Anda di halaman 1dari 10

Ryaas Anindya Muzhaffar

2301948246
LB65

1. Agama-agama umumnya memiliki lima karakteristik. Sebutkan dan berikan penjelasan


minimal 3 dari 5 karakteristik agama-agama itu! Panjang jawaban =100-200 kata (bobot
10%).

Jawaban:

a. Adanya tuhan yang disembah;

Setiap agama mempercayai adanya zat yang diagungkan dan disembah yaitu zat
yang memiliki kekuatan yang luar biasa di luar manusia. Kekuatan yang mampu
menciptakan dan mengatur segala apapun kejadian di alam semesta.

b. Adanya Kitab sebagai Pedoman Hidup;

Agar dapat hidup dengan baik, manusia membutuhkan tuntunan atau pedoman
hidup. Tak dapat dibayangkan akan seperti apa jika manusia tidak memiliki
tuntutan sebagai pedoman hidup. Manusia akan hidup sekehendaknya, bahkan
akan sangat mungkin terjadi percekcokan yang terus menerus karena manusia
mengikuti egonya masing-masing.

c. Adanya Pemuka Agama;

Adanya orang yang ahli dalam agama tersebut. Karena tidak semua orang dapat
memahami secara benar akan agama yang dianut, maka mutlak dibutuhkan
pemuka agama sebagai orang yang ahli dalam agama tersebut. Pemuka agama
harus mampu memberikan penjelasan terhadap apapun berdasarkan pedoman
hidupnya (kitab)
d. Adanya Ritual;

Setiap agama atau kepercayaan mempunyai ritual yang tidak sama sebagai ciri
khas masing-masing. Rutinitas atau ritual tersebut menjadi lambang penghambaan
manusia terhadap penciptanya, yaitu berupa kegiatan perawatan atas unsur
ruhaniah manusia. Kegiatan ritual berfungsi sebagai penguatan aspek ruhaniah kita
yang selalu dipelihara dengan sebaik-baiknya.

e. Adanya Kegiatan;

Kegiatan merupakan segala yang dilakukan kepada Tuhan sebagai bentuk


persembahan atau pengharapan misalnya do’a, sesaji, kurban dan nyanyian.

2. Berikan penjelasan mengenai konsep Tuhan/Allah di dalam agamamu yang di dasarkan pada
Kitab Suci! Panjang jawaban = 50-100 kata (bobot 10%).

Jawaban:

Dalam Konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai zat Maha tinggi yang
nyata, Menurut ajaran islam, tuhan muncul di manapun tanpa harus menjelma dalam
bentuk apapun. Di jelaskan di dalam Al-Quran “dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan
mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihata, dan dialah yang maha halus lagi
maha mengetahui.” Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai yang tunggal
dan maha kuasa. Dia itu wahid dan esa (ahad), maha pengasih dan maha kuasa. Menurut
Al-Quran terdapat 99 nama Allah (asma’ulhusna artinya: “nama nama yang paling baik”)
yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu
pada Allah, nama tuhan maha tinggi dan maha luas. Ajaran islam mengajarkan tuhan
dalam konsep islam merupakan tuhan sama yang disembah oleh kelompok agama
abrahamik laiinya seperti Kristen dan Yahudi.
3. Apakah yang dimaksud dengan mengenal Tuhan melalui alam. Berikan argumen dari Kitab
suci agamamu yang mendukung pengenalan Tuhan melalui alam dan berikan contoh
pengalaman hidupmu! Panjang jawaban = 100-150 kata (bobot 10%)

Jawaban:

Alam adalah segala sesuatu yang dianggap ada oleh mansuia di dunia ini selain Allah
beserta Dzat dan sifat-nya. Menurut Al-Ghazali, alam dibedakan menjadi dua jenis ,
adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah atau di dalam Bahasa sehari-hari
disebut sebagai alam semesta. Alam semesta adalah ciptaan dari Allah atas kehendak nya.
Allah mencipatkan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam segala aspek
kehidupan maupun dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah
sains.

Terdapat di dalam Al-Qur’an bahwa tuhan memiliki tujuan dalam penciptaan alam
semesta ini “kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan alam waktu yang ditentukan.” (Al-
Ahqaf:3)

Dengan itulah, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dan dimintai pertolongan.
Tetapi untuk dikelola, dibudayakan, dan dimanfaatkan, karena itulah pada akhirnya alam
diciptakan hanya sebagai fasilitias semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih
mendekatkan diri pada Allah. Menurut pengalaman saya pribadi dalam dalam pengalaman
mengenal tuhan melalui alam, disaat Ketika saya melihat berbagai keteraturan alam
semesta ilmu saya percaya apapun yang diciptakan di dunia ini membuat saya lebih
mengenal Allah karena alam semesta diciptakan dengan secara teratur dan sistematis.

4. Di dalam diri manusia ada empat dimensi dasar. Sebutkan keempat dimensi dasar itu beserta
cara pengembangannya masing masing! Panjang jawaban = 100-200 (bobot 10%).
Jawaban:
a. Dimensi Individual
Manusia merupakan sosok manusia yang monodualis, ciptakan tuhan yang dikaruniai
status sebagai khalifah Allah di muka bumi. Individualitas di sini maksudnya adalah 2
anak kembar yang berasal dari satu telur yang lazim diungkap, seperti pinang dibelah
dua dan sulit untuk dibedakan satu sama lain. Faktor potensi bawaan inilah yang
mampu membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lain, yang memiliki
sifat unik, yang mana bisa berkembang dengan adanya suatu bentuk pengaruh dari
lingkungan. Sehingga, seorang individu bisa menemukan rasa kepribadiannya.

Sifat-sifat yang sebagaimana telah digambarkan di atas secara potensial memang


sudah dimiliki sejak lahir dan perlu untuk ditumbuhkembangkan melalui adanya suatu
Pendidikan, sehingga bisa menjadi suatu kenyataan. Sebab, tanpa adanya pembinaan
melalui Pendidikan, benih-benih individualisas yang sangat berharga tersebut akan
memungkinkan terbentuknya kepribadian unik dan akan tetap tinggal laten.

b. Dimensi Sosial
Dimensi sosial pada diri manusia akan terlihat sangat jelas pada dorongan untuk bisa
bergaul satu sama lain, dengan adanya dorongan untuk bergaul tersebutlah, setiap
orang ingin bertemu dengan satu sama lain. Seseorang bisa mengembankan
kegemaran, sikap, cita-cita di dalam berbagai macam interaksi terhadap sesama, dan
juga memiliki kesempatan besar untuk belajar dari orang lain.
Hanya dengan berinteraksi terhadap sesame, dalam saling menerima dan saling
memberi seseorang akan sadar dan menghayati akan kemanusiannya. Banyak bukti
jika manusia tidak akan menjadi manusia jika berada di antara manusia.

c. Dimensi Susila
Susila berasal dari kata su dan sila, memiliki arti kepantasan lebih tinggi. Tetapi, di
dalam kehidupan, orang tak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang
pantas atau sopan tersebut terkandung kejahatan yang terselubung.
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kemampuan dalam mengambil suatu
keputusan susila, serta melaksanakan juga. Sehingga, dikatakan manusia adalah
makhlu susila. Manusia dengan kemampuan akal yang dimilikinya memungkinkan
dalam menentukan suatu manakah yang baik dan mana yang buruk, mana yang pantas
dan mana yang tidak pantas. Dengan adanya pertimbangan nilai budaya yang ikut
serta dijunjung memungkinkan manusia untuk berbuat dan bertindak dengan susila.

d. Dimensi Agama
Manusia merupakan makhluk yang religious. Beragama adalah suatu kebutuhan
manusia, karena manusia merupakan makhluk yang lemah, sehingga membutuhkan
tempat untuk bernaung atau bertopang dan agama menjadi sandaran vertikal manusia.
Manusia makhluk religious yang dianugerahi oleh ajaran yang dipercaya dimana
didapat melalui bimbingan nabi, demi kesehatan dan demi keselamatan. Manusia
sebagai makluk beragama memilik kemampuan dalam menghayati pengalaman diri
dan dunianya, menurut dari agama masing-masing. Pemahaman agama didaptkan
melalui pelajaran agama, sembayang, doa-doa, maupun melalui meditasi, komitmen
aktif dan praktik ritual.

5. Situasi pandemi memberikan tekanan bagi hidup masyarakat seperti yang dihadirkan di
dalam berita di atas.
a. Apa saran yang dapat kamu berikan sebagai penganut agama menghadapi
permasalahan seperti yang diangkat dalam berita di atas? (Berikan penjelasan dari
sudut agama yang kamu anut). Panjang jawaban = 200-300 kata (bobot 15%).
b. Apa yang perlu dan memungkinkan untuk dilakukan oleh agama-agama menghadapi
bencana virus corona ini supaya tercipta kedamaian. Panjang jawaban = 200-300
kata (bobot 15%).

Jawaban:

a. Pelaksanaan ibadah keagamaan selama masa pandemic coronavirus lebih banyak


mempertimbangkan factor Kesehatan. Agama islam tidaklah kaku melainkan lentur dan
penuh penyesuian. Rangkaian ibadah yang menyangkut massa haruslah dapat
disesuaikan, Pertemuan fisik antar-manusia dikurangi, Umat beragama dan insitusinya
juga harus berusaha untuk beradaptasi selama masa pandemi.

Di Indonesia, tokoh dan organisasi keagamaan diharapkan mendukung seruan pemerintah


demi menjaga kemaslahatan Bersama daripada mencoba menentangnya, serta diperlukan
kerja sama agar umat bersama-sama menghadang laju penyebaran virus dan saling
mengingatkan satu sama lain.

Sederhananya , ikhtiar dalam menghadapi corona ada dua, yakni ikhtiar bersifat
ruhaniyah dan ikhtiar bersifat ilmiah. Ketika berhubungan dengan medis atau ikhtiar
ilmiah, maka seharusnya mengikuti saran ahli medis yang pakar dibidangnya. Hal ini
sejalan dengan anjuran Rasulullah SAW sendiri Ketika ditanya persoalan empiris-
pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan dunia. Rasulullah SAW bersabda; “kamu
sekalian lebih mengerti atas urusan dunia kamu sekalian.” Tidak bisa dengan dalih takdir
di tangan Allah kemudian kita mengabaikan anjuran kesehatan.

Setelah melakukan ikhtiar ilmiah secara sungguh-sungguh itulah kemudian kita


melakukan ikhtiar ruhaniyah. Tawakkal atau menyerahkan semua keputusan kepada
Allah SWT merupakan bagian dari ikhtiar ruhaniyah ini. Sikap beragama kita dalam
menghadapi pandemic corona tidak bisa memisahkan antara ikhtiar ruhaniyah dan ikhtiar
ilmiah ini. Sikap beragama kita harus holistic (menyeluruh), tidak parsial. Tidak cukup
hanya menawarkan metode keagamaan (ikhtiar ruhaniyah) semata sebab manusia adalah
makhluk jasmani.

b. Melakukan diskusi Bersama dengan mengundang narasumber dari tokoh-tokoh agama.


Mulai dari agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan konghucu. Diskusi ini bertujuan
memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan
wabah pandemic covid- 19, karena agama memiliki perang yang sangat penting dalam
mengahadapi masalah wabah pandemic covid-19. Membahas Langkah dasar untuk
mencegah virus corona adalah dengan mengenali secara detail tentang apa pun itu
terkaid covid-19 melalui informasi dari para dokter, tim medis, dan para ahlinya.
Selanjunya, tentu secara aspek religious sebagai pemuka agama mengajak para umatnya
untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apabila agama
dihubungkan dengan aktifitas umatnya, maka di dalamnya ada yang disebut dengan
ibadah. Ibadah merupakan hal yang paling pokok dalam setiap pemeluk agama. Namun
adanya virus corona saat ini, kegiatan beribadah terganggu, kemudian hal itu dapat
menggagu pula aktivitas keagamaan. Oleh karena virus itu, setiap umat tidak
diperkenankan untuk berkumpul dengan banyak orang. Padahal tidak sedikit di setiap
agama memiliki ritual ibadah yang dikerjakan langsung dan bersamaan dengan
melibatkan banyak orang di satu tempat peribadatan. Namun Agama-agama yang
melakukan diskusi diharapkan dapat untuk sepakat melakukan peribadahan dirumah saja
agar dapat terhindar dari bencana covid-19 serta dengan sepakatnya agama-agama
tersebut dapat menciptakan perdamaian.

6. Setelah membaca kasus di atas, (a) Identifikasikan apa saja masalahnya, (b) Analisis/kritisi
masalah itu dalam kaitan dengan topik formalisme agama, (c) Berikan solusinya. Panjang
jawaban = 200-300 kata (bobot 30%).

Jawaban:

a. Identfikasi masalah :
- Munculnya wabah virus corona menimbulkan bermacam teori
konspirasi. Ulama di negara-negara selatan menyebut bencana wabah
virus corona sebagai ganjaran ilahi. Khorchide (intelektual muslim)
menganggap hak tersebut sebagai penyalah gunaan otoritas seorang
pemuka agama.
b. Analisis :
- Sebutan “Ganjaran Ilahi” hanya sebatas argument saja dan belum
dapat dipertanggung jawabkan karena tidak terdapat bukti fakta yang
ada.
c. Solusi :
- Diperlukan pemahaman yang mendalam bahwa wabah virus corona
yang ada hamper merata di setiap negara sebagai alas an bahwa wabah
ini bukanlah “ganjaran ilahi” kata ganjaran baru tepat apabila wabah
ini hanya dialami oleh negara-negara tertentu saja. Seolah-olah sebagai
balasan atas perbuatan menyimpang dari negara tersebut.


a. Identifikasi masalah :
- Muncul dampak deskruktif berupa dengan melecehkan larangan
berkumpul & social distancing, serta menggelorakan gerakan misa
(ibadah) bawah tanah.
b. Analisis :
- Sikap Tersebut muncul karena formalisme agama yang menjadikan
agama hanya sebatas mental kerumunan. Agama hanya jadi tradisi dan
kecendrungan demi rasa aman yang semu.
c. Solusi :
- Melampaui formalisme agama dengan mengangkat agama sebagai
pengalaman hidup (spiritual). Aturan dan ritual digunakan seperlunya
agar tercipta hidup Bersama yang penuh kedamaian.


a. Identifikasi mnasalah :
- Adanya kecenderungan (Tendensi) untuk membumbui isu corona
dengan scenario akhir zaman.
b. Analisis :
- Eskalasi wabah corona yang dramatis menimbulkan pandangan yang
bersifat tafsiran terhadap masa depan. Pandangan ini menganggap
wabah corona yang sudah mendunia ini sebagai tanda akhir zaman.
c. Solusi :
- Diperlukan Kerjasama pemerintah dengan dunia Pendidikan untu
memberikan atau mengedukasi bahwa wabah corona bisa menjadi
sebuah ujian untuk mengingat dosa ataupun azab bagi manusia karena
melanggar aturan Tuhan.

Referensi :

 https://taldebrooklyn.com/pengertian/agama
 https://id.wikipedia.org/wiki/Allah_(Islam)
 https://binus.ac.id/character-building/2020/05/alam-dalam-pandangan-islam/
 http://www.habibullahurl.com/2018/04/dimensi-hakikat-manusia.html
 https://gopos.id/corona-dan-sikap-beragama-kita/
 https://www.uin-malang.ac.id/r/200401/peran-agama-dalam-mengatasi-virus-corona.html
 https://rumahfilsafat.com/2018/02/06/melampaui-formalisme-agama/
 https://www.dw.com/id/tentang-agama-dan-corona/a-52820100

Anda mungkin juga menyukai