Anda di halaman 1dari 11

TAPAK Vol. 9 No. 1, November 2019 p-ISSN 2089-2098 ; http://u.lipi.go.

id/1320332466
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/index e-ISSN 2548-6209 ; http://u.lipi.go.id/1481086615

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR ANTARA


MATERIAL DARI SUNGAI LAKITAN DENGAN SUNGAI RUPIT

Okma Yendri1, Eko Sudaryanto2


Prodi Teknik Sipil Universitas Musi Rawas 1,2
1
E-mail : okmayendri@gmail.com ,ekosudaryanto506@gmail.com 2

ABSTRAK

Mortar dapat difungsikan sebagai konstruksi struktural maupun konstruksi non


struktural. Pada konstruksi struktural Mortar digunakan sebagai spesi dinding dan juga
pondasi, sedang untuk konstruksi non struktural mortar digunakan sebagi pelapis dinding
terluar. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk membandingan kuat tekan mortar dengan
menggunakan komposisi matrial yang berbeda pada perbandingan semen dan pasir adukan
1:2, 1:3, 1: 4. Mengetahui perbandingan kuat tekan mortar pasir sungai Rupit dan Sungai
Lakitan sebagai agregat halus terhadap kuat tekan mortar pada umur 7, 14, dan 28 hari.
Mengetahui mortar variasi pasir manakah yang memiliki kuat tekan yang tertinggi. Hasil
penelitian ini : pertama, hasil kuat tekan rata-rata mortar yang mempunyai nilai paling
tinggi pada umur 28 hari yaitu menggunakan pasir sungai lakitan. Kedua diketahui kuat
tekan rata-rata tertinggi pada hari ke-7 adalah pada sampel I dengan agregat pasir sungai
rupit. Kuat tekan rata-rata ada hari ke-14 adalah pada sampel I dengan agregat pasir rupit.
Kuat tekan rata-rata pada hari ke-28 adalah pada sampel I dengan agregat pasir sungai
lakitan. Ketiga hasil analisis pengujian kuat tekan beton mortar tertinggi yaitu pada sample
1 dengan komposisi campuran 1 Pc : 2 Ps yang menggunakan bahan campuran pasir dari
sungai lakitan dengan hasil kuat tekan sebesar 357,2 Kg/cm 2.

Kata Kunci : Mortar, Agregat Halus, Pasir Sungai Lakitan Dan Rupit, Kuat Tekan

PENDAHULUAN yang dihasilkan sesuai dengan


perencanaan (Qomaruddin dkk, 2018).
Kemajuan teknologi informasi dalam Mortar didefinisikan sebagai
berbagai bidang sangat mempengaruhi campuran material yang terdiri dari
pola pikir dan kehidupan masyarakat agregat halus (pasir), bahan perekat
khususnya dalam dunia konstruksi. (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Indonesia dengan orientasi pembangunan air dengan komposisi tertentu. Dalam
harus diimbangi dengan ketersediaan pekerjaan konstruksi bangunan, biasanya
berbagai macam material, baik material Mortar merupakan bahan bangunan
yang disupplay oleh negara maupun berupa campuran dari semen, pasir dan
material dari negara lain. Ada berbagai air dengan proporsi tertentu. Mortar
macam material yang digunakan dalam digunakan sebagai bahan pengikat batu
melakukan pembangunan antara lain bata, batu dan blok beton.(SNI 03-6825-
beton yang terdiri dari sub material 2002. Mortar dapat difungsikan sebagai
penyusun meliputi air, semen, pasir, dan konstruksi struktural maupun konstruksi
kerikil. Memperhatikan material sub non struktural. Pada konstruksi struktural
penyususn beton merupakan hal yang Mortar digunakan sebagai spesi dinding
vital yang harus diperhatikan untuk dan juga pondasi, sedang untuk
menjaga mutu beton, sehingga kualitas konstruksi non struktural mortar

Vol. 9 No.
e-ISSN 1, November 2019
; 2548-6209 p-ISSN 2089-2098
TAPAK Vol. 9 No. 1 November
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/index
p-ISSN ; 2089-2098
2019
e-ISSN 2548-6209 ; tp://u.lipi.go.id/148108661541
digunakan sebagi pelapis dinding terluar. Sifat-sifat Mortar
Sebagai konstruksi struktural, Mortar Mortar dapat digunakan pada
direncanakan untuk menahan gaya tekan pekerjaan-pekerjaan tertentu karena
(sebagai pengikat batu bata pada dinding memiliki beberapa sifat yang
maupun pondasi). Untuk itu perlu menguntungkan. Antara lain menurut
diketahui besar kuat tekan yang dapat Tjokrodimuljo (1996:126) mortar yang
ditahan oleh mortar baik pada saat proses baik harus mempunyai sifat sebagai
pembangunan maupun setelah konstruksi berikut :
direncanakan dapat menahan seluruh a. Murah.
beban. b. Tahan lama.Mudah dikerjakan
Perlakuan khusus terhadap sub (diaduk, diangkat, dipasang dan
material beton harus dilakukan untuk diratakan).
mengetahui perbandingan setiap c. Melekat dengan baik dengan bata,
perlakuan yang dilakuakan. Ditinjau dari batu dan sebagainya.
quarry penyusunnya pasir sebagai bahan d. Cepat kering dan mengeras.
penyusun beton terdiri dari quarryyang e. Tahan terhadap rembesan air.
berbeda dengan karakteristik yang f. Tidak timbul retak-retak setelah
berbeda pula (Hariyadi,dkk, 2018). dipasang.
Setiap quarry pasir memiliki ciri khas
yang mampu mempengaruhi kuat tekan Semen
beton (Ariyanto,dkk, 2018). Melakukan Semen Portland Pozzolan adalah
treatment terhadap material penyususn semen hidrolis yang terdiri dari campuran
beton merupakan hal pokok yang yang homogen antara semen portland
harus dijalankan sesuai standar yang dengan pozzolan halus, yang diproduksi
berlaku baik itu PBI, SNI, ACI, dan dengan menggiling klinker semen
standar lainnya (Sudarno, dkk., 2014). portland dan pozzolan bersama-sama,
Membandingkan quarry pasir untuk atau mencampur secara merata bubuk
mengetahui karakteristiknya dengan semen portland dengan bubuk pozzolan,
perlakuan yang sama perlu dilakukan atau gabungan antara menggiling dan
untuk mengetahui pasir yang terbaik. mencampur, dimana kadar pozzolan 6 %
Pasir sungai (Quarry) yang akan sampai dengan 40 % massa semen
dibandingkan adalah pasir sungai lakiran portland pozzolan (SNI 15-0302-2004).
dan pasir sungai Rupit. Penelitian ini Fungsi utama semen adalah
bertujuan mendapatkan kualitas pasir mengikat butir-butir agregat hingga
terbaik dan hubungan korelasi antar membentuk suatu massa padat dan
perilaku yang dilakukan. mengisi rongga-rongga udara di antara
butir-butir agregat. Walaupun komposisi
TINJAUAN PUSTAKA semen dalam beton hanya sekitar 10%,
namun karena fungsinya sebagai bahan
Jenis - Jenis Mortar pengikat maka peranan semen menjadi
Berdasarkan jenis bahan ikatnya penting. (Tri Mulyono, 2004).
mortar dapat dibagi menjadi beberapa
jenis. (Tjokrodimuljo, 1996:125) Jenis dan Penggunaan Semen
membagi mortar menjadi empat jenis, Menurut SNI 15-0302-2004, semen
yaitu: portland pozzolan dibagi menjadi empat
a. Mortar Lumpur jenis yaitu :
b. Mortar Kapur a. Jenis IP-U yaitu semen portland
c. Mortar semen pozzolan yang dapat dipergunakan
d. Mortar Khusus. untuk semua tujuan pembuatan
adukan mortar atau beton.

e-ISSN ; 2548-6209
42 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
b. Jenis IP-K yaitu semen portland beton. Agregat dibedakan menjadi dua
pozzolan yang dapat dipergunakan macam yaitu agregat halus dan agregat
untuk semua tujuan pembuatan kasar yang didapat secara alami atau
adukan mortar atau beton, semen buatan. Untuk menghasilkan beton
untuk tahan sulfat sedang dan panas dengan kekompakan yang baik,
hidrasi sedang. diperlukan gradasi agregat yang baik.
c. Jenis P-U yaitu semen portland Gradasi agregat adalah distribusi ukuran
pozzolan yang dapat dipergunakan kekasaran butiran agregat. Gradasi
untuk pembuatan mortar atau beton diambil dari hasil pengayakan dengan
dimana tidak disyaratkan kekuatan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 mm
awal yang tinggi. dan 40 mm untuk kerikil. Untuk pasir
d. Jenis P-K yaitu semen porland lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm,
pozzolan yang dapat dipergunakan 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,15 mm.
untuk pembuatan mortar atau beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan Agregat Halus (pasir)
awal yang tinggi, serta untuk tahan Menurut SNI 03 – 2834 – 2002
sulfat sedang dan panas hidrasi rendah agregat halus adalah pasir alam sebagai
hasil desintegrasi secara alami dari batu
Penyimpanan Semen atau pasir yang dihasilkan oleh industri
Menurut “Tri Mulyono, 2003” agar pemecah batu dan mempunyai ukuran
semen tetap memenuhi syarat meskipun butir terbesar 5,0 mm. ukuran agregat
disimpan dalam waktu lama, cara halus (pasir) sangat penting peranannya
penyimpanan semen perlu diperhatikan. dalam mendapatkan campuran mortar
Semen harus terbebas dari bahan kotoran dan beton, pasir terdiri dari butiran-
dari luar. Semen dalam kantong harus butiran yang tajam dan keras. Butiran-
disimpan dalam gudang tertutup, butiran agregat yang baik harus kekal,
terhindar dari basah dan lembab, dan artinya tidak pecah atau hancur oleh
tidak tercampur dengan bahan lainnya. pengaruh cuaca.
Semen dari jenis yang berbeda harus Sedangkan menurut fungsi dan
dikelompokan sedemikian rupa untuk kegunaannya pasir dapat digolongkan
mencegah kemungkinan tertukarnya jenis menjadi 4 yaitu:
semen satu dengan yang lainnya. Urutan a. Pasir Elod
penyimpanan harus diatur sehingga Pasir elot adalah jenis pasir yang
semen yang lebih dahulu masuk gudang paling halus diantara jenis pasir
terpakai lebih dulu. lainnya, apabila dikepal akan
mengumpal dan apabila dilepas tetap
Agregat mengumpal tidak puyar, karena
Agregat adalah butiran mineral yang sifatnya yang terlalu halus tidak baik
merupakan hasil disintegrasi alami batu sebagai bahan bangunan, cocok untuk
batuan atau juga berupa hasil mesin bahan pembuatan batako, beton
pemecah batu dengan memecah batu pancang, dan bahan cor yang dicetak
alami. Agregat merupakan salah satu terlebih dahulu
bahan pengisi pada beton, namun b. Pasir Pasang
demikian peranan agregat pada beton Pasir yang sangat halus, bisa
sangatlah penting. Kandungan agregat dikatakan pasir yang sangat halus, bisa
dalam beton kira-kira mencapai 70%- didapatkan dengan cara mengayak
75% dari volume beton. Agregat sangat pasir terlebih dahulu dengan ayakan
berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, halus, jika anda berada di sekitar
sehingga pemilihan agregat merupakan Lumajang Jawa Timur pasir ini
suatu bagian penting dalam pembuatan banyak dijumpai dengan istilah pasir

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 43
p-ISSN ; 2089-2098
lumajang yang berasal dari sepanjang Air
sungai yang hulunya di gunung Menurut SNI 03-2847-2002, air yang
semeru, ciri-ciri pasir jenis ini apabila digunakan pada campuran beton harus
dikepal akan menggumpal dan apabila bersih dan bebas dari bahan-bahan
di lepas pasir tetap menggumpal dan merusak yang mengandung oli, asam,
tidak puyar kembali, pasir jenis ini alkali, garam, bahan organik, atau bahan-
sangat baik untuk plesteran dinding, bahan lainnya yang merugikan terhadap
tetapi juga baik untuk pasang beton atau tulangan. Persyaratan air
plesteran. sebagai bahan bangunan, sesuai dengan
c. Pasir Beton penggunaannya harus memenuhi syarat
Pasir yang cukup halus sedikit lebih menurut (SK SNI S – 04 – 1989 – F)
kasar dari pasir pasang, ciri-cirinya antara lain:
apabila dikepal tidak mengumpal dan a. Air harus bersih, tidak mengandung
apabila dilepas akan puyar kembali, lumpur, minyak dan benda terapung
pasir jenis ini sangat baik untuk lainnya yang dapat dilihat secara
pengecoran, pemasangan pondasi, dan visual.
pasangan batu bata. b. Tidak boleh mengandung benda-benda
d. Pasir Merah tersuspensi lebih dari 2 gram /liter.
Pasir merah sedikit lebih kasar dari c. Tidak mengandung garam-garam yang
pasir beton, dan ciri-cirinyapun dapat larut dan dapat merusak beton
hampir sama dengan pasir beton dan (asam-asam, zat organik dan
terdapat batuan kerikil yang lebih sebagainya) lebih dari 15 gram /liter.
besar sehingga sangat cocok untuk Kandungan klorida (Cl), tidak lebih
bahan cor. dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 p.p.m. sebagai
Gradasi Agregat Halus SO3.
Gradasi agregat ialah distribusi dari d. Bila dibandingkan dengan kekuatan
ukuran agregat. Berdasarkan standar tekan adukan dan beton yang memakai
pengujian ASTM C 109 dan SNI 15- air suling, maka penurunan kekuatan
2049-2004, agregat halus yang digunakan adukan dan beton yang memakai air
untuk campuran pembuatan benda uji yang diperiksa tidak lebih dari 10%.
kuat tekan mortar yaitu pasir dengan e. Semua air yang mutunya meragukan
gradasi lolos ayakan No. 16 (1,18 mm), harus dianalisa secara kimia dan
No. 20 (850 µm), No. 30 (600 µm), No. dievaluasi mutunya menurut
40 (425 µm), No. 50 (300 µm) dan No. pemakaiannya.
100 (150 µm).
Pemeriksaan Material
Modulus Halus Pemekriksaan material ialah dimana
Modulus kehalusan butir (fineness material yang akan digunakan dalam
modulus) adalah suatu indeks yang pembuatan beton mortar di teliti terlebih
dipakai untuk ukuran kehalusan atau dahulu untuk mengetahui komposisi yang
kekasaran butir-butir agregat. Modulus terkandung. Pengujian tersebut terdiri
kehalusan butir (FM) didefinisikan dari :
sebagai jumlah persen komulatif sisa a. Analisa Saringan
saringan diatas ayakan No. 100 (150 µm) Analisis saringan adalah
dibagi seratus. Makin besar nilai modulus pengelompokkan besar butir analisa
halus menunjukkan bahwa makin besar agregat halus menjadi komposisi
butir–butir agregatnya. Modulus halus gabungan yang ditinjau berdasarkan
butir agregat halus berkisar antara 1,5 – saringan. Saringan yang digunakan
3,8 % (SNI 03 – 1750 - 1990). untuk agregat halus adalah saringan

e-ISSN ; 2548-6209
44 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
nomor 10, saringan nomor 30,
saringan nomor 60, saringan nomor
100, saringan nomor 200, dan pan. 2) Berat jenis kering permukaan jenuh
Modulus kehalusan yang baik untuk (saturated surface dry)
agregat halus adalah 1,5 sampai
dengan 3,8. Untuk mengetahui 3) Berat jenis semu (apparevt specific
modulus kehalusan, dihitung dengan gravity)
rumus :
Modulus Kehalusan =
Keterangan :
Bk = berat benda uji kering oven,
(Sumber: SK SNI 5-04-1989-F) dalam gram
b. Kandungan Lumpur Bj = berat benda uji kering
Kadar lumpur agregat halus menurut permukaan, jenuh dalam gram
PBI 1971 adalah bagian-bagian yang Ba = berat benda uji kering
dapat melalui ayakan 0,063 mm permukaan jenuh dalam air, dalam
dengan nilai maksimum 5%. Untuk gram. (sumber SNI 03-1969-1990)
mengetahui kandungan lupur dalam e. Berat Isi Agregat
agregat dihitung dengan rumus: Pengujian berat isi agregat adalah
W= untuk dapat menentukan berat
Keterangan: volume agregat. Berat volume
W = kandungan lumpur dalam pasir didefinisikan sebagai perbandingan
B = berat pasir setelah di oven antara berat agregat kering dengan
(Sumber: SK SNI 5-04-1989-F) volumenya. Untuk mengetahui berat
c. Kadar Air isi agregat di hitung menggunakan
Pemeriksaan kadar air agregat rumus :
dimaksudkan untuk mengetahui D=
persentase kadar air yang terkandung Keterangan :
dalam agregat. Untuk mengetahui D = berat isi beton, kg/m
kadar agregatnya dihitung dengan Mc = berat wadah ukur yang diisi
rumus: beton, kg
Kadar Air = x 100% Mm = berat wadah ukur, kg
Keterangan: Vm = volume wadah ukur, m3
W1 = Berat pan kosong
W2 = Berat basah benda uji + pan Semen
W3 = Berat kering benda uji + pan Pemeriksaan terhadap semen
W4 = Berat basah benda uji (W2- W1) dilakukan dengan cara visual yaitu semen
(Sumber: SK SNI 5-04-1989-F) dalam keadaan tertutup rapat dan setelah
d. Berat Jenis Agregat dibuka tidak ada gumpalan serta
Metode ini dimaksudkan sebagai butirannya halus.
pegangan dalam pengujian untuk
menentukan berat jenis curah, berat Air
jenis kering permukaan jenuh, berat Pemeriksaan terhadap air dilakukan
jenis semu dari agregat kasar, serta secara visual yaitu air harus bersih, tidak
angka penyerapan dari agregat kasar. mengandung lumpur, minyak dan garam
Untuk mengetahui berat jenis agregat sesuai dengan persyaratan.
dihitung menggunakan rumus :
1) Berat jenis curah (bulk specific Pencampuran Mortar
grafity) Semua bahan bersifat semen dan
agregat harus dicampur dengan sejumlah

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 45
p-ISSN ; 2089-2098
air secukupnya selama 3 – 5 menit air dan berat semen dalam campuran
dengan menggunakan alat pengaduk mortar atau beton. Secara umum diketahui
mekanis untuk menghasilkan mortar bahwa semakin tinggi nilai f.a.s., semakin
yang mudah dikerjakan. Pencampuran rendah mutu kekuatan beton. Namun
mortar dengan tangan diperbolehkan bila demikian, nilai f.a.s. yang semakin rendah
tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton
ada ijin dari pihak yang menentukan semakin tinggi. Nilai f.a.s. yang rendah
persyaratan dengan memberikan prosedur akan menyebabkan kesulitan dalam
cara pencampuran yang dimaksud (SNI pengerjaan, yaitu kesulitan dalam
03-6882- 2002. pelaksanaan pemadatan yang pada
akhirnya akan menyebabkan mutu beton
Pencetakan Benda Uji menurun. Umumnya nilai f.a.s. minimum
Setelah dilakukan proses yang diberikan sekitar 0,4 dan maksimum
pencampuran material, campuran beton 0,65 (TriMulyono, 2004). Faktor air
tersebut dimasukan kedalam cetakan semen yang digunakan pada campuran
kubus 5cm x 5cm x 5cm yang mortar menurut standar ASTM C 109M
sebelumnya telah diolesi oli atau minyak adalah 0,485.
b. Jumlah Semen. Pada mortar dengan f.a.s
pelumas pada bagian dalam cetakan yang sama, mortar dengan kandungan semen
bertujuan untuk memudahkan ketika lebih banyak belum tentu mempunyai
melepas benda uji dari cetakan setelah kekuatan lebih tinggi. Hal ini
mengeras. Campuran dimasukan kedalam disebabkan karena jumlah air yang
cetakan dengan tekanan standar dan banyak, demikian pula pastanya,
dilakukan pemadatan dengan menusuk- menyebabkan kandungan pori lebih
nusuk adukan dalam cetakan. banyak daripada mortar dengan
kandungan semen yang lebih sedikit.
Pemeliharaan Kelecekan Kandungan pori inilah yang
Mortar yang telah mengeras harus mengurangi kekuatan mortar. Jumlah
diaduk kembali dengan tangan untuk semen dalam mortar mempunyai
mempertahankan kelecekannya, dan nilai optimum tertentu yang
mortar yang telah mencapai lebih dari 2,5 memberikan kuat tekan tinggi.
jam sejak dicampur tidak boleh dipakai c. Umur Mortar. Kekuatan mortar akan
lagi (SNI 03-6882-2002). meningkat seiring dengan
bertambahnya umur
Perawatan Benda Uji dimana pada umur 28 hari mortar akan
Benda uji yang siap dan telah memperoleh kekuatan yang
mengeras dikeluarkan pelan-pelan dari diinginkan.
cetakan agar tidak terjadi kerusakan atau Sifat Agregat. Sifat agregat yang
cacat, lalu direndam ke dalam air hingga berpengaruh terhadap kekuatan ialah
mencapai umur yang dibutuhkan untuk bentuk, kekasaran permukaan, kekerasan
pengujian kuat tekan. dan ukuran maksimum butir agregat.
Bentuk dari agregat akan berpengaruh
Kuat Tekan Mortar terhadap interlocking antar agregat.
Perhitungan kuat tekan mortar
diperoleh berdasarkan rumus : METODE PENELITIAN

fm = kuat tekan mortar, dalam Mpa Survei Pendahuluan


P = beban maksimum total, sdalam N Survei pendahuluan merupakan
A = luas dari permukaan yang dibebani, survei pada skala kecil yang dilakukan
dalam mm2 sebelum survei besar atau survei
a. Faktor air semen (f a s). Faktor air semen lapangan. Survei yang dilakukan pada
adalah angka perbandingan antara berat

e-ISSN ; 2548-6209
46 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
penelitian ini adalah penentuan lokasi  Pemeriksaan Kadar Lumpur. Cara
sungai (Quarry). pemeriksaan kadar lumpur yaitu
pasir dimasukkan ke dalam gelas
Pengumpulan Data ukur kemudian masukkan air
Pengumpulan data dilakukan dalam bersih, setelah itu lakukan
dua cara, yaitu pengumpulan data primer pengadukan dengan cara menutup
dan pengumpulan data sekunder. Data mulut gelas dengan rapat lalu
primer adalah data yang dikumpulkan bolak-balik gelas ukur terebut
langsung dilapangan atau dalam uji berulang-ulang. Lakukan selama
laboratorium, yang meliputi hasil mungkin agar lumpur benar-benar
pengamatan, pencatatan, pengukuran, terpisah dari semua butiran pasir.
maupun pengujian. Realisasi untuk Setelah selesai diaduk letakkan
mendapatkan data dalam penelitian ini gelas di tempat yang aman dan
berupa uji laboratorium, didalam data diamkan selama 24 jam. Lakukan
primer didapat hasil dari pengujian- pengukuran menggunkan
pengujian bahan berupa pengujian kadar penggaris untuk mengetahui
air lumpur serta pengujian agregat halus. perbedaan pasir dan lumpur.
Pengujian-pengujian yang dilakukan di  Pemeriksaan Kadar Air. Timbang
laboratorium terhadap bahan-bahan cawan sebelum melakukan
tersebut adalah analisis saringan agregat, pengeringan untuk mengetahui
pemeriksaan kandungan lumpur dalam berat kosong cawan. Masukkan
pasir, pemeriksaan kadar air pasir, serta pasir kedalam cawan kemudian
pengujian kuat tekan beton mortar. ditimbang untuk mengetahui berat
sebelum di oven. Masukkan
Langkah-langkah Penelitian kedalam oven dengan suhu 105°C
Dalam penelitian ini sampel yang selama 2 jam. Selajutnya timbang
digunakan akan melalui proses uji kembali cawan yang telah di oven
laboratorium, adapun langkah-langkah setelah itu hitung persentase
yang akan dilakukan sebagai berikut : kadar air dari sampel
a. Pengambilan Agregat, yang  Berat Jenis Agregat. Yang
digunakan diambil dari 2 sungai pertama dilakaukan untuk
yang berbeda yaitu pasir sungai menguji berat jenis adalah
lakitan dan pasir sungai rupit. mencuci denda uji dan rendam
b. Pengeringan agregat, pengeringan selama 24 jam, kemudian
agregat dilkakukan dengan cara dikeringkan dalam kerucut
menjemur pasir di bawah sinar Abraham dalam 3 lapis pada
matahari langsung. masing-masing lapisan ditumbuk
c. Pemeriksaan Material : 8 kali dan ditambah 1 kali
 Pemeriksaan berat volume dibagian terakhir. Lalu angkat
agregat. Untuk mengatahui berat kerucut secara vertical, kemudian
agregat pasir berat benda uji lihat bentuk agregat hasil cetakan.
dibagi dengan volume tempat.
 Analisa Saringan Agregat. Dalam HASIL PENELITIAN
pengujian ini pasir dimasukan ke
dalam van (saringan) kemduian Pemeriksaan Agregat Halus
van diletakan di mesin vibrator, Mateial di ambil dari dua lokasi yang
setelah selesai dapat dilihat dan berbeda yaitu sungai rupit yang berada di
ditimbang pasir yang tertahan Kelurahan Rupit Kecamatan Rupit
disetiap van untuk mengetaui Kabupaten Musi Rawas Utara dan dari
gradasi dari setiap pasir. sungai lakitan di desa Pendingan

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 47
p-ISSN ; 2089-2098
Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Pemeriksaan Kadar Air Pasir
Musi Rawas. Material yang di bawa dari Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar
setiap lokasi sebanyak ± 30 kg dalam Air (Pasir Sungai Lakitan)
kondisi kering. Sebelum melakukan
penelitian pembuatan beton mortar,
agregat halus diperiksa terlebih dahulu.

Pemeriksaan Kandungan Lumpur


dalam Pasir
Agregat halus yang digunakan tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 5% Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kadar
(ditentukan terhadap berat kering). Yang Air (Pasir Sungai Rupit)
diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0,063
mm. Apabila kadar lumpur melampaui
5%, maka agregat halus harus di cuci.
(PBI 1971). Hasil pemeriksaan setelah
pasir di keringkan dari dalam oven,
diperoleh data seperti pada tabel dibawah
ini Berdasarkan hasil pemeriksaan pada
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kandungan pasir sungai lakitan memiliki kadar air
Lumpur (Pasir Sungai Lakitan) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
dengan pasir yang berasal dari sungai
rupit, hasil pemeriksaan pasir lakitan
yaitu 1,83% dan hasil pemeriksaan
sungai rupit yaitu 0,74%.

Analisis Saringan Agregat Halus


Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Gradasi
Lumpur (Pasir Sungai Rupit) Agregat Halus (Pasir Sungai Lakitan)

Jadi dari hasil pemeriksaan kadar


lumpur dalam pasir, pasir yang berasal
dari sungai lakitan memiliki kadar
lumpur lebih tinggi yaitu 2,75%
sedangkan kadar lumpur pada pasir yang
berasal dari sungai rupit lebih rendah
yaitu 1,9%. Pasir yang berasal dari
sungai rupit maupun sungai lakitan masih
memenuhi persyaratan sebagai bahan
campuran untuk pembuatan mortar
dengan nilai kadar lumpur ≤ 5%

e-ISSN ; 2548-6209
48 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Gradasi Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Berat
Agregat Halus (Pasir Sungai Rupit) Jenis Agregat Halus (Pasir Sungai Rupit)

Tabel 10. Hasil Perhitungan Berat


Hasil pemeriksaan agregat halus Jenis Agregat Halus Semu (Pasir Sungai
pada umunya memenuhi persyaratan SK- Rupit)
SNI, namun ada sebagian yang kurang
memenuhi syarat yaitu uji modolus
kehalusan, hal ini berarti bahwa pasir
yang berasal dari sungai rupit lebih kasar
dengan nilai modulus kehalusan 3,72%,
sedangkan pasir sungai lakitan memilki
nilai modulus kehalusan 3,42%. Hal ini
tidak mempengaruhi mutu beton karena
dalam perencanaan campuran dan Tabel 11. Hasil Perhitungan Berat Isi
pembuatan campuran yang diambil pada Agregat Halus
penelitian ini adalah agregat yang
kondisinya SSD yaitu sudah
memenuhi standar.

Pemeriksaan Berat Jenis


Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Berat
Jenis Agregat Halus (Pasir Sungai
Lakitan)

Tabel 12. Rencana Campuran Beton


Mortar

Tabel 8. Hasil Perhitungan Berat


Jenis Agregat Halus Semu (Pasir Sungai
Lakitan) Tabel 13. Hasil Analisis Kebutuhan
Bahan

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 49
p-ISSN ; 2089-2098
Gambar 1. Dimensi Kubus Mortar
Tabel 14 Hasil Uji Tekan Beton Gambar 3. Grafik Kuat Tekan Beton
Mortar (Pasir Sungai Lakitan) Mortar (Pasir Sungai Lakitan)

Gambar 4. Diagram Kuat Tekan Beton


Mortar (Pasir Sungai Rupit)

Tabel 15. Hasil Uji Tekan Beton


Mortar (Pasir Sungai Rupit)

Gambar 5. Grafik Kuat Tekan Beton


Mortar (Pasir Sungai Rupit)

Gambar 6. Grafik Kuat Tekan Beton


Mortar (Pasir Sungai Rupit)
Berdasarkan grafik 6 dapat dilihat
bahwa perkembangan kuat tekan pada
setiap umur beton. Beton pada setiap
komposisi memiliki kuat tekan yang
Gambar 2. Diagram Kuat Tekan Beton berbeda, kuat tekan tertinggi terdapat
Mortar (Pasir Sungai Lakitan) pada mortar umur 28 hari komposisi

e-ISSN ; 2548-6209
50 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
campuran 1 Pc : 2 Ps adalah bahan pasir Karakteristik Mortar Dengan
yang berasal dari sungai lakitan. Menggunakan Pasir Sungai Klepu
Sedangkan kuat tekan terendah ada pada Dan Pasir Sungai Batealit Kabupaten
mortar umur 28 hari dengan komposisi Jepara
campuran 1 Pc : 4 Ps dengan bahan pasir Dian Yunita Simanullang,2014, (Jurnal)
yang berasal dari sungai rupit Kajian Kuat Tekan Mortar
Menggunakan Pasir Sungai dan Pasir
KESIMPULAN Apung dengan Bahan Tambah Fly
Ash dan Conplast dengan Perawatan
a. Berdasarkan pembahasan di atas (curing), Palembang
diketahui mortar untuk komposisi Hariyadi, H., Pratama, Y., Fadhilah, L., &
1Ps : 2Pc pada umur 28 hari kuat Maryunani, W. P. (2018). Pengaruh
tekan pasir sungai lakitan adalah Ukuran Crumb Rubber Mesh # 80
357,2 kg/cm2 lebih tinggi dari pasir dan Mesh # 120 (Serbuk Limbah
sungai rupit adalah sebesar 356,90 Ban Karet) pada Penambahan
kg/cm2. Mortar untuk komposisi 1Ps Campuran Laston untuk Perkerasan
: 3Pc pada umur 28 hari kuat tekan Jalan, 120 (September), 82–85
pasir sungai lakitan adalah 219,24 Kurniawan, S. (2016). Analisa Perawatan
kg/cm2 lebih redah dari pasir sungai Beton Cetak Menggunakan Uap.
rupit adalah sebesar 224,73 kg/cm2. TAPAK (Teknologi Aplikasi
Mortar untuk komposisi 1Ps : 4Pc Konstruksi): Jurnal Program Studi
pada umur 28 hari kuat tekan pasir Teknik Sipil, 5(2).
lakitan adalah 183,54 kg/cm2 lebih Mulyono, T. 2003. “Teknologi Beton”.
tinggi dari pasir sungai rupit adalah Andi. Yogyakarta
sebesar 167,23 kg/cm2 . Qomaruddin, M., Ariyanto, Saputro,
b. Kuat tekan rata-rata tertinggi pada Sudarno. (2018). Analisa Kuat
hari ke-7 adalah pada sampel I Tekan Mortar Beton Fly Ash Dari
dengan agregat pasir sungai rupit. Industri Pltu Tanjung Jati B Jepara
Kuat tekan reata-rata ada hari ke-14 Dengan Menggunakan Pasir Sungai
adalah pada sampel I dengan agregat Tempur Kabupaten Jepara, Reviews
pasir rupit. Kuat tekan rata-rata pada in Civil Engineer-ing, (2) 1: 35–40
hari ke-28 adalah pada sampel I Suprasman , Ermiyati , Azhari , Edria
dengan agregat pasir sungai lakitan Dianjani. 2012. (Jurnal) Penentuan
c. Hasil analisis pengujian kuat tekan Mutu Agregat Halus Dari Berbagai
beton mortar tertinggi yaitu pada Quarry Pada Produksi Beton, Riau
sample 1 dengan komposisi SNI 03-4810-1998, Metode pembuatan dan
campuran 1 Pc : 2 Ps yang perawatan benda uji beton di
menggunakan bahan campuran pasir lapangan
dari sungai lakitan dengan hasil kuat SNI 03-6825-2002, Metode Pengujian Kuat
tekan sebesar 357,2 Kg/cm2 Tekan Mortar Semen Portland Untuk
Pekerjaan Sipil
DAFTAR PUSTAKA SNI 15-0302-2004, Semen portland pozolan
Sudarno, Purwanto, Pratikso. (2014). Waste
Adhytius H. Pagut, Dolly W. Karels, Elia Technology (WasTech) Life Cycle
Hunggurami.2017, (Jurnal) Assessment on Cement Treated
Karakteristik Teknis Beton Dan Recycling Base (CTRB)
Mortar Menggunakan Pasir Bondo Construction, 2(2), 6–11
Hitam Dan Bondo Merah, Kupang Tjokrodimuljo, K., 1996, “Teknologi
Ariyanto, Khotibul Umam, Yayan Adi Beton”, Nafiri.Yogyakar
Saputro1,2019, Komparasi

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 51
p-ISSN ; 2089-2098

Anda mungkin juga menyukai