Anda di halaman 1dari 52

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 06
Mata Kuliah : Praktikum Kristalografi, Mineralogi, dan Petrologi

LAPORAN
BATUAN BEKU I

Nama : Ahmad Razali Hakim


NPM : 10070119063
Shift Praktikum : V (Lima) / 15.00 – 18.00 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Jumat / 16 Oktober 2020
Hari/ Tanggal Laporan : Jumat / 23 Oktober 2020
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana, S.Pd,M.T
2. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T.,M.T
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan S.T
5. Ruslan Loilatu
6. Muhammad Daffa Naufaldy
7. Fahri Hafidz Gumilar

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
1442 H / 2020 M

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
yaumul akhir nanti. Sesuai dengan judulnya “Batuan Beku 1” ini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas praktikum Petrologi pada semester ketiga.
Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
asisten laboratorium geologi kami yang telah membimbing dalam mengerjakan
praktikum ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 16 Oktober 2020

Ahmad Razali Hakim


NPM:1007019063

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................2


DAFTAR ISI .................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar belakang ....................................................................................................4
1.2 Maksud dan tujuan ...........................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................5
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN............................................................................ 13
BAB IV ANALISA ....................................................................................................... 26
BAB V KESIMPULAN ................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik
sejarahnya, struktur penyusunya dan material penyusunnya, material yang
terdapat dalam bumi tidak jauh adalah bebatuan, di dalam bumi banyak sekali jenis
batuan seperti misalnya batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Dimana batuan tersebut adalah material penyusun lempeng bumi yang kita
tempati saat ini,
Maka dari itu kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus mempelajari
karakteristik batuan tersebut, terutama batuan beku karena batuan beku ini
berasal dari magma yang berada didalam perut bumi.
Selain itu didunia pertambangan manfaat mepelajari batuan yaitu untuk
mengetahui jenis serta karakteristik bahan galian agar dapat ditambang dan diolah
lalu dimanfaatkan dalam kehidupan manusia .
1.2 Maksud dan tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini untuk mempelajari dan memahamai bagaimana
karakteristik dan genesa serta klasifikasi dari batuan beku. Dimana sebagai
mahasiswa pertambangan kita harus dapat mengetahui jenis bahan galian batuan
batuan beku dan agar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.
1.2.1 Tujuan
1. Untuk dapat memahami genesa pembentukan batuan beku.
2. Untuk mengetahui tekstur dan struktur batuan beku
3. Untuk mendeskripsikan batuan beku

i
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Batuan Beku


Magma didlam perut bumi akan terus bergerak hingga mencapai kestabilan
suhu, sehingga magma akan membuat tekanan yang sangat tinggi sehingga dapat
menembus perlapisan bumi, lalu magma tersebut akan mengalami penurunan
suhu dan mengalami kristalisasi, maka batuan beku adalah batuan yang berasal
dari magma yang mengalami kristalisasi

B. Genesa Batuan Beku


Keterbentukan batuan beku terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Intrusive
Batuan beku intrusive atau batuan beku dalam terbentuk karena adanya
penurunan suhu yang terjadi pada perut bumi, hal ini dapat terjadi karena
gunung api yang memiliki dapur magma sudah tidak aktif hingga
temperature berkurang dan magma yang ada didalamnya membeku,
batuan beku ini biasanya akan membentuk tubuh batuan beku seperti
batholith, sill, dike dll.
2. Ekstrusive
Batuan beku ekstrusive atau batuan beku luar adalah batuan yang
terbentuk diluar bumi, magma yang berasal dari dalam perut bumi keluar
ke permukaan kemudian mengalami penurunan temperature sehingga
lama kelamaan akan mengalami pembekuan yang terjadi diluar bumi
3. Hypabissal
Batuan beku hypabyssal terbentuk tidak jauh dari permukaan bumi,
dengan proses yang sama yaitu krstalisasi magma batuan ini dapat
terbentuk, namun biasanya batuan ini terbentuk diantara permukaan bumi
dan perut bumi atau terbentuk pada rongga rongga atau rekahan rekahan
saluran keluarnya magma ketika intrusi.

ii
C. Mineral Penyusun Batuan
Batuan adalah sekumpulan dari mineral, dalam batuan mineral
penyusunnya dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Mineral primer
Mineral primer adalah mineral bawaan asli ketia pembentukan batuan
sedang terjadi, sejatinya magma adalah silikat pijar, jadi mineral primer
tidak jauh mengandung SiO2, dimana mineral ini sangat bervariasi menjadi
mineral lain dan mengandung senyawa yang bermacam macam, mineral
primer ini sangat menentukan tata penamaan untuk atuan tersebut ,
mineral primer juga dibagi menjadi 2 yaitu mineral felsic (asam) dan ineral
mafik (basa). Contoh mineral primer adalah seperti pada deret seri bowen
yaitu, olivine, piroksen, amphibole, biotit, orthoclase, K-Feldspar, muskovit,
kuarsa, dan lain lain.
2. Mineral sekunder
Mineral sekunder adalah mineral yang berasal dari senyawa primer yang
terubahkan susunan kimianya, sehnigga terurai menjadi mineral sekunder,
hal ini terjadi karena setelah mineral ada di permukaan bumi banyak factor
pengubahnya, misalnya seerti air hujan asam, kamudian pelapukan,
contohnya seperti kelompok serpentine biasanya terbentuk karena hasil
ubahan dari mineral plagioklas, macam macam dari mineral sekunder ini
adalah illite, kaolinite, laumonite, alofan, gibsit, dan lain lain.
3. Mineral tambahan
Mineral tambahan ini merupakan mineral bawaan dari kristalisasi magma,
namun dalam jumlah yang sedikit aatu bisa disebut mineral langka
sehingga hanya disebut dengan nama mineral tambahan, dan apabila
terdapat dalam jumlah yang banyak tidak akan mempengaruhi penamaan
dalam batuan tersebut, contoh mineral tambahan yatu rutil, muskovit,
magetit, zeolite, apatit, kromit dan lain lain.

ii
D. Klasifikasi Batuan Beku
Berdasarkan genesanya, batuan beku dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Batuan beku intrusive
Batuan beku intrusive adalah batuan beku yang terbentuk didalam
perut bumi
2. Batuan beku ekstrusive
Batuan beku ekstrusive merupakan batuan beku yang
keterbentukannya di permukaan bumi
3. Batuan beku Hyppabisal
Batuan beku hyppabissa adalah batuan beku yang terbentuk tidak
jauh dari permukaan bumi biasanya terdapat pada rongga rongga
magma keluar

E. Tekstur dan Struktur Batuan Beku


Tekstur adalah kenampakan pada batuan beku yang mana dapat menjadi
acuan sejarah terbentuknya batuan tersebut, tekstur dalam batuan beku ada yang
dinamakan tekstur khusus yang mana terkstur khusus ini yaitu ada pumice dan
scoria.
Pumice adalah tekstur batuan beku seperti berlubang, lubang tersebut
terjadi karena gas gas pada magma menguap keluar Ketika mengalami
pembekuan

Sumber: Robert DuHamel, 2007


Gambar 1
Pumice

ii
Tekstur scoria memiliki bentuk yang sama seperti pumice namun lubag yang
terdapat pada scoria rellatif besar dan dalam, penyebabnya sama yaitu dengan
terjadinya penguapan gas gas pada magma Ketika terjadi proses pembekuan.
Sumber : Jonathan Zander, 2008

Gambar 2
Scoria

Selain tekstur, batuan beku juga memiliki struktur yaitu :


1. Amigdaloidal
Struktur ini berbentuk seperti batauan yang berlubang namun terisi
dengan mineral, mineral pengisinya biasanya seperti kalsit atau bagian
dari plasgioclas.

Sumber : Woudloper, 2008


Gambar 3
Amigdaloidal

ii
2. Vesikular
Tekstur vesicular terbentuk karena magma yang muncul ke permukaan
mengalami penurunan tempertatur sehingga Ketika proses
pendinginan, gas gas yang ada di dalam magma terjebak dan

terawetkan, menyebabkan batuan beku menjadi berlubang baik di luar


dan di dalam seperti pecah pecah tanpa ada pengisinya.
Sumber : Siim Sepp, 2005
Gambar 4
Vesikular

3. Sheeting Joint
Batuan beku dengan tekstur sheeting joint terbentuk kareana magma
mambeku dalam waktu yang berbeda sehingga saling melapis, dalam
satu waktu gunug menegeluarkan magma dan membeku diluar,
kemudian beberapa tahun selanjutnya gunung tersebut mengeluarkan
magma lagi yang kemudian menindih batuan yang sudah terbentuk
sebelumnya.

Sumber : Martin Miller, 2002


Gambar 4
Sheeting Joint

ii
4. Couloumnar Joint
Couloumnar Joint terbentuk karena adanya pemadatan titik panas dari
magma yang berada didalam perut bumi, setiap gunung memiliki titik
panas nya masing masing, suatu saat titik panas ini akan mengalami
penurunan temperature dan akan memadat ke pusat, biasanya
memusat berbentuk segi enam, yang mana hasilnya akan berbentuk
seperti batangan batangan pensil yang memadat.

Sumber : Mahsa Chitazs, 2019


Gambar 4
Couloumnar Joint
5. Pillow Lava
Pillow lava terbentuk karena adanya sangkut paut dengan air laut,
karena air laut yang tak tenang, akhirnya lava menjadi terombang
ambing dan membeku seperti bantal, stuktur pillow lava ini biasanya
terjadi pada gunung api bawah laut, namun pada masa sekarang dapat
dilihat, hal tersebut dikarenakan batuan beku yang berstruktur pillow
lava mengalami tenaga endogen sehingga terangkat ke permukaan.

Sumber : Matt Affolter, 2010


Gambar 5
Pillow lava

ii
F. Deskripsi Batuan Beku
Dalam mendedskripsikan batuan beku ada beberapa parameter yang
dapat dijadikan acuan untuk mengenal karakteristik dari batuan beku, yaitu:
1. Derajat kristalisasi
Magma akan mengalami penurunan suhu hingga akan mengalami
kristalisasi, proses kristalisasi ini tidak serentak dalam satu waktu,
dimana kecepatan kritalisasi ini berbeda beda sehingga mineral yang
dihaslikannya tidak selalu sama. Magma yang membeku dengan
sangat lambat maka mineral yang terbentuk berukuran sedang atau
kasar, sedangkan jika magma membeku dengan cepat maka mineral
penyusunnya akan berukuran kecil dan halus, sedangkan jika magma
membeku dengan sangat cepat maka mineral yang terbentuk akan
seperti gelas. Derajat kristalisasi dibaji menajdi 3 yaitu :

a. Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh


kristal.
b. Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian
disusun oleh mineral seperti gelas.
c. Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh mineral seperti gelas
seluruhnya
2. Kemas
Kemas adalah keseragaman ukuran butiran mineral yang membangun
batuan beku, kemas dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Equigranular : ukuran besar butir mineral penyusun batuannya
relatif sama.
b. Inequegranural : ukuran besar antar butir tidak sama. Kemas
Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya porifiritik
dan vitrofirik
3. Hubungan antar butir
Merupakan kontak antar setiap butiran mineral pada batuan beku
dibagi menjadi 8, yaitu :

a. Cubic packing
b. Rombohedral packing
c. Point contact

ii
d. Concavo-convex contact
e. Sutured contact
f. Preferred orientation of grains
g. Grain supported fabric
h. Matrix supported fabric
4. Granularitas
Granularitas adalah sifat dari butiran mineral yang ada dalam batuan,
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Fanerik, yang merupakan mineral yang dapat dibedakan secara
kasat mata
b. Afanitik, yang merupakan mineral sulit untuk dibedakan dengan
megaskopis sehingga perlu alat bantu.
5. Tekstur khusus
Tekstur khusus adalah kenampakan batuan beku yang dapat dilihat
dan menjadi acuan pembentukannya, tekstur khusus ini tebagi menjadi
2 yaitu pumice dan scoria
6. Struktur
Struktur batuan beku adalah macam macam keterbentukan batuan
beku, yang dibagi menjadi couloumnar joint, sheeting joint,
amygdaloidal, vesicular, pillow lava, dll
7. Genensa
Genesa adalah keterbentukan batuan beku, dibagi menjadi 3 yaitu
intrusive, ekstrusive hyppabissal.
8. Komposisi mineral
Komposisi mineral dalam pendeskripsian batuan beku dapat dilihat
dengan menggunakan komparator atau dengan melihat karakteristik
mineral apa saja yang ada di dalammya.
9. Jenis batuan
Jenis batuan adalah penggolongan batuan berdasarkan sifatnya yaitu
asam dan basa.

ii
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 TUGAS
1. Mencari literatur pendeskripsian Batuan Beku sebanyak 9
sampel/orang (3 sampel batuan beku intrusif, 3 sampel batuan beku
ekstrusif dan 3 sampel batuan hypabisal). Gunakan pula flowchart
Tekstur dan Struktur. Berdasarkan parameter pendeskripsian yang
telah dipelajari.
2. Mencari 1 sampel batuan beku di daerah masing-masing.
3. Mencari manfaat mengenai batuan beku dalam kehidupan sehari hari.
4. Mencari sebaran batuan beku di Indonesia yang di plot pada peta
Indonesia minimal 7. (A3).

ii
3.2 PMBAHASAN
1. Mencari literatur pendeskripsian Batuan Beku sebanyak 9 sampel/orang (3
sampel batuan beku intrusif, 3 sampel batuan beku ekstrusif dan 3 sampel
batuan hypabisal). Gunakan pula flowchart Tekstur dan Struktur.
Berdasarkan parameter pendeskripsian yang telah dipelajari

Nomor batuan : LG/BB/079/2020


Warna batuan : Blanched Almond
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Holokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Equigranular
 Granlaritas : Faneritik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Plagioclas, Biotit
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Granit

ii
Nomor batuan : LG/BB/033/2020
Warna batuan : Dark Khaki
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Holokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Equigranular
 Granlaritas : Faneritik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Orthoclas, Biotit
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Granit

ii
Nomor batuan : LG/BB/096/2020
Warna batuan : Grey
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Holokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Equigranular
 Granlaritas : Faneritik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Hornblend
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Diorit

ii
Nomor batuan : LG/BB/109/2020
Warna batuan : Dim Grey
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Equigranular
 Granlaritas : Afanitik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Perlapisan Semu
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Mineral Mafik
Jenis Batuan : Basa
Nama Batuan : Basal

ii
Nomor batuan : LG/BB/083/2020
Warna batuan : Slate Grey
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Equigranular
 Granlaritas : Afanitik
 Tekstur khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Mineral Mafik
Jenis Batuan : Basa
Nama Batuan : Basal

ii
Nomor batuan : LG/BB/131/2020
Warna batuan : Navajo White
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Equigranular
 Granlaritas : Afanitik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Mineral Mafik
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Riolit

ii
Nomor batuan : LG/BB/903/2020
Warna batuan : Abu Abu
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Inequigranular
 Granlaritas : porfiritik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : Plagioclas, hornblend
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Adesit Porfir

ii
Nomor batuan : LG/BB/999/2020
Warna batuan : Abu Abu
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Holokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Inequigranular
 Granlaritas : porfiritik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : 62% Plagioclas, 20% Augit, 3%Olivine, 2%
Magnetit dan Ilmenit
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Diabas

ii
Nomor batuan : LG/BB/404/2020
Warna batuan : Coklat Kehijauan
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Inequigranular
 Granlaritas : Porfiritik
 Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : Plagioclas, Feldspar, Biotit, Hornblend,
Piroksen
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Dasit

ii
2. Mencari 1 sampel batuan beku di daerah masing-masing.

Nomor batuan : LG/BB/010/2020


Warna batuan : Merah Keunguan
Tekstur Batuan
 Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
 Kemas :-
 Hubungan antar butir : Inequigranular
 Granlaritas : Porfiritik
 Tekstur khusus : Scoria
Struktur : Vesikular
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : Biotit
Jenis Batuan : Basa
Nama Batuan : Basal Porfir

ii
3. Mencari manfaat mengenai batuan beku dalam kehidupan sehari hari.

Seperti yang kita tahu bahwa batuan di bumi ini sangatlah banyak dan
beraneka ragam diantaranya seperti batuan beku, batuan beku ini terbentuk
langsung dari kristalisasi magma, baik di dalam bumi maupun diluar bumi dan
batuan beku ini sangatlah bermanfaat dala kehidupan manusia.
Batuan beku dibagi menjadi 3 genesa, batuan beku ini memiliki corak atau
mineral bermotif yang snagat unik sehingga sering dijadikan sebagai merja batu
agar dapat menarik perhatian orang lain, batuan yang biasa dogunakan dalam
membuat meja batu yaitu seperti diorite selain menjadi meja batu diorite ini tak
hanya dijadikan meja batu namun bisa juga untuk menjadi meja dapur yang
bercorak unik.
Tak hanya batua beku intrusive yang memiliki manfaat yang sangat berguna
bagi kehidupan manusia , batuan beku ekstrusif juga berguna bagi kehidupan
seperti halnya batuan andesit yang berguna bagi kehidupan manusia di bidang
arsitektur yaitu digunakan sebagai pondasi karena andesit memiliki daya yang
sangat kuat untuk menopang bangunan.
Seain andesit dan diorite ada juga batuan yang mana dimanfaatkan sebagai
perhiasan dan dijual dengan harga yang relative ekonomis yaitu batu peridotit,
yang mana memiliki warna hidau yang jernih dan eksotik.
Selain iyu ada juga batu obsidian yang sangat berguna sebagai perhiasan dalam
kalung, gelang dan lain lain, batuan beku biasanya memiliki daya topang yang
keras maka dari itu batuan beku juga sering difungsikan sebagai pilar dan lain lain,
selain itu juga sering digunakan batu pahat oleh pengrajin patung, tak hanya itu
batuan hypabisal juga sangat berguna untuk membuat vas yang unik bercorak,
dan yang paling terlihat yaitu batuan andesit atau basal yang digunakan untuk
menopang bantalan rel agar tidak mudah tergeser.

ii
4. Mencari sebaran batuan beku di Indonesia yang di plot pada peta
Indonesia minimal 7. (A3).

Pada peta dapet dilihat bahwasanya di daerah riau terdapat sebaran batu
basal, lalu di bangka Belitung terdapat sebaran batu granit,, lalu di daerah Sumatra
selatan terdapat sebaran batuan grandiorit, kemudian di daerah pemalang di jawa
tengah yang terdapat sebaran batuan diotrit, lalu ada di daerah pacitan jawa timur
yang terdapat sebaran batuan andesit, dan teraktir di nusa tenggara barat yang
terdapat sebaran batuan basal.

ii
BAB IV
ANALISA

Dalam praktikum batuan beku 1 ada beberapa Analisa yang dapat diambil,
yaitu :
Suatu batuan memiliki derajat kristalisasi, dan derajat kristalisasi ini
terpengaruh oleh kecepatan membeku, apabila membeku dengan cepat maka
terbentuk holohialin sedangkan terbentuk dengan lambat maya yang terbentuk
adalah holokristalin atau hipokristalin. Biasanya holokristalin haya terbentuk
dengan genesa intrusive, namun mungkin saja batuan intrusive memiliki derajat
kristalisasi holohialin karena tergantung dengan penurunan suhu yang dialami oleh
magma untuk menjadi sebuah batuan.
Magma yang mengintrusi perlapisan diatasnya akan menerobos
perlapisan dan batuan samping terlewati oleh magma akan Bersatu mencampur
dengan magma, hal tersebut hanya terjadi pada perlapisan dengan batuan yang
memiliki resistensi yang rendah, apabila perlapisan memiliki resistensi yang kuat
maka batuan samping akan Bersatu dengan magma yang mengintrusi, dan
setelah membeku akan menjadi xenolith.

ii
BAB V
KESIMPULAN

Dalam praktikum batuan beku, kesimpulan yang dapat diambil yaitu :


1. Batuan beku memiliki 3 genesa yaitu intrusive, ekstrusif dan hypabisal, dimana
batuan beku intrusive adalah batuan yang mengalami pembekkuan magma
didalam perut bumi, sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan yang
mengalami pembekuan magma dipermukaan bumi dan batuan beku hypabisal
adalah batuan beku yang membeku biasnaya pada bagian korok atau gang
gang dekat permukaan bumi.
2. Tekstur batuan beku terdiri dari derajat kristalisasi, granularitas, bentuk kristal,
hubungan antar butir, kemas dari batuan, dan ada juga tekstur khusus yang
mana masing masing adalah karakteristik yang menjadi ciri dari batuan beku,
tak hanya tekstur, batuan beku juga memiliki struktur primer yang menarik,
diataranya yaitu lava pillow yaitu batuan yang terbentuk seperti bantal karena
ketidakstabilan air laut, lalu ada sheeting joint yang mana batuan beku yang
terbentuk akan berlapis lapis, lalu ada coulomnar joint yang berbentuk seperti
batangan batangan, lalu ada vesicular yang merupakan struktur batuan beku
yang berlubang dikarenakan gas gas dalam magma yang terjebak, dan ada
amygdaloidal yang merupakan struktur batuan beku yang seperti vesicular
namun bagian kosong tersebut terisioleh mineral lainnya.
3. Dalam medeskripsikan batuan beku ada beberapa parameter yang mengacu
pada sifat fisik yang dimiliki oleh batuan beku tersebut diantaranya yaitu warna
batuan, tekstur batuan yang terdiri atas derajat kristalisasi, kemas, granularitas
huunngan antar butir dan tekstur khusus, lalu parameter selanjutnya ada
stuktur, lalu genesa, jenis batuan dan kompisisi mineral agar dapat mengetahui
nama batuan tersebut

ii
DAFTAR PUSTAKA

1. Sukendar, A. 2002. “ Kumpulan Materi Kuiliah Geologi Fisik dan Geologi, Dinamik”
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Pakuan.
2. Ilmugeografi, 2015, Perbedaan Mineral Primer Dengan Mineral Sekunder,
https://ilmugeografi.com/ , diakses pada 20 Oktober 2020
pukul 17.02
3. Noor, D., 2008. Pengantar Geologi, Universitas Pakuan, Bogor
4. Morehouse, W. W. (1959) The Study of Rocks in Thin Section, Harper & Row, p. 160
5. Son, David . S. 2013 “Deskripsi Diabas”. https://www.scribd.com/. Diakses pada 19
Oktober 2020, pukul 16.38

ii
LAMPIRAN

ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii

Anda mungkin juga menyukai