PENDAHULUAN
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang memepelajari tentang kehamilan, perslanina, dan
kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah
untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan
selamat akibat kerusakan persalinan sekcil – kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke
keadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara dengan perbandingan tinggi
rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Sebagian besar angka kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
sangat dibutuhkan. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga hamil dengan
resiko tinggi tidak atau lambat diketahui. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil
pendek, terlalu banyak anak, terlalau muda, dan terlalu tua untuk hamil.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanankan praktik berdasarkan pada evidence based.
PEMBAHASAN
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan
merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvis, edema kaki, posisi dan presentasi janin
dibawah usia 36 minggu) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3. Pengajaran atau Pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko atau
komplikasi
Pendekatan resiko mempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak bias
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak mengalami
komplikasi. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup
mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukan bahwa pemberian asuhan khusus
pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi
komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000: 22). Sementara, bagi ibu hamil kelompok
resiko rendah:
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan yang dibentuk, dibuat, dan dikontruksi oleh masyarakat dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman akibat kontruksi sosial. Bias gender adalah suatu
pandangan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada kaum laki-laki daripada
perempuan. Relasi gender adalah menyangkut hubungan laki-laki dan perempuan
dalam kerja sama saling mendukung atau saling bersaing satu sama lain. Perspektif
gender adalah menyamakan perlakuan dan hak antara pria dan wanita dalam arti yang
luas.
HAM bagian dari manusia secara utuh dan sudah ada sejak manusia lahir.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
pendidikan, politik, atau asal-usul sosial budaya.
1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care). Kesadaran dan tanggung
jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil semakin meningkat.
Kecenderungan klien saat ini lebih aktif dalam mencari informasi, berperan secara
aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome
kehamilan yang lebih baik. Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang
sangat menguntungkan baik bagi klien maupun system pelayanan kesehatan karena
potensinya yang dapat menekan biaya kesehatan.
2. ANC pada usia kehamilan lebih dini. Data statistik mengenai kunjungan ANC
trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik
sebab memungkinkan professional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani
masalah – masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan
selama hamil juga lebih banyak.
3. Praktik yang berdasarkan bukti (evidence-based practice). Praktik kebidanan sekarang
lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik
dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Sesuai dengann evidence-based practice,
pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut:
1) Kunjungan ANC
Menurut Pantikawati (2010; h. 10-15), pelayanan ANC minimal 5T, meningkat jadi
7T dan sekarang 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan malaria menjadi 14T,
yaitu:
1. Ukur TB dan BB
Tinggi badan diukur sekali pada saat ibu datang per-tama untuk
mendeteksi resiko bila hasil pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan
normal ibu hamil rata – rata 6,5-16 kg.
2. Ukur tekanan darah
Pemerikasaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar
normal, tinggi, atau rendah. Deteksi teka-nan darah yang cenderung naik
diwaspadai gejala hipertensi. Apabila turun, difikirkan ke arah anemia.
3. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU dengan menggukan pita sentimeter diukur dari tepi
atas simfisis hingga fundus uteri.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet Fe
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk ibu hamil dan nifas, karena
pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin.
Pemberian tablet sesegera mungkin setelah mual hilang, satu tablet per hari
selama 90 hari.
6. Tes PMS
7. Temu Wicara/konseling
Tujuan konseling adalah untuk membantu ibu hamil memahami
kehamilannya dan sebagai upaya preventif terha-dap hal – hal yang tidak
diinginkan. Selain itu untuk membantu ibu hamil menemukan kebutuhan
asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan
klinik yang mungkin diperlukan.
8. Tes Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu yang pertama kali, lalu
diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemerik-saan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
9. Tes Protein Urine
Pemeriksaan protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.
10. Tes Reduksi Urine
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan
indikasi penyakit DM atau riwayat penyakit DM pada keluarga ibu/suami.
11. Tekan pijat payudara (Perawatan Payudara)
1. Anamnesa
(1) Leopold I
(2) Leopold II
(4) Leopold IV
Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri,
wanita pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas, wanita pada
masa interval dan wanita menopause.
1. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi
a) Pemeriksaan bayi baru lahir
b) Perawatan tali pusat
c) Perawatan bayi
d) Resusitasi pada bayi baru lahir
e) Pemantauaan tumbuh kembang anak
f) Pemberian imunisasi
g) Pemberian penyuluhan
(KEPMENKES RI NO 900 pasal 18)
2. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi
a) Penyuluahan dan konseling
b) Pemeriksaan fisik
c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil
dengan abortus imminens, hipertensi, gravidarum tingkat I,
preeklampsi ringan dan anemi ringan.
e) Pertolongan persalinan normal
f) Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang, partus
macet kepala di dasar panggul ketuban pecah didni tanpa infeks
perdarahan postpartum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri
primerpostterm dan preterm
g) Pelayanan ibu nifas normal
h) Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan
dan infeksi ringan
i) Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
(KEPMENKES RI NO 900 pasal 16)
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaiman dimaksud dalam pasal 16
berwenang untuk:
1) Memberikan imunisasi
2) Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3) Mengeluarkan plasenta secara normal
4) Bimbingan senam hamil
5) Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6) Episiotomi
7) Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8) Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9) Pemberian infus
10) Pemberian suntikan intamuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
11) Kompresi bimanual
12) Versi ekstasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya
13) Vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
14) Pengendalian anemia
15) Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
17) Penanganan hipotermi
18) Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19) Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
20) Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
21) Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom
22) Tanpa penyulit
23) Memberikan Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
24) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim
25) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit
26) Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan masyrakat
Ruang lingkup berubah bila: dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan
kebidanan selain dalam wewenangn yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa
(KEPMENKES RI N0 900 pasal 21)
3. Lingkup pelayanan keluarga berencana
Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujdkan
keluarga berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara
terencana. Pelayanan keluarga berencana diarahkan kepada upaya
mewujudkan keluarga kecil. Bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan mempunyai tugas dalam pelayanan keluarga berncana.
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berncana berwenang
utnuk:
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntuikan dan alat
kontrasepsi dalam rahi, bawah kulit dan kondom
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
e. Memberikan konseling umtuk pelayanan kebidanan, keluarga
berencana dan kesehatan masyarakat
4. Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang
untuk:
a. Pembianaan peran serta masyarakata di bidang kesehatan ibu dan
anak
b. Memantau tumbuh kembang anak
c. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongsn pertam,
merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual,
penyalahgunaan NAPZA, serta penyakit lainnya.