Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern ini pendidikan merupakan hal pokok yang dilakukan oleh
manusia. Dari pendidikan tersebut manusia diajarkan ilmu pasti dan tidak pasti.
Pendidikan pun memiliki beberapa kesatuan yaitu murid, pengajar, dan sarana
pendukung lainnya. Pengajar atau yang sering disebut guru/dosen adalah pendidik
dalam pendidikan formal yang memandu muridnya untuk menuju kebenaran.
Pengajar merupakan faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang
berkualitas. Oleh karena itu, tugas pengajar tidaklah mudah selain memahami dan
mengerti hakekat menjadi seorang pengajar, pengajar pun harus memahami
bagaimana cara mengajar agar murid dapat memahami apa yang pengajar ajarkan
bahkan murid bisa menerapkan dikehidupan sehari-hari, selain itu pengajarpun
harus mengevaluasi murid secara objektif. Menurut Tyler (1950)Evaluasi
merupakan proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat
dicapai.
Evaluasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh seorang
pengajar untuk mengetahui perkembangan peserta didik serta untuk mengetahui
kemajuan dalam proses pembelajaran dan proses pendidikan. Hasil dari evaluasi
dapat digunakan untuk memberi informasi kepada seorang pengajar untuk
membantu masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik dan untuk perbaikan
pendidikan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai Evaluasi
Pembelajaran yang akan membahas mengenai langkah-langkah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah tersebut di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1. Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan alat
evaluasi?
2

2. Bagaimana langkah-langkah pengembangan evaluasi pembelajaran?


3. Bagaimana teknik-teknik dalam evaluasi pembalajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan
alat evaluasi
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam evaluasi pembelajaran
1.4. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini bermanfaat sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa untuk
mengetahui tentang Evaluasi Pembelajaran
2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, khazanah, wawasan dan
keilmuwan bagi penulis maupun bagi pembaca terkait Evaluasi Pembelajaran
3

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh,


dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan menurut Mehrens (dalam Purwanto, 1994). Sesuai dengan
pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan
suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data
berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sudah
barang tentu informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai
dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund (dalam
Purwanto, 1994) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut:
“Evaluation…a systematic process of determining the extent to which
instructional objectives are achieved by pupils”. (Evaluasi adalah suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa).
Dengan kata-kata berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hampir sama,
Wrightstone (dalam Purwanto, 1994) mengemukakan rumusan evaluasi
pendidikan sebagai berikut: “Educational evaluation is the estimation of the
growth and progress of pupils toward objectives in the curriculum.” (Evaluasi
pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah
tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkann di dalam kurikulum.)
Dari rumusan-rumusan tersebut di atas sedikitnya ada tiga aspek yang perlu
diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi,
khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:
1. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa
evaluasi (dalam pengajaran)merupakan kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan
4

kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan


merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program
berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.
Yang dimaksud dengan program di sini adalah program satuan pelajaran
yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, program
caturwulan ataupun program semester, dan juga program pendidikan yang
dirancang untuk satu tahun ajaran (seperti D I), empat tahun ajaran (seperti
S1), atau enam tahun ajaran (seperti SD), dan sebagainya.
2. Didalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang
menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pengajaran, data
yang dimaksud mungkin berupa perilaku atau penampilan siswa selama
mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai
ujian akhir caturwulan, nilai midsemester, nilai ujian akhir semester, dan
sebagainya. Berdasarkan data itulah selanjutnya diambil suatu keputusan
sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Perlu
dikemukakan di sini bahwa ketepatan keputusan hasil evaluasi sangat
bergantung kepada kesahihan dan objektivitas data yang digunakan dalam
pengambilan keputusan.
3. Setiap kegiatan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat
dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa
menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dahulu, tidak mungkin
menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini adalah karena
setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu kriteria tertentu sebagai acuan
dalam menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai. Adapun tujuan
pengajaran merupakan kriteria pokok dalam penilaian.
2.2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
2.2.1. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi menurut syarat-syarat psikologis bertujuan agar guru mengenal
siswa selengkap mungkin dan agar siswa mengenal dirinya seutuhnya.
Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk mempertinggi hasil pengajaran.
5

Berdasakan hasil evaluasi, uru dapat mengetahui sampai di mana penguasaan


bahan pelajaran atau keakapan masing-masing siswa. Selan itu, evalusi juga
dapat digunakan guru sebagai alat untuk memperbesar motivasi belajar siswa,
sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Evalusi dalam
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengambi keputusan-keputusan
yang efektif dalam pembelajaran (Ruhimat, dkk, 2013, hlm. 168). Gronlund
mengemukakan ada tiga jenis keputusan yang dapat dilakukan oleh guru
berkaitan dengan proses evaluasi:
a. Keputusan pada awal pengajaran berkaitan dengan informasi mengenai
sejauhmana kemampuan dan kterampilan yang harus dimiliki siswa untuk
memulai pelajaran.
b. Keputusan pada saat pengajaran berlangsung berkaitan dengan tugas-tugas
belajar mana yang dapat dilakukan oleh siswa dengan baik, dan tugas-tugas
mana yang memerlukan pertolongan (perlu dibantu)
c. Keputusan pada akhir pengajaran berkaitan dengan informasi mengenai
siswa manakah yang telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan serta
dapat melanjutkan kepada program pengajaran berikutnya.
Manfaat bagi siswa, evaluasi dalam pembelajaran dapat membantu siswa
dalam memperkuat motivasi belajarnya, memperbesar pemahaman sisa
terhadap keberadaan dirinya, dan memberikan bahan umpan balik tentang
efektifitas pembelajaran. Sehingga dapat di simpulakan bahwa tujuan evaluasi
dalam pembelajaran dalam meliputi:
a. Untuk melihan produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar
b. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru
c. Untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan program
belajar mengajar
d. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama
kegiatan belajar dan mencari jalan keluarnya
e. Untuk menempatkan siswadalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai
dengan kemampuannya (Ruhimat, dkk, 2013, hlm.169).
6

2.2.2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan


evaluasi itu sendiri. Di dalam batasan tentang evaluasi pendidikan yang telah
dikemukakan dimuka tersirat bahwa tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk
mendapat data pembuktian yang akan menunjukan sampai dimana tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler.
Disamping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas
pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana keefektifan
pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-
metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian, dapat dikatakan betapa
penting peranan dan fungsi evaluasi itu dalam proses belajar-mengajar
(Purwanto, 1994). Secara lebuh rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan
pengajaran dapat dikelompokan menjadi empat fungsi, yaitu:
1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa
setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu
tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan
untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif) dan atau untuk
mengisi rapor atau surat tanda tamat belajar, yang berati pula untuk
menentukan kenaikan kelas atau lulus-tidaknya seorang siswa dari suatu
lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif)
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran
sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan
materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar-mengajar, alat
dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.
3. Untuk keperluan bimbingan dan konseling. Hasil-hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber
informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau
guru pembimbing lainnya seperti antara lain:
7

a. Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan


kekuatan atau kemampuan siswa.
b. Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa
memerlukan pelayanan remedial.
c. Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu di antara siswa.
d. Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam
rangka bimbingan karier.
4. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan. Materi kurikulum yang dianggap tidak sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ditinggalkannya dan
diganti dengan materi yang dianggap sesuai. Benar apa yang dikatakan
oleh para pakar kurikulum bahwa pada hakikatnya kurikulum sekolah
ditentukan oleh guru.
Sedangkan menurut Ruhimat (2013) fungsi dari evaluasi pembelajaran, di
antaranya:
a. Fungsi formatif, evaluasi dapat memberikan umpan balik bagi guru sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan
program remedial bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi
yang di pelajari
b. Fungsi sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran, menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan
kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar siswa serta dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Fungsi diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis,
fisik, dan lingkungan), yang mengalami kesulitan belajar.
d. Fungsi seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar
untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesui dengan minat kemampuan
(Ruhimat, dkk, 2013, hlm. 169)
Meskipun pada umumnya di Indonesia kurikulum sekolah disusun secara
nasional dan berlaku untuk semua sekolah yang sejenis dan setingkat, guru-
8

guru dapat ikut serta menyusun kurikulum, atau setidak-tidaknya memberikan


saran dan pendapatnya. Sebaliknya, penitia penyusun biasanya mencari para
pengawas-penilik, kepala sekolah, dan guru-guru. Demikianlah betapa penting
peranan dan fungsi evaluasi bagi pengembangan dan perbaikan kurikulum.
2.3. Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi dalam Pembelajaran

Prinsip-prinsip evaluasi dalam pembelajaran sangant diperlukan sebagai


panduan dalam prosedur pengembangan evaluasi, karena jangkauan sumbangan
evaluasi dalam usaha perbaikan pembelajaran sebagian ditentukan oleh prinsip-
prinsip yang mendasari pengembangan dan pemakaiannya. Sekaiatan dengan
prinsip-prinsip penilaian tersebut, ada enam prinsip penilaian, yaitu tes hasil
belajar hendaknya:
1. Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelasdan sesuai
dengan tujuan pembelajaran
2. Mengukur sampel yang representative dari hasil belajar dan bahan-bahan
yang tercakup dalam pengajaran
3. Mencakup jenis-jenis pertanyaan/soal yang paling sesuai untuk mengukur
hasil belajar yang diinginkan
4. Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesui dengan yang akan di
gunakan secara khusus
5. Dibuat dengan reabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara
hati-hati
6. Dipakai untuk memperbaiki hasil belajar (Ruhimat, dkk, 2013, hlm.169-170).
2.4. Jenis- Jenis Evaluasi Pembelajaran
Dalam evaluasi pembelajaran terdapat unsur-unsur pokok yang harus ada, yaitu:
1. Objek yang akan dievaluasi
2. Kriteria sebagai pembanding
3. Keputusan (judgment)
Adapun objek dalam evaluasi adalah isi program pembelajaran, tingkat
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, dan tingkat keberhasilan program
9

pembelajaran (out put program). Kemudian kriteria sebagai pembanding meliputi


kriteria internal (relative) dan kriteria eksternal (mutlak/absolut). Kriteria yang
bersifat relative menggambarkan posisi objek yang dinilai terhadap objek lainnya
yang bersumber kepada kriteria yang sama. Sedangkan kriteria yang bersifat
mutlak/absolut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya (Ruhimat, dkk, 2013).
Keputusan merupakan hasil pertimbangan atau perbandingan antara objek
yang dinilai berdasarkan hasil pengukuran terhadap objek tersebut dengan kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya. Judgment hasil evaluasi ini bersifat kualitatif.
Evalusi pembelajaran harus memenuhi persyaratan teknis yang memadai agar
informasi yang diperoleh benar-benar akurat, sehingga keputusan-keputusan yang
diambil berdasarkan data itu sangat tepat (Ruhimat, dkk, 2013).
Terdapat persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam evaluasi pembelajaran
antara lain:
a. Validitas, yaitu dapat mengukur karakteristik perubahan tingkah laku siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Reliabilitas, yaitu menunjukkan keajegan gambaran hasil yang diperoleh
meskipun dilakukan beberapa kali evaluasi
c. Objektivitas, yaitu hasil penilaian mencerminkan kondisi kemampuan siswa
sebagaimana adanya dan tidak terpengaruh oleh unsur-unsur subjektivitas
penilai
d. Representatif, yaitu adanya keseimbangan dan keterwakilan setiap tujuan dan
pokok materi pembelajaran yang diujikan
e. Fairness, yaitu mengemukakan persoalan-persoalan dengan wajar, tidak
bersifat jebakan dan tidak mengandung kata-kata yang bersifat menjebak
f. Praktis, yaitu efektif dan efesien, mudah dilaksanakan, diolah, dan ditafsirkan
(Ruhimat, dkk, 2013).
Menurut caranya, evaluasi dibedakan menjadi dua jenias, yaitu:
a. Evaluasi Kualitatif
10

Evaluasi ini biasanya lebih bersifat subjektif dibandingkan evaluasi


kuantitatif. Evaluasi kualitatif biasanya dinyatakan dengan ungkapan seperti
“sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang” atau “sangat memuaskan,
memuaskan, kurang memuaskan, dan tidak memuaskan”. evaluasi kualitatif
biasanya dilakukan apabila guru ingin memperbaiki hasil belajar siswanya.
b. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Evaluasi
kuantitatif biasanya dilakukan apabila guru ingin memberikan nilai akhir
terhadap hasil belajar siswanya.
Berdasarkan tekniknya, evaluasi dibedakan menjadi 2 yaitu: evaluasi tes dan
evaluasi nontes (Ruhimat, dkk, 2013).
2.5. Hubungan Antara Pengajaran dan Evaluasi
Peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah menyediakan dan
memberikan fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa.
Guru harus dapat membangkitkan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa
meningkatkan cara dan hasil belajarnya. Namun, di samping itu kadang-kadang
guru merasa bahwa evaluasi itu merupakan sesuatu yang bertentangan dengan
pengajaran. Hal ini timbul karena sering kali terlihat bahwa adanya kegiatan
evaluasi justru merisaukan dan menurunkan belajar pada siswa. Jadi, seolah-olah
kegiatan evaluasi bertentangan dengan kegiatan pengajaran. Pendapat yang
demikian itu pada hakikatnya tidak benar, Memang, evaluasi yang dilakukan
secara tidak benar dapat mematikan semangat siswa dalam belajar. Sebaliknya,
evaluasi yang dilakukan dengan baik dan benar seharusnya dapat meningkatkan
mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi itu membantu guru untuk
memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan cara
belajarnya (Ruhimat, dkk, 2013).
2.6. Objek Evaluasi Pendidikan
Sasaran pokok dalam setiap kegiatan evaluasi dalam pendidikan adalah anak
didik: sampai di mana perkembangan anak didik setelah mengalami pendidikan
dan pengajaran selama jangka waktu tertentu:
11

a. Bagaimana perkembangan pengethuan dan pengertinnya terhadap bahan


pelajaran yang telah diberikan.
b. Bagaimana perkembangan sikapnya, baik fisik maupun mental.
c. Bagaimana kecerdasan dan cara berpikirnya.
d. Bagaimana keterampilan dan kecekatannya.
e. Bagaimana perkembangan jasmani dan kesehatannya
Dengan kata lain, sebagai sasaran pokok di dalam evaluasi itu adalah
pribadi anak didik sebagai keseluruhan. Karena pendidikan merupakan suatu
proses berkesinambungan dan menyangkut berbagai faktor yang pengaruh-
mempengaruhi, di dalam setiap kegiatan evaluasi tidak mungkin kita hanya
memperhatikan hasil yang terlihat pada diri anak didik saja tanpa
memperhatikan pula proses pendidikan itu, dan bagaimana sarana-sarana yang
tersedia dan dipergunakan selama berlangsungnya proses pendidikan tersebut
(Ruhimat, dkk, 2013).
2.7. Kegunaan Data Evaluasi
Terdapat empat golongan yang dpat dikatakan sebagai penggunaan data yang
diperoleh dengan macam-macam teknik evaluasi, yaitu:
a. Penggunaan administratif
Administrator dapat menggunakan hasil atau data evaluasi untuk melengkapi
kartu catatan-catatan tingkah laku ,urid, minat, kecakapan-kecakapan, dan
kartu catatan kumulatif murid atau folder kumulatif, dan menjadi suatu dasar
bagi evaluasi pertumbuhan dan perkembangan individu atau untuk
pengelompokkan kelas. Penggunaan lain bagi administrator ialah untuk
melengkapi laporan-laporan kepada orang tua murid. Penggunaan lain ialah
untuk digunakan sebagai catatan objektif dan sistematis dari murid-murid.
b. Penggunaan instruksional
Demikian pula, supervisor dapat menggunakan data atau hasil-hasil evaluasi
itu sebagai keprluan seperti untuk membantu atau menolong guru-guru dalam
cara mengajar yang lebih baik dan untuk menentukan status kelas atau murid
dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan pokok kurikulum.
12

c. Penggunaan bagi Evaluasi dan Penyuluhan


Dewasa ini bimbingan dan penyuluhan dipandng sebagai suatu bagian yang
integral dari program pendidikan. Kecakapan sebagai petugas bimbingan
telah menjdi sebagian dari tugas dan tanggung jawab guru terhadap murid-
muridnya seperti halnya dengan tugas dan tanggung jawab para konselor
bimbingan. Guru dan konselor menggunakan data-data yang baik dan tepat
untuk memberikan bimbingan dan penasihatan terhadap murid-murid dalam
hal pertumbuhan fisik, emosional, mental, dan sosial.
d. Penggunaan bagi Penyelidikan
Sperti diperlukan dalam penyelidikan tentang bagaimana keefektifan metode-
metode mengajar yang berbeda dalam pengajaran membaca, bahasa,
bergitung, atau dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan personal dan sosial
murid (Ruhimat, dkk, 2013).
13

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Pengembangan
Alat Evaluasi

Secara umum alat evalusi dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yaitu
alat evaluasi bentuk tes, dan alat evaluasi bukan tes. Agar informasi tentang
karakteristik tingkah laku individu yang dinilai akurat atau encerminkan
mendekati keadaan yang sebenarnya, sehinga infoemasi tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi persyaratan teknis sebagai alat ukur yang baik.
Krakteristik alat evaluasiyang baik menurut Hopkins dan Antes adalah alat
evaluasi tersebut memiliki keseimbangan, spesifik, dan objektif (Ruhimat, dkk,
2013, hlm. 171)
Keseimbangan dan kekhususan berkaitan langsung dengan validitas,
objektivitas berkaiatan langsung dengan reliabilitas dan berkaitan tidak langsung
dengan validitas, yaitu melalui keterkaitan antara validitas dan reliabilitas. Untuk
memperoleh perangkat alat evaluasi yang seimbang dapat dilakukan dengan cara
membuat tabel spesifikasi mengenai topic-topik yang akan dimasukan ke dalam
perangkat alat evaluasi. Untuk memperoleh hasil yang objektif dilakukan dengan
membuat pedoman penskoranpengolahan dan penafsiran yang jelas dan
terperinci (Ruhimat, dkk, 2013, hlm. 171)
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan evaluasi
pembelajaran, yaitu:
a. Jenis dan karakteristik kompetensi dan tujuan pembelajaran yang
dikembangkan.
b. Pengambilan sampel perilaku yang akan diukur
c. Pemilihan jenis dan tipe alat evaluasi yang digunakan
d. Aspek yang akan di uji
e. Format butir soal
f. Jumlah butir soal
14

g. Distribusi tingkat kesukaran butir soal (Ruhimat, dkk, 2013, hlm.171)


Kemudian dalam menentukan bentuk alat evalusi mana yang akan
digunakan, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Karakteristik kompetensi dan mata pelajaran yang akan diujikan
b. Tujuan khusus pembelajaran yang harus dicapai siswa
c. Tipe informasi yang dibutuhkan dari tujuan evaluasi
d. Usia dan tingkat perkembagan mental siswa yang akan mengikuti tes
e. Besarnya kelompok siswa yang akan mengikuti tes (Ruhimat, dkk, 2013,
hlm. 171)
3.2. Langkah-Langkah Pengembangan Evaluasi Pembelajaran

Langkah-langkah pokok dalam pengembangan evaluasi pembalajaran meliputi:


a. Menentukan tujuan evaluasi
Terdapar empat kemungkinan tujuan dilakukannya kegiatan evaluasi yaitu:
evaluasi formatif, evalasi sumatif, evaluasi diagnostik, dan evaluasi seleksi.
b. Mengidentifikasi kompetensi yang akan diukur
Seorang siswa dapat dikatakan kompeten apabila ia memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasr untuk melakukan sesuatu setelah melalui
proses pembelajaran, yang secara sistematis dipola atau dikondisikan.
c. Membuat tabel spesifikasi (kisi-kisi)
Secara garis besar model kisi-kisi ini dibagi kedalam dua bagian, kisi-kisi
induk (umum) dan kisi-kisi khusus. Kisi-kisi induk merupakan
pengembangan dari unsur-unsur yang telah ada dalam kurukulum, sedangkan
kisi-kisi khusus merupakan penjabaran dari model atau jenis alat evaluasi
yang dipilih. Unsur-unsur yang terkandung dalan kisi-kisi induk meliputi:
kompetensi dasar, hasil belajar, indicator-indikator, jenis atau model
evaluasi.
d. Menulis alat evaluasi (butir soal) sesuai dengan kisi-kisi
Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam penulisan butir alat evaluasi
adalah: merumuskan definisi konsep aspek materi pelajaran yang akan
15

diujikan, merumuskan definisi operasionaldari setiap konsep yang akan


diukur, menentukan atau memilih indicator-indikator yang menjadi
karakteristik pencapaian dari hasil konsep yang hendak diukur, membuat
kunsi jawaban dan merumuskan pedoman penskoran, pengolahan dan
penafsiran
e. Pelaksanaan evaluasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi antara lain:
waktu yang harus disediakan untuk mengerjakan tes, petunjuk dan cara
pengerjaan soal, pengaturan poriri tempat duduk peserta didik, dan menjaga
ketertiban dan ketenangan suasana kelas, sehingga peserta tes dapat
mengerjakan soal-soal tersebut dengan penuh konsentrasi
f. Pemeriksaan hasil evaluasi
Dalam pemeriksaan hasil evaluasi harus dibuat pedoman penskoran terlebih
dahulu. Buat kunsi jawaban, atau rambu-rambu jawaban yang diinginkan
beserta pembobotan skornya.
g. Pengolahan dan penafsiran hasil evaluasi
Terdapat dua pendekatan penafsiran hasil tes yaitu berdasarkan acuan
patokan dan pendekatan berdasarkan acuan norma. Acuan patokan untuk
mendeskripsikan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
diteskan, sedangkan acuan norma untuk melihat kedudukan antara peserta
didik.
h. Penggunaan hasil evaluasi
Hasil penilaian ini sangat berguna terutama sebagai bahan perbaikan program
pengajaran, melihan tingkat ketercapaian kurikulum, motivasi belajar peserta
didik, bahan laporan pada orang tua peserta didik, dan sebagai bahan laporan
kepada atasan untuk kepentingan supervise dan monitoring program serta
sebagai bahan penyusunan program berikutnya sebagai tidak lanjut
(Ruhimat, dkk, 2013)
16

3.3. Teknik-Teknik Evaluasi Pembelajaran


Menurut Oemar Hamalik (2009) teknik-teknik evaluasi pembelajaran, meliputi:
1. Teknik-teknik tindak lanjut jangka panjang
Teknik evaluasi digunakan untuk menilai siswa yang telah lulus dan telah
bekerja atau menempati pekerjaan tertentu. Karena itu mungkin agak sulit
memperoleh data dari lapangan. Untuk itu diperlukan data pada waktu yang
bersangkutan masih duduk di bangku lembaga pendidikan dan data setelah ia
bekerja. Penilaian itu perlu dilaksanakan terus-menerus dalam jangka waktu
yang panjang kendatipun kita harus memperhatikan banyak faktor yang
berpengaruh khususnya di lapangan.
2. Teknik penilaian perubahan perilaku dalam jangka panjang
Ada tiga teknik yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut.
1) Observasi langsung terhadap si pelaku.
2) Pengukuran tak langsung terhadap si pelaku.
3) Pengukuran dengan bantuan orang lain.
Teknik pengukuran dalam konteks latihan (training), meliputi yang berikut ini.
1) Teknik pengukuran langsung
Dengan sistem evaluasi kemampuan bekerja (job performance) berdasarkan
laporan dari para supervisor. Pengamatan dan pencatatan harian oleh seorang
tenaga ahli dilaksanakan secara berkala. Penggunaan metode insiden yang
kritis yakni dengan cara pekerjaan tertentu dalam situasi khusus.
2) Pengukuran dampak secara tidak langsung
Mengukur perubahan-perubahan dalam aspek produktivitas, tingkat
kekeliruan, kecepatan atau kualitas kerja, tingkat pemborosan, hubungan
antarinsani, dan sebaginya.
3) Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua
Dengan mewawancarain pelaku, kuesioner, catatan harian pelaku sendiri, dan
wawancara dengan atasannya.
4) Teknik pengukuran reaksi-reaksi dalam jangka panjang
17

Observasi langsung dengan sikapnya terhadap pekerjaan, pengukuran tak


langsung mengenai perubahan pekerjaan, kuesioner, atau wawancara dengan
atasannya.
Teknik pengukuran dalam konteks pendidikan, meliputi yang berikut ini.
1) Teknik pengukuran langsung
Dalam hal itu tidak ada pekerjaan dan laporan secara formal. Caranya diambil
sampel dari siswa dan diamati serta dibuat catatan harian. Teknik pengukuran
langsung sangat efektif karena dapat diketahui seberapa jauh sekolah telah
memberi sumbangannya terhadap kebersihan seseorang.
2) Pengukuran dampak secara tak langsung
Mengukur perubahan-perubahan dalam standar hidup, kualitas kehidupan,
kesadaran sosial, dan partisipasi dalam kegiatan pemerintahan/pembangunan.
3) Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua
Semua teknik sosiologis wawancara dan kuesioner dapat digunakan untuk
menyelidiki gaya hidup masyarakat.
4) Observasi langsung tentang usaha-usaha pendidikan lanjutan
Pengukuran secara langsung tentang permintaan pada pendidikan dan
kuesioner serta wawancara.
3. Teknik-teknik evaluasi akhir pengajaran
Teknik-teknik evaluasi dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup
evaluasi terhadap perilaku keterampilan (skilled performance) dan evaluasi
terhadap aspek pengetahuan (knowledge). Perilaku keterampilan meliputi
keterampilan-keterampilan kognitif, psikomotor, reaktif, serta interaktif.
Pengetahuan meliputi aspek-aspek pengenalan (recognition), ingatan (recall),
dan pemahaman (comprehension).
4. Teknik evaluasi keterampialn reproduksi
1) Aspek keterampilan kognitif, misalnya masalah-masalah yang familier
untuk dipecahkan dalam rangka menentukan ukuran-ukuran ketepatan dan
kecepatan malalui latihan-latihan (drill) jangka panjang, evaluasi
dilakukan dengan metode-metode objektif tertutup.
18

2) Aspek pengetahuan psikomotor, dengan tes tindakan terdapat pelaksanaan


tugas yang nyata atau yang disimulasikan, serta berdasarkan kriteria
ketepatan, kecepatan, dan kualitas penerapan secara objektif. Contoh:
latihan mengetik, keterampilan menjalankan mesin, dan lain-lain.
3) Aspek keterampiran reaktif, dilaksanakan secara langsung dengan
pengamatan objektif terhadap tingkah laku pendekatan atau penghindaran,
dan secara tak langsung dengan kuesioner sikap.
4) Aspek keterampilan interaktif, secara langsung dengan menghitung
frekuensi kebiasaan dan cara-cara yang baik yang dipertunjukan pada
kondisi-kondisi tertentu.
5. Teknik evaluasi keterampilan produktif
1) Aspek keterampilan kognitif, misalnya masalah-masalah yang tidak
familier untuk dipecahkan dan pemecahannya tidak begitu rumit, dengan
menggunakan metode terbuka tertutup (open ended methods).
2) Aspek keterampilan psikomotor, yakni tugas-tugas produktif yang
menuntut perencanaan strategi. Evaluasi terhadap hasil dan proses
perencanaan ialah dengan observasi dan diskusi.
3) Aspek keterampilan reaktif, secara langsung mengamati sistem nilai
masyarakat dalam tindakannya di luar sekolah. Secara tak langsung
melalui analisis mengenai posisi yang diambil seseorang pada waktu
mengikuti debat dan isu-isu kunci serta argumentasi yang digunakannya.
6. Teknik-teknik untuk menilai pengetahuan
Evaluasi akhir pengajaran terhadap ketercapaian tujuan-tujuan aspek
pengetahuan (knowledge) perlu dilakukan secara terpisah, disamping evaluasi
terhadap perilaku. Untuk menilai pengetahuan dapat kita pergunakan
pengujian berikut.
1) Teknik penilaian aspek pengetahuan (recognition)
Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan
berganda, yang menuntut siswa agar melakukan indentifikasi tentang fakta,
definisi, dan contoh-contoh yang betul (correct)
19

2) Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)


Caranya, dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk
mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik.
3) Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut
indentifikasi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang betul dan keliru,
konklusi, atau klasifikasi dengan daftar pertanyaan matching
(menjodohkan) yang berkenaan dengan konsep.
20

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan
alat evaluasi, yaitu jenis dan karakteristik kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang dikembangkan, pengambilan sampel perilaku yang akan
diukur, pemilihan jenis dan tipe alat evaluasi yang digunakan, aspek yang
akan di uji, format butir soal, Jumlah butir soal, distribusi tingkat kesukaran
butir soal.
2. Langkah-langkah pokok dalam pengembangan evaluasi pembalajaran
meliputi: menentukan tujuan evaluasi, Mengidentifikasi kompetensi yang
akan diukur, membuat tabel spesifikasi (kisi-kisi), menulis alat evaluasi (butir
soal) sesuai dengan kisi-kisi, pelaksanaan evaluasi, pemeriksaan hasil
evaluasi, pengolahan dan penafsiran hasil evaluasi, penggunaan hasil evaluasi
3. Teknik-teknik evaluasi pembelajaran, meliputi: Teknik-teknik tindak lanjut
jangka panjang, Teknik penilaian perubahan perilaku dalam jangka panjang,
teknik-teknik evaluasi akhir pengajaran, teknik evaluasi keterampialn
reproduksi, teknik evaluasi keterampilan produktif, teknik-teknik untuk
menilai pengetahuan
4.2. Saran
1. Bagi pembaca diharapkan agar dapat memehami setiap materi mengenai
Evaluasi Belajar.
2. Bagi pembaca dan penulis agar bisa menerapkan apa yang dipelajari dalam
materi tersebut, dalam lingkungan pendidikan.
21

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, O. (2009). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Purwanto, N. (1994). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Ruhimat, T, dkk. (2013). Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo

Anda mungkin juga menyukai