PENDAHULUAN
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi,
hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).
Dalam kebidanan terpusat pada ibu (wanita) adalah suatu konsep yang mencakup
hal-hal yang lebih memfokuskan pada kebutuhan, harapan dan aspirasi masing-masing
wanita dengan memperhatikan lingkungan sosialnya daripada kebutuhan institusi atau
profesi terkait. Hubungan yang berkualitas merupakan dasar pelayanan yang diberikan
selama kehamilan, persalinan dan masa nifas. Hubungan antara bidan dan perempuan
menggabungkan semua aspek pelayanan kebidanan..
PEMBAHASAN
2.2.1 Pengertian
1. Partnership
Partnership (Kemitraan) adalah suatu kerjasama yang formal antara individu –
individu, kelompok – kelompok atau organisasi – organisasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Kemitraan adalah sistem kerjasama formal, yang terikat secara
hukum atau pemahaman informal, hubungan kerjasama dan saling mengadopsi
rencana antara sejumlah lembaga.
2. Bidan
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh
sejumlah praktisi diseluruh dunia. Definisi bidan menurut International
Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 International Federation of
Gynaecologist and Obstetrian tahun 1973, dan WHO. Bidan adalah seseorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta
memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktif kebidanan di
negeri tersebut, ia harus mampu memberi supervisi, asuhan, dan memberi nasihat
yang dibutuhkan wanita selama hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan,
memimpin persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru
lahir dan anak.
3. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan yang terdaftar (teregister), yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, atau rujukan.
2. Dukun
a) Memotivasi ibu dan keluarga untuk ber-KB setelah melahirkan.
b) Melakukan ritual keagamaan / tradisional yang sehat sesuai tradisi
setempat.
3. Partnership Bidan dengan Masyarakat
Pola kemitraan bidan dengan berbagai elemen masyarakat
dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan dalam
kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini. Berikut adalah peran bidan dan
masyarakat dalam pelaksanaan kemitraannya:
1. Bidan
a. Bidan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar asuhan
Kebidanan sesuai dengan kebutuhan pasien
b. Bidan melakukan tindakan pemeriksaan fisik, menolong persalinan,
pemantauan nifas,bayi dan program KB
2. Kader
a. Membantu Bidan dalam menjangkau segala masyarakat untuk mau
dan rutin memeriksakan kesehatannya ke bidan
b. Kader memberikan motivasi dan menemani ibu untuk
memeriksakan kehamilan, persalinan, dan nifas.
1. Partnership Bidan dengan Tenaga Kesehatan
Bidan melakukan kerjasama (bermitra) dengan tenaga kesehatan
lainnya untuk menunjang segala bentuk pemeriksaan,menegakkan
diagnosa dan memberi pengobatan terhadap pasien yang memiliki resiko
tinggi dan kegawatdaruratan.
1. Bidan
a. Bidan mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi
atau kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dan
rujukan.
b. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tnggi dan memberi
pertolongan pertama.
c. Melaksanakan upaya Preventif dan Promotif.
2. Tenaga Kesehatan (Dokter)
a. Menegakkan diagnosa, melakukan tindak lanjut untuk menangani
resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
b. Melaksanakan upaya Kuratif dan Rehabilitatif
2. Partnertship Bidan dengan Pemerintah
1. Bidan
Bidan melakukakan Advokasi atau lintas sektoral kepada
pemerintah dalam hal penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
seperti penyediaan air bersih, Jaminan Kesehatan, Peralatan dan Obat-
obatan serta bantuan berupa dana untuk kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan derajat kesehatan.
2. Pemerintah
Pemerintah memberikan sarana dan prasaranan sesuai dengan
kebutuhan suatu daerah untuk membantu bidan dan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan sehingga tercipta masyarakat yang
sehat.
Continuity of care dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan yang
berkesinambungan. Definisi perawatan bidan yang berkesinambungan dinyatakan dalam: "... Bidan
diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja
dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan
untuk melakukan kelahiran merupakan tanggung jawab bidan danuntuk memberikan
perawatan pada bayi baru lahir..." (definisi ICM tahun 2005).
Jadi, perawatan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif primer
memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan
mereka dan perawatan kesehatan mereka. Bidan yang memenuhi syarat untuk bekerja dimodel
kesinambungan perawatan dalam berbagai pengaturan, termasuk rumah sakit umum dan swasta, layanan
masyarakat ,pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah terpencil dan praktek swasta..
Continuity of care adalah suatu proses dimana tenaga kesehatan yang koperatif terlibat
dalam manajemen pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang
berkualitas tinggi biaya perawatan medis yang efektif Continuity of care pada awalnya
merupakan ciri dan tujuan utama pengobatan keluarga yang lebih menitik beratkan kepada
kualitas pelayanan kepada pasien (keluarga) dengan dapat membantu bidan (tenaga
kesehatan). Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas. Secara tradisional
perawatan yang berkesinambungan idealnya membutuhkan hubungan terus menerus dengan
tenaga professional.
Selama trisemester III, kehamilan dan melahirkan sampai enam minggu pertama
postpartum. Penyediaan pelayanan individual yang aman,fasilitasi pilihan informasi, untuk
lebih mendorong kaum wanita selama persalinan dan kelahiran, dan untuk menyediakan
perawatan komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir selama periode postpartum
(Estiningtyas,dkk, 2013:32)
Berdasarkan uraian masalah diatas untuk mengurangi angka kematian pada ibu maka
penulis ingin melakukan asuhan kebidanan secara Continuity of care dan komprehensif
dengan prosedur manajemen kebidanan dan didokumentasikan metode SOAP.
Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan (Continuity of care) mulai dari hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan pemilihan alat kontrasepsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan
pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan antenatal minimum 4 kali selama masa
kehamilan yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu).
Minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 2 kali pada
trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu – lahir). Pelayanan tersebut diberikan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak
90 tablet (Fe) (Kemenkes RI, 2015:106). Pelayanan kesehatan yang di berikan pada ibu
bersalin yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpoG), dokter umum dan bidan). Pelayanan kesehatan ibu nifas
adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-
kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga
hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan
pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. (Kemenkes RI.2015:114).
Pelayanan kesehatan neonatus dengan melakukan kunjungan nenonatus (KN) lengkap yaitu
KN 1 kali pada usia 0 jam- 48 jam, KN 2 pada hari ke 3 - 7 hari dan KN 3 pada hari ke 8-
28.
Pelayanan pertama yang di berikan pada kunjungan neonatus adalah pemeriksaan sesuai
Standart Manajemen Terbaru bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk ASI Ekslusif dan perawatan tali pusat.Pelayanan kesehatan pada ibu nifas dan
neonatus juga mencakup pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan
Ibu nifas dan bayi baru lahir.termasuk keluarga berencana pasca salin. (Kemenkes, RI .
2013: 72-90 )
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perempuan-centredness dirancang untuk meningkatkan kepuasan dengan
pengalaman bersalin perawatan dan meningkatkan kesejahteraan bagi perempuan, bayi,
keluarga dan profesional kesehatan, yang merupakan komponen penting dari peningkatan
kualitas kesehatan. Hubungan yang berkualitas merupakan dasar pelayanan yang
diberikan selama kehamilan, persalinan dan masa nifas. Hubungan antara bidan dan
perempuan menggabungkan semua aspek pelayanan kebidanan. Bidan diakui sebagai
profesional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam
Continuity of Care. Continuity of care atau perawatan berkesinambungan adalah strategi
kesehatan yang efektif primer memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka.
3.2 SARAN
Bidan harus mampu memberi supervisi, asuhan, dan memberi nasihat yang
dibutuhkan wanita selama hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan, memimpin
persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
Dan bagi perempuan melakukan segala bentuk anjuran dan informasi yang diberikan oleh
bidan baik selama tindakan asuhan kebidanan maupun penyuluhan terhadap kebiasaan
untuk meningkatkan derajat perempuan.