PALEMBANG 2020
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN NAPZA
Narkoba atau Napza adalah singkatan dari ( Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif )
adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang
( pikiran, perasaan dan prilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Penyalahgunaan Napza adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis Napza secara berkala
atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan
gangguan fungsi sosial.
Ketergantungan adalah suatu keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah Napza yang makin bertambah (toleransi), apabila
pemakaiannya dikurangi atau deberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawl symtom).
Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh Napza yang dibutuhkannya dengan cara apapun,
agar dapat melakukan kegiatannya sehari-hari secara normal. Menurut Hawari (1991)
Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainya. Napza
mencakup segala macam zat yang disalah gunakan untuk Gitting, mabuk, fly atau high, yang
dapat mengubah tingkat kesadaran seseorang. Termasuk dalam Napza adalah obat perangsang,
penenang, penghilang rasa sakit, pencipta ilusi atau psikotropika, dan zat-zat yang tidak
termasuk obat namun dapat disalahgunakan (misalnya alkohol atau zat yang bisa dihirup seperti
bensin, lem, tinner, dan lain-lainya sehingga high.
Narkoba merupakan istilah yang sering dipakai untuk narkotika dan obat berbahaya.
Narkoba merupakan sebutan bagi bahan yang tergolong narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Disamping lazim dinamakan narkoba, bahan-bahan serupa biasa juga disebut
dengan nama lain, seperti NAZA (Narkotika,Alkohol, dan Zat adiktif lainnya) dan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) (Witarsa, 2006).
a. Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
bertujuan untuk pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
b. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri
dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
c. Zat Adiktif
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat , dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan
memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol : a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ). b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20
% (Berbagai minuman anggur). c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca,
Manson House, Johny Walker).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku,
Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
4. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol
terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol
sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
a. Narkotika
Narkotika golongan I ialah narkotika yang dapat digunakan untuk dan tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan juga tidak digunakan dalam terapi, serta juga
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika golongan II ialah narkotika yang berkhasiat untuk dapat pengobatan,
digunakan untuk terapi ataupun tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan juga
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika golongan III ialah narkotika yang berkhasiat didalam pengobatan yang
banyak digunakan untuk atau dalam terapi dan juga untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan.
b. Psikotropika
Psikotropika golongan I ialah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan juga tidak digunakan dalam terapi, serta juga mempunyai potensi yang
amat kuat untuk mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika golongan II ialah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan juga
dapat digunakan dalam terapi serta atau untuk tujuan ilmu pengetahuan dan juga
mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika golongan III ialah psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan
juga banyak digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan juga
mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan.
c. Zat Adiktif
Zat adiktif ialah penghantar untuk dapat memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba.
Zat adiktif yang akrab dalam masyarakat adalah nikotin dalam rokok serta etanol dalam
minuman beralkohol dan juga pelarut lain yang mudah untuk menguap seperti aseton, thiner dan
sebagainya.
Pada KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang diproses dari dengan
bahan hasil pertanian yang mengandung suatu karbohidrat dengan cara fermentasi serta destilasi
ataupun fermentasi tanpa destilasi, ataupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan
etanol maupun dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol.
Minuman beralkohol tersebut dibagi menjadi 3 kelompok , sesuai dengan kadar alkoholnya ialah
sebagai berikut :
d. Morfin
Morfin (morphine) diperkenalkan pada sekitar Perang Sipil Amerika Serikat. Morfin
turunan opium yang kuat, digunakan secara bebas untuk mengurangi rasa sakit akibat terluka.
Ketergantungan fisiologis pada morfin dikenal sebagai “penyakit tentara”. Hanya ada sedikit
stigma yang dilekatkan pada ketergantungan hingga saat morfin menjadi zat yang dilarang.
f. Heroin
Heroin adalah opiate yang paling luas digunakan, merupakan depresan yang kuat yangd
apat menciptakan euphoria yang cepat. Pengguna heroin menyatakan bahwa heroin sangat
nikmat sehingga dapat menghilangkan segala pikirang tentang makanan atau seks.Heroin
biasanya disuntikkan baik secara langsung di bawah kulit (skin popping) atau pada vena
(mainlining).Dampak positif langsung terjadi.Ada aliran cepat yang berlangsung selama 5 hingga
15 menit serta kondisi kepuasan, euphoria, dan bahagia yang berlangsung selama 3 hingga 5
jam.Dalam kondisi ini, semua dorongan positif tampak terpuaskan.Semua perasaan negative
seperti rasa bersalah, tegang, dan kecemasan.Dengan penggunaan yang panjang, dapat
berkembang menjadi adiksi.Heroin adalah depresan yang memiliki dampak kimiawi tidak secara
langsung menstimulasi perilaku criminal atau agresif.
1. Pupil mengecil
2. Euforia (gembira berlebihan tanpa sebab sampai terjadi fly)
3. Apatis
4. Retardasi psikomotor
5. Mengantuk/tidur
6. Pembicaraan cadel (slurred speech)
7. Gangguan pemusatan perhatian
8. Daya ingat menurun
9. Tingkah laku maladaptif
g. Amfetamin
h. Ekstasi
Obat ekstasi atau MDMA adalah obat terlarang yang keras, tiruan murahan yang struktur
kimianya mirip dengan amfetamin. Ekstasi menghasilkan euphoria ringan dan halusinasi dan
terus bertambah penggunanya di kalangan anak muda, terutama di kampus dan di klub serta
pesta-pesta riuh di banyak kota. Obat tersebut dapat menimbulkan efek psikologis yang
merugikan, termsuk depresi, kecemasan, insomnia, dan bahkan paranoia dan psikosis.Obat
tersebut dapat merusak fungsi kognitif, termasuk kemampuan belajar dan perhatian (atensi) dan
dapat memiliki efek jangka panjang terhadap memori.Obat tersebut juga dapat mengurangi
tingkat serotonin dalam otak, sebuah neurotransmitter yang berhubungan dengan pengaturan
mood dan selera makan.Hal ini menjelaskan mengapa pengguna obat dapat mengalami perasaan
depresi saat mereka berhenti mengonsumsi obat. Efek samping fisik termasuk detak jantung dan
tekanan darah berhenti mengonsumsi, rahang yang tegang atau gemeletuk, dan tubuh yang panas
dan/atau dingin. Obat ini dapat mematikan dikonsumsi dalam dosis tinggi.
i. Kokain
Telah lama diyakini bahwa kokain tidak menyebabkan adiksi secara fisik.Namun, bukti-
bukti menunjukkan adanya cirri adiktif dari obat tersebut, yaitu menghasilkan efek toleransi dan
sindrom putus zat yang dapat diidentifikasi, yang ditandai oelh mood yang depresif dan
gangguan dalam tidur dan selera makan (APA, 2000).Ketagihan yang kuat terhadap obat dan
hilangnya kemampuan untuk merasakan kesenangan dapat juga muncul. Sindrom putus zat
biasanya berdurasi singkat dan dapat disertai “crash”, atau periode depresi yang kuat dan
kelelahan setelah putus zat mendadak. Kokain biasanya dihirup dalam bentuk bubuk atau dihisap
dalam bentuk crack, bentuk yang lebih padat dari kokain yang mengandung lebih dar 75%
kokain murni. Crack “rocks” demikian disebutnya karena kelihatan seperti kerikil putih, tersedia
dalam jumlah kecil yang siap untuk dihisap. Crack menghasilkan rush yang cepat dan kuat, yang
akan menghilang dalam beberapa menit. Rush dari hirupan lebih ringan dan perlu waktu untuk
bereaksi, namun cenderung menetap lebih lama dripada rush dari crack.
j. Nikotin
Kebiasaan merokok bukan cuma kebiasaan yang buruk, tetapi juga merupakan bentuk
adiksi fisik terhadap obat stimulant, nikotin, yang ditemukan dalam bentuk tembakau termasuk
rokok, cerutu, dan tembakau tanpa asap.
Nikotin adalah zat yang menyebabkan ketergantungan, yang terdapat pada tembakau. Zat
ini menstimulasi neuron dopamin di mesolimbik, yang kemudian menimbulkan efek yang
diharapkan oleh pengguna. Namun nikotin juga memiliki efek negatif. Selain menyebabkan
kematian, nikotin menyebabkan berbagai gangguan bagi kesehatan, antara lain kanker saluran
pernapasan, kanker laring, dan beberapa jenis penyakit kardiovaskuler.
Narkoba atau Napza adalah singkatan dari ( Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif )
adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang
( pikiran, perasaan dan prilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Penyalahgunaan Napza adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis Napza secara berkala
atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan
gangguan fungsi sosial.
Pengaruh narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun dampak
sosial yang ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas bersama.
Peran orangtua dalam keluarga dan juga dari peran pendidikan disekolah sangatlah besar
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.gurupendidikan.co.id/tag/data-bnn-pengguna-narkoba-2018