitrit
dengan kerja enzim tertentu akan membentuk senyawa nitrosamin, yang dianggap berpotensi sebagai
senyawa karsinogenik. Demikian juga halnya natrium nitrat, dapat dikonversi oleh bakteri dalam
perut untuk membentuk nitrit. Nitrit metalik dapat bertindak sebagai oksidator maupun reduktor.
Nitrit metalik dioksidasi menjadi nitrat metalik dan direduksi menjadi nitrogen monoksida.

BEBERAPA SENYAWA ORGANIK BERBAHAYA


Senyawa-senyawa organik merupakan bahan yang sangat banyak digunakan dalam kehidupan

14
manusia modern, misalnya untuk bahan bakar, pelarut pembersih, adesif, plastik, resin, fiber, cat,
vernis, pendingin, aerosol, tekstil dan sebagainya.

Molekul -molekul dari senyawa-senyawa organik mempunyai pola yang sama, yaitu dengan satu atau
lebih atom karbon yang terikat dengan atom- atom lain. Senyawa organik yang paling sederhana
adalah hidrokarbon, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hidrokarbon alifatik dan
aromatik. Seluruh molekul dari senyawa ini hanya tersusun oleh atom karbon dan hidrogen. Senyawa
ini pada temperatur kamar dapat berupa gas, cair atau padat. Pada pembakaran sempurna, akan
terbentuk karbon dioksida dan uap air.

Sumber utama hidrokarbon yang digunakan manusia adalah minyak bumi (petroleum), yang
mempunyai variasi atom karbon antara 3 sampai 60. Bila minyak bumi mentah dipanaskan pada
temperatur tertentu, maka campuran komponen-komponen tersebut tervolatilisasi sesuai titik didihnya
masing-masing, sehingga dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Produk destilasi yang penting
adalah :
Petroleum naphtha, yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama mempunyai
lima, enam atau tujuh atom karbon. Produk ini terdistilasi antara 35 o - 90 o C.
Bensin (gasoline), yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama mempunyai lima
sampai sembilan atom karbon. Titih didihnya adalah 38 o - 204 o C.

Kerosene, merupakan campuran hidrokarbon yang lebih berat dari pada minyak bensin. Distilasi
fraksi minyak bumi ini lebih lanjut akan menghasilkan produk non- bahan bakar, terutama sebagai
bahan baku untuk produk-produk yang banyak digunakan dalam industri petrokimia, misalnya
sebagai bahan baku plastik, karet dan aneka ragam fiber sintetis lainnya.

Hidrokarbon Alifatik
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu alkane, alkene dan alkine. Alkane
adalah hidrokarbon yang ikatan atom karbonnya tunggal, dengan formula kimia CnH2n+2. Bila
jumlah atom karbon satu, maka jumlah atom hidrogennya adalah 4, yaitu CH4 dikenal methane.
Selanjutnya, bila n = 2, maka yang dimaksud adalah ethane C2H6 atau ditulis menurut struktur Lewis
sebagai CH3CH3. Seterusnya dikenal: C3H8 (propane), C4H10 (butane), C5H12 (pentane), C6H 14
(hexane), C7H 16 (heptane), C8H18 (oktane).

Alkane dikenal sebagai hidrokarbon jenuh, karena setiap ikatan elektron dari atom-atom karbon,
berpasangan dengan atom-atom yang terikat dengan karbon tersebut. Senyawa ini dikenal pula
sebagai sikloalkane karena atom karbon pertama dan terakhir terhubungkan satu sama lain dalam
rantai yang menerus

Hidrokarbon dengan molekul -molekul yang mengandung satu atau lebih karbon yang terikat dengan
ikatan ganda, dikenal sebagai alkene atau olefin. Karena setiap alkene kekurangan hidrogen relatif
terhadap alkane, maka kelompok ini dikenal sebagai hidrokarbon tak jenuh. Formula umum dari
kelompok ini adalah CnH 2n. Alkene yang paling sederhana dikenal sebagai ethene atau ethylene
dengan formula C2H4

Hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan karbon ke karbon rangkap tiga dikenal sebagai
alkine. Seperti halnya alkene, maka alkine adalah termasuk hidrokarbon tak jenuh. Formula umum
dari alkine adalah CnH2n-2. Alkine yang paling sederhana adalah C2H2 yaitu ethyne atau acetylene.

15
Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah senyawa-senyawa yang mempunyai satu atau lebih bentuk cincin ikatan
atom karbon. Senyawa yang paling sederhana dari kelompok ini adalah benzene dengan formula
molekularnya C6 H6. Biasanya formula benzene dilambangkan oleh bentuk heksagon dengan cincin
di dalamnya. Oleh karenanya, yang membedakan antara hidrokarbon alifatis dengan hidrokarbon
aromatis adalah struktur molekularnya, yang menyerupai benzene atau yang tidak menyerupai
benzene.

Benzene adalah senyawa yang tidak larut dalam air, menguap pada temperatur kamar. Campuran uap
benzene dan udara akan siap untuk terbakar. Oleh karenanya, kontainer benzene mempunyai label :
'cairan mudah terbakar'. Benzene bersifat karsinogen pada manusia, penyebab leukemia. Pemaparan
maksimum di ruang kerja adalah 10 ppm selama 8 jam.

Hidrokarbon Sederhana
Beberapa hidrokarbon sederhana dijumpai sebagai cemaran melalui cerobong pembakaran sebuah
industri atau dari kegiatan komersial lainnya. Umumnya mereka tidak berwarna, tidak berbau dan
dijumpai dengan konsentrasi rendah.

Methane merupakan gas alam, yang terbentuk misalnya dari dekomposisi karbon organik. Gas ini
tidak berwarna, tidak berbau, sedikit larut dalam air, dan merupakan salah satu komponen utama dari
gas alam, sehingga sifat kimia dari gas alam pada prinsipnya adalah merupakan sifat kimia dari gas
methane.

Bentuk gas yang dicairkan dari propane, butane dan campurannya dikenal sebagai liquefied petroleum
gas (LPG), terbentuk dari pengolahan gas alam. LPG ini mengandung pula komponen lain dalam
jumlah kecil, seperti ethane, ethene, propene, butene, isobutane, isobutene dan sebagainya.

Dari sudut industri, maka kelompok alkine yang paling sering digunakan adalah acetylene, gas yang
tidak berwarna, dan pada kondisi murni berbau ether. Gas ini banyak digunakan dalam industri
metalurgi, terutama untuk pengelasan/pengecoran, karena mempunyai panas pembakaran tinggi yaitu
312,4 kcal/mol.

Hidrokarbon Berhalogen
Senyawa-senyawa organik dapat pula diturunkan dengan mengganti satu atau lebih atom hidrogen
dari hidrokarbon dengan sebuah atom halogen, sehingga senyawa itu dikenal sebagai hidrokarbon
berhalogen (halogenated hydrocarbon). Bila yang menggantikan adalah khlor, maka senyawa itu
dikenal sebagai hidrokarbon berkhlor (chlorinated hydrocarbon).

Sebagai contoh penamaan adalah untuk senyawa yang berasal dari methane (CH4), yang terdiri dari
sebuah atom C dan empat buah atom H, yang dapat digantikan oleh atom khlorida. Terdapat empat
kemungkinan penggantian atom hidrogen, yaitu :

1 atom diganti, senyawa baru : methyl khlorida atau khloromethane


2 atom diganti, senyawa baru : methylene khlorida atau dichloromethane
3 atom diganti, senyawa baru : khloroform atau trikhloromethane
4 atom diganti, senyawa baru : karbon tetrakhlorida atau tetrakhloromethane

Senyawa kelompok ini banyak digunakan dalam industri, tetapi keterpaparannya pada manusia dapat
menimbulkan masalah kesehatan, misalnya efek racun dari khloroform pada sistem syaraf, kulit,

16
mata, iritasi pada gastrointestinal, hati, ginjal dan jantung. Karbon tetrakhlorida misalnya, disamping
dapat mengganggu hati dan ginjal juga dicurigai sebagai penyebab kanker pada manusia.

Kelompok khusus dari senyawa hidrokarbon berhalogen adalah fluorokarbon (CFnCln-x), juga
disebut sebagai khlorofluorokarbon atau khlorofluoromethane. Nama komersial dari senyawa ini
adalah freon, yang digunakan sebagai pendingin atau aerosol. Senyawa ini bersifat inert, tidak
terbakar, tidak bereaksi dengan asam. Bila terlepas akan bereaksi dengan lapisan ozon. Senyawa ini
mampu menyerap radiasi ultraviolet matahari, sehingga ikatan karbon ke khlor akan rapuh, dan
dilepaskanlah atom khlor.

Alkohol

Alkohol adalah senyawa organik turunan dari hidrokarbon dengan penggantian paling tidak sebuah
atom hidrogen oleh grup hidroksil (-OH). Dua alkohol yang sering dijumpai di pasaran adalah
metanol (methyl alkohol) dan ethanol (ethyl alkohol).

Dalam masalah limbah, yang paling sering dipersoalkan adalah fenol. Senyawa yang tergolong
alkohol sederhana ini adalah mudah terbakar, dan larut dalam air. Fenol adalah termasuk grup alkohol
aromatis, yang dapat dilihat sebagai hidroksil turunan benzene. Senyawa induk dari kelas alkohol ini
juga bernama fenol atau hidroksibenzene. Fenol pada kondisi padat adalah tak berwarna sampai putih
kristal dan sering juga dijumpai berwarna gelap/merah bila terpapar cahaya. Fenol dikenal cepat
menyerap uap air di udara sehingga sering dianggap sebagai cairan. Fenol merupakan produk industri
kimia yang penting, misalnya dalam industri farmasi, karena resinresin fenolis dan produk-produk
farmasi lainnya terbuat darinya.

sebetulnya fenol tidak membahayakan, dengan titik nyala 78 o C. Tetapi sifatnya yang racunlah yang
mendatangkan masalah, yaitu sangat toksik pada manusia. Mata, hidung dan kerongkongan dapat
teriritasi, dan merusak secara sistematis sistem syaraf.

Ether

Ether adalah senyawa organik yang molekul-molekulnya mempunyai atom oksigen yang
menjembatani 2 grup alkyl atau aryl (R-O- R'), misalnya methyl ethyl ether (methoxyethane). Ether
sederhana sangat volatil dan berbahaya karena mudah terbakar serta meledak. Tambah tinggi ether
maka tambah tinggi titik nyalanya sehingga menjadi bahan bakar cair; tetapi bisa saja tidak termasuk
cairan yang berkatagori mudah terbakar. Disamping itu, ether juga berbahaya karena ada yang
mengandung peroksida organik sehingga mudah meledak. Pengangkutan senyawa ini membutuhkan
label : 'cairan mudah terbakar'.

Senyawa Organik Lain


Senyawa organik dengan formula umum R-CO-OR' dikenal sebagai ester, yang terjadi bila asamasam
organik bereaksi dengan alkohol. Salah satu jenis senyawa ini yang banyak digunakan dalam industri
adalah ethyl asetat, yang biasanya digunakan sebagai pelarut, merupakan cairan jernih dengan bau
spesifik. Titik nyalanya adalah - 5 o C, sehingga dikelompokkan sebagai cairan yang mudah terbakar.
Bila terpapar dengan manusia, senyawa ini menyebabkan iritasi ringan pada mata, hidung dan
kerongkongan. Pemaparan di ruang kerja dibatasi sampai 400 ppm. Senyawa perokso-organik
merupakan turunan dari hidrogen peroksida. Atom- atom hidrogen digantikan oleh satu atau lebih
grup alkil atau aril. Bahan ini digunakan untuk mempengaruhi proses polimerisasi pada pembuatan
plastik. Seperti halnya perokso-anorganik, maka peroksoorganik ini mempunyai kemampuan sebagai

17
oksidator, karena mempunyai oksigen yang aktif pada strukr molekulnya.

18

Anda mungkin juga menyukai