Anda di halaman 1dari 12

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN VII BAHAN KIMIA

KOROSIF
Biasanya pengertian korosi mengacu pada proses kimia yang mengakibatkan logam atau
mineral dikonversi menjadi bahan yang berkarat; proses ini biasanya terjadi karena adanya
oksigen di udara, yang menghasilkan oksida-oksida metalik. Namun korosi sebetulnya tidak
terbatas pada aktivitas oksigen terhadap sebuah logam. Korosi dapat pula disebabkan karena
perusakan oleh bahan kimia (seperti asam atau basa kuat), baik terhadap logam dan mineral,
juga terhadap jaringan kulit.

Beberapa bahan yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam sulfat, asam nitrat, asam
khlorida, asam perkhlorit, asam fluorida, asam fosfat, natrium hidroksida, kalium hidroksida,
yang akan dibahas secara umum di bawah ini.

Asam Sulfat (H2SO4)


Bahan ini banyak digunakan di industri, sehingga dianggap banyaknya konsumsi bahan ini di
suatu negara dapat menggambarkan status ekonomi dari negara tersebut. Asam ini merupakan
cairan yang tidak berwarna, dengan densitas sekitar 2 kali air, dan sangat reaktif, dapat
menimbulkan sifat toksik, nyala dan ledakan.

Asam ini akan membebaskan panas bila diencerkan (sekitar 20 kcal per mole), dan dapat
menimbulkan ledakan bila dicampur dengan bahan tertentu. Selalu diperhatikan bahwa
pengenceran dilakukan dengan penuangan secara perlahan pada air yang teraduk perlahan.
Bila ini dilakukan terbalik, akan menyebabkan terjadinya pendidihan lokal disertai percikan
yang membahayakan. Bentuk bahaya yang kedua dari bahan ini adalah sifatnya yang dapat
mengekstrak air dari bahan yang berkontak dengannya.

Asam Nitrat (HNO3)

Asam nitrat merupakan cairan terpenting setelah H2SO4, digunakan misalnya dalam industri
pupuk amonium-nitrat, senyawa -senyawa organik-bernitrat dan fiber sintetis. Asam ini
dibutuhkan untuk menghasilkan bahan peledak nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT).

Asam nitrat murni merupakan cairan yang tidak berwarna, namun sering dijumpai dengan
warna kuning sampai merah -kecoklatan tergantung dari kandungan nitrogen dioksida yang
terlarut.

Asam ini dapat merusak logam karena sifatnya sebagai oksidator kuat. Asam nitrat (pekat)
direduksi menjadi nitrogen, atau nitrogen monoksida atau nitrogen dioksida atau dinitrogen
monoksida atau ion amonium, tergantung pada konsentrasi asam tersebut

Asam ini juga dapat merusak bahan non logam, seperti karbon dan sulfur. Asam ini juga
mengoksidasi senyawa-senyawa organik seperti aceton, nitrobenzene, ethyl alkohol, dan
kadangkala disertai ledakan dan merupakan sumber nyala. Asam ini dapat menimbulkan swa
- nyala bagi bahan sellulosa, terutama bila bahan ini dalam bentuk serbuk. Asam ini juga
akan mengkorosi jaringan tubuh bereaksi dengan protein membentuk xanthroproteic acid
berwarna kuning. Pemaparan maksimum yang diizinkan di Amerika Serikat adalah 2 ppm.
Asam Khlorida (HCl)

Asam ini merupakan bahan kimia yang termasuk penting dalam kegiatan industri, misalnya
pada industri pelapisan logam, minyak, atau untuk menghasilkan senyawa yang mengandung
khlor seperti karet sintetis, atau produk yang banyak digunakan di rumah tangga, misalnya
pembersih WC

Bahan ini bukan termasuk oksidator, walaupun termasuk dalam kelompok asam kuat.
Klasifikasi bahaya dari bahan ini karena bersifat korosif dan toksik. Kerapatan gasnya sekitar
1/5 lebih ringan dari udara. Terhirupnya gas ini melalui pernafasan akan menyebakan
degenerasi total sel pada bagian pernafasan, bahkan sama sekali merusaknya. Batas yang
diperbolehkan di Amerika Serikat pada lingkungan kerja adalah 5 ppm. Label yang
disyaratkat pada kontainer dan pengangkutannya adalah 'korosif dan racun'.

Asam Perchlorit (HclO4)

Bahan ini termasuk asam mineral yang penting dalam perindustrian, misalnya pada industri
kimia dan elektroplating. Asam ini, terutama pada kondisi panas, merupakan oksidator kuat
khususnya terhadap senyawa organik. Materi sellulosa (seperti kertas, kayu) akan tebakar
dengan sendirinya bila berkontak dengannya.

Asam Fluorida (HF)

Penggunaan asam fluorida dalam industri adalah penting, baik digunakan secara langsung
atau dicampur dengan H2SO4, misalnya dalam pembuatan chip dalam industri komputer,
atau dalam industri perminyakan untuk menghasilkan bahan bakar beroktan tinggi.

Cairan ini tidak berwarna, mampu bereaksi dengan silikon dioksida (pasir) dan gelas
membentuk silikon tetrafluorida, dan merupakan satu-satunya asam yang mengkorosi gelas.

Asam fluorida merupakan asam lemah, dapat mengkorosi bahan tetapi tidak sehebat asam-
asam sebelumnya. Asam ini dalam kondisi pekat lebih berbahaya bila kontak dengan kulit
karena tidak mendatangkan sakit pada saat kontak, namun beberapa jam kemudian terjadilah
penetrasi dalam kulit.

Asam Fosfat (H3PO4)

Unsur fosfor paling tidak mempunyai 8 jenis asam, namun asam fosfat adalah yang paling
umum digunakan dalam industri, seperti dalam industri pupuk. Campuran kalsium dihidrogen
fosfat dan kalsium fosfat dikenal sebagai superfosfat, yang merupakan pupuk sintetis yang
penting.

larutan ini bereaksi dengan air secara keras, dan mengeluarkan panas. Disamping itu, larutan
ini bersifat korosif pada bahan. Label untuk pengangkutan dan kontainer mencantumkan
sebagai 'korosif'. Batas pemaparan yang diizinkan di ruang kerja adalah 1 mg/m3 .

Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)


Kelompok ini merupakan kelompok alkalin korosif yang paling penting dan dikenal sebagai
caustic soda. NaOH merupakan basa kuat, banyak digunakan di industri seperti : petroleum,
tekstil, kertas, sabun; produk ini juga digunakan di rumah tangga, misalnya untuk menangani
penyumbatan pipa plambing.

Pada temperatur kamar, NaOH adalah berbentuk padat-putih, dapat mengkorosi logam seperti
alumunium, seng, tembaga dan jaringan kulit dan melarutkan lemak; bila terjadi kontak yang
lama, bahan ini dapat mengkorosi gelas, membentuk natrium silikat. Oleh karenanya, wadah
yang digunakan sebaiknya bukan bahan gelas.

BAHAN-BAHAN KIMIA TOKSIK

Terdapat berbagai cara agar sebuah bahan/substansi masuk ke dalam tubuh manusia; yang
paling penting adalah melalui : mulut, kulit dan pernafasan. Bila sebuah substansi bersifat
toksik, dia dapat merusak jaringan di lokasi kontaknya (efek lokal) atau berpengaruh negatif
dengan jalan lain, yang mengakibatkan efek sistemis.
Pengaruh racun dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu yang dibutuhkan terjadinya
penyakit atau gangguan, yaitu :
-Bersifat akut : kerusakan yang terjadi biasanya akibat sejenis bahan dengan pemaparan
singkat
-Bersifat kronis : suatu pengaruh atau keadaan sakit yang muncul sedikit demi sedikit dalam
waktu yang agak lama setelah pemaparan pertama
-Bersifat laten : suatu pengaruh atau keadaan sakit yang baru berkembang setelah masa
inkubasi terlampaui

Dalam toksikologi, untuk melihat pengaruh suatu substansi pada manusia, biasanya dilakukan
percobaan melalui binatang, kemudian hasilnya di ekstrapolasi pada manusia. Cara ini
biasanya cocok untuk toksik yang bersifat akut. Untuk toksik yang bersifat kronis atau laten,
percobaan melalui binatang tidak selalu relevan karena faal manusia dan binatang tidak selalu
sama.
Beberapa kelompok bahan kimia yang bersifat toksik antara lain adalah :
Oksida-oksida karbon : seperti CO dan CO2
Hidrogen cyanida : HCN
Senyawa sulfur : H2S, SO2
Oksida-oksida nitrogen seperti N2O, NO2, N2O4 - Amonia
Logam-logam berat seperti : arsen, timah (Pb)
Asbestos.
Pestisida organik.

Oksida-oksida Karbon
Bila bahan mengandung karbon terbakar, maka akan terbentuk gas karbon dioksida (CO2).
Bila pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan gas karbon monoksida (CO), yang
tergolong gas berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Reaksi yang umum, misalnya
dalam pembakaran gas methane, adalah:
2 CH4(g) + 3 O2(g) --- 2 CO(g) + 4 H2O(g)
CH4(g) + O2(g) --- C(s) + 2 H2O(g)
Hidrogen Sianida (HCN)
Gas HCN larut dalam air membentuk asam hidrosianik. Hidrogen sianida anhidrous (cair)
merupakan bentuk yang secara komersial sering dijumpai, merupakan bahan yang tidak
stabil. HCN banyak digunakan dalam pembuatan plastik seperti polyacrylonitrile yang
mengandung grup -CN. Bila jenis plastik ini dipanaskan, maka akan terdekomposisi secara
termal dan terbentuklah gas racun HCN. Bahan racun ini mempengaruhi transportasi oksigen
dalam darah, karena dapat mengganggu aktivitas enzim cyctochrome oxidase yang
dibutuhkan untuk respirasi selluler dan pembentukan enersi. Bahan ini masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan atau kulit.
Bahan ini juga akan bereaksi dengan asam membentuk gas HCN :
NaCN(s) + HCl(l) --- NaCl(l) + HCN(g)

Senyawa Sulfur
Senyawa yang mengandung unsur sulfur dijumpai pada batu bara, gas alam, minyak mentah,
wool, rambut, polimer-polimer sintetis dan sebagainya (lihat sub bab 2.2). Bila bahan ini
terpapar dengan panas atau bila terbakar akan membentuk gas hidrogen sulfida (H2S) atau
SO2. Hidrogen sulfida secara komersial banyak dijumpai dalam bentuk cairan, biasanya
digunakan dalam industri yang memproduksi senyawa-senyawa mengandung sulfur. Bahan
ini juga digunakan dalam industri metalurgi.
TLV dari gas H2S dibatasi hanya 10 ppm. Bila terus menerus menghirup udara yang
mengandung gas ini, akan mengakibatkan pusing dan sakit kepala; bila terhirup dengan
konsentrasi 600 ppm selama 30 menit akan berakibat fatal. Tetapi karena gas ini mempunyai
bau khas, maka kehadirannya dapat diketahui sejak dini. Pengangkutan dan kontainer bahan
ini membutuhkan label bertuliskan 'gan beracun' dan 'gas mudah terbakar'.
Sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, berbau menyengat seperti karet terbakar. Gas
ini terbentuk bila senyawa mengandung sulfur terbakar, misalnya pada pembakaran gas H2S
akan terjadi reaksi :
2 H2S(g) + 3 O2 (g) --- 2 H2(g) + 2 SO2(g)
Gas ini akan muncul misalnya karena pembakaran minyak bumi atau batu bara, karena kedua
jenis bahan bakar ini mengandung senyawa sulfur. Dalam emisinya di udara, gas ini secara
lambat akan teroksidasi menjadi sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx) yang
larut dalam lembab udara membentuk asam sulfat sebagai penyebab hujan asam, sesuai
dengan reaksi :
SO2(g) + O2(g) --- 2 SO3(g)
SO3(g) + H2O(g) --- H2SO4(l)

Oksida Nitrogen (NOx)


Terdapat enam oksida-oksida nitrogen, yaitu dinitrogen monoksida (N2O), nitrogen
monoksida (NO), dinitrogen trioksida (N2O3), nitrogen dioksida (NO2), dinitrogen tetroksida
(NO4) dan dinitrogen pentoksida (N2O5). Diantara keenam oksida tersebut, maka N2O3 dan
N2O5 yang tidak penting dalam industry.

Gas N2O merupakan gas tidak berwarna, banyak digunakan sebagai anestesi oleh dokter gigi.
Bahan ini merupakan agen pengoksidasi yang baik, sehingga sulfur, fosfor dan karbon dapat
terbakar dalam atmosfer N2O seperti halnya dalam atmosfer yang mengandung oksigen.
Gas NO merupakan agen pengoksida yang baik, tidak berwarna dan berbau tajam.
Magnesium dan fosfor dapat terbakar dengan baik dalam atmosfer yang mengandung gas ini
seperti halnya atmosfer yang mengandung oksigen.

NO2 dan N2O4 merupakan agen pengoksida yang lebih baik dibanding N2O atau NO,
sehingga digunakan sebagai agen pengoksida dalam roket; gas -gas ini juga toksik dan
menyebabkan methemoglobinemia dengan batas TLV 5 ppm. Pengangkutan gas ini
membutuhkan label bertuliskan 'gas beracun' dan 'pengoksidasi'.

Amonia (NH3)
Gas ini mudah dicairkan dan dikenal sebagai anhydrous ammonia. Dengan sifatnya yang
lebih ringan dari udara (densitas uap = 0,569), bila terlepas di udara akan cepat terdispersi
apalagi bila terdapat angin. Walaupun tidak berwarna, bila bahan cairan ini tumpah akan
terbentuk awan putih akibat kondensasi lembab udara, sehingga memudahkan pelacakan
terjadinya kebocoran.

Gas ini berakibat seperti halnya alkali terhadap kulit manusia, yaitu dari iritasi ringan sampai
rusaknya jaringan, yang tergantung pada lamanya pemaparan. Mata dan paru-paru akan
teritasi bila terpapar dengan bahan ini. Pemaparan yang berlebihan akan menyebabkan
kebutaan dan rusaknya jaringan pernafasan. Karena bahan ini sangat larut dalam air, maka air
merupakan bahan yang efektif untuk penanggulangan masalah yang timbul. Limit pemaparan
di ruang kerja adalah 50 ppm.

Gas amonia merupakan yang gas mudah terbakar, namun dengan rentang yang kecil, serta
limit bawahnya yang relatif besar (16 %), maka bahaya kebakaran relatif kecil. Pengangkutan
amonia cair (anhydrous) membutuhkan label 'gas racun'. Amonia yang dilarutkan dalam air
merupakan larutan yang sering dijumpai secara komersial, yaitu amonium hidroksida
(NH4OH). Pengangkutan cairan ini membutuhkan label 'korosif'.

Logam-logam Berat Toksik


Yang dimaksud dengan logam berat dalam buku ini adalah setiap logam yang mempunyai
berat atom lebih dari 50. Bila terserap dalam tubuh manusia, beberapa logam berat akan
merupakan racun, apalagi bila dalam bentuk bubuk atau asap. Logam berat yang digolongkan
toksik oleh USEPA adalah : antimon, arsen, berillium, kadmiun, khromium, tembaga, timah,
merkuri, nikel, selenium, perak, thallium dan seng.
Mekanisme keracunan dari logam berat ini adalah tergantung dari jenisnya, tetapi umumnya
karena ion-ion logam ini mempunyai affinitas yang sangat besar dengan sulfur. Bila logam
ini terbawa oleh darah maka akan bersenyawa dengan sulfur yang berada pada fluida sellular
tubuh, dan mempengaruhi kerja enzimatik dalam tubuh.
Asbestos
Absestos merupakan terminologi yang digunakan dalam ilmu mineral untuk berbagai fiber
silikat yang tersusun dari silicon, oxygen, hidrogen dan ion- ion metalik seperti natrium,
magnesium, kalsium dan besi.
Bahan ini mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tidak terbakar dan digunakan sebagai
penyekat panas. Bila dicampur dengan magnesium oksida, asbestos sangat baik digunakan
sebagai bahan tahan api yang banyak digunakan. Namun disamping kegunaannya tersebut,
pada kondisi khusus asbestos dapat membahayakan kesehatan manusia termasuk timbulnya
karena kanker, terutama bila asbestos hadir dalam bentuk debu asbes sehingga mudah
terhisap melalui pernafasan atau mulut.

Pestisida Organik
Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh insek, fungi, roden, atau
tanaman. Sebagian besar pestisida yang sekarang digunakan adalah merupakan senyawa-
senyawa organik. Telah dihasilkan ribuan jenis pestisida, beberapa diantaranya telah dilarang
digunakan, karena terbukti berbahaya bagi manusia.

SENYAWA PENGOKSIDASI
Terjadinya reaksi oksidasi-reduksi (redoks) yang terkontrol sangat bermanfaat bagi manusia,
seperti pembakaran bahan bakar, khlorinasi air, peledakan dinamit. Enersi dari reaksi ini
dapat disimpan, seperti pada batere. Bila reaksi tidak terkontrol, maka enersi yang terbentuk
dapat menyebakan bahaya bagi manusia, seperti terjadinya kebakaran, ledakan. Bila misalnya
gas alam dibakar, maka enersi yang ada dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Tetapi
panas yang ditimbulkan dari reaksi redoks tersebut dapat terserap oleh bahan yang dapat
terbakar yang berada di dekatnya, sehingga bahan tersebut dapat terbakar dengan sendirinya.

Hidrogen Peroksida (H2O2)


Hidrogen peroksida merupakan peroksida yang paling sering dijumpai. Hidrogen peroksida
murni mempunyai penampilan yang mirip air, tetapi mempunyai bau yang sedikit tajam.
Bahan ini banyak digunakan dalam industri tekstil untuk pengelantang. Dalam industri kimia,
bahan ini digunakan untuk memproduksi bahan peroksida metalik dan organik.
Hidrogen peroksida merupakan bahan yang relatif tidak stabil. Larutan dengan konsentrasi 8
% (massa) secara lambat akan terdekomposisi menjadi air dan oksigen setelah 9 bulan. Sinar
matahari akan bertindak sebagai katalisator. Bila berada pada konsentrasi yang pekat (lebih
besar dari 30 %), maka larutan ini aka terdegradasi secara cepat yang disertai timbulnya
panas sehingga akan dapat teruapkan.

Hipokhlorit, Khlorit, Khlorat dan Perkhlorat


Bahan pengoksidasi yang juga banyak digunakan adalah natrium dan kalsium hipokhlorit,
yang merupakan komponen aktif sebagai pemutih maupun untuk pembersih peralatan saniter.
Hipokhlorit metal ini, dengan konsentrasi sekitar 3 sampai 5 %, biasanya digunakan sebagai
pemutih pada pencucian pakaian karena kemampuannya bereaksi dengan karbon di udara
akan memproduksi asam hipokhlor dan melepaskan oksigen.
Natrium khlorit merupakan agen pemucat/pemutih yang banyak digunakan dalam industri
kertas dan tekstil. Secara komersial, bahan ini diperoleh dalam konsentrasi larutan sampai
80%. Dalam pengangkutannya, bahan ini dianggap sebagai bahan pengoksidasi, sedangkan
dalam kondisi sebagai larutan dianggap sebagai korosif.

Metal khlorat yang sering digunakan adalah natrium khlorat atau kalium khlorat, digunakan
terutama sebagai komponen serbuk mesiu, herbisida dan sebagainya. Natrium khlorat sangat
sensitif misalnya bila bergesekan dan dapat menimbulkan terjadinya api dengan mudah.

Seperti halnya metal khlorat, maka metal-metal perkhlorat digunakan untuk kebutuhan yang
hampir bersamaan, terutama yang berkaitan dengan penimbulan api dan ledakan. Namun
bahan ini relatif lebih stabil dibanding bahan- bahan sebelumnya serta tidak menimbulkan
reaksi yang prematur.

Senyawa-senyawa Amonium
Pada dasarnya semua senyawa yang mengandung ion amonium (NH4 + ) secara termal
tidaklah stabil. Bila dipanaskan, senyawa ini akan terdekomposisi dengan dua jalan, yaitu :
-senyawa-senyawa amonium yang bukan agen-agen pengoksidasi terdekomposisi
membentuk amonium, misalnya amonium khlorida yang secara termal terdekomposisi pada
temperatur kurang dari 167 o C membentuk amonia dan hidrogen khloridasenyawa-senyawa
amonium yang merupakan agen-agen pengoksidasi dapat juga terdekomposisi membentuk
amonia; tetapi lebih umum akan membentuk nitrogen, oksigen dan oksida-oksida metalik dan
non metalik.
-Amonium nitrat berpotensi menimbulkan resiko ledakan. Pada temperatur 80o ke 93 o
amonium nitrat terdekomposisi membentuk amonia dan asan nitrat, yang berlangsung secara
endotermis :
NH4NO3(s) --- NH3(g) + HNO3
Pada temperatur sekitar 166 oC, amonium nitrat akan meleleh. Pada saat ini bahaya
kebakaran dan ledakan akan besar bila senyawa ini tetap berada pada kondisi temperatur
tinggi. Bila temperatur di atas 212 oC, amonium nitrat akan terdekompiosisi membentuk
dinitrogen oksida dan uap air yang berlangsung secara eksotermis :
NH4NO3(g) --- N2O(g) + 2 H2O(g)

Oksidator Mengandung Khrom


Khrom pada tingkat oksidasi +6 terdapat dalam bentuk senyawa logam khromat, logam
dikhromat, khrom trioksida dan khromilkhlorida. Pada kondisi sebagai ion-ion metalik tidak
berwarna, sebagai khromat akan berwarna kuning dan sebagai dikhromat akan berwarna
oranye.

Senyawa sejenis adalah khromil khlorida (CrO2Cl 2), yang dikenal sebagai khromium
oksikhlorida, suatu larutan merah yang terbentuk bila campuran asam khlorida dan asam
sulfat ditambahkan pada larutan jenuk kalium dikhromat. Penggunaan dalam industri adalah
seperti halnya asam khromik.
Seluruh senyawa yang mengandung khrom oleh USEPA dikatagorikan sebagai toksik,
walaupun pada kenyataannya yang paling bersifat toksik adalah yang berada pada tingkat
oksidasi +6. Senyawa ini bersifat karsinogenik dan dapat merusak ginjal. Transportasinya
membutuhkan label sebagai 'oksidator' atau sebagai 'bahan korosif', tergantung pada kondisi
oksidasinya.

Oksidator Mengandung Permanganat, Nitrit dan Nitrat


Permanganat metalik adalah senyawa yang mengandung mangan pada kondisi oksidasi +7
yang tidak berwarna, namun permanganat itu sendiri berwarna ungu. Permanganat metalik
yang paling terkenal adalah natrium dan kalium permanganat. Larutan kalium permanganat
digunakan untuk pengobatan dermatitis yang berasal dari bakteri atau fungi. Larutan yang
lebih terkonsentrasi kadang digunakan dalam pengolahan limbah, termasuk libah gas sebagai
oksidator. Pengaturan pengangkutannya membutuhkan label : 'oksidator'.

Nitrit dan nitrat metalik dengan kandungan nitrogen pada tingkat oksidasi masing-masing +3
dan +5 adalah oksidator yang termasuk penting, misalnya dalam bentuk natrium nitrat dan
natrium nitrit, yang banyak digunakan dalam industri makanan untuk mempertahankan
warna. Namun natrium nitrit dengan kerja enzim tertentu akan membentuk senyawa
nitrosamin, yang dianggap berpotensi sebagai senyawa karsinogenik. Demikian juga halnya
natrium nitrat, dapat dikonversi oleh bakteri dalam perut untuk membentuk nitrit. Nitrit
metalik dapat bertindak sebagai oksidator maupun reduktor. Nitrit metalik dioksidasi menjadi
nitrat metalik dan direduksi menjadi nitrogen monoksida.

BEBERAPA SENYAWA ORGANIK BERBAHAYA


Senyawa-senyawa organik merupakan bahan yang sangat banyak digunakan dalam
kehidupan manusia modern, misalnya untuk bahan bakar, pelarut pembersih, adesif, plastik,
resin, fiber, cat, vernis, pendingin, aerosol, tekstil dan sebagainya.

Molekul -molekul dari senyawa-senyawa organik mempunyai pola yang sama, yaitu dengan
satu atau lebih atom karbon yang terikat dengan atom- atom lain. Senyawa organik yang
paling sederhana adalah hidrokarbon, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
hidrokarbon alifatik dan aromatik. Seluruh molekul dari senyawa ini hanya tersusun oleh
atom karbon dan hidrogen. Senyawa ini pada temperatur kamar dapat berupa gas, cair atau
padat. Pada pembakaran sempurna, akan terbentuk karbon dioksida dan uap air.

Sumber utama hidrokarbon yang digunakan manusia adalah minyak bumi (petroleum), yang
mempunyai variasi atom karbon antara 3 sampai 60. Bila minyak bumi mentah dipanaskan
pada temperatur tertentu, maka campuran komponen-komponen tersebut tervolatilisasi sesuai
titik didihnya masing-masing, sehingga dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Produk
destilasi yang penting adalah :
Petroleum naphtha, yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama
mempunyai lima, enam atau tujuh atom karbon. Produk ini terdistilasi antara 35 o - 90 o C.
Bensin (gasoline), yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama
mempunyai lima sampai sembilan atom karbon. Titih didihnya adalah 38 o - 204 o C.
Kerosene, merupakan campuran hidrokarbon yang lebih berat dari pada minyak bensin.
Distilasi fraksi minyak bumi ini lebih lanjut akan menghasilkan produk non- bahan bakar,
terutama sebagai bahan baku untuk produk-produk yang banyak digunakan dalam industri
petrokimia, misalnya sebagai bahan baku plastik, karet dan aneka ragam fiber sintetis
lainnya.

Hidrokarbon Alifatik
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu alkane, alkene dan alkine.
Alkane adalah hidrokarbon yang ikatan atom karbonnya tunggal, dengan formula kimia
CnH2n+2. Bila jumlah atom karbon satu, maka jumlah atom hidrogennya adalah 4, yaitu
CH4 dikenal methane. Selanjutnya, bila n = 2, maka yang dimaksud adalah ethane C2H6 atau
ditulis menurut struktur Lewis sebagai CH3CH3. Seterusnya dikenal: C3H8 (propane),
C4H10 (butane), C5H12 (pentane), C6H 14 (hexane), C7H 16 (heptane), C8H18 (oktane).

Alkane dikenal sebagai hidrokarbon jenuh, karena setiap ikatan elektron dari atom-atom
karbon, berpasangan dengan atom-atom yang terikat dengan karbon tersebut. Senyawa ini
dikenal pula sebagai sikloalkane karena atom karbon pertama dan terakhir terhubungkan satu
sama lain dalam rantai yang menerus

Hidrokarbon dengan molekul -molekul yang mengandung satu atau lebih karbon yang terikat
dengan ikatan ganda, dikenal sebagai alkene atau olefin. Karena setiap alkene kekurangan
hidrogen relatif terhadap alkane, maka kelompok ini dikenal sebagai hidrokarbon tak jenuh.
Formula umum dari kelompok ini adalah CnH 2n. Alkene yang paling sederhana dikenal
sebagai ethene atau ethylene dengan formula C2H4

Hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan karbon ke karbon rangkap tiga dikenal
sebagai alkine. Seperti halnya alkene, maka alkine adalah termasuk hidrokarbon tak jenuh.
Formula umum dari alkine adalah CnH2n-2. Alkine yang paling sederhana adalah C2H2
yaitu ethyne atau acetylene.

Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah senyawa-senyawa yang mempunyai satu atau lebih bentuk
cincin ikatan atom karbon. Senyawa yang paling sederhana dari kelompok ini adalah benzene
dengan formula molekularnya C6 H6. Biasanya formula benzene dilambangkan oleh bentuk
heksagon dengan cincin di dalamnya. Oleh karenanya, yang membedakan antara hidrokarbon
alifatis dengan hidrokarbon aromatis adalah struktur molekularnya, yang menyerupai benzene
atau yang tidak menyerupai benzene.

Benzene adalah senyawa yang tidak larut dalam air, menguap pada temperatur kamar.
Campuran uap benzene dan udara akan siap untuk terbakar. Oleh karenanya, kontainer
benzene mempunyai label : 'cairan mudah terbakar'. Benzene bersifat karsinogen pada
manusia, penyebab leukemia. Pemaparan maksimum di ruang kerja adalah 10 ppm selama 8
jam.
Hidrokarbon Sederhana
Beberapa hidrokarbon sederhana dijumpai sebagai cemaran melalui cerobong pembakaran
sebuah industri atau dari kegiatan komersial lainnya. Umumnya mereka tidak berwarna, tidak
berbau dan dijumpai dengan konsentrasi rendah.

Methane merupakan gas alam, yang terbentuk misalnya dari dekomposisi karbon organik.
Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, sedikit larut dalam air, dan merupakan salah satu
komponen utama dari gas alam, sehingga sifat kimia dari gas alam pada prinsipnya adalah
merupakan sifat kimia dari gas methane.

Bentuk gas yang dicairkan dari propane, butane dan campurannya dikenal sebagai liquefied
petroleum gas (LPG), terbentuk dari pengolahan gas alam. LPG ini mengandung pula
komponen lain dalam jumlah kecil, seperti ethane, ethene, propene, butene, isobutane,
isobutene dan sebagainya.

Dari sudut industri, maka kelompok alkine yang paling sering digunakan adalah acetylene,
gas yang tidak berwarna, dan pada kondisi murni berbau ether. Gas ini banyak digunakan
dalam industri metalurgi, terutama untuk pengelasan/pengecoran, karena mempunyai panas
pembakaran tinggi yaitu 312,4 kcal/mol.

Hidrokarbon Berhalogen
Senyawa-senyawa organik dapat pula diturunkan dengan mengganti satu atau lebih atom
hidrogen dari hidrokarbon dengan sebuah atom halogen, sehingga senyawa itu dikenal
sebagai hidrokarbon berhalogen (halogenated hydrocarbon). Bila yang menggantikan adalah
khlor, maka senyawa itu dikenal sebagai hidrokarbon berkhlor (chlorinated hydrocarbon).

Sebagai contoh penamaan adalah untuk senyawa yang berasal dari methane (CH4), yang
terdiri dari sebuah atom C dan empat buah atom H, yang dapat digantikan oleh atom
khlorida. Terdapat empat kemungkinan penggantian atom hidrogen, yaitu :

1 atom diganti, senyawa baru : methyl khlorida atau khloromethane


2 atom diganti, senyawa baru : methylene khlorida atau dichloromethane
3 atom diganti, senyawa baru : khloroform atau trikhloromethane
4 atom diganti, senyawa baru : karbon tetrakhlorida atau tetrakhloromethane

Senyawa kelompok ini banyak digunakan dalam industri, tetapi keterpaparannya pada
manusia dapat menimbulkan masalah kesehatan, misalnya efek racun dari khloroform pada
sistem syaraf, kulit, mata, iritasi pada gastrointestinal, hati, ginjal dan jantung. Karbon
tetrakhlorida misalnya, disamping dapat mengganggu hati dan ginjal juga dicurigai sebagai
penyebab kanker pada manusia.

Kelompok khusus dari senyawa hidrokarbon berhalogen adalah fluorokarbon (CFnCln-x),


juga disebut sebagai khlorofluorokarbon atau khlorofluoromethane. Nama komersial dari
senyawa ini adalah freon, yang digunakan sebagai pendingin atau aerosol. Senyawa ini
bersifat inert, tidak terbakar, tidak bereaksi dengan asam. Bila terlepas akan bereaksi dengan
lapisan ozon. Senyawa ini mampu menyerap radiasi ultraviolet matahari, sehingga ikatan
karbon ke khlor akan rapuh, dan dilepaskanlah atom khlor.

Alkohol

Alkohol adalah senyawa organik turunan dari hidrokarbon dengan penggantian paling tidak
sebuah atom hidrogen oleh grup hidroksil (-OH). Dua alkohol yang sering dijumpai di
pasaran adalah metanol (methyl alkohol) dan ethanol (ethyl alkohol).

Dalam masalah limbah, yang paling sering dipersoalkan adalah fenol. Senyawa yang
tergolong alkohol sederhana ini adalah mudah terbakar, dan larut dalam air. Fenol adalah
termasuk grup alkohol aromatis, yang dapat dilihat sebagai hidroksil turunan benzene.
Senyawa induk dari kelas alkohol ini juga bernama fenol atau hidroksibenzene. Fenol pada
kondisi padat adalah tak berwarna sampai putih kristal dan sering juga dijumpai berwarna
gelap/merah bila terpapar cahaya. Fenol dikenal cepat menyerap uap air di udara sehingga
sering dianggap sebagai cairan. Fenol merupakan produk industri kimia yang penting,
misalnya dalam industri farmasi, karena resinresin fenolis dan produk-produk farmasi lainnya
terbuat darinya.

sebetulnya fenol tidak membahayakan, dengan titik nyala 78 o C. Tetapi sifatnya yang
racunlah yang mendatangkan masalah, yaitu sangat toksik pada manusia. Mata, hidung dan
kerongkongan dapat teriritasi, dan merusak secara sistematis sistem syaraf.

Ether

Ether adalah senyawa organik yang molekul-molekulnya mempunyai atom oksigen yang
menjembatani 2 grup alkyl atau aryl (R-O- R'), misalnya methyl ethyl ether (methoxyethane).
Ether sederhana sangat volatil dan berbahaya karena mudah terbakar serta meledak. Tambah
tinggi ether maka tambah tinggi titik nyalanya sehingga menjadi bahan bakar cair; tetapi bisa
saja tidak termasuk cairan yang berkatagori mudah terbakar. Disamping itu, ether juga
berbahaya karena ada yang mengandung peroksida organik sehingga mudah meledak.
Pengangkutan senyawa ini membutuhkan label : 'cairan mudah terbakar'.

Senyawa Organik Lain


Senyawa organik dengan formula umum R-CO-OR' dikenal sebagai ester, yang terjadi bila
asamasam organik bereaksi dengan alkohol. Salah satu jenis senyawa ini yang banyak
digunakan dalam industri adalah ethyl asetat, yang biasanya digunakan sebagai pelarut,
merupakan cairan jernih dengan bau spesifik. Titik nyalanya adalah - 5 o C, sehingga
dikelompokkan sebagai cairan yang mudah terbakar. Bila terpapar dengan manusia, senyawa
ini menyebabkan iritasi ringan pada mata, hidung dan kerongkongan. Pemaparan di ruang
kerja dibatasi sampai 400 ppm. Senyawa perokso-organik merupakan turunan dari hidrogen
peroksida. Atom- atom hidrogen digantikan oleh satu atau lebih grup alkil atau aril. Bahan ini
digunakan untuk mempengaruhi proses polimerisasi pada pembuatan plastik. Seperti halnya
perokso-anorganik, maka peroksoorganik ini mempunyai kemampuan sebagai oksidator,
karena mempunyai oksigen yang aktif pada strukr molekulnya.

Anda mungkin juga menyukai