Anda di halaman 1dari 5

1.

Ciri-ciri perilaku orang yang mematuhi hukum

Indonesia adalah salah satu negara hukum yang semua warga negaranya
wajib untuk mematuhi hukum yang berlaku. Pernyataan ini berhubungan langsung
dengan norma hukum yang menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara kita. Ketaatan kepada peraturan dan hukum menjadi
sebuah konsep yang harus diwujudkan dalam diri setiap warga negara. Semakin
seseorang itu taat hukum, maka bisa disimpulkan kalau tingkat kesadaran
hukumnya juga tinggi. Lalu, apa hubungan ketaatan hukum dan kesadaran hukum?
Yuk kita bahas bersama.
Ketaatan hukum seseorang memiliki arti bahwa orang itu memiliki kesadaran untuk
menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, menegakkan kepastian
hukum yang berlaku, dan mempertahankan ketertiban hukum yang sudah ada.
Untuk melihat seseorang yang taat hukum, bisa dilihat dari perilakunya. Berikut ini
adalah ciri-ciri orang yang taat hukum:
1. Biasanya disenangi oleh masyarakat
2. Nggak menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri atau bagi orang lain yang
ada di sekitarnya.
3. Bisa menimbulkan keseimbangan dan bisa menunjukkan sikap sadar hukum
4. Biasanya nggak menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain karena
nggak ingin melanggar norma sosial
Ciri-ciri tersebut bisa terlihat secara langsung. Biasanya, orang yang taat hukum itu
berperilaku sopan karena nggak ingin menyakiti hati orang lain. Contoh ketaatan
hukum yang biasa kita temui dalam diri seorang yang taat hukum adalah mengikuti
pelajaran yang sudah ditentukan jadwalnya. Nah, sekarang kamu sudah tahu
tentang ketaatan hukum yang ada di Indonesia.

2. kesadaran hukum

Manusia dilahirkan mempunyai sifat, karakter, bakat, kemauan, dan


kepentingan yang berbeda-beda satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, manusia
saling membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat.Lingkungan
masyarakat merupakan tempat untuk mengembangkan manusia itu sendiri dalam
bekerja sama, bergaul, dan mencari nafkah guna memenuhi kebutuhannya. Namun,
karena perbedaan kepentingan dan kemauan seseorang dengan yang lainnya
seringkali terjadi benturan yang menimbulkan konflik dalam masyarakat. Hal ini
dapat menimbulkan lingkungan pergaulan yang tidak harmonis, tidak tertib, tidak
tenteram, dan tidak aman. Karena itu, untuk mencegah terjadinya hal-hal negatif
tersebut diperlukan suatu hukum yang mengatur pergaulan dan mengembangkan
sikap kesadaran hukum untuk menjalani kehidupan antar masyarakat.
Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang atau suatu
kelompok masyarakat kepada aturan-aturan atau hukum yang berlaku.Kesadaran
hukum sangat diperlukan oleh suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar ketertiban,
kedamaian, ketentraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam pergaulan antar
sesama. Tanpa memiliki kesadaran hukum yang tinggi, tujuan tersebut akan sangat
sulit dicapai.
Dikalangan pelajar pun demikian, contoh saja terjadinya perkelahian/ tawuran
antar pelajar karena kurang tumbuhnya kesadaran pelajar terhadap hukum. Akibat
lemahnya kesadaran hukum, kehidupan masyarakat akan menjadi resah dan tidak
tenteram. Oleh karena itu, kita hendaknya mengembangkan sikap sadar terhadap
hukum.
Kesadaran hukum perlu ditanamkan sejak dini yang berawal dari lingkungan
keluarga, yaitu setiap anggota keluarga dapat melatih dirinya memahami hak-hak
dan tanggung jawabnya terhadap keluarga, menghormati hak-hak anggota keluarga
lain, dan menjalankan kewajibannya sebelum menuntut haknya. Apabila hal ini
dapat dilakukan, maka ia pun akan terbiasa menerapkan kesadaran yang telah
dimilikinya dalam lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan masyarakat dan
bahkan negara.
Faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum yang pertama adalah
pengetahuan tentang kesadaran hukum. Peraturan dalam hukum harus disebarkan
secara luas dan telah sah. Maka dengan sendirinya peraturan itu akan tersebar dan
cepat diketahui oleh masyarakat. Masyarakat yang melanggar belum tentu mereka
melanggar hukum. Hal tersebut karena bisa jadi karena kurangnya pemahaman dan
pengetahuan masyarakat tentang kesadaran hukum dan peraturan yang berlaku
dalam hukum itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum selanjutnya adalah tentang
ketaatan masyarakat terhadap hukum. Dengan demikian seluruh kepentingan
masyarakat akan bergantung pada ketentuan dalam hukum itu sendiri. Namun juga
ada anggapan bahwa kepatuhan hukum justru disebabkan dengan adanya takut
terhadap hukuman maupun sanksi yang akan didapatkan ketika melanggar hukum.
Menurut Soerjono Soekanto, indikator-indikator dari kesadaran hukum sebenarnya
merupakan petunjuk yang relatif kongkrit tentang taraf kesadaran hukum. Dijelaskan
lagi secara singkat bahwa indikator pertama adalah pengetahuan hukum. Seseorang
mengetahui bahwa perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur oleh hukum. Peraturan
hukum yang dimaksud disini adalah hukum tertulis maupun hukum yang tidak
tertulis. Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum maupun
perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.Indikator kedua adalah pemahaman
hukum. Seseorang warga masyarakat mempunyai pengetahuan dan pemahaman
mengenai aturan-aturan tertentu, misalnya adanya pengetahuan dan pemahaman
yang benar dari masyarakat tentang hakikat dan arti pentingnya Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Indikator yang ketiga adalah sikap
hukum. Seseorang mempunyai kecenderungan untuk mengadakan penilaian
tertentu terhadap hukum. Indikator yang keempat adalah perilaku hukum, yaitu
dimana seseorang atau dalam suatu masyarakat warganya mematuhi peraturan
yang berlaku.
Hukum adalah suatu tata aturan kehidupan yang diciptakan untuk mencapai
nilai-nilai yang diinginkan masyarakat. Salah satu nilai yang menjadi tujuan hukum
adalah ketertiban. Ketertiban artinya ada kepatuhan dan ketaatan perilaku dalam
menjalankan apa yang dilarang dan diperintahkan hukum. Konkretnya, dapat kita
ambil contoh sederhana dalam tata aturan berlalu lintas. Hukum atau perangkat
aturan yang dibuat dalam bidang lalu lintas mempunyai tujuan agar terjadi tertib
dalam kegiatan berlalu-lintas. Hal ini juga dalam upaya melindungi kepentingan dan
hak-hak orang lain.
Untuk menumbuhkan kebiasaan sadar hukum inilah yang menjadi tantangan
dan tanggung jawab semua pihak. Budaya sadar dan taat hukum sejatinya haruslah
ditanamkan sejak dini. Maka elemen pendidikanlah menjadi ujung tombak dalam
menanamkan sikap dan kebiasaan untuk mematuhi aturan-aturan yang ada. Institusi
pendidikan merupakan media sosialisasi primer yang sangat mempengaruhi
pembentukan karakter manusia dikemudian hari. Jika sikap dan perilaku taat hukum
telah ditanamkan sejak dini, maka ke depan, sikap untuk menghargai dan mematuhi
aturan akan mendarah daging dan membudaya di masyarakat. Tentunya hal ini
dilakukan dengan memberikan pengetahuan yang benar tentang apa saja yang tidak
boleh dilakukan dan boleh dilakukan.
Tingginya kesadaran hukum di suatu wilayah akan memunculkan masyarakat
yang beradab. Membangun kesadaran hukum sejak dini, tidak harus menunggu
setelah terjadi pelanggaran dan penindakan oleh penegak hukum. Upaya
pencegahan dinilai sangat penting dan bisa dimulai dari dalam keluarga sebagai unit
terkecil masyarakat. Kesadaran inilah yang mesti kita bangun dimulai dari keluarga.
Dengan adanya kesadaran hukum ini kita akan menyaksikan tidak adanya
pelanggaran sehingga kehidupan yang ideal akan ditemui. Lembaga pendidikan
formal, informal dan non formal perlu diajak bersama-sama mengembangkan
kesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini.Pendidikan hukum tidak terbatas hanya
pendidikan formal di bangku sekolah saja. Namun juga dapat dilakukan di luar
bangku sekolah. Pembelajaran mengenai hukum sejak dini harus diajarkan kepada
anak-anak. Agar nantinya tertanam dalam diri mereka rasa kebutuhan akan
peraturan hukum. Sehingga kesadaran hukum akan terbentuk sejak dini.

3. contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan kepatuhan hukum

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita


tampilkan dalam kehidupan sehari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
bangsa dan negara. Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku.

a. Dalam kehidupan di lingkungan keluarga, diantaranya:


1). mematuhi perintah orang tua
2). ibadah tepat waktu
3). menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya
4). melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga
b. Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, diantaranya:
1). menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
2). memakai pakaian seragam yang telah ditentukan
3). tidak mencontek ketika sedang ulangan
4). memperhatikan penjelasan guru
5). mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku
6). tidak kesiangan

c. Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat, diantaranya:


1). melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat.
2). melaksanakan tugas ronda
3). ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
4). menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah
5). tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat seperti
tawuran, judi, mabuk-mabukan dan sebagainya.
6). membayar iuran warga

d. Dalam kehidupan di lingkungan bangsa dan negara, diantaranya:


1). bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2). memiliki KTP
3). memiliki SIM
4). ikut serta dalam kegiatan Pemilihan Umum
5). membayar pajak
6). membayar retribusi parkir
7). membuang sampah pada tempatnya

4. contoh sikap dan perilaku melawan hukum yang harus dihindari

Lingkungan keluarga :
1. Melawan perintah orang tua
2. Tidak menghormati saudara yg lebih besar
3. Membentak adik saat tidak dituruti kemauannya.
Lingkungan sekolah :
1. Tidak main main saat guru menjelaskan
2. Tidak mengejek teman yg memiliki kekurangan.
3. Tidak mentaati peraturan sekolah.
Lingkungan masyarakat :
1. Tidak mentaati aturan yg berlaku di masyarakat
2. Tidak membicarakan kejelekan orang lain
3. Tidak membuang sampah di lingkungan orang laing atau sembarangan.
Bangsa dan Negara :
1. Tidak mentaati lalu lintas
2. Melakukan korupsi
3. Melanggar hukum negara.

Anda mungkin juga menyukai