Anda di halaman 1dari 92

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 04
Mata Kuliah : Praktikum Kristalografi, Mineralogi, dan Petrologi

LAPORAN
MINERAL DAN MINERALOGI

Nama : Ahmad Razali Hakim


NPM : 10070119063
Shift Praktikum : V (Lima) / 15.00 – 18.00 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Jumat / 09 Oktober 2020
Hari/ Tanggal Laporan : Jumat / 16 Oktober 2020
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana, S.Pd,M.T
2. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T.,M.T
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan S.T
5. Ruslan Loilatu
6. Muhammad Daffa Naufaldy
7. Fahri Hafidz Gumilar

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
yaumul akhir nanti. Sesuai dengan judulnya “Mineral dan Mineralogi” ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas praktikum Petrologi pada semester ketiga.
Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
asisten laboratorium grologi kami yang telah membimbing dalam mengerjakan
praktikum ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 16 Oktober 2020

Ahmad Razali Hakim

NPM:1007019063.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan tujuan ........................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................... 2
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 2
A. Pengertian Mineral ........................................................................................... 2
B. Pembentukan Mineral ...................................................................................... 2
C. Perawakan Kristal ............................................................................................. 4
D. Klasifikasi Mineral Menurut Berzellius .............................................................. 5
E. Deskripsi Mineral.............................................................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................ 10
TUGAS DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 10
BAB IV ....................................................................................................................... 47
ANALISA .................................................................................................................... 47
BAB V ........................................................................................................................ 48
KESIMPULAN ............................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 49

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik
sejarahnya, struktur penyusunya dan material penyusunnya, material yang
terdapat dalam bumi tidak jauh adalah bebatuan, di dalam bumi banyak sekali
jenis batuan seperti misalnya batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf. Dimana didalam batuan ini terdapat mineral penyusun yang dapat
dimanfaatkan pada kehidupan manusia
Maka dari itu kita sebagai manusia yang tinggal di bumi bagaimana
mineral terbentuk dan mengetahui jenis mineral agar dapat bisa dimanfaatkan
dalam kehidupan.
Selain itu di dunia pertambangan manfaat mepelajari mineral yaitu untuk
mengetahui jenis serta keberadaan mineral agar dapat ditambang dan diolah
lalu dimanfaatkan.
1.2 Maksud dan tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud untuk mempelajari dan memahamai bagaimana system kristal dan
kelas kelas kristal kita dapat mengklasifikasikannya . Dimana sebagai mahasiswa
pertambangan kita harus dapat mengetahui mineral apa yang ditambang dan
mineral tersebut memiliki karakteisktik separti apa.
1.2.1 Tujuan
1. Untuk dapat memahami genesa pembentuksn mineral.
2. Untuk mengetahui kalsifikasi mineral menurut berzelius
3. Untuk mendeskripsikan mineral

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa padatan anorganik yang terbentuk secara alamiah
dialam melalui proses kristalisasi yang memiliki sktruktur kimia tertentu dan
dengan struktur fisik tertentu (bentuk kristal).
B. Pembentukan Mineral
1. Kristalisasi Magma
Kristalisasi magma merupakan proses penurunan temperature magma
yang mana nantinya magma yang bersifat dari liquid akan menjadi zat
padat, seperti yang terjadi pada mineral yang ada pada batuan beku.
2. Subliimasi
Sublimasi adalah proses dimana mineral berubay wujud dari bentuk gas
menjadi padat, biasanya terjadi pada gas gas vulkanik yang keluar dari
kawah gunung lalu mengalami menurunan suhu sehingga gas tersebut
berubah menjadi bentuk padat.
3. Metasomatisme kontak
Metasomatisme adalah proses keterbentukan mineral dengan adanya
instrusi magma yang membara, Ketika itu batuan disamping magma
mineralnya akan tergantikan dari luar batuan ke dalam batuan.
4. Metamorfisme

Sumber: geologi.net, 2011


Gambar 1
Metamorfisme

2
3

Pembentukan mineral dengan proses metamorfisme biasanya


menghasilkan mineral baru atau mineral sama namun memiliki sifat yang
berbeda, seringkali terjadi pada batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf dan keterjadiannya bisa dengan tekanan atau dengan
perubahan suhu.
5. Hidrotermal
Mineral dengan keterbentukan hidrotermal ini terjadi ketika magma yang
keluar dari gunung akan tersisa dan sisa nya ini akan menempel pada
batuan sekitar dimana mineralnya ini akan terbentuk seiring dengan
penurunan temperature.
6. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses pembentukan mineral dengan keterbawaan
pengotor didalamnya, namun secara alamiah pengotor tersebut akan
hilang contohnya pada pembentukan NaCl dilaut, air laut akan pasang dan
akan mendekati pantai dan airnya akan masuk ke cekungan dan lama
kelamaan air laut akan menguap dan yang tersisa hanyalah NaCl.

Sumber: anonymous, 2016


Gambar 2
Evaporasi

7. Konsentrasi Mekanik Residual


Pembentukan mineral dengan konsentrasi residual terjadi dengan adanya
proses pengendapan dalam satu tempat misalnya pada tempak koluvial
dengan tanpa menglami transportasi.
8. Oksidasi dan pengkayaan supergen
Pembentukan mineral dengan penyayaan supergen yaitu Ketika batuan
yang muncul dekat dengan permukaan akan mengalami pelapukan
karena ada kontak dengan air dan udara, hasil pelapukan ini nantinya aka
terbawa dan akan Bersatu dengan batu yang lain sehingga memiliki
mineral dengan sifat yang sebelumnya.

3
4

9. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pembentukan minera yang meliputi
batuan asal yang mengalami pelapukan kemudian mengalami tranportasi
melalui media angin atau denga media air yang nantinya akan mengendap
di lingkungan pengendapan dan dengan waktu yang lama akan terbentuk
batuan.

Sumber: geopedia, 2013


Gambar 3
Sedimentasi

C. Perawakan Kristal
Perawakan kristal merupakan ekspresi dari mineral atau sebagai
proeksi dari mineral yang terbentuk karena proses kristalisasi yang
membesar secara alamiah, apabila selama proses kristalisasi tidak ada
gangguan maka mineral akan menhasilkan perawakan yang semuprna,
namun hal itu jarang didapatkan karena banyak gangguan dari luar,baik itu
suhu yang tidak konstan angin yang berhembus dan banyak lainnya.
Perawakan kristal dibagi menjadi 3 menurut Richard M Pearl (1975), yaitu :
1. Elongated Habits (Memanjang)
Yang terdiri atas Couloumnar (Meniang), Menyerat (Fibrous), Menjarum
(acicular), Menjaring (reticulate), membenang (fillform), merambut
(capillery), mondok (stout), menjari (Radiated)
2. Flattened Habbits
Yang terdiri atas Menbilah (bladed), Memapan (tabular), Membata
(blocky), Mendaun (foliated), .Memencar (divergent), Membulu (plumose)

4
5

3. Rounded Habbits
Yang terdiri atas Mendada (mamillary), Membulat (colloform), Membulat
jari (colloform radial), Membutir (granular), Memisolit (pisolitic), Stalaktit
(Stalactitic)

D. Klasifikasi Mineral Menurut Berzellius


Berzellius mengklasifikasikan mineral berdasarkan sifat kimia nya
menjadi :
1. Native Elements
Native elements ini merupakan unsur bebas yang terbentuk secara
alamiah dan buka unsur gabungan, native elements dibagi menjadi
3, yaitu :
a. Logam, seperti emas (Au), perak (Ag) platina (Pt)
b. Semi Logam, seperti Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi)
c. Non Logam, seperti Sulphur (S), Carbon (C), Grphite (C)
2. Sulphides
Sulphides ini merupakan senyawa yang memiliki unsur Sulphur yang
terkandung didalamnya seperti contohnya Galena (PbS), Nickeline
(NiAs), Cobaltit (CoAsS).
3. Oxides dan Hydroxides
Oxides merupakan unsur yang memiliki nama oksida atau memiliki
senyawa oksida didalamnya atau yang bersenyawa dengan oksigen,
contohnya seperti Hematit ( Fe2O3), Magnetit (Fe2+ Fe3+ O4 ),
Cassiterite ( SnO2 ).
Apabila Oxides bersenyawa dengan olsida maka hydroxydes
bersenyawa dengan hidroksida yang terbentuk karena adanya
reaksi oksida dengan air contohnya seperti Bauxite (Al(OH)3.nH2O),
Limonite (FeO(OH).nH2O), Gibbsite (Al(OH)2)
4. Halides
Golongan Halides merupakan senyawa dengan campuran senyawa
dengan golongan halogen yaitu golongan yang menghasilkan garam

5
6

apabila bereaksi dengan logam, contohnya seperti, Sylvite (KCl),


Flourite (CaF2 ), Atacamite (Cu2ClC(OH)5).
5. Carbonates, Nitrates, Borates
Carbonates merupakan mineral logam dengan persenyawaan yang
bergabung dengan carbonatan, biasanya memiiki krista rombohedral
contohnya seperti, Calcite (CO3), Dolomite (CaMg(CO3)2), Malachite
(Cu2(OH)2CO3).
Nitrates merupakan mineral yang memiliki unsur logam bereaksi dengan
nitrat, biasanya keterdapatanya di dearah yang kering sehingga apabila
dilarutkan dalam air maka akan cepat larut, contohnya seperti nitre
(KNO3), nitratite (NaNO3)
Borates biasanya terdapat pada endapan evaporit yang mana unsur dalam
mineral nya terdapat unsur logam yang yang bereaksi dengan borates
contohnya seperti Borax (Na2B4O5(OH)4.8H2O), Colemanite
(Ca2B6O11.5H2O), Kernite (Na2B4O6(OH)2.3H2O)
6. Sulfates, Chromates, Molybdates, Tungstates
Sulfates adalah mineral yang unsur kimianya terdapat reaksi antara
mieral logam dan sulfat, biasanya sulfat ini berwarna terang, luna,
dan memiliki skala kekerasan yang relative rendah, contohnya
seperti, Celestine (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4)
Chromates adalah moneral yang dalam unsur kimia nya terdapat reaksi
antara mineral logam dengan kromat, mineral ini sangatlah langka karena
hanya terdapat pada lapisan yang mempunyai endapan chromium,
contohnya seperti Crocoite (PbCrO4)
Molybdates merupakan mineral dengan unsur kimia yang memiki
gabungan reaksi antara mineral logam dengan molibdat yang biasanya
berwarna cerah apabila terkena cahaya, dan mudah larut dalam HCl,
contoh mineral nya seperti Wulfenite (PbMoO4)
Tungstates adalah mineral dengan gabungan reaksi antar mineral logam
dengan mineral dengan unsur tungstate yang memiliki warna yang cerah
namun, mudah rapuh, contoh mineralnya adalah Wolframite
(Fe+2WO4Mn+2WO4), Scheelite (CaWO4).

6
7

E. Deskripsi Mineral
Dalam melakukan pendeskripsisan mineral ada beberapa parameter yang
harus diperhatikan agar mineral yang kita amati tergolong kedalam mineral yang
sudah diklasifikasikan, parameter parameter tersebut adalah:
1. Ketahanan
Ketahanan adalah sifat fisik mineral yang dimana seberapa tahan mineral
mengalami kenaikan tempertur.
2. Belahan
Belahan merupakan bidang pada mineral dimana mineral sangat
memungkinkan untuk dibelah, biasanya memiliki bidang yang
bersebrangan dan bentuk belahan pada mineral biasanya sejajar dengan
bidang tertentu, bidang belah ini bisa jadi merupakan bidang terlemah
dalam sebuah mineral, belahan terbagi menjadi 3 yaitu belahan satu arah,
belahan dua arah dan belahan 3 arah.
3. Pecahan
Apabila belahan adalah terpisah pisah dengan arah yang simetris dan
teratur, apabila pecahan adalah Ketika mineral terpisah pisah dengan arah
yang tidak teratur, hal ini dapat dibuktikan apabila belahan diberi sinar
makan pantulan tersebut akan terpatulkan secara teratur, sedangkan
apabila pecahan dieri sinal makan sinar tersebut akan memantul tidak
beraturan. Pecahan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Concoida,
Even, Uneven, Hackly.
4. Kekerasan
Kekerasan merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam
pendeskripssan mineral dimana kekerasan adalah seberapa keras mineral
dalam mengalami gesekan atau semudah tergores apa mineral tersebut,
dalam melihat kekerasan ada acuan untuk melihat seberapa keras sebuah
mineral ini ada pada skala mohs dimana skala mohs ini merupakan acuan
sama dengan mineral apa bandingan mineral yang sedang kita
deskripsikan.

7
8

Sumber: ajax, 2009


Gambar 4
Skala Mohs
5. Massa jenis
Massa jenis atau density adalah kerapatan massa atau keadaan sepadat
apakah mineral, semakin tinggi massa jenis, maka semakin besar pula
massa pada setiap volume nya, hal tersebut berkaitan dengan ikatan ikatan
yang dibentuk oleh mineral itu sendiri.
6. Kilap
Kilap adalah kondisi dimana mineral mampu untuk memantulkan cahaya,
kilap ini dibagi menjadi 2 yaitu ada kilap logan dan kilap non-logam, dan
kilap non logam dibagi menjadi kilap mutiara, kilap kaca, kilap sutera, kelap
damar, dan kilap tanah.

Sumber: anonym, 2014


Gambar 5
Jenis Kilap

8
9

7. Warna
Setiap benda memiliki warna termasuk mineral pula, warna pada mineral
merupakan parameter yang harus diidentifikasi karena bisa sebagai acuan
pengklasifikasian mineral.
8. Gores
Apabila warna hanya tampak secara luaran saja, hanya apa yang dapat
dilihat secara megaskopis, sedangkan goresan adalah warna yang
terdapat dalam mineral tesebut, bisa jadi dari warna yang terlitah adalah
hijau, Ketika digores menjadi warna putih, dan warna yang dihasilkan dari
goresan adalah warna asli mineral.
9. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral untuk bereaksi dengan magnet, sifat
kemagnetan dalam mineral ini terbagi menjadi 3 yaitu, feromagnetik
(kemagnetan kuat), paramagnetic (kemagnetan sedang), diamagnetic
(kemagnetan tidak ada).

9
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 TUGAS
1. Pendeskripsian Mineral (5 Mineral) berdasarkan literatur dan parameter
pendeskripsian disesuaikan dengan yang sudah dipelajari
2. Sebutkan, Jelaskan & Gambarkan Keterbentukan Mineral. Serta berikan
contoh mineralnya beserta foto dan pendeskripsiannya masing- masing 2 mineral.

3. Membuat tabel atau mind map semenarik mungkin mengenai klasifikasi mineral
menurut Berzellius pada kertas HVS meliputi nama mineral beserta rumus
kimianyanya (setiap golongan minimal 5 mineral)
4. Membuat rangkuman mengenai mineral logam dan nonlogam beserta Manfaatnya
(minimal 2 lembar)
5. Merangkum mengenai mineral alterasi beserta contohnya (minimal 2 lembar)
6. Mencari lokasi keterdapatan perusahaan bahan galian mineral logam dan
nonlogam pada peta Indonesia. (5 perusahaan logam, 5 perusahaan non- logam).

10
11

3.2 Pembahsan

1. Deskripsi 5 Mineral
Kode : LG/Mn/111/2020
Warna : Putih
Kilap : Kaca
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : Uneveen
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Elastis
Gores : Putih
Kemagnetan : Feromagnetik
Transparansi : Transparan
Perawakan : Memipih
Nama mineral : Muskovit
Golongan : Silicates
System kristal : Monoklin
Manfaat : Detektor radiasi & bahan isolator
Berat jenis : 2.77-2.88 g/cm3

11
12

Kode : LG/Mn/024/2020
Warna : Biru
Kilap : Kaca
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : Choncoidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : Biru Muda
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Translucent
Perawakan : Memipih
Nama mineral : Azurite
Golongan : Carbonates
System kristal : Monoklin
Manfaat : prospeksi keberadaan tembaga & Batu hias
Berat jenis : 3.77 g/cm3

12
13

Kode : LG/Mn/011/2020
Warna : Ungu
Kilap : Kaca
Kekrasan : >5
Pecahan : Choncoidal
Belahan : Tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : Putih
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Transparant
Perawakan : Memapan
Nama mineral : Corondum
Golongan : Oxides
System kristal : Hexagonal
Manfaat : Batu permata & Industri elektromagnetik
Berat jenis : 3.9 – 4.1 g/cm3

13
14

Kode : LG/Mn/033/2020
Warna : Putih
Kilap : Mutiara
Kekrasan : >5
Pecahan : Choncoidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : Putih
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Translucent
Perawakan : Memapan
Nama mineral : Orthoclas
Golongan : Silicates
System kristal : Monoklin
Manfaat : pembuatan kramik & Gemstone
Berat jenis : 2.563 g/cm3

14
15

Kode : LG/Mn/099/2020
Warna : Coklat
Kilap : Kaca
Kekrasan : >5
Pecahan : Choncoidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : Putih
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Transparant
Perawakan : Meniang
Nama mineral : Andalusit
Golongan : Silicates
System kristal : Orthorombik
Manfaat : pembuatan kramik & Batu permata
Berat jenis : 3.13-3.21 g/cm3

15
16

2. Genesa Mineral dengan Deskripsi Mineral

Magma yang ada dalam peur bumi akan mengintrusi keluar bumi, Ketika
sampai di permikaan bumi magma mengalami penurunan suhu sehingga magma
akan mengalami pembekuan ata kristalisasi, dimana proses pembekuan tersbut
menyebabkan terbentuknya mineral sekaligus dengan adanya grgavvity settling
yang Menyusun keterbentukannya.

16
17

Kode : LG/Mn/081/2020
Warna : Aby abu
Kilap : logam
Kekrasan : >5.5
Pecahan : Hackly
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : hitam
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : Membutir
Nama mineral : magnetit
Golongan : oxides
System kristal : isometrik
Manfaat : indicator besi
Berat jenis : 5.2 g/cm3

17
18

Kode : LG/Mn/511/2020
Warna : hitam
Kilap : logam
Kekrasan : >5.5
Pecahan : subchoncoidal
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : hitam
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : Melapis
Nama mineral : ilmenit
Golongan : oxides
System kristal : trigonal
Manfaat : tenghasil titanium
Berat jenis : 4.7-4.79 g/cm3

18
19

Magma yang mengintrusi akan keluar sedangkan yang tidak keluar akan
membawa mineral ke lingkungan pengendapan yang baru sehingga terbentuk
endapan bijih mineral, pada high sulfidation magma akan terbawa dan terkumpul
dan membentuk endapan phorifiry, sedangkan pada low sulfidation magma
bersentuhan dengan kekar sesingga apabila terjadi hujan maka aing hujan masuk
ke dalam kekar dan menghasilkan mineral yang berbentuk vein.

19
20

Kode : LG/Mn/999/2020
Warna : coklat
Kilap : logam
Kekrasan : >5.5
Pecahan : uneveen
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : coklat pucat
Kemagnetan : diamagnetik
Transparansi : translucent
Perawakan : Meniang
Nama mineral : rutile
Golongan : oxides
System kristal : tetragonal
Manfaat : sel surya & oksidasi reduksi
Berat jenis : 4.23 g/cm3

20
21

Kode : LG/Mn/201/2020
Warna : hijau kekuningan
Kilap : Kaca
Kekrasan : >5
Pecahan : uneven
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : abu abu
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Translucent
Perawakan : Menyerat
Nama mineral : Epidotes
Golongan : Silicates
System kristal : monoklin
Manfaat : pembuatan kramik & Gemstone
Berat jenis : 3.38-3.39 g/cm3

21
22

Ketika magma mengintrusi maka bagian magma paling luar akan


bersentuhan dengan batuan sekitarnya yang mana batuan tersebut akan
mengalami keniakan suhu yang tinggi dan akhirnya menghasilkan skarn zone,
dimana skarn zone adalah hasil dari metasomatisme kontak yang dibagi menjadi
2 yaitu endoskarn dan eksoskarn

22
23

Kode : LG/Mn/849/2020
Warna : putih
Kilap : mutiara
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : splintery
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : putih
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Transparan
Perawakan : Meniang
Nama mineral : wollastonit
Golongan : Silicates
System kristal : triklin
Manfaat : pembuatan kramik & kampas rem
Berat jenis : 2.68-3.09 g/cm3

23
24

Kode : LG/Mn/080/2020
Warna : putih
Kilap : sutra
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : conchoidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : kuning pucat
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Transparan
Perawakan : botroydal
Nama mineral : sphalerit
Golongan : Sulfides
System kristal : isometrik
Manfaat : pengisi cat & industry pupul
Berat jenis : 3.9-4.1 g/cm3

24
25

Sublimasi mineral ini biasanya terbentuk dari gas gas yang dimiliki oleh
magma. Gas yang berasal dari magma akan keluar melalui pumarola dan
menguap, namun Ketika terjadi penguapan ada penurunan temperature yang
sangat signifikan dan juga terjadi tabrakan antar 2 gas atau lebih, sehingga
menybabkan perubahan fasa dari gas ke padat

25
26

Kode : LG/Mn/303/2020
Warna : putih
Kilap : kaca
Kekrasan : < 2.5
Pecahan : conchoidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : putih
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Transparan
Perawakan : membata
Nama mineral : halit
Golongan : halides
System kristal : isometrik
Manfaat : produksi garam & pengelolaan es
Berat jenis : 2.17 g/cm3

26
27

Kode : LG/Mn/063/2020
Warna : kuning kehijauan
Kilap : sutra
Kekrasan : < 2.5
Pecahan : conchoidal
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : kuning
Kemagnetan : Diamagnetik
Transparansi : Translucent
Perawakan : membata
Nama mineral : sulphur
Golongan : Native Elements
System kristal : Orthorombik
Manfaat : mengobati eksim & mengangkat sel kulit mati
Berat jenis : 2-2.1 g/cm3

27
28

Bandan pembawa bijih akan terkena air hujan asam kemudian air hujan
tersebut akan meresap melalui kekar, kemudia batuan dan mineral yang berada
dibawah gossan akan mengalami penvuvian yang mana nantinya terbawa ke zona
oksidasi dan hasil akhirnya adalah mineral menjadi terkayakan pada enrichment
zone.

28
29

Kode : LG/Mn/404/2020
Warna : kuning kehijauan
Kilap : logam
Kekrasan : >5.5
Pecahan : hackly
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : hitam kecoklatan
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : memipih
Nama mineral : markasit
Golongan : Sulfides
System kristal : Orthorombik
Manfaat : gemstone & berlian
Berat jenis : 4.8 g/cm3

29
30

Kode : LG/Mn/045/2020
Warna : abu abu
Kilap : logam
Kekrasan : 2.5 – 5.5
Pecahan : conchoidal
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : hitam
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : membutir
Nama mineral : kalkosit
Golongan : Sulfides
System kristal : monoklin
Manfaat : indicator tembaga & pemisah sulphur
Berat jenis : 5.5-5.8 g/cm3

30
31

Pembentukan mineral dengan proses konsentrasi residual yaitu bermula


dari batuan asal yang melapun baik secara mikanis, kimia dan organic, setelah
lapuk mineral tersebut mengendap disuatu posisi yang tidak jauh dari sumber,
dengan alasan karena memiliki berat jenis yang tinggi sehingga tidak terbawa oleh
media transportasi.

31
32

Kode : LG/Mn/021/2020
Warna : hitam
Kilap : logam
Kekrasan : >5.5
Pecahan : subconchoidal
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : Brittle
Gores : putih
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : translucent
Perawakan : membenang
Nama mineral : kasiterit
Golongan : oxides
System kristal : tetragonal
Manfaat : pembentuk potassium stannat
Berat jenis : 6.4-7.1 g/cm3

32
33

Kode : LG/Mn/021/2020
Warna : putih
Kilap : logam
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : hackly
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : maleable
Gores : abu abu
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : membata
Nama mineral : nikel
Golongan : Native elements
System kristal : isometrik
Manfaat : baterai isi ulang & pembuatan koin
Berat jenis : 7.8 – 8.2 g/cm3

33
34

Proses sedimentasi yaitu pembentukan mineral dengan rangkaian proses


pelapukan kemudian mengalami transportasi oleh media seperti air atau angin,
yang mana proses transportasi ini dapat mengubah ukuran butir, semakin jaug
tertransportasi maka semakin halus ukuran butir mineral tersebut, setalah
mengalami transportasi maka mineral ini akan mengendap

34
35

Kode : LG/Mn/400/2020
Warna : putih metalik
Kilap : logam
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : hackly
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : maleable
Gores : putih
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : membata
Nama mineral : perak
Golongan : Native elements
System kristal : isometrik
Manfaat : perihasan & konduktor listrik
Berat jenis : 9.6 – 12 g/cm3

35
36

Kode : LG/Mn/100/2020
Warna : kuning
Kilap : logam
Kekrasan : 2.5-5.5
Pecahan : hackly
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : maleable
Gores : kuning berkilau
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : mendenrit
Nama mineral : emas
Golongan : Native elements
System kristal : isometrik
Manfaat : cadangan negara & perhiasan & alat tukar
Berat jenis : 15 – 19.3 g/cm3

36
37

Proses evaporasi yaitu Ketika mineral terbawa oleh pelarut ke suatu


tempat yang tenang kemudian mengendap, pada waktu yang bersamaan dengan
pengendapan, penguapan pun terjadi lalu si pelarut ini teruap dan yang tersissa
hanya endapan, biasaya hal seperti evaporasi ini terjadi dilaut

37
38

Kode : LG/Mn/002/2020
Warna : putih
Kilap : kaca
Kekrasan : <2.5
Pecahan : conchidal
Belahan : Sempurna
Ketahanan : brittle
Gores : putih
Kemagnetan : diamagnetik
Transparansi : transparan
Perawakan : membatang
Nama mineral : gypsum
Golongan : sulphates
System kristal : monoklin
Manfaat : dekorasi rumah & campuran plester
Berat jenis : 2.1-2.3 g/cm3

38
39

Kode : LG/Mn105/2020
Warna : putih
Kilap : kaca
Kekrasan : 2.5 – 5.5
Pecahan : splintery
Belahan : Sempurna
Ketahanan : brittle
Gores : putih
Kemagnetan : diamagnetik
Transparansi : translucent
Perawakan : memapan
Nama mineral : anihidrit
Golongan : sulphates
System kristal : ortorombik
Manfaat : campuran plester & perawatan tanah
Berat jenis : 2.98 g/cm3

39
40

Proses metamorfisme adalah proses dimana mineral dapat terubahkan


sifat fisikny karena adanya pengaruh dari suhu dan tekanan, apabila apabila
semakin tinggi suhu yang terkena nya maka akan masuk mineral baru yang
mencampurinya.
Proses metamorfisme ini terjadi karena adanya pengaruh suhu dan tekanan
yang mana nantinya mineral akan mengalami rekristalisasi dimana hanya sifat
fisik saja yang terubahkan, sedangkan sifat kimia nya masih tetap.

40
41

Kode : LG/Mn105/2020
Warna : putih
Kilap : kaca
Kekrasan : 2.5 – 5.5
Pecahan : hackly
Belahan : Sempurna
Ketahanan : brittle
Gores : abu abu
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : melapis
Nama mineral : galenit
Golongan : Sulphides
System kristal : isometrik
Manfaat : bijih produksi timbal & konduktor listrik
Berat jenis : 7.4 – 7.6 g/cm3

41
42

Kode : LG/Mn/001/2020
Warna : kuning
Kilap : kaca
Kekrasan : 2.5 – 5.5
Pecahan : conchoidal
Belahan : tidak Sempurna
Ketahanan : brittle
Gores : hitam kehijauan
Kemagnetan : feromagnetik
Transparansi : opaque
Perawakan : memapan
Nama mineral : Kalkopirit
Golongan : Sulphides
System kristal : tetragonal
Manfaat : detector emas perak & bijih tembaga
Berat jenis : 4.1 – 4.3 g/cm3

42
43

3. Membuat Mind Map Klasifikasi Berzelius

Menurut Berzelius mineral dibagi menjadi 8 golongan, penggolongan ini


dibagi berdasarkan sifat kimianya yaitu :
I. Native elements
II. Sulphides & sulphosalt
III. Oxides and hidroxides
IV. Halides
V. Silicates
VI. Carbonates, nitrates, borates, iodates
VII. Sulphates, chromates, molybdates, tungstates
VIII. Phosphtes, arsenates, vandates

43
44

4. Merangkum mineral logam dan non logam

Mineral logam adlaah mineral yang memiliki potensi untuk menghasilkan


unsur logam seperti misalnya pirit yang memiliki rumus kimia FeS yang dapat
menghasilkan besi yang mana besi ini nantinya dapat dimanfaatkan.
Hal mendasar yang terdapat pada mineral logam adalah kemagnetan, dimana
apabila direaksikan dengan magnet maka akan bereaksi, namu tidak setiap
yang memiliki sifat magnet adalah mineral logam ada beberapa mineral non
logam yang memiliki sifat magnet, tak hanya kemagnetan, transparansi dari
mineral logam biasanya sulit ditembus oleh cahaya (opaque), juga biasanya
memiliki massa jenis yang berat.
Pemanfaatan mineral ligam dalam kehidupan misalnya seperti emas sebagaai
perhiasan, cadangan negara, dan alat tukar, alumunium yang digunakan untuk
membuat perabotan rumah tangga.
Mineral non logam merupakan mineral yang tidak memiliki karakteristik
yang dimiliki oleh logam, seperti misalnya orthiclas, kasiterit, kuarsa dan lain
lain.
Mineral non logam ini sangat banyak tersebar dimuka bumi, bahkan tanpa
disadari dapat ditemukan di sekitaran rumah.
Dalam mengenal mineral non logam ada beberapa parameter yang mana itu
akan mengacu pada tata cara mengenal mineral, contohnya seperti kilap, pada
mineral logam kilap yang ada hanya kilap logam namun pada mineral non
logam kilap sangat variative seperti kilap kaca kilap Mutiara kilap damar dan
lain lain, mineral non logam ini biasanya bukan berasal dari golongan oksida
atau hidroksida.
Pemanfaatan mineral nonlogam misalnya seperti sulphur yang dapat
mengobati penyakit kulit, tak hanya itu intan juga dimanfaatkan sebgai mata
bor dan juga sebagai perhiasan.

44
45

5. Merangkum tentang alterasi

Alterasi adalah proses perubahan komposisi mineralogi batuan dalam kondisi


padat sebagai akibat adanya pengaruh dari suhu dan tekanan tinggi serta tidak
dalamm kondisi isokimia, alterasi ini biasanya terjadi pada mineral logam yang
nantinya menghasilkan oksida atau sulfida logam.
Zona subduksi yang ada di Indonesia dekat dengan pulau jawa yang mana
zona subduksi sangat mempengaruhi adanya aktivitas vukanisme dan
magmatisme dimana keduanya berkaitan dengan suhu dan tekanan yang mana
adalah penyebab alterasi.
Pada alters mineral yang dipengaruhinya adalah komposisi dari mineral
tersebut yaitu bentuk kristalnya namun dalam altersi batuan yang dipengaruhi
adalah komposisi batuan atau mineralnya, keduanya memiliki penyebab yang
sama yaitu suhu dan tekanan, apabila terjadi pada batuan maka disebutnya
sebagai metamorfisme, sedangkan pada mineral disebut dengan alterasi.
Karena mengacu pada suhu dan tekanan maka hukum termodinamika sangat
erat kaitannya dengan altersi ini
Beberapa contoh alters yaitu :
a. Oksidasi, besi ditemukan saat mineral yang mengandung unsur besi
terdapat pada pirit (FeS) mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral
goetit.
b. Kaolinisasi, biasa dialami oleh alkali feldspar yang berubah menjadi
lempung kaolin dengan ditandai dengan adanya larutan asam
c. Dolomitisasi, biasa dialami oleh mineral kalsit yang ada pada gamping
yang menjadi batuan kaya akan magnesium (dolomit)

45
46

6. Peta mineral logam dan non logam

Dalam peta terlihat bahwa ada tersebar perusahaan tambang dengan


bahan galian logam yaitu :
a. Timah tbk yang ada di provinsi bangka Belitung menambang timah
b. Freeport Indonesia yang ada di papua menambang tembaga
c. Pt antam pongkor yang ada di bogor menambang emas
d. Vale Indonesia yang ada di Sulawesi selatan menambang nikel
e. Pt newmount di NTB menambang emas
Lalu perusahaan tambang yang bukan non logam
a. Harmak Indonesia di DIY menambang andesit
b. Semen grrasik di jawa timur menambang batu kapur
c. Pt gunung marmer raja di Sulawesi selatan menambang marmer
d. Inducement tunggal perkasa menambang andesit
e. Pt pupuk sriwijaya di Palembang menambang fosfat

46
47

BAB IV
ANALISA

Pada praktikum kali ini yaitu belajar mengenai mineral, dimana ada
beberapan Analisa yang dapat diambil yaitu :
Ketika melakukan pendeskripsian terdapat beberapa parameter yang
menjadi acuan untuk mengenal karateristik mineral, diantaranya seperti kilap,
transparansi, gores dan lain lain, namun Ketika dilapangan yang sebenernya,
parameter tersebut bisa saja berubah, seperti kita mencari tahu goresan dari
mineral orthoclase, apabila kita hanya membaca maka informasi yang didapat
hanya satu warna, sedangkan Ketika di lapangan banayk factor yang dapat
mengubah warna gores tersebut, misalnya karena ada pengotor dan lain lain.
Daalm pembentukan mineral terdapat bentuk kilap yang berbeda dari kaca
higga logam dan tingkat transparansi dari transparan higga opaque, hal tersebut
terbentuk pada kristalisasi magma karena derajat kristalilasi, semakin cepat
magma membeku maka mineralnya akan halus seperti kaca, semakin lambat
magma membeku maka mineral akan berbentuk seperti butir butir kasar.
Bebrapa mineral nonlogam memiliki sifat kemagnetan yang mana alasan
hal tersebut dapat terjadi mungkin karena lingkungan pembentukannya memiliki
daya magnet yang tersebar pada mineral tersebut.
Massa jenis yang dimiliki setiap mineral adalah berbeda beda, hal tersebut
terjadi mungkin karena mineral memiliki unsur yang lebik komplex atau keita
pembentukannya mineral tersebut adalah sangat kompak sehingga Ketika sudah
memadat sempurna mineral tersebut akan terasa lebih padat dan lebih berat.
Sebuah mineral dapat terbentuk karena 2 atau lebih genesa hal tersebut
dapat terjadi karena tergantung dengan proses keterjadiannya, misalkan seperti
nikel laterit yang terbentuk karena konsentrasi residual bisa saja terbentukn karena
pengkayaan supergen, karena nikel laterit merupakan mineral logam yang mana
sangat memungkinkan terjadi dalam 2 genesa tersebut.

47
48

BAB V
KESIMPULAN

Setelah melaksanakan praktikum mineral dan mineralogi ini terdapat


kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Mineral adalah senyawa padatan anorganik yang terbentuk secara
alamiah dialam melalui proses kristalisasi yang memiliki sktruktur kimia
tertentu dan dengan struktur fisik tertentu serta memiliki proses
ketrebentukan yang bermacam macam, diantaranya yaitu, Kristalisasi
magma, Hidrotermal, Metasomatisme kontak, Sublimasi, Pengkayaan
supergen, Konsentrasi residual, Sedimentasi Evaporasi, Metamorfisme
2. Berdasarkan sifat kimianya, mineral diklasifikasikan dalam 8 golangan
menurut Berzelius, yaitu
I. Native elements
II. Sulphides & sulphosalt
III. Oxides and hidroxides
IV. Halides
V. Silicates
VI. Carbonates, nitrates, borates, iodates
VII. Sulphates, chromates, molybdates, tungstates
VIII. Phosphtes, arsenates, vandates
IX. Oxides
3. Dalam melakukan pendeskripsian mineral terdapat beberapa parameter
yang mana dapat mengacu terhadap sifat fisik mineral tersebut yaitu, warna
dari mineral tersebut, kilap, gores yang menandakan warna asli mineral
tersebut, lalu ada kemagnetan yaitu memiliki sifat magnet atau tidak,
kemudian transparansi untuk keterdapatan ditembus cahaya, lalu ada
kekerasan yang mennunjukan sekuat apa mineral tersebut, dan ada
kekeraan dan belahan yang menunjukan sekuat apa mineral apabila diberi
tekanan, ada perawakan dan system kristal yang menunjukan bentuk dan
kesatuan kristal pada mineral tersebut, lalu ada berat jenis yang menunjukan
kerapatan dari mineral tersebut.

48
49

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukendar, A, 2002, “Kumpulan Materi Kuliah Geologi Fisik dan Geologi


Dinamis”, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Pakuan.
2. Clarke, M. C. G. and Beddoe-Stephens, B. 1987. Geochemistry, Mineralogy and
Plate Tectonic Setting of a Late Cretaceous Sn-W Granite Form.
British Geological Survey. England: Mineralogical Magazine.
Vol.51, pp. 371
3. Hartosuwarno, Sutarto. 2004. Endapan Mineral. Yogyakarta: Fakultas, Teknologi
Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

49
50

LAMPIRAN

50
51

51
52

52
53

53
54

54
55

55
56

56
57

57
58

58
59

59
60

60
61

61
62

62
63

63
64

64
65

65
66

66
67

67
68

68
69

69
70

70
71

71
72

72
73

73
74

74
75

75
76

76
77

77
78

78
79

79
80

80
81

81
82

82
83

83
84

84
85

85
86

86
87

87
88

88
89

Anda mungkin juga menyukai