Anda di halaman 1dari 6

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN III PENYIMPANAN DAN

PENGANGKUTAN LIMBAH B3

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Penyimpanan Limbah B3.Setiap
Orang yang menghasilkan Limbah B3 dilarang melakukan pencampuran Limbah B3 yang
disimpannya

Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3, Setiap Orang wajib memiliki izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.

Untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3,
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3:

a. wajib memiliki Izin Lingkungan; dan


b. harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota dan melampirkan
persyaratan izin.

Persyaratan dan tata cara permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Persyaratan izin sebagaimana meliputi:
a. identitas pemohon;
b. akta pendirian badan usaha;
c. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan disimpan;
d. dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan Limbah B3;
e. dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan Limbah B3; dan
f. dokumen lain sesuai peraturan perundang-undangan.

Persyaratan izin sebagaimana dimaksud huruf e dikecualikan bagi permohonan izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus.

Tempat Penyimpanan Limbah harus memenuhi persyaratan:


a. lokasi Penyimpanan Limbah B3;
Lokasi Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana harus bebas banjir dan tidak rawan bencana alam.
b. fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah Limbah B3, karakteristik Limbah B3,
dan dilengkapi dengan upaya pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup; dan peralatan
penanggulangan keadaan darurat.
a. bangunan;
b. tangki dan/atau kontainer;
c. silo;
Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan paling sedikit memenuhi persyaratan:
a. desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar matahari;
b. memiliki penerangan dan ventilasi; dan
c. memiliki saluran drainase dan bak penampung.
Peralatan penanggulangan keadaan darurat paling sedikit meliputi:
a. alat pemadam api; dan
b. alat penanggulangan keadaan darurat lain yang sesuai.

Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang:


a. terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang
akan disimpan;
b. mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;

Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3. Label Limbah B3
paling sedikit memuat keterangan mengenai:

a. nama Limbah B3;


b. identitas Penghasil Limbah B3;
c. tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
d. tanggal Pengemasan Limbah B3.

Kewajiban pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 paling
sedikit meliputi:

a. melakukan identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan;


b. melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah B3 yang dihasilkan;
c. melakukan Penyimpanan Limbah B3 sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 sampai dengan Pasal 25;

Penyimpanan kemasan menurut Keputusan Bapedal No.01/Bapedal/09/1995 dibuat dengan sistem


blok. Setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan
menyeluruh terhadap setiap kemasan. Dengan demikian jika terdapat kerusakan kecelakaan dapat
segera ditangani. Lebar gang antar blok minimal 60 cm untuk memudahkan petugas melaluinya,
sedang lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan
pengoperasiannya.

Penumpukan kemasan harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa
drum logam (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 lapis dengan tiap lapis dialasi palet,
dan setiap palet mengalasi 4 drum. Jika tumpukan lebih dan 3 lapis atau kemasan terbuat dari plastik,
maka harus dipergunakan rak. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar
terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 m.

Kemasan-kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus disimpan secara terpisah, tidak
dalam satu blok, dan tidak dalam bagian penyimpanan yang sama. Penempatan kemasan diatur agar
tidak ada kemungkinan bagi limbah- limbah tersebut jika terguling/tumpah akan tercampur/masuk ke
dalam bak penampungan bagian penyimpanan lain.

Penyimpanan limbah cair dalam jumlah besar disarankan menggunakan tangki dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. Disekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi saluran pembuangan yang menuju bak
penampung.
b. Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung cairan minimal 110% dan kapasitas
maksimum volume tangki
c. Tangki harus diatur sedemikian rupa sehingga bila terguling akan terjadi di daerah tanggul dan
tidak akan menimpa tangki lain.

Persyaratan bangunan penyimpanan kemasan limbah B3 adalah:


a. Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan
jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;
b. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung;
c. Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk mencegah terjadinya
akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah
masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan;
Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 karakteristik limbah B3,
mempunyai beberapa persyaratan:
-Terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan
hanya diperuntukkan menyimpan 1 karakteristik limbah B3, atau limbahlimbah B3 yang saling cocok.
-Antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya dibuat tanggul atau tembok pemisah untuk
menghindarkan tercampurnya atau masuknya tumpahan limbah ke bagian lainnya.
-Setiap bagian penyimpanan harus mempunyai bak penampung tumpahan limbah dengan kapasitas
yang memadai.

Persyaratan bangunan penyimpanan limbah B3 mudah terbakar:


-Jika bangunan berdampingan dengan gudang lain maka harus dibuat tembok pemisah tahan api,
berupa tembok beton bertulang (tebal minimum 15 cm) atau tembok bata merah (tebal minimum 23
cm) atau blok-blok (tidak berongga) tak bertulang (tebal minimum 30 cm). Pintu darurat dibuat tidak
pada tembok tahan api.
-Jika bangunan dibuat terpisah dengan bangunan lain, maka jarak minimum dengan bangunan lain
adalah 20 meter.
-Untuk kestabilan struktur pada tembok penahan api dianjurkan digunakan tiang-tiang beton bertulang
yang tidak ditembusi oleh kabel listrik.

Rancang bangun untuk penyimpanan limbah B3 mudah meledak:


-Konstruksi bangunan dibuat tahan ledakan dan kedap air. Konstruksi lantai dan dinding dibuat lebih
kuat dari konstruksi atap, sehingga bila terjadi ledakan yang sangat kuat akan mengarah ke atas dan
tidak ke samping.
-Suhu dalam ruangan harus tetap dalam kondisi normal. Desain bangunan sedemikian rupa sehingga
cahaya matahari tidak langsung masuk ke ruang gudang.

Rancang bangun khusus untuk penyimpan limbah B3 reaktif, korosif dan beracun:
-Konstruksi dinding dibuat mudah dilepas guna memudahkan pengamanan limbah dalam keadaan
darurat.
-Konstruksi atap, dinding dan lantai harus tahan terhadap korosi dan api.

Persyaratan bangunan untuk penempatan tangki:


-Tangki penyimpanan limbah B3 harus terletak di luar bangunan tempat penyimpanan limbah
Merupakan konstruksi tanpa dinding, memiliki atap pelindung dengan lantai yang kedap air
-Tangki dan daerah tanggul serta bak penampungannya terlindung dari penyinaran matahari secara
langsung serta terhindar dari masuknya air hujan langsung maupun tidak langsung.

Dalam hal limbah B3 dikumpulkan terlebih dahulu di sebuah tempat di luar lokasi penghasil limbah
B3, maka beberapa persyaratan adalah:
-Luas tanah termasuk untuk bangunan penyimpanan dan fasilitas lainnya sekurangkurangnya 1 (satu)
hektar;
-Area secara geologis merupakan daerah bebas banjir tahunan;
-Lokasi harus cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem tertentu.

PENGANGKUTAN

Di Amerika Serikat, aturan-aturan yang dikeluarkan oleh DOT telah meliputi lebih dari 30.000 jenis
bahan berbahaya. Bahan- bahan ini diangkut melalui udara, laut, darat (termasuk kereta api). Produk-
produk berbahaya tersebut diangkut dengan berbagai container seperti : vessel, tank car, tank truck,
intermodal portable tank, cylinder, drum, barrel, can, box, botle dan cask. Dalam hal ini Research
and Special Programs Administration (RSPA) dari USDOT mengeluarkan dan bertanggungjawab
untuk mengembangkan aturan-aturan, acuan-acuan teknik yang standar serta pengujian untuk itu.

Transportasi bahan berbahaya yang bervolume besar (bulky) dapat dilakukan melalui segala jenis
angkutan, seperti melalui darat, kereta api atau laut. Cargo tank merupakan sarana yang biasa
digunakan di darat, dan biasanya terbuat dari baja atau campuran alumunium atau dapat pula dari
bahan lain seperti titanium, nikel atau stainless steel. Kapasitas yang digunakan di USA adalah antara
4000 sampai 12000 gallon (15 sampai 50 m3 ). Beban kendaraan biasanya dibatasi sampai 80.000
pound (36 ton).

Sekitar 80 % dari pengangkutan bahan berkapasitas besar menggunakan tank car yang mempunyai
masa layan 30 - 40 tahun. Kapasitas tank car ini dibatasi 34.500 gallon (130 m 3 ) dengan berat kotor
236.000 pound (107 ton). Perbedaan utama dari rail tank car ini adalah ada yang menggunkan
tekanan (untuk gas) dan tanpa tekanan (untuk cair). Hampir 90 % dari tank car ini terbuat dari baja,
bahan berikutnya yang sering digunakan adalah alumunium. Sekitar 66 % (berat) bahan yang
diangkut di USA adalah bahan kimia (sebagian korosif) sedang 23 % merupakan produk minyak
(bahan bakar).

Anda mungkin juga menyukai