Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 6

‘’CHI – SQUARE TEST (UJI X 2)’’

Nama : Roberto Oktavianus Sigalingging

NPM : E1J019028

Shift : Selasa (15:00 - 17:00 wib)

Dosen : Catur Herison,Prof.,Dr.,Ir.,M.Sc

LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Chi – Square test adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi
observasi/yg benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi harapan/ekspektas. Tujuan dari χ2
adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai
atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan
model atau teori. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut disebut dalam formula atau rumus
berikut :        
k
2 (Oi−Ei) 2
      χ =  ∑
i=1 Ei
                                 
Oi = Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe keI
å = Total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe (Suryati
Dotti, 2013).
Uji Chi-Square termasuk salah satu alat uji dalam statistik yang sering digunakan
dalam praktek. Dalam bahasan statistika non parametrik, pengujian hipotesa terhadap beda
lebih dari dua proporsi populasi tidak dapat menggunakan distribusi t atau distribusi f tetapi
menggunakan distribusi Chi-Square (Wibowo, 2012). Test of independence merupakan salah
satu pengujian untuk mengetahui hubungan atau kebebasan antar variabel yang bersifat
kategori.Untuk mengetahui hubungan antara variabel A dan B, maka hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut: Ho: variable A dan variable B saling bebas H1: variable A
dan variable B tidak saling bebas (Tanty, 2013)
            Nilai 3,841 berasal dari tabel 4.2 atau tabel χ 2 perhatikan nilai yang terletak dibagian
atas tabel 4.2 yang menunjukkan besarnya taraf uji dan disebelahnya  kiri ke bawah
menunjukkan Degree of Freedom atau derajat betas (mulai dari 1, 2,…hingga 3). Derajat
betas (db) dalam hal nin memiliki nilai sama dengan banyaknya kelas fenotipe dikurangi 1
(satu). Pada contoh diatas jumlah kelas hanya 2 (tinggi dan pendek), jadi db = 1. Dengan
melihat titik potong pada baris db= 1 dan taraf uji 5 % ditemukan nilai 3,841 yang merupakan
nilai maksimum dari χ2  yang dapat diterima bahwa deviasi terjadi karena kebetulan (Suryani,
2012).
Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan "χ 2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai")
digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya
berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau
lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara status
gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau tidak) (Sabri,2008).
Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil
observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika
harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf
signifikan tertentu (dari tabel χ2) (Murti,2010).
Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan
berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan
suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu (Ali, 2011).

Perbandingan yang diharapkan tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan


(hipotesis) berdasarkan pemisahan alel secara bebas,pembuahan gamet secara seimbang dan
terjadi segregasi sempurna . Dalam perhitungan diperhatikan pula besarnya derajat kebebasan
yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi satu. Andaikan perkawinan
monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1 ,berarti ada 2 kelas fenotip.
Sehingga db nya 2-1 = 1. Pembuktian sebenarnya dapat dicari lewat metematika tabel X2.
(Crowder,2010).

Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan
menolak hipotesis. Apabila nilai kemungkinan besar dari 5% penyimpangan nisbah harapan
tidak nyata. Penyimpangan yang ada hanya kebetulan saja. Nilai kemungkinan 0,05 atau
kurang (0,01 atau 0,001) itu berarti bahwa faktor kebetulan hanya berpengaruh sebanyak 5%
atau kurang. Ini berarti bahwa ada faktor lain yang ikut mengambil peranan dan yang lebih
berpengaruh pada kejadian itu,sehingga data percobaan dapat dinyatakan buruk. ( Pollet ,
2012 )

1.2 Tujuan

1. Menghitung 2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai
dengan teori atau yang diharapkan.
2. Menginterpretasikan nilai 2 yang dihitung dengan tabel 2 .
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Kacang buncis merah dan putih
2. Data praktikum acara 3,4 dan 5
3. Kantong atau kotak
4. Petridish

2.2 Cara Kerja

1. 200 biji kacang merah dicampurkan dengan 200 biji kacang putih, lalu diaduk dan
ditempatkan dalam satu kotak.
2. Sampel dari campuran diatas (langkah pertama) diambil sebanyak 1 petridish penuh.
3. Biji merah dan biji putih dipisahkan kemudian dihitung
4. Data yang didapat dicatat pada lembar kerja dan jumlah yang diharapkan dihitung
berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih.
5. Tabel lembar kerja dilengkapi dan x 2 dihitung.
BAB III

HASIL

 Laporan data mendel 1


Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah
Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20 x
Pengamatan Harapan Deviasi
Fenotipe (Observasi (Expected) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
=O) X2
Merah 14 15 -1 1 0,067
Putih 6 5 +1 1 0,2
Total 20 20 0 2 0,267

db = 2 - 1 = 1
Kesimpulan = Dari data diatas c2 hitung < c2 tabel (0,267 < 3,841) maka deviasi terjadi
karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan teori (3:1).

Perbandingan/nisbah fenotip pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected


(E) untuk pengambilan 40 x

Pengamatan Harapan Deviasi


Fenotipe (Observasi (Expected) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
=O) X2
Merah 30 30 0 0 0
Putih 10 10 0 0 0
Total 40 40 0 0 0

db = 2 - 1 = 1
Kesimpulan = Dari data diatas c2 hitung < c2 tabel (0 < 3,841) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan
teori (3:1).
Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah
Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60 x
Pengamatan Harapan Deviasi
Fenotipe (Observasi (Expected) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
=O) X2
Merah 46 45 +1 1 0.02
Putih 14 15 -1 1 0.067
Total 60 60 0 2 0,089

db = 2 - 1 = 1
Kesimpulan = Dari data diatas c2 hitung < c2 tabel (0,089 < 3,841) maka deviasi terjadi
karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan teori (3:1).

 Laporan Data pengamatan Hukum Mendel 2


Tabel 1. Perbandingan/nisbah Fenotipe Pengamatan/observasi (O) dan Nisbah
Harapan/teoritis/expected (E)
Harapan Deviasi (O-E)2 (O-E)2 (O- (O-
Pengamatan E)2/E E)2/E
Fenotipe
X2 X2
32 x 64 x 32 x 64 x 32 x 64 x 32x 64x 32x 64x
Bulat- 19 36 18 36 1 0 1 0 0,056 0
kuning
Bulat-hijau 6 13 6 12 0 +1 0 1 0 0,083

keriput- 6 12 6 12 0 0 0 0 0 0
Kuning
keriput- 1 3 2 4 -1 -1 1 1 0,5 0,25
hijau
Total 32 64 32 64 0 0 2 2 0,556 0,333

db = 4 - 1 = 3
Kesimpulan = Dari data pengamatan 32 kali diatas c2 hitung < c2 tabel (0,556 < 7,82) maka
deviasi terjadi karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan teori (9:3:3:1)

db = 4 - 1 = 3
Kesimpulan = Dari data pengamatan 64 kali diatas c2 hitung < c2 tabel (0,333 < 7,82) maka
deviasi terjadi karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan teori (9:3:3:1)

Data Probabilitas
Tabel 1 . Perbandingan/nisbah Pengamatan observasi (O) dan Nisbah
Harapan/teori/Expected (E) untuk Pengambilan 30 x

Pengamatan Harapan Deviasi


1 Koin (Observasi =O) (Expected=E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
X2

Angka 14 15 -1 1 0,067

Gambar 16 15 +1 1 0.067

Total 30 30 0 2 0,134

db = 2 - 1 = 1
Kesimpulan = Dari data diatas c2 hitung < c2 tabel (0,134 < 3,841) maka deviasi terjadi
karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan teori (1/2:1/2)

Tabel 2 . Perbandingan/nisbah Pengamatan observasi (O) dan Nisbah


Harapan/teori/Expected (E) untuk Pengambilan 40 x
Pengamatan Harapan Deviasi
3 Koin (Observasi (Expected=E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
=O) X2

3 A-0G 5 5 0 0 0

2 A-1G 15 15 0 0 0

1A-2G 16 15 1 1 0.067

0A-3G 4 5 -1 1 0.2

Total 40 40 0 2 0.267

db = 4 - 1 = 3
Kesimpulan = Dari data diatas c2 hitung < c2 tabel (0,267 < 7,82) maka deviasi terjadi
karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan teori (1/8:3/8:3/8:1/8)

Tabel 3 . Perbandingan/nisbah Pengamatan observasi (O) dan Nisbah


Harapan/teori/Expected (E) untuk Pengambilan 48 x
Pengamatan Harapan Deviasi
4 Koin (Observasi (Expected=E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
=O) X2

4A-0G 3 3 0 0 0

3A-1G 11 12 -1 1 0,083

2A-2G 20 18 2 4 0,22

1A-3G 10 12 -2 4 0,33

0A-4G 4 3 1 1 0,33

Total 48 48 0 10 0,963

db = 5 - 1 = 4
Kesimpulan = Dari data diatas c2 hitung < c2 tabel (0,963 < 9,49) maka deviasi terjadi
karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan teori (1/16::1/4:3/8:1/4:1/16).

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah
suatu data dari hasil pengamatan yang didapat sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya
dan apakah hasil dari data suatu observasi yang diperoleh sesuai dengan model atau teori
yang telah ditentukan. Chi-Square Test adalah test yang digunakan untuk mengetahui
kebenaran dari hasil suatu percobaan. Dipakai untuk menguji apakah rasio fenotip praktis
dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan rasio fenotip teoritis.Data yang diuji pada
praktikum kali ini adalah data hasil praktikum Mendel 1,Mendel 2,dan probabilitas.
Pada percobaan pertama yaitu data hukum Mendel 1 diperoleh hasil Chi-square
hitung (0,267) pada data 20 kali pengambilan,(0) pada pengambilan 40 kali,dan (0,089) pada
60 kali pengambilan,Sehingga dapat disimpulkan ketiga hasil c2 hitung lebih kecil dari c2
tabel (3,841) dan deviasi terjadi karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima
atau data pengamatan sesuai dengan teori (3:1).
Pada percobaan kedua yaitu data hukum Mendel 2 diperoleh hasil Chi-square hitung
data pengamatan 32 kali diatas c2 hitung < c2 tabel (0,556 < 7,82), data pengamatan 64 kali
c2 hitung < c2 tabel (0,333 < 7,82),sehingga kedua hasil c2 hitung dan deviasi terjadi karena
kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan
teori (9:3:3:1).
Pada percobaan ketiga yaitu data Probabilitas diperoleh hasil c2 hitung < c2 tabel
(0,134 < 3,841) pada pelemparan 1 koin 30 kali maka deviasi terjadi karena kebetulan
belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan teori
(1/2:1/2),pada pelemparan tiga koin 40 kali c2 hitung < c2 tabel (0,267 < 7,82) maka deviasi
terjadi karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan
sesuai dengan teori (1/8:3/8:3/8:1/8),pada pelemparan 48 kali diperoleh c2 hitung < c2 tabel
(0,963 < 9,49) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka,dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan teori (1/16::1/4:3/8:1/4:1/16).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pecobaan yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada percobaan didapatkan hasil nilai χ2 hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai
yang tertera pada tabel Chi-Square Test (0,05) atau batas Signifikan maka hasil
percobaan tersebut dapat diterima atau sesuai dengan perbandingan teori dari setiap
data.              
2. Nilai χ2 hitung diperkirakan sesuai dengan tabel χ2 karena Pada percobaan didapatkan
hasil nilai χ2 hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang tertera pada tabel Chi-
Square Test (0,05) atau batas Signifikan sehingga data dapat diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2011. Chi Squere Test. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Crowder L. 2010. Genetika Tumbuhan. Trubus Agriwidia : Solo

Murti, Bhisma. 2005. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-ilmu
Kesehatan. PT.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Pollet. 2012. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati. Universitas Sumatera Utara :
Medan

Sabri, L., Hastono, SP. 2008. Statistik Kesehatan.Edisi Revisi. Rajawali Pers : Jakarta

Suryati,Dotti.2013.Ppenuntun Praktikum Genetika. Laboratorium Agronomi jurusan


budidaya pertanian Fakultas pertanian Universitas Bengkulu

Suryani. 2012. Chi Squere Test. Jakarta : Erlangga

Tanti, Heruna. 2013. Metode Nonparametrik Untuk Analisis Hubungan Perilaku Dan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Kode Plastik. Mathematics & Statistics
Department, School of Computer Science, Binus University. Vol. 13 No.

Wibowo,Ari. 2012. Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS. STMIK Sinar Nusantara
Surakarta ISSN : 1693 – 1173

Anda mungkin juga menyukai