Anda di halaman 1dari 9

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program pendidikan di sekolah


untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual),
olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik)
sesuai dengan falsafah Pancasila

Karakter adalah perwujudan dari kebiasaan-kebiasaan berperilaku baik


dalam keseharian yang meliputi watak terpuji, akhlak mulia, sikap mental dan budi
pekerti yang luhur. Adapun nilai-nilai utama karakter yang menjadi fokus dari
kebijakan PPK adalah: religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan
integritas. 
Nilai-nilai utama tersebut berdasarkan nilai-nilai Pancasila, 3 pilar Gerakan
Nasional Revolusi Revolusi Mental (GNRM), kekayaan budaya bangsa (kearifan
lokal) dan kekuatan moralitas yang dibutuhkan bangsa Indonesia menghadapi
tantangan di masa depan

A. NILAI UTAMA PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Religiusitas
Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga
dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu
dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain beriman dan bertaqwa, disiplin ibadah, cinta
damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih, mencintai dan menjaga
lingkungan, bersih, memanfaatkan lingkungan dengan bijak .
2. Nasionalisme
Merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,  
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, semangat kebangsaan, unggul,
dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghargai kebhinnekaan, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama

3. Kemandirian
Merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh, tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

4. Gotong Royong
Mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan

5. Integritas
Merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada
nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas
meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)

B. IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


PPK berbasis kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran atau mata pelajaran, pengelolaan kelas dan metode
pembelajaran, evaluasi pembelajaran/pembimbingan, pengembangan
kurikulum muatan lokal sesuai karakteristik daerah.

PPK berbasis budaya sekolah yaitu pembiasaan nilai-nilai utama


dalam keseharian sekolah; keteladanan antar warga sekolah, pelibatan
seluruh pemangku kepentingan Pendidikan, membangun norma, peraturan,
dan tradisi sekolah, pengembangan keunikan, keunggulan, dan daya saing
sekolah sebagai ciri khas sekolah, memberi ruang yang luas kepada siswa
untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi, dan kegiatan
ekstrakurikuler.

PPK berbasis masyarakat yaitu memperkuat peranan orang tua dan


Komite Sekolah, melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai
sumber belajar seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya,
tokoh masyarakat, alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan sinergi PPK
dengan berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat
pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga informasi.

C. IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DI


SMP NEGERI 2 BESUK
1. Religius
 Membaca Asmaul Husna setiap hari sebelum pelajaran pukul 6.45-07.00 WIB.
 Sholat dhuhur berjamaah setelah pulang sekolah
 Setiap hari Jum`at mengadakan jum`at amal / Infaq
 Istigozah menjelang Ujian Nasional
 Baca Tulis Al qur`an setiap kamis pulang sekolah jam 13.15-15.00 WIB.
 Rumah Tahfid

2. Nasionalisme
 Upacara bendera
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya pada awal pelajaran, dan lagu Nasional
pada akhir pelajaran.
 SGM (Sapa Guru dan Murid)
 PILKASIS

3. Kemandirian
 KKE (Keluar kelas Pake Eblek)
 ODOB (one day one book)
 Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, PMR, Pencak Silat dll

4. Gotong Royong
 Takziah
 Bakti sosial
 Gerakan SEMUT Setiap siswa memungut sampah
 Gerakan peduli Yatim Piatu
 Olah raga bersama (jalan santai) sebelum pelaksanaan PILKASIS

5. Integritas
 Tipikor dengan kantin kejujuran
 Jum`at bersih sehat dan peduli lingkungan dan persaudaraan
 Informasi kotak/ pojok kejujuran
 Membiasakan S3 (Senyum Salam Sapa)

GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
A. TUJUAN UMUM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

B. TUJUAN KHUSUS GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


 Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di
sekolah;
 Meningkatkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat;
 Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan;
 Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

C. PRINSIP-PRINSIP LITERASI SEKOLAH


 Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan
karakteristiknya;
 Dilaksanakan secara berimbang menggunakan berbagai ragam teks dan
memperhatikan kebutuhan peserta didik;
 Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum;
 Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan;
 Melibatkan kegiatan kecakapan berkomunikasi lisan;
 Mempertimbangkan keberagaman.

D. IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI DI SEKOLAH


 Penumbuhan budaya literasi dan minat baca di sekolah, salah satunya melalui
kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran ;
 Pengembangan kecakapan literasi melalui kegiatan non akademik, misalnya kegiatan
ekstrakurikuler dan kunjungan wajib ke perpustakaan;
 Kegiatan intrakurikuler / pembelajaran menggunakan strategi literasi.
E. LITERASI DASAR GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
1. Literasi Baca dan Tulis
 Melek pengetahuan dan kemampuan membaca dan menulis, mencari,
menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan bahasa dan sastra secara cendekia.

2. Literasi Numerasi
• menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait
dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
• menganalisis informasi dan mampu mengolahnya ke dalam berbagai
macam bentuk presentasi numerasi (grafik, tabel, bagan, dsb.).
• membangun interpretasi terhadap informasi angka dan simbol numerik
lainnya.

3. Literasi Sains
 Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, menarik kesimpulan dalam rangka memahami serta membuat
keputusan yang berkenaan dengan alam.
 Seseorang disebut literat terhadap sains, jika memiliki kompetensi untuk:
1. Menjelaskan fenomena sains
2. Mengevaluasi & mendesain pengetahuan & keterampilan sains secara
mandiri
3. Menginterpretasi data & bukti sains

4. Literasi Budaya dan Kewargaan


 Kemampuan untuk memahami, menghargai dan berpartisipasi secara
mahir dalam budaya.
 Kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dan menginisiasi
perubahan dalam komunitas dan lingkungan sosial yang lebih besar.

5. Literasi Digital
Kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan
perangkat teknologi, informasi dan komunikasi semata, tetapi juga
kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, maupun
memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi
digital.

6. Literasi Finansial
Kemampuan untuk memahami bagaimana uang berpengaruh di dunia
(bagaimana seseorang mengatur untuk menghasilkan uang, mengelola uang,
menginvestasikan uang dan menyumbangkan uang untuk menolong sesam a).
Rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan,
keyakinan, dan keterampilan konsumen dan masyarakat sehingga mereka
mampu mengelola keuangan dengan baik.

F. IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DI SMP


NEGERI 2 BESUK
1. Literasi Baca dan Tulis
 Literasi (membaca buku) wajib kelas 7, 8, dan 9 dilaksanakan bersama pada
hari Selasa dan Kamis setelah selesai kegiatan Adiwiyata.
 Jadwal wajib kunjung perpustakaan setiap waktu istirahat.
 Pemberdayaan Mading Kelas
Pemberdayaan mading kelas ini dilakukan dengan cara mewajibkan siswa untuk
membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah setidaknya
selama 10 menit. Setelah itu, siswa wajib untuk membuat laporan, karangan ataupun
resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada
mading kelas. Program ini dilakukan setiap seminggu sekali.

 Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.

 Pohon Literasi Kelas


Pohon literasi dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada
pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa /
karakter mulia yang harus dilakukan.

 Pojok Baca di kelas/ sekolah


Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana
tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca.
Tempatnya di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru,
samping mushola sekolah, dll.

 Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas


Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi
siswa.

2. Literasi Numerasi

 Pojok Baca
 Dinding motivasi
 Tabel / grafik / bagan data siswa di kelas

3. Literasi Sains

 Pembudidayaan ikan lele


 Pemberdayaan Green house

4. Literasi Budaya dan Kewargaan


 STM ( Setiap Tamu Menanam )
 Siswa menyambut Tamu
 Setiap bertemu guru / TU/ Karyawan mengucapkan Assalamualaikum dan
bersalaman
 Menggunakan wadah sendiri untuk membeli makanan

5. Literasi Digital

 Melek IT / Internet
Menggunakan perangkat internet yang ada di lab komputer sekolah
 Guru dalam memberi tugas dengan membiasakan siswa menggunakan
smartphone mencari sumbernya dari digital yaitu dengan mengakses google. Soal
yang diberikan dijawab dengan menggunakan aplikasi google form atau
menjawab di Grup WA (Whatsapp).
 Memanfaatkan laptop / komputer untuk belajar logika pemograman

6. Literasi Financial

 Pengendalian koperasi siswa : memberi contoh siswa bagaimana mengelola uang


koperasi
 Pengendalian uang kas kelas : memberi contoh siswa bagaimana mengelola uang
kas kelas
 Gerakan menabung dilakukan setiap hari kepada wali kelas dan siswa bisa
memeriksa buku rekening / tabungannya
 Mengenalkan aplikasi-aplikasi finansial yang tersedia di gawai pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai