Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar secara spesifik yang dapat
dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Indikator sendiri
dirumuskan demhan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya.
Maka dari itu dibutuhkan adanya menganalisis indikator untuk pembelajaran. Peta konsep adalah
gabungan beberapa konsep yang menghubungkan pengetahuan individu dengan topik
pembelajaran. Dimana peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna
antara konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.
Materi pembelajaran PAI merupakan materi pelajaran atau materi pokok bidang studi
islam yang dilakukan secara terencana guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani dan mengamalkan ajaran islam dan berakhlak baik serta
menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama. Oleh karena itu, indikator dan
peta konsep sangatlah dibutuhkan berkaitan dalam proses pembelajaran terutama dalam materi
pembelajaran PAI agar tercipta pembelajaran yang dapat diterima dengan baik oleh peserta didik
dan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menganalisis indikator?
2. Bagaimana cara membuat peta konsep pembelajaran?
3. Apa saja isi materi pembelajaran PAI?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis indikator
2. Untuk mengetahui cara membuat peta konsep pembelajaran
3. Untuk mengetahui isi materi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Indikator
Pengertian Indikator secara umum adalah variabel kendali yang dapat digunakan untu
k mengukur perubahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun kegiatan. Indikator juga bi
sa diartikan sebagai setiap ciri, karakteristik, ataupun ukuran yang bisa menunjukkan peruba
han yang terjadi pada sebuah bidang tertentu. Indikator dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau kemungkinan dilakukanpengukuran terhadap perubahan-perubahanyang terjadi
dari waktu ke waktu. Pengertian Indikator menurut KBBI adalah sesuatu yang dapat member
ikan (menjadi) petunjuk atau keterangan. Menurut Darwin Syah, indikator adalah tanda ataup
un ciri yang menunjukkan siswa telah mampu memenuhi standar kompetensi yang diterapka
n atau berlaku. Secara singkat, Indikator merujuk pada ciri atau tanda yang merujuk pada sua
tu petunjuk atau keterangan tertentu. Penggunaan Indikator dapat dijumpai dalam berbagai se
ktor dan bidang, terutama pada bidang pendidikan dan pembelajaran. Secara umum, Indikato
r tidak selalu menjelaskan keadaan suatu hal secara keseluruhan. Namujn, lebih sering sebua
h indikator hanya sebagai pemberi petunjuk saja atau pemberi indikasi tentang keadaan kesel
uruhan tersebut sebagai suatu pendugaan.

Indikator merupakan tanda pencapaian Kompetensi Dasar (KD), sedangkan pencapai


an KD sendiri dicirikan oleh perubahan perilaku yang dapat diukur, yang mencakup sikap, pe
negtahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta di
dik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja oper
asional yang terukur dan/ atau dapat diobservasi. Indikator memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam untuk mencapai ketercapaian kompetensi dalam pembelajaran. Indikator berf
ungsi sebagai berikut:

1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran


Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan.
Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam
pengemabnganmateri pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata
pelaran, potensi, dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran

2
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara
maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang
dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambarankegiatan pembelajaran yang
efektif untuk mencapai kompetensi.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru menunjang pencapaian kompetensi peserta
didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai dengan tuntutan indikator, sehingga
dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil
belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis
penilaian serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian
harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan
KD.

Dalam merumuskan atau menganalisis sebuah indikator, maka harus memperhatikan


hal-hal sebagai berikut:

1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD.
2. Karakteristik nilai mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,


yaitu:

1. Indikator pencapaian kompetensi yang juga dikenal sebagai indikator komprtrnsi.


2. Indikator soal, sebagai kisi-kisi dalam menyusun soal tes. Adapun soal adalah alat untuk
memastikan pencapaian kompetensi.

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasio
snal. Makna kata kerja operasional disini merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan peserta
didik guna menunjukkan kompetensinya. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencapai
dua hal, yaitu:

3
1. Tingkat pencapaian kompetensi, dan
2. Materi ajar yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Dalam menyusun Indikator kompetensi setidaknya terdapat beberapa prinsip yang har
us dipahami. Berikut prinsip rumusan redaksional indikator:

1. Teramati
Rumusan indikator harus mencerminkan sesuatu yang diamati, disaksikan atau
diobservasi oleh si pendidik. Makna teramati (observasi) disini bukan hanya ditentukan
oleh kata kerja operasional semata, melainkan oleh ukuran atau gejala yang diamati.
Misalnya, rumusan Indikator “Menyebutkan dengan tepat jenis zat aditif dalam
makanan dan minuman”, maka dalam proses pembelajaran, peserta didik menunjukkan
aktivitas “menyebutkan” baik secara lisan maupun tertulis, sehingga pendidik dapat
mengamati pencapaian pengetahuan peserta didik tentang zat aditif dalam makanan dan
minuman. Aktivitas “menyebutkan” ini harus diulang-ulang dengan berbagai variasi
kegiatan, seperti diucapkan, ditulis, dengan gerakan, atau karya lainnya, untuk
memastikan pencapaian kompetensi dan pengetahuan peserta didik.
2. Terukur
Rumusan indikator juga harus terukur. Maknanya, dapat diukur tingkatan ketercapaian
kompetensinya. Misalnya, rumusan indikator Menyebutkan dengan tepat jenis zat
aditif dalam makanan dan minuman”, maka yang menjadi ukuran adalah tepat
tidaknya jenis zat aditif dalam makanan dan minuman yang disebutkan. Maka
gradasinya: tepat, belum tepat, atau tidak tepat. Target akhir dari pembelajaran adalah
seluruh peserta didik dapat menyebutkan dengan tepat. Namun, perlu kehati-hatian kita
dalam merumuskan untuk terukur lalu kita mengabaikan unsur “pendidikannya”.
Misalnya, ketika indikatornya “melafalkan kata dengan teapt sesuai bunyi” ternyata ada
anak yang belum bisa melafalkan kata yang mengandung huruf “R”, maka hal ini tidak
bisa dipaksakan. Yang paling penting dalam rumusan indikator adalah “menggambarkan
ciri-ciri tahapan perkembangan” sehingga kita dapat menentukan langkah pembelajaran
selanjutnya.
3. Dapat dicapai

4
Yang juga tidak kalah penting dalam rumusan indikator adalah, bahwa indikator harus itu
harus dapat dicapai oleh peserta didik. Jangan membuat rumusan indikator yang tidak
dapat dicapai. Sebagai contoh ekstrim, indikator membedakan warna tertentu tidak dapat
dicapai oleh anak berkebutuhan khusus yang tuna netra. Jadi, dalam hal ini indikator pun
perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.
4. Mewakili semua ranah
Indikator yang baik mewakili suatu kemampuan atau ranah tertentu. Akan tetapi, secara
akumulasi semua indikator untuk satu kompetensi seyogyanya mencakup keseluruhan
ranah kemampuan (pengetahuan, keterampilan, sikap). Untuk ranah pengetahuan dapat
diketahui dengan dan respon peserta didik secara lisan, tertulis, atau gaya tubuh. Respon
ini yang dilakukan sebagai kata kerja operasional. Indikator “menyebutkan”,
“menjelaskan”, “menunjukkan”, dan lainnya menjadi cara untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dimiliki oleh peserta didik. Demikian pula halnya dengan ranah
keterampilan, respon dalam bentuk aktivitas peserta didik menjadi indikator. Misalnya,
“menirukan”, “mendemonstrasikan”, “mencotohkan”, “membuat” dan lain sebagainya.
Untuk sikap dapat dilihat dari hal-hal yang dapat diamati konsistensinya dalam jangka
waktu lama. Kata operasional yang digunakan seperti, terbiasa, menerapkan atau
mengamalkan. Untuk kata kerja “mengamalkan” harus disertai dengan “rubrik yang
jelas”, misalnya, “mengamalkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari”. Jika ada
indikator yang seperti ini, kita harus melakukan evaluasi sesuai tuntutan kriteria
ketuntasan “pengamalan”. Kriteria ketuntasan dapat dilihat dari rentangan mulai dari
tidak pernah-jarang-kadang kadang-sering-selalu.
5. Rumusan yang lengkap
Indikator menjadi alat agar proses pembelajaran harus termonitor dan terevaluasi.
Dengan indikator ini tahapan-tahapan perkembangan setiap peserta didik dapat
dipertanggungjawabkan. Inilah tujuan utama indikator dalam penelitian. Contoh:
rumusan indikator “mrnulis huruf”. Ini belum sempurna sebagai rumusan indikator,
kerana kata “menulis” hanya menunjukkan proses, yaitu proses menulis. Agar sempurna
menjadi sebuah indikator, maka rumusannya dilengkapi dengan “menulis huruf yang
dapat dibaca”, atau menulis dan mengurutkan huruf sesuai urutan abjad, atau menulis
dengan cara yang benar.

5
2.2 Cara Membuat Peta Konsep Pembelajaran
Pemerolehan konsep merupakan suatu pencarian dan pendataan ciri-ciri untuk membedak
an apakah sesuatu tersebut termasuk konsep tertentu atau tidak. Dalam pemerolehan konsep sisw
a diminta menggambarkan ciri-ciri dari suatu kategori konsepyang telah terbentuk dibandingkan
atau dibekakan dari konsep yang tidak memiliki ciri-ciri tersebut.

Apa yang berlangsung pada siswa pada waktu mereka membandingkan dan melihat perbe
daan antara ciri dan bukan ciri suatu konsep, minimal ada tiga hal: kita dapat mengetahui bagaim
ana siswa berpikir, siswa bukan hanya dapat menggambarkan bagaimana memperoleh konsep, te
tapi mereka juga dapat belajar lebih efisien dengan menggunakan strateginya sendiri dan menggu
nakan cara-cara baru, dengan mengubah cara menyajikan informasi dan sedikitmengubah model
pembelajaran kita dapat membantu siswa bagaimana memperoleh informasi.

Menurut Hisyam Zaini, Peta Konsep adalah meminta siswa mensintesis atau membuat su
atu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yaitu ditandai
dengan garis panah ditulis level yang membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utam
a itu.

Selanjutnya, menurut Abuddin Nata menjelaskan bahwa media Peta Konsep disebut juga
dengan strategi pemilihan cepat, yang mempunyai arti teknik pemilihan dan penentuan prioritas
dari beberpa alternatif kemungkinan program yang telah disusun dan program itu akan dilaksana
kan. Teknik ini digunakan pula untuk memilih masalah-masalah yang dihadapi dan harus segera
dipecahkan. Cara pemilihan dilakukan dengan cepat, sesuai dengan nama teknik tersebut.

Langkah-langkah:

a. Penyajian data dan identifikasi konsep


1) Guru mengemukakan beberapa konsep yang sudah dikenal.
2) Siswa mengemukakan ciri dan bukan ciri dari suatu konsep.
3) Siswa menyusun dan menguji hipotesis.
4) Siswa membuat definisi berdasarkan ciri-ciri dasar suatu konsep.
b. Pengujian pemerolehan konsep
1) Siswa mengidentifikasi ciri-ciri tambahan dari suatu konsep.

6
2) Guru mengecek rumusan hipotesis, konsep nama yang disusun siswa,
merumuskan lagi definisi menggunakan ciri-ciri dasar suatu konsep.

Jenis-jenis peta konsep:

a. Rantai kejadian
Menurut Nur bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk
memberikan urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap
dalam suatu proses. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasi hal-hal
berikut: a) memberikan tahap-tahap dari suatu proses, b) langkah-langkah dalam suatu
prosedur linier, c) suatu urutang kejadian.
b. Peta konsep siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil
final. Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejaddian awal. Peta
konsepsiklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian
kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang .
c. Peta konsep laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah
pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral, sehngga dapat memperoleh sejumlah
besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide, dan ini berkaitan dengan ide sentral itu,
namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain.

Peta konsep sebagai alat evaluasi

Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat beragam, maka


diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui siswa
sebelum guru mengajarkan suatu topic, menolong siswa bagaimana belajar, untuk
mengungkapkan konsepsi salah yang ada pada anak, dengan membaca suatu paragraph
suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai
membaca terdapat kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:
a. Memikirkan pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah
dibaca.
b. Membuat rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.

7
c. Memprediksi apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya.
d. Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari
suatu bagain.

2.3 Isi Materi Pembelajaran PAI


Materi atau bahan pelajaran atau yang dikenal dengan materi pokok merupakan subtansi
yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Materi pokok adalah materi pelajaran bida
ng studi dipegang atau diajarkan oleh guru. Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sanga
t tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi da
n proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar
dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, ket
erampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompete
nsi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sas
aran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh pesertadidik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya mate
ri yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta terca
painya indikator.

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi
manusia dan hukum hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam penyelenggaraan tata
cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan tanggung jawab kepada Allah dan
masyarakat sekitarnya.

Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiap
kan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran Islam serta
diikuti tuntunan untuk menghormati Agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antara umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Setelah melihat kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa materi PAI adala
h materi pelajaran atau materi pokok bidang studi Islam yang lakukan secara terencana guna men

8
yiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, mengamalkan ajara
n Islam dan berakhlak secara islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. 

Bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) meliputi :

1. Akidah - Akhlak
Materi Akidah dalah bagian dari mata pelajaran PAI yang memberikan penekanan
pada pembinaan keyakinan bahwa Tuhan adalah asal-usul dan tujuan hidup
manusia.
Ruang lingkup akidah :
a. Ilahiyat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan
Allah SWT.
b. Nubuwat, yaitu membahas tentang segalahal yang berhubungan dengan
nabi rasul termasuk membahas tentang kitab kitab allah mukjizat dan
sebagainya.
c. Ruhaniyat, yaitu membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan
alam metafisik seperti malaikat, roh dan sebagainya.
d. Sam’iyyat, yaitu membahas segala hal yang dapat diketahui dari dalil
naqli berupa al quran dan sunnah seperti akhirat, syurga, neraka dan lain
sebagainya.

Tujuan materi akidah:

a. Memupuk dan mengembangkan potensi potensi ketuhanan yang ada sejak


lahir.
b. Menjaga manusia dari kemusyrikan.
c. Menghindari diri dari pengaruh akal yang menyesatkan.

Sementara itu materi Akhlak adalah bagian dari mata pelajaran PAI yang


diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki moral dan etika Islam.

Materi Akhlaq menekankan pada pembiasaan untuk menerapkan akhlak terpuji


(al-akhlaq al-mahmudah) dan menjauhi akhlak tercela (al-akhlaq al-mazmumah) dalam
kehidupan sehari-hari. Akhlaq mempelajari relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia

9
dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta (Ihsan). Bahwa manusia harus menta
ati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, berbuat baik kepada sesama manusi
a dan juga makhluk lain, termasuk mampu menjaga dan merawat kelestraian alam sebaga
i anugerah Allah Swt.

2. Al qur’an Hadis - Ilmu Hadis

Qur’an-Hadis menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar


memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari. Karena al qur’an dan hadis merupakan sumber utama
pedoman hidup manusia lebih utamanya umat islam. Jadi sebagai peserta didik dilatih
dan diajarkan cara membaca dengan fasih tajwid dan tilawahnya diterapkan dengan baik
serta terdapat juga penjelasannya peserta didik juga dituntut untuk memahami penjelasan
tersebut dengan baik dan mengamalkan nya dalam kehidupan sehari hari.

Sementara ilmu hadis menekankan pada penjelasan hadis hadis rosul yang juga
menjadi pedoman hidup manusia dengan membahas kaidah kaidah untuk mengetahui
kedudukan sanad dan matan dan prowi apakah diterima atau ditolak dan membahas
sejarah periwayatan hadis untuk mengetahui cacat atau tidaknya hadis.

3. Fiqih – Usul Fiqih

Materi Fiqih adalah bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam,
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (jalan hidupnya) melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta pengalaman.

Materi Fiqh menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yan
g benar dan baik, bersifat fleksibel dan kontekstual. Oleh sebab itu, hal-hal yang terkait d
engan dasar dan landasan ibadah, hukum hukum ibadah itu terjawab semua dalam materi
ilmu fiqih yang berlandaskan pada al qur’an dan hadis. Seperti makanan yang halal dan
yang haram, thaharah, shalat, zakat, warisan, puasa, jual beli, pernikahan dan lain
sebagainya. Demikian pula tentang najis dan haram yang harus dijauhi oleh umat Islam.
Semua itu dijelaskan dalam pembelajaran ilmu fiqih.

10
Ruang lingkup materi fiqih sebagai berikut :

a. Fiqih ibadah
b. Fiqih muamalah
4. Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI )

Materi Tarikh atau Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah bagian dari mata


pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap apa yang telah diperbuat oleh Islam dan kaum Muslimin sebagai katalisator
proses perubahan sesuai dengan tahapan kehidupan mereka pada masing-masing waktu,
tempat dan masa, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup ke depan bagi umat Islam.

Materi SKI juga menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dan pelajaran
(’ibrah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah pada masa lalu yang menyangkut berbagai
aspek yaitu sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seterusnya, serta meneladani sifat
dan sikap para tokoh berprestasi, dari Nabi Muhammad Saw. para sahabat hingga para
tokoh sesudahnya bagi pengembangan kebudayaan dan peradaban Islam masa kini.
Prinsip yang digunakan dalam melihat sejarah masa lalu adalah: ”Meneladani hal-hal
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk serta mengambil hikmah dan ’ibrah dari
peristiwa masa lalu tersebut untuk pelajaran masa kini dan mendatang" Pelajaran SKI
juga harus berwawasan transformatif-inovatif dan dinamis.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indikator secara umum adalah variabel kendali yang dapat digunakan untuk mengukur perub
ahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun kegiatan. Indikator juga bisa diartikan sebagai s
etiap ciri, karakteristik, ataupun ukuran yang bisa menunjukkan perubahan yang terjadi pada seb
uah bidang tertentu. Indikator dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan d
ilakukanpengukuran terhadap perubahan-perubahanyang terjadi dari waktu ke waktu.
Peta Konsep adalah meminta siswa mensintesis atau membuat suatu gambar atau diagram ten
tang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yaitu ditandai dengan garis panah ditulis le
vel yang membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu.

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai pesert
a didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. materi PAI adalah materi p
elajaran atau materi pokok bidang studi Islam yang lakukan secara terencana guna menyiapkan p
eserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, mengamalkan ajaran Islam da
n berakhlak secara islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan.

3.2 Saran
Di dalam penulisan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, agar dalam penulisan selanjutnya lebih baik, penulis berharap agar
pembaca dapat memberikan saran dan kritikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, Akhmad.Cara Mudah Merumuskan Indikator Pembelajaran.Serang:


Pustaka Bina Putera, 2019.

Arifin, Johar.Acuan Ginerik Kriteria dan Indikator.Jakarta: PT. Elex Media


Komputindo, 2007.

Idris, Abdul Fatah, Abu Ahmadi.Terjemahan Fiqih Islam Lengkap.Jakarta:


Rineka Cipta, 1990.

Al-Tabany, Triantio Ibnu Badar.Mendesain model pembelajaran inovatif,


progresif dan kontekstual.Jakarta: Kencana, 2017.

Purnamawati.El-Ibtidaiy.2018.Penggunaan Media Peta Konsep untuk


Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V
SDN 007 Kunto Darussalam. Journal of Primary Education.1(2), 100.

Lefudin.Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017, hlm. 177

13

Anda mungkin juga menyukai