Laporan Petrologi Batuan Beku
Laporan Petrologi Batuan Beku
Nomor Tugas : 06
Mata Kuliah : Praktikum Kristalografi, Mineralogi, dan Petrologi
LAPORAN
BATUAN BEKU I
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
yaumul akhir nanti. Sesuai dengan judulnya “Batuan Beku 1” ini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas praktikum Petrologi pada semester ketiga.
Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
asisten laboratorium geologi kami yang telah membimbing dalam mengerjakan
praktikum ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
i
BAB II
LANDASAN TEORI
ii
C. Mineral Penyusun Batuan
Batuan adalah sekumpulan dari mineral, dalam batuan mineral
penyusunnya dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Mineral primer
Mineral primer adalah mineral bawaan asli ketia pembentukan batuan
sedang terjadi, sejatinya magma adalah silikat pijar, jadi mineral primer
tidak jauh mengandung SiO2, dimana mineral ini sangat bervariasi menjadi
mineral lain dan mengandung senyawa yang bermacam macam, mineral
primer ini sangat menentukan tata penamaan untuk atuan tersebut ,
mineral primer juga dibagi menjadi 2 yaitu mineral felsic (asam) dan ineral
mafik (basa). Contoh mineral primer adalah seperti pada deret seri bowen
yaitu, olivine, piroksen, amphibole, biotit, orthoclase, K-Feldspar, muskovit,
kuarsa, dan lain lain.
2. Mineral sekunder
Mineral sekunder adalah mineral yang berasal dari senyawa primer yang
terubahkan susunan kimianya, sehnigga terurai menjadi mineral sekunder,
hal ini terjadi karena setelah mineral ada di permukaan bumi banyak factor
pengubahnya, misalnya seerti air hujan asam, kamudian pelapukan,
contohnya seperti kelompok serpentine biasanya terbentuk karena hasil
ubahan dari mineral plagioklas, macam macam dari mineral sekunder ini
adalah illite, kaolinite, laumonite, alofan, gibsit, dan lain lain.
3. Mineral tambahan
Mineral tambahan ini merupakan mineral bawaan dari kristalisasi magma,
namun dalam jumlah yang sedikit aatu bisa disebut mineral langka
sehingga hanya disebut dengan nama mineral tambahan, dan apabila
terdapat dalam jumlah yang banyak tidak akan mempengaruhi penamaan
dalam batuan tersebut, contoh mineral tambahan yatu rutil, muskovit,
magetit, zeolite, apatit, kromit dan lain lain.
ii
D. Klasifikasi Batuan Beku
Berdasarkan genesanya, batuan beku dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Batuan beku intrusive
Batuan beku intrusive adalah batuan beku yang terbentuk didalam
perut bumi
2. Batuan beku ekstrusive
Batuan beku ekstrusive merupakan batuan beku yang
keterbentukannya di permukaan bumi
3. Batuan beku Hyppabisal
Batuan beku hyppabissa adalah batuan beku yang terbentuk tidak
jauh dari permukaan bumi biasanya terdapat pada rongga rongga
magma keluar
ii
Tekstur scoria memiliki bentuk yang sama seperti pumice namun lubag yang
terdapat pada scoria rellatif besar dan dalam, penyebabnya sama yaitu dengan
terjadinya penguapan gas gas pada magma Ketika terjadi proses pembekuan.
Sumber : Jonathan Zander, 2008
Gambar 2
Scoria
ii
2. Vesikular
Tekstur vesicular terbentuk karena magma yang muncul ke permukaan
mengalami penurunan tempertatur sehingga Ketika proses
pendinginan, gas gas yang ada di dalam magma terjebak dan
3. Sheeting Joint
Batuan beku dengan tekstur sheeting joint terbentuk kareana magma
mambeku dalam waktu yang berbeda sehingga saling melapis, dalam
satu waktu gunug menegeluarkan magma dan membeku diluar,
kemudian beberapa tahun selanjutnya gunung tersebut mengeluarkan
magma lagi yang kemudian menindih batuan yang sudah terbentuk
sebelumnya.
ii
4. Couloumnar Joint
Couloumnar Joint terbentuk karena adanya pemadatan titik panas dari
magma yang berada didalam perut bumi, setiap gunung memiliki titik
panas nya masing masing, suatu saat titik panas ini akan mengalami
penurunan temperature dan akan memadat ke pusat, biasanya
memusat berbentuk segi enam, yang mana hasilnya akan berbentuk
seperti batangan batangan pensil yang memadat.
ii
F. Deskripsi Batuan Beku
Dalam mendedskripsikan batuan beku ada beberapa parameter yang
dapat dijadikan acuan untuk mengenal karakteristik dari batuan beku, yaitu:
1. Derajat kristalisasi
Magma akan mengalami penurunan suhu hingga akan mengalami
kristalisasi, proses kristalisasi ini tidak serentak dalam satu waktu,
dimana kecepatan kritalisasi ini berbeda beda sehingga mineral yang
dihaslikannya tidak selalu sama. Magma yang membeku dengan
sangat lambat maka mineral yang terbentuk berukuran sedang atau
kasar, sedangkan jika magma membeku dengan cepat maka mineral
penyusunnya akan berukuran kecil dan halus, sedangkan jika magma
membeku dengan sangat cepat maka mineral yang terbentuk akan
seperti gelas. Derajat kristalisasi dibaji menajdi 3 yaitu :
a. Cubic packing
b. Rombohedral packing
c. Point contact
ii
d. Concavo-convex contact
e. Sutured contact
f. Preferred orientation of grains
g. Grain supported fabric
h. Matrix supported fabric
4. Granularitas
Granularitas adalah sifat dari butiran mineral yang ada dalam batuan,
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Fanerik, yang merupakan mineral yang dapat dibedakan secara
kasat mata
b. Afanitik, yang merupakan mineral sulit untuk dibedakan dengan
megaskopis sehingga perlu alat bantu.
5. Tekstur khusus
Tekstur khusus adalah kenampakan batuan beku yang dapat dilihat
dan menjadi acuan pembentukannya, tekstur khusus ini tebagi menjadi
2 yaitu pumice dan scoria
6. Struktur
Struktur batuan beku adalah macam macam keterbentukan batuan
beku, yang dibagi menjadi couloumnar joint, sheeting joint,
amygdaloidal, vesicular, pillow lava, dll
7. Genensa
Genesa adalah keterbentukan batuan beku, dibagi menjadi 3 yaitu
intrusive, ekstrusive hyppabissal.
8. Komposisi mineral
Komposisi mineral dalam pendeskripsian batuan beku dapat dilihat
dengan menggunakan komparator atau dengan melihat karakteristik
mineral apa saja yang ada di dalammya.
9. Jenis batuan
Jenis batuan adalah penggolongan batuan berdasarkan sifatnya yaitu
asam dan basa.
ii
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 TUGAS
1. Mencari literatur pendeskripsian Batuan Beku sebanyak 9
sampel/orang (3 sampel batuan beku intrusif, 3 sampel batuan beku
ekstrusif dan 3 sampel batuan hypabisal). Gunakan pula flowchart
Tekstur dan Struktur. Berdasarkan parameter pendeskripsian yang
telah dipelajari.
2. Mencari 1 sampel batuan beku di daerah masing-masing.
3. Mencari manfaat mengenai batuan beku dalam kehidupan sehari hari.
4. Mencari sebaran batuan beku di Indonesia yang di plot pada peta
Indonesia minimal 7. (A3).
ii
3.2 PMBAHASAN
1. Mencari literatur pendeskripsian Batuan Beku sebanyak 9 sampel/orang (3
sampel batuan beku intrusif, 3 sampel batuan beku ekstrusif dan 3 sampel
batuan hypabisal). Gunakan pula flowchart Tekstur dan Struktur.
Berdasarkan parameter pendeskripsian yang telah dipelajari
ii
Nomor batuan : LG/BB/033/2020
Warna batuan : Dark Khaki
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Holokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Equigranular
Granlaritas : Faneritik
Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Orthoclas, Biotit
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Granit
ii
Nomor batuan : LG/BB/096/2020
Warna batuan : Grey
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Holokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Equigranular
Granlaritas : Faneritik
Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Hornblend
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Diorit
ii
Nomor batuan : LG/BB/109/2020
Warna batuan : Dim Grey
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Equigranular
Granlaritas : Afanitik
Tekstur khusus :-
Struktur : Perlapisan Semu
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Mineral Mafik
Jenis Batuan : Basa
Nama Batuan : Basal
ii
Nomor batuan : LG/BB/083/2020
Warna batuan : Slate Grey
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Equigranular
Granlaritas : Afanitik
Tekstur khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Mineral Mafik
Jenis Batuan : Basa
Nama Batuan : Basal
ii
Nomor batuan : LG/BB/131/2020
Warna batuan : Navajo White
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Equigranular
Granlaritas : Afanitik
Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Mineral Mafik
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Riolit
ii
Nomor batuan : LG/BB/903/2020
Warna batuan : Abu Abu
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Inequigranular
Granlaritas : porfiritik
Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : Plagioclas, hornblend
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Adesit Porfir
ii
Nomor batuan : LG/BB/999/2020
Warna batuan : Abu Abu
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Holokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Inequigranular
Granlaritas : porfiritik
Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : 62% Plagioclas, 20% Augit, 3%Olivine, 2%
Magnetit dan Ilmenit
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Diabas
ii
Nomor batuan : LG/BB/404/2020
Warna batuan : Coklat Kehijauan
Tekstur Batuan
Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Kemas :-
Hubungan antar butir : Inequigranular
Granlaritas : Porfiritik
Tekstur khusus :-
Struktur : Masif
Genesa : Hypabisal
Komposisi Mineral : Plagioclas, Feldspar, Biotit, Hornblend,
Piroksen
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Dasit
ii
2. Mencari 1 sampel batuan beku di daerah masing-masing.
ii
3. Mencari manfaat mengenai batuan beku dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang kita tahu bahwa batuan di bumi ini sangatlah banyak dan
beraneka ragam diantaranya seperti batuan beku, batuan beku ini terbentuk
langsung dari kristalisasi magma, baik di dalam bumi maupun diluar bumi dan
batuan beku ini sangatlah bermanfaat dala kehidupan manusia.
Batuan beku dibagi menjadi 3 genesa, batuan beku ini memiliki corak atau
mineral bermotif yang snagat unik sehingga sering dijadikan sebagai merja batu
agar dapat menarik perhatian orang lain, batuan yang biasa dogunakan dalam
membuat meja batu yaitu seperti diorite selain menjadi meja batu diorite ini tak
hanya dijadikan meja batu namun bisa juga untuk menjadi meja dapur yang
bercorak unik.
Tak hanya batua beku intrusive yang memiliki manfaat yang sangat berguna
bagi kehidupan manusia , batuan beku ekstrusif juga berguna bagi kehidupan
seperti halnya batuan andesit yang berguna bagi kehidupan manusia di bidang
arsitektur yaitu digunakan sebagai pondasi karena andesit memiliki daya yang
sangat kuat untuk menopang bangunan.
Seain andesit dan diorite ada juga batuan yang mana dimanfaatkan sebagai
perhiasan dan dijual dengan harga yang relative ekonomis yaitu batu peridotit,
yang mana memiliki warna hidau yang jernih dan eksotik.
Selain iyu ada juga batu obsidian yang sangat berguna sebagai perhiasan dalam
kalung, gelang dan lain lain, batuan beku biasanya memiliki daya topang yang
keras maka dari itu batuan beku juga sering difungsikan sebagai pilar dan lain lain,
selain itu juga sering digunakan batu pahat oleh pengrajin patung, tak hanya itu
batuan hypabisal juga sangat berguna untuk membuat vas yang unik bercorak,
dan yang paling terlihat yaitu batuan andesit atau basal yang digunakan untuk
menopang bantalan rel agar tidak mudah tergeser.
ii
4. Mencari sebaran batuan beku di Indonesia yang di plot pada peta
Indonesia minimal 7. (A3).
Pada peta dapet dilihat bahwasanya di daerah riau terdapat sebaran batu
basal, lalu di bangka Belitung terdapat sebaran batu granit,, lalu di daerah Sumatra
selatan terdapat sebaran batuan grandiorit, kemudian di daerah pemalang di jawa
tengah yang terdapat sebaran batuan diotrit, lalu ada di daerah pacitan jawa timur
yang terdapat sebaran batuan andesit, dan teraktir di nusa tenggara barat yang
terdapat sebaran batuan basal.
ii
BAB IV
ANALISA
Dalam praktikum batuan beku 1 ada beberapa Analisa yang dapat diambil,
yaitu :
Suatu batuan memiliki derajat kristalisasi, dan derajat kristalisasi ini
terpengaruh oleh kecepatan membeku, apabila membeku dengan cepat maka
terbentuk holohialin sedangkan terbentuk dengan lambat maya yang terbentuk
adalah holokristalin atau hipokristalin. Biasanya holokristalin haya terbentuk
dengan genesa intrusive, namun mungkin saja batuan intrusive memiliki derajat
kristalisasi holohialin karena tergantung dengan penurunan suhu yang dialami oleh
magma untuk menjadi sebuah batuan.
Magma yang mengintrusi perlapisan diatasnya akan menerobos
perlapisan dan batuan samping terlewati oleh magma akan Bersatu mencampur
dengan magma, hal tersebut hanya terjadi pada perlapisan dengan batuan yang
memiliki resistensi yang rendah, apabila perlapisan memiliki resistensi yang kuat
maka batuan samping akan Bersatu dengan magma yang mengintrusi, dan
setelah membeku akan menjadi xenolith.
ii
BAB V
KESIMPULAN
ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukendar, A. 2002. “ Kumpulan Materi Kuiliah Geologi Fisik dan Geologi, Dinamik”
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Pakuan.
2. Ilmugeografi, 2015, Perbedaan Mineral Primer Dengan Mineral Sekunder,
https://ilmugeografi.com/ , diakses pada 20 Oktober 2020
pukul 17.02
3. Noor, D., 2008. Pengantar Geologi, Universitas Pakuan, Bogor
4. Morehouse, W. W. (1959) The Study of Rocks in Thin Section, Harper & Row, p. 160
5. Son, David . S. 2013 “Deskripsi Diabas”. https://www.scribd.com/. Diakses pada 19
Oktober 2020, pukul 16.38
ii
LAMPIRAN
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii
ii