Docrpijm 1505808022bab Ii Profil Kab Semarang Akhir-Rev PDF
Docrpijm 1505808022bab Ii Profil Kab Semarang Akhir-Rev PDF
BAB II
PROFIL KABUPATEN SEMARANG
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-2
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-3
Laporan Akhir
Jenis penggunaan lahan untuk tanah sawah dapat diuraikan berdasarkan jenis
pengelolaannya menurut jaringan irigasinya, yaitu irigasi dan tadah hujan. Luasan tanah sawah
terbesar adalah irigasi seluas 16.602,12 ha, sedangkan untuk luas sawah tadah hujan seluas
7.316,52 ha. Sawah irigasi terluas berada di Kecamatan Suruh seluas 1.852,32 ha dan terkecil di
Kecamatan Getasan seluas 24 ha. Sawah tadah hujan terluas berada di Kecamatan Suruh seluas
1.099,31 ha dan terkecil di Kecamatan Getasan seluas 24,00 ha. Selengkapnya untuk luasan lahan
sawah di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL II. 3 LAHAN PERTANIAN (SAWAH) DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 (DALAM HA)
No Kecamatan Irigasi Tadah Hujan Jumlah
1 Getasan 24,00 2,00 26,00
2 Tengaran 652,85 230,59 883,44
3 Sususkan 1.742,16 238,08 1.980,24
4 Kaliwungu 1.049,28 59,35 1.108,63
5 Suruh 1.852,32 1.099,31 2.951,63
6 Pabelan 1.242,47 1.089,63 2.332,10
7 Tuntang 1.007,71 452,73 1.460,44
8 Banyubiru 1.213,42 10,97 1.224,39
9 Jambu 409,90 40,89 450,79
10 Sumowono 616,96 112,70 729,66
11 Ambarawa 755,09 194,44 949,53
12 Bandungan 1.384,74 171,16 1.555,90
13 Bawen 646,17 461,29 1.107,46
14 Bringin 1.479,60 561,87 2.041,47
15 Bancak 344,68 842,03 1.186,71
16 Pringapus 827,67 427,13 1.254,80
17 Bergas 372,18 654,52 1.026,70
18 Ungaran Barat 674,17 238,27 912,44
19 Ungaran Timur 306,75 429,56 736,31
Jumlah 16.602,12 7.316,52 23.918,64
Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2016
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-4
Laporan Akhir
TABEL II. 4 LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
(DALAM HA)
Tegal / Hutan
No Kecamatan Perkebunan Kolam/Empang Lainnya Jumlah
Kebun Rakyat
1 Getasan 3.328,53 500,57 168,43 - - 3.997,53
2 Tengaran 1.113,38 115,33 653,23 1,99 - 1.883,93
3 Sususkan 733,03 77,10 772,90 1,52 84,13 1.668,68
4 Kaliwungu 549,68 55,66 193,54 - - 798,88
5 Suruh 987,59 97,29 294,20 - - 1.379,08
6 Pabelan 652,55 299,15 161,54 - - 1.113,24
7 Tuntang 801,26 926,24 254,84 10,32 - 1.992,66
8 Banyubiru 1.917,27 52,44 239,00 - - 2.208,71
9 Jambu 2.985,01 600,48 329,56 - - 3.915,05
10 Sumowono 2.589,62 470,03 531,56 - - 3.591,21
11 Ambarawa 533,14 74,58 52,43 5,23 - 665,38
12 Bandungan 1.018,00 140,72 266,29 3,04 - 1.428,05
13 Bawen 934,36 533,29 309,16 - 63,04 1.839,85
14 Bringin 1.346,23 506,43 124,42 - 3,13 1.980,21
15 Bancak 1.273,49 189,98 127,26 - - 1.590,73
16 Pringapus 972,82 673,53 90,74 - - 1.737,09
17 Bergas 685,57 772,25 269,27 0,77 - 1.727,86
18 Ungaran Barat 716,19 654,23 63,59 2,38 - 1.436,39
19 Ungaran Timur 1.050,74 248,51 95,52 - - 1.394,77
Jumlah 24.188,46 6.987,81 4.997,48 25,25 150,30 36.349,30
Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2016
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-5
Laporan Akhir
Secara spasial kondisi penggunaan lahan eksisting Kabupaten Semarang dapat dilihat pada
Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Semarang.
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-6
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-7
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-8
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-9
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-10
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-11
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-12
Laporan Akhir
TABEL II. 9 JUMLAH RUMAH TANGGA (KEPALA KELUARGA) MENURUT STATUS KESEJAHTERAAN DENGAN STATUS KESEJAHTERAAN 40 %
TERENDAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
Jumlah Rumah Tangga / KK Jumlah KK Perempuan
Prosentase KK Jumlah RT / Prosentase
No Kecamatan 45 - 59
Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 TOTAL < 45 th > 60 th TOTAL Prmpn (%) KK 2014 (%)
th
1 Getasan 2.165 1.201 765 549 4.680 90 242 376 708 15,13 14.979 31,24
2 Tengaran 1.688 1.157 1.004 755 4.604 91 259 616 966 20,98 19.813 23,24
3 Susukan 1.771 1.052 920 621 4.364 95 232 724 1.051 24,08 14.856 29,38
4 Kaliwungu 828 642 494 510 2.474 43 166 408 617 24,94 9.369 26,41
5 Suruh 2.619 1.507 1.208 851 6.185 159 355 905 1.419 22,94 21.639 28,58
6 Pabelan 1.809 1.131 922 629 4.491 121 248 698 1.067 23,76 13.837 32,46
7 Tuntang 1.136 1.006 871 743 3.756 85 217 522 824 21,94 18.809 19,97
8 Banyubiru 1.418 752 564 421 3.155 64 171 313 548 17,37 13.903 22,69
9 Jambu 755 660 549 428 2.392 51 127 271 449 18,77 12.273 19,49
10 Sumowono 1.316 602 339 235 2.492 42 135 207 384 15,41 10.152 24,55
11 Ambarawa 596 492 378 374 1.840 51 140 237 428 23,26 17.570 10,47
12 Bandungan 1.267 663 478 341 2.749 123 184 213 520 18,92 17.750 15,49
13 Bawen 897 663 593 466 2.619 54 150 319 523 19,97 14.806 17,69
14 Bringin 2.244 1.144 881 496 4.765 108 278 670 1.056 22,16 15.511 30,72
15 Bancak 1.616 640 475 216 2.947 57 184 452 693 23,52 7.365 40,01
1 Pringapus 1.623 970 747 533 3.873 101 186 377 664 17,14 16.820 23,03
17 Bergas 714 613 519 429 2.275 48 137 238 423 18,59 20.807 10,93
18 Ungaran Barat 501 455 355 335 1.646 53 100 205 358 21,75 18.916 8,70
19 Ungaran Timur 904 765 568 387 2.624 78 152 378 608 23,17 20.230 12,97
Jumlah 25.867 16.115 12.630 9.319 63.931 1.514 3.663 8.129 13.306 20,81 299.405 21,35
Sumber : Rancangan RPJMD Kabupaten Semarang 2016-2021
Jumlah Kepala Rumah Tangga (KK) dengan status kesejahteraan 40% terendah berjumlah 63.931 KK (21,35 %), dengan jumlah KK Perempuan
(janda) 13.306 KK atau 20,81 % yang diatas untuk kecamatann dengan prosentase 30% secara berurutan berada di Kecamatan Bancak, Pabelan,
Getasan, dan Bringin.
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-13
Laporan Akhir
B. Persebaran Penduduk
Sebaran penduduk Kabupaten Semarang terkonsentrasi di Kecamatan Ambarawa dengan
kepadatan sebesar 2.130 jiwa/km2 dan Kecamatan Ungaran Barat dengan kepadatan 2.120
jiwa/km2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Bancak sebesar 548 jiwa/km2, sedangkan
rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Semarang sebesar 1.048 jiwa/km2. Lebih jelasnya,
untuk kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL II. 10 KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN SEMARANG 2015
No Kecamatan Penduduk Luas Wilayah (Km²) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
1 Getasan 51.378 65,8 781
2 Tengaran 66.691 47,3 1.410
3 Susukan 49.149 48,87 1.006
4 Suruh 67.699 64,02 1.057
5 Pabelan 42.220 47,97 880
6 Tuntang 66.274 56,24 1.178
7 Banyubiru 43.977 54,41 808
8 Jambu 39.978 51,63 774
9 Sumowono 32.801 55,63 590
10 Ambarawa 61.720 28,98 2.130
11 Bawen 54.461 46,57 1.169
12 Bringin 45.775 61,89 740
13 Bergas 65.885 47,33 1.392
14 Pringapus 51.188 78,35 653
15 Bancak 24.037 43,85 548
16 Kaliwungu 30.984 29,95 1.035
17 Ungaran Barat 76.247 35,96 2.120
18 Ungaran Timur 70.018 37,99 1.843
19 Bandungan 55.864 48,23 1.158
Jumlah 996.346 950,57 1.048
Sumber : Data Dispendukcapil Kabupaten Semarang, 2015
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-14
Laporan Akhir
hasil proyeksi penduduk tahun 2017-2021. Selanjutnya dengan rumus perhitungan tersebut di
atas, maka proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Semarang ditunjukan pada tabel dibawah.
TABEL II. 11 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN SEMARANG
No Kecamatan 2017 2018 2019 2020 2021
1 Getasan 52.111 52.834 53.557 54.280 55.004
2 Tengaran 67.203 67.771 68.338 68.905 69.472
3 Susukan 45.958 46.613 47.268 47.923 48.578
4 Suruh 68.186 69.848 71.509 73.171 74.832
5 Pabelan 42.844 43.931 45.018 46.106 47.193
6 Tuntang 67.331 68.593 69.854 71.116 72.378
7 Banyubiru 44.588 45.416 46.244 47.072 47.900
8 Jambu 40.711 41.463 42.214 42.966 43.717
9 Sumowono 33.617 34.330 35.042 35.755 36.467
10 Ambarawa 62.314 63.060 63.806 64.552 65.298
11 Bawen 56.646 57.038 57.429 57.821 58.212
12 Bringin 46.089 47.065 48.042 49.018 49.994
13 Bergas 67.848 67.639 67.429 67.220 67.011
14 Pringapus 52.237 52.601 52.965 53.329 53.693
15 Bancak 24.228 25.094 25.960 26.826 27.692
16 Kaliwungu 31.079 32.029 32.980 33.930 34.881
17 Ungaran Barat 78.072 78.672 79.271 79.871 80.471
18 Ungaran Timur 70.842 71.214 71.586 71.958 72.331
19 Bandungan 57.308 58.129 58.950 59.771 60.592
Jumlah 1.009.213 1.023.339 1.037.465 1.051.591 1.065.717
Sumber: Analisis, 2016
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penduduk di atas, dapat diketahui proyeksi
penduduk Kabupaten Semarang selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu pada tahun 2017
sebanyak 1.009.213 jiwa, tahun 2018 sebanyak 1.023.339 jiwa, tahun 2019 sebesar 1.037.465
jiwa, tahun 2020 sebesar 1.051.591 jiwa dan tahun 2021 sebesar 1.065.717 jiwa.
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-15
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-16
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-17
Laporan Akhir
2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD Comment [R4]: TAMBAHKAN ISU
LAINNYA
DAN RTRW KABUPATEN/KOTA
KISI-KISI PEDOMAN :
Bagian ini berisikan, antara lain:
i. Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
ii. Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin
iii. Data kondisi lingkungan strategis (misal: topografi, geologi, klimatologi dll)
iv. Data risiko bencana alam
v. isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya (antara lain
capaian pelayanan dan kualitas)
contoh :
• Yogyakarta berdekatan dengan gunung api aktif yaitu Merapi, dan dilalui 3 sungai yang
membawa sedimentasi sehingga rentan terhadap bencana banjir.
• Permukaan tanah relatif datar dengan kemiringan 0-2%
• Sebagian besar peruntukan lahan untuk permukiman, sedangkan untuk pertanian hanya 5%
• Sektor Jasa dan perdagangan merupakan sektor utama ekonomi Kota Jogja.
• Pariwisata berbasis budaya menjadi andalan Kota Yogyakarta, didukung keberadaan bangunan
historis, museum, kerajinan perak dan kulit, batik dll
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-18
Laporan Akhir
penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor
ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan
tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Salah satu tolok ukur perbaikan ekonomi suatu wilayah adalah pertumbuhan PDRB atau yang
lebih familiar dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Pertumbuhan PDRB
terbagi 2 (dua), yang pertama yaitu pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku, yakni
pertumbuhan yang dihitung dengan harga berlaku/harga pasar, dan sering dikatakan sebagai
pertumbuhan semu karena didalamnya masih mengandung besaran inflasi. Yang kedua adalah
pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Konstan, yang merupakan pertumbuhan riil atau
pertumbuhan sesungguhnya, karena mengabaikan kenaikan harga barang dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian kinerja perekonomian
suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk mengetahui
tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang dapat diketahui dari besaran PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga berlaku maupun menurut harga
konstan. Di bawah ini diperlihatkan besarnya PDRB dan laju pertumbuhan Kabupaten Semarang
baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014.
PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan setiap
tahunnya sedangkan PDRB berdasarkan harga konstan sempat mengalami peningkatan.
Berdasarkan harga berlaku, PDRB Tahun 2014 sebesar Rp. 33.482.965.000.000,00 sedangkan
berdasarkan harga konstan, PDRB Tahun 2014 sebesar Rp. 27.534.876.000.000,00. Secara rinci
kondisi PDRB Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut
TABEL II.15 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
A Pertanian,Kehutanan, Perikanan 2.850.457 3.170.849 3.403.365 3.718.156 4.048.907
- Tanaman Pangan 703.144 778.043 883.695 919.661 871.900
- Tanaman Hortikultura 729.083 937.243 910.627 1.014.994 1.214.903
- Tanaman Perkebunan 452.178 407.147 449.358 499.326 593.009
- Peternakan 801.734 853.177 948.956 1.041.870 1.107.481
- Perikanan 31.805 36.753 39.217 46.172 49.577
- Pertanian Lainnya 132.512 158.486 171.513 196.133 212.036
B Pertambangan & Penggalian 63.821 69.666 66.664 69.567 82.763
C Industri Pengolahan 8.066.514 9.356.770 10.605.287 11.783.032 13.439.783
D Pengadaan Listrik & Gas 28.992 29.696 31.815 32.701 34.296
E Pengadaan Air, Pengelolaan 21.911 22.583 21.643 22.513 23.441
F Sampah, Limbah & Daur Ulang 2.937.398 3.200.588 3.523.298 4.015.242 4.468.028
G Perdagangan Besar & Eceran; 2.675.473 3.033.350 3.139.160 3.399.172 3.603.418
H Reparasi Mobil & Sepeda Motor 457.153 474.681 505.821 534.052 634.567
I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 661.233 753.620 806.076 879.426 1.027.494
J Informasi & Komunikasi 703.045 778.024 856.808 925.109 1.060.486
K Jasa Keuangan & Asuransi 708.811 791.429 910.764 997.947 1.114.289
L Real Estate 669.899 759.423 802.116 864.711 965.791
M,N Jasa Perusahaan 84.718 100.607 110.711 132.088 147.286
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-19
Laporan Akhir
TABEL II. 16 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
A Pertanian,Kehutanan, Perikanan 2.850.457 2.976.207 3.026.516 3.080.143 3.140.524
- Tanaman Pangan 703.144 716.363 738.284 735.066 685.768
- Tanaman Hortikultura 729.083 887.632 855.001 865.441 920.719
- Tanaman Perkebunan 452.178 361.631 374.959 401.503 432.751
- Peternakan 801.734 832.027 872.796 877.479 896.895
- Perikanan 31.805 33.801 34.616 38.719 38.285
- Pertanian Lainnya 132.512 144.753 150.860 161.936 166.107
B Pertambangan & Penggalian 63.821 64.666 61.778 62.939 64.232
C Industri Pengolahan 8.066.514 8.570.189 9.361.199 10.254.955 10.958.284
D Pengadaan Listrik & Gas 28.992 29.483 32.127 34.779 36.206
E Pengadaan Air, Pengelolaan 21.911 22.538 21.733 21.908 22.319
F Sampah, Limbah & Daur Ulang 2.937.398 3.039.667 3.196.638 3.435.216 3.633.966
G Perdagangan Besar & Eceran; 2.675.473 2.910.476 2.942.075 3.087.824 3.182.061
H Reparasi Mobil & Sepeda Motor 457.153 473.739 503.601 524.266 573.297
I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 661.233 719.147 752.976 777.141 851.384
J Informasi & Komunikasi 703.045 765.251 841.542 911.007 1.052.309
K Jasa Keuangan & Asuransi 708.811 762.164 801.315 847.740 916.620
L Real Estate 669.899 715.097 751.077 801.522 844.464
M,N Jasa Perusahaan 84.718 93.011 97.610 110.119 119.590
O Administrasi Pemerintahan, 739.019 748.758 749.671 767.171 769.881
P Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 506.276 614.273 735.842 795.575 865.287
Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 125.307 141.529 156.274 164.538 179.597
R,S, Jasa lainnya 272.110 279.261 274.744 299.178 324.855
Sumber : PDRB Kabupaten Semarang 2010- 2015
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-20
Laporan Akhir
kapita Kabupaten Semarang mencapai 33,90 juta Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 10,48
persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL II.17 PDRB PERKAPITA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
A Pertanian,Kehutanan, Perikanan 3,06 3,35 3,54 3,82 4,10
B Pertambangan & Penggalian 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08
C Industri Pengolahan 8,65 9,88 11,04 12,10 13,61
D Pengadaan Listrik & Gas 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
F Konstruksi 3,15 3,38 3,67 3,49 3,65
G Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor 2,87 3,20 3,27 3,49 3,65
H Transportasi dan Pergudangan 0,49 0,50 0,53 0,55 0,64
I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 0,71 0,80 0,84 0,90 1,04
J Informasi & Komunikasi 0,75 0,82 0,89 0,95 1,07
K Jasa Keuangan & Asuransi 0,76 0,84 0,95 1,02 1,13
L Real Estate 0,72 0,80 0,84 0,89 0,98
M,N Jasa Perusahaan 0,09 0,11 0,12 0,14 0,15
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,79 0,81 0,87 0,90 0,95
P Jasa Pendidikan 0,54 0,74 0,98 1,15 1,30
Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 0,13 0,16 0,19 0,20 0,23
R,S, Jasa lainnya 0,29 0,30 0,30 0,33 0,39
PDRB 23,12 25,81 28,14 30,69 33,90
Sumber : PDRB Kabupaten Semarang 2010- 2015
Proporsi penduduk miskin dapat digambarkan dari adanya prosentase jumlah penduduk Comment [R5]: Tambahan proporsi
penduduk miskin
menurut status kesejahteraan. Prosentase jumlah penduduk miskin dengan status Kesejahteraan
40% terendah di Kabupaten Semarang sebesar 22,39%. Prosentase penduduk miskin paling banyak terdapat
di Kecamatan Bancak sebesar 46,73% dan paling sedikit di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 7,97%.
Selengkapnya mengenai jumlah penduduk meurut status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel
berikut :
TABEL II. 18 JUMLAH PENDUDUK MENURUT STATUS KESEJAHTERAAN DENGAN STATUS
KESEJAHTERAAN 40% TERENDAH TIAP KECAMATAN KABUPATEN SEMARANG
Jumlah Penduduk Dengan
Jumlah Prosentase
No Kecamatan Status Kesejahteraan 40%
Penduduk 2014 Penduduk Miskin
Terendah
1 Getasan 49.238 16.537 33,59
2 Tengaran 64.908 15.893 24,49
3 Susukan 43.419 13.777 31,73
4 Kaliwungu 26.420 7.431 28,13
5 Suruh 60.317 20.131 33,38
6 Pabelan 38.050 14.305 37,60
7 Tuntang 62.060 12.996 20,94
8 Banyubiru 41.066 10.628 25,88
9 Jambu 37.669 7.975 21,17
10 Sumowono 30.903 8.770 28,38
11 Ambarawa 59.172 6.337 10,71
12 Bandungan 54.618 9.909 18,14
13 Bawen 56.971 8.975 15,75
14 Bringin 41.571 14.986 36,05
15 Bancak 20.088 9.388 46,73
16 Pringapus 51.460 13.558 26,35
17 Bergas 70.862 8.084 11,41
18 Ungaran Barat 76.945 6.130 7,97
19 Ungaran Timur 69.744 8.095 11,61
Jumlah 955.481 213.905 22,39
Sumber : Rancangan RPJMD Kabupaten Semarang 2016-2021
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-21
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-22
Laporan Akhir
TABEL II. 20 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
A Pertanian,Kehutanan, Perikanan 2.850.457 2.976.207 3.026.516 3.080.143 3.140.524
- Tanaman Pangan 703.144 716.363 738.284 735.066 685.768
- Tanaman Hortikultura 729.083 887.632 855.001 865.441 920.719
- Tanaman Perkebunan 452.178 361.631 374.959 401.503 432.751
- Peternakan 801.734 832.027 872.796 877.479 896.895
- Perikanan 31.805 33.801 34.616 38.719 38.285
- Pertanian Lainnya 132.512 144.753 150.860 161.936 166.107
B Pertambangan & Penggalian 63.821 64.666 61.778 62.939 64.232
C Industri Pengolahan 8.066.514 8.570.189 9.361.199 10.254.955 10.958.284
D Pengadaan Listrik & Gas 28.992 29.483 32.127 34.779 36.206
E Pengadaan Air, Pengelolaan 21.911 22.538 21.733 21.908 22.319
F Sampah, Limbah & Daur Ulang 2.937.398 3.039.667 3.196.638 3.435.216 3.633.966
G Perdagangan Besar & Eceran; 2.675.473 2.910.476 2.942.075 3.087.824 3.182.061
H Reparasi Mobil & Sepeda Motor 457.153 473.739 503.601 524.266 573.297
I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 661.233 719.147 752.976 777.141 851.384
J Informasi & Komunikasi 703.045 765.251 841.542 911.007 1.052.309
K Jasa Keuangan & Asuransi 708.811 762.164 801.315 847.740 916.620
L Real Estate 669.899 715.097 751.077 801.522 844.464
M,N Jasa Perusahaan 84.718 93.011 97.610 110.119 119.590
O Administrasi Pemerintahan, 739.019 748.758 749.671 767.171 769.881
P Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 506.276 614.273 735.842 795.575 865.287
Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 125.307 141.529 156.274 164.538 179.597
R,S, Jasa lainnya 272.110 279.261 274.744 299.178 324.855
Sumber : PDRB Kabupaten Semarang 2010- 2015
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-23
Laporan Akhir
Gambar 2. 7 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan
Kabupaten Semarang
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-24
Laporan Akhir
Pendapatan daerah merupakan penerimaan daerah yang diperoleh dari berbagai sumber ,
meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Dilihat dari sumbernya, pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan atau hasil usaha di dalam
daerah dikelompokkan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan pendapatan yang
diperoleh karena adanya transfer dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, serta perolehan
dari hibah akan dikelompokkan dalam dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan simbol kemandirian daerah dan menjadi salah satu
indikator tumbuhnya perekonomian di suatu daerah. Pendapatan Asli Daerah pada APBD
Kabupaten Semarang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada lima tahun terakhir, jumlah
realisasinya menunjukkan angka peningkatan yang signifikan dengan tingkat pertumbuhan rata-
rata sebesar 20,70%. Hal tersebut dipengaruhi perubahan beberapa kebijakan keuangan negara
yakni peralihan BPHTB dan PBB menjadi pajak daerah, selanjutnya kebijakan pemberian dana
kapitasi dari BPJS Kesehatan kepada Puskesmas juga meningkatkan angka PAD.
Dana Perimbangan Kabupaten Semarang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi
Hasil Pajak/ Sumber Daya Alam, serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana transfer yang berupa
DAK bersifat alokatif sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan pemerintah pusat, Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau juga dibatasi peruntukannya berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia. Rata-rata pertumbuhan dana perimbangan dalam lima
tahun terakhir sebesar 8,94%, sebagian besar disumbang dari peningkatan DAU, disisi lain DAK
dan Dana Bagi Hasil mengalami pertumbuhan negatif.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Semarang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak
Provinsi, Dana penyesuaian khususnya tunjangan kependidikan, Bantuan Keuangan dari
pemerintah Provinsi, serta Dana Desa yang baru masuk dalam APBD pada tahun 2014. Beberapa
kesempatan juga memperoleh Dana desentralisasi fiskal dan percepatan pembangunan daerah,
serta Dana Insentif Daerah.
Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Semarang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-25
Laporan Akhir
TABEL II. 22 REALISASI PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011-2015 ( RP MILYAR)
Rata-rata
No Uraian Pendapatan 2011 2012 2013 2014 2015
pertumbuhan (%)
1 PENDAPATAN DAERAH 1,373.36 11.15
1,099.48 1,258.07 1,527.68 1,677.16
1.1 Pendapatan asli daerah 133.20 156.10 215.68 248.21 278.85 20.70
1.1.1 Pajak daerah 39.43 47.19 82.60 85.24 95.58 27.51
1.1.2 Retribusi daerah 66.26 27.37 28.35 22.22 24.31 (16.83)
1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 3.57 7.57 8.19 5.96 7.94 31.58
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 23.94 73.97 96.53 134.80 151.03 72.80
1.2 Dana perimbangan 681.28 809.79 879.11 956.00 952.25 8.94
1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 44.42 50.78 41.39 39.85 34.92 (5.07)
1.2.2 Dana alokasi umum 567.86 691.27 778.60 848.74 876.67 11.67
1.2.3 Dana alokasi khusus 69.00 67.74 59.11 67.41 40.65 (10.06)
1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 272.40 292.18 278.57 323.47 446.06 14.15
1.3.1 Hibah - - - - 1.51
1.3.2 Dana darurat - - - - -
1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya 56.43 71.82 80.99 104.43 127.02 22.65
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 142.29 134.23 179.51 172.71 233.22 14.83
1.3.5 Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya 73.66 67.00 18.06 43.32 26.47 4.72
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan
1.3.6 Pembangunan Daerah dan Dana Percepatan Pembangunan 12.59 - - - - (100.00)
Infrastruktur
1.3.7 Sumbangan dari Pihak Ketiga 0.02 0.03 0.01 0.00 0.00 (36.76)
1.3.8 Pendapatan Dana Insentif daerah - 19.11 - 3.00 - (100.00)
1.3.9 Dana Desa dari APBN - - - - 57.84
Sumber : Rancangan RPJMD Kabupaten Semarang 2017-2021
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-26
Laporan Akhir
Dari tabel di atas menampilkan pendapatan daerah dan rata-rata pertumbuhannya dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2015, beserta rincian sumber-sumber penerimaannya. Pertumbuhan
pendapatan daerah tersebut dipengaruhi beberapa perubahan kebijakan baik eksternal maupun
internal yang bersifat temporer/ momental dan tidak merupakan suatu kondisi yang bersifat stabil,
sehingga rata-rata pertumbuhan pada masa lalu sebelum tahun perencanaan sebagaimana
disajikan pada tabel di atas, semata-mata merupakan informasi kinerja pendapatan daerah lima
tahun yang lalu. Dipandang perlu melakukan pemilahan atas setiap rincian obyek pendapatan
daerah untuk mengetahui apakah setiap obyek penerimaan pendapatan daerah mengandung
konsekuensi pengeluaran baik belanja maupun pembiayaan, sehingga dapat diketahui kapasitas riil
kemampuan pendanaan yang benar-benar dapat direncanakan secara bebas untuk membiayai
pembangunan sesuai dengan prioritas pembangunan daerah.
Pendapatan daerah yang bersumber dari PAD mengalami pertumbuhan rata-rata dalam lima
tahun terakhir sebesar 20,70%. Peningkatan PAD pada tahun 2011 dan tahun 2013 dipengaruhi
oleh kebijakan keuangan negara yang memindahkan penerimaan BPHTB dan PBB menjadi pajak
daerah. Pada tahun 2012 juga ditetapkan kebijakan daerah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, sehingga
mempengaruhi struktur pendapatan retribusi daerah karena bergeser ke lain-lain PAD yang sah.
Pada penerimaan lain-lain PAD yang sah, pertumbuhan pada tahun 2012 dan 2013 khususnya
pada penerimaan laba BUMD mengalami peningkangkatan yang disebabkan adanya setoran laba
PDAM yang selanjutnya dikeluarkan lagi sebagai penyertaan modal, mengingat cakupan layanan
PDAM belum mencapai 80% perkotaan dan 60% pedesaan sebagaimana target SDG’s.
Pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan pada tabel II.18 di atas,
menunjukkan bahwa realisasinya secara komulatif mengalami peningkatan, secara rinci realisasi
Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam mengalami penurunan seiring dengan pengalihan
BPHTB dan PBB menjadi pajak daerah mulai tahun 2012, selanjutnya pada realisasi Dana Alokasi
Khusus menunjukkan adanya fluktuasi. Secara rata-rata pertumbuhan Dana Bagi Hasil dan Dana
Alokasi Khusus mengalami pertumbuhan negatif selama lima tahun terakhir.
Pada komponen Dana Bagi Hasil terdapat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)
yang penggunaannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan antara lain untuk peningkatan
ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas bahan baku, dan pembinaan lingkungan sosial. Di
Kabupaten Semarang DBHCHT antara tahun 2011 sampai dengan 2014 direalisasikan pada bidang
kesehatan, pertanian, ketenagakerjaan, perindustrian dan usaha mikro kecil menengah. Dana
Alokasi Khusus hanya dapat dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh
kementerian terkait.
Realiasasi penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah pada lima tahun terkahir
menunjukkan pertumbuhan rata-rata 14,15%, penerimaan dengan nominal terbesar disumbang
oleh Dana Penyesuaian Tunjangan Kependidikan yang bersifat alokatif untuk tunjangan profesi
dan tambahan penghasilan guru PNSD. Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi juga
mengalami pertumbuhan positif sepanjang lima tahun terakhir.
2) Belanja Daerah
Belanja Daerah periode Tahun 2010-2015 sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kabupaten
Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-27
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-28
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-29
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-30
Laporan Akhir
Gunung Ungaran yang meliputi wilayah Kecamatan Ungaran Barat, Bergas, Bandungan dan
Sumowono.
Gunung Telomoyo yang meliputi wilayah Kecamatan Banyubiru, Getasan.
Gunung Merbabu yang meliputi wilayah Kecamatan Getasan dan Tengaran.
Pegunungan Sewakul terletak di wilayah Kecamatan Ungaran Barat.
Pegunungan Kalong terletak di wilayah Kecamatan Ungaran Timur.
Pegunungan Pasokan, Kredo, Tengis terletak di Wilayah Kecamatan Pabelan.
Pegunungan Ngebleng dan Gunung Tumpeng terletak di wilayah Kecamatan Suruh.
Pegunungan Rong terletak di wilayah Kecamatan Tuntang.
Pegunungan Sodong terletak di wilayah Kecamatan Tengaran.
Pegunungan Pungkruk terletak di Kecamatan Bringin.
Pegunungan Mergi terletak di wilayah Kecamatan Bergas.
Secara stratigrafi, daerah Kabupaten Semarang dan sekitarnya tersusun secara dominan
oleh endapan volkanik beberapa gunung api yang ada di sekitar daerah ini seperti Gunung
Ungaran dan Gunung Merbabu. Batuan lain penyusun daerah ini adalah intrusi batuan beku berupa
dasit di sekitar Ungaran dan sebelah barat Ambarawa, napal bagian dari Formasi Kerek, yang
merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng, serta endapan alluvium yang tersebar di sekitar
Rawa Pening.pegunungan berupa G. Merbabu, G. Telomoyo, dan G. Ungaran dengan kemiringan
medan umumnya 25% - 40%.
B. Geohidrologi
Berdasarkan pada letak posisi dari sumberdaya air dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu air
permukaan dan air tanah. Secara umum pola tata air dan pola aliran di wilayah Kabupaten
Semarang dipengaruhi oleh struktur tanah, topografi, geomorfologi, geologi, dan curah hujan.
Pola aliran dominan mengarah mengikuti pola kemiringan lahan yang mengalir dari selatan
menuju ke arah utara atau timur laut dan bermuara di Laut Jawa. Hulu sungai sebagian besar
berasal dari gunung-gunung yang terdapat di wilayah ini, diantaranya Gunung Ungaran, Gunung
Merbabu, dan Gunung Telomoyo. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Semarang
termasuk dalam SWS Garang, SWS Babon, SWS Bodri, SWS Jragung, SWS Tuntang (termasuk
Rawa Pening) dan SWS Serang.
a. Satuan Wilayah Sungai (SWS)
Di wilayah Kabupaten Semarang terdapat beberapa SWS, dengan SWS Tuntang sebagai SWS
terbesar di wilayah ini. Beberapa SWS tersebut adalah sebagai berikut:
SWS Tuntang
SWSi Garang
SWS Bodri
SWS Babon/ Penggaron
SWS Jragung
SWS Serang
SWS Progo-Opak
SWS Pepe
b. Rawa Pening
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-31
Laporan Akhir
Air Rawa Pening berasal dari air hujan, sungai dan sumber mata air alami terutama yang
terbesar adalah dari sumber air Muncul, sungai dan mata air utama pengisi waduk antara lain
berasal dari Sungai Rawa Pening, Muncul, Kedungringin, Rengas, Galeh, Paras, Torong,
Panjang, Legi, Petung, dan mata air Rawa Pening, Muncul, Tonjang dan mata air Petis.
Berdasarkan peta hidrologi Indonesia skala 1:250.000 lembar VII Semarang (Jawa), yang
disusun oleh Said dan Sukrisno (1988), secara hidrogeologi Kabupaten Semarang dikelompokkan
ke dalam:
a. Daerah Dengan Kondisi Akuifer Bercelah atau Sarang, Produktif Kecil dan Daerah Air Tanah
Langkah.
Penyebarannya di sekitar Gunung Merbabu bagian selatan, Gunung Ungaran bagian utara, serta
bagian timur wilayah Kabupaten Semarang yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang.
Di sekitar Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran kelangkaan air tanah disebabkan karena tidak
dijumpai adanya iar tanah dan materinya terdiri atas endapan Vulkanik Kuarter Tua.
Sifat fisik penyusun buatan menunjukkan kelulusan rendah sampai sedang, tergantung
banyaknya celah pada formasi batuan, sedang di bagian timur wilayah kelangkaan air
disebabkan kelulusan materialnya termasuk rendah. Materi penyusun terdiri dari batu pasir,
batu gamping, batu lempung (formasi Kerek), perseling batu pasir tufaan, batu gamping dan
lempung.
b. Daerah Dengan Kondisi Akuifer Produktif Kecil Setempat Berarti (Akuifer Bercelah atau Sarang)
Karakteristik daerah ini adalah keterusan umumnya rendah sampai sangat rendah, setempat air
tanah dalam jumlah terbatas dapat diperoleh terutama pada mintakat/ zona pelapukan batuan
padu. Penyebarannya meliputi bagian barat wilayah yaitu Kecamatan Sumowono bagian barat
yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal, serta Kecamatan Pringapus, Kecamatan Bringin,
Kecamatan Suruh serta Kecamatan Susukan.
Material penyusun terdiri dari tufa, batu pasir tufaan, dan breksi vulkanik (Formasi Damar,
Notopuro, dan Pucangan); breksi vulkanik aliran dan lahar dengan sisipan aliran lava kecil dan
tufa halus sampai kasar. Kelulusan rendah sampai sedang.
Di Kecamatan Sumowono bagian barat material terdiri dari batuan pair, breksi, dan batu
lempung (Formasi Penyatan dan Banyak), batu pasir tufaan dan breksi vulkanik dengan sisipan
batu lempung dan napal. Kelulusan rendah sampai sedang. Di Kecamatan Pringapus material
terdiri dari endapan vulkanik tak teruraikan, campuran bahan-bahan gunung api lepas dan
padu. Kelulusan rendah sampai sedang.
c. Daerah Dengan Kondisi Aliran Melalui Rekahan dan Saluran
Kondisi akuifer setempat dan produktif merupakan aliran air tanah yang melalui mintakat
celahan dan rekahan, muka air tanah umumnya dalam dan serahan sumur serta mata air
beragam dalam kisaran yang kasar, umumnya rendah.
Penyebaran meliputi bagian barat wilayah Kabupaten Semarang di sekitar kaki Gunung Ungaran
termasuk wilayah Kecamatan Ungaran bagian timur, Kecamatan Pringapus dan Kecamatan
Sumowono bagian utara serta Kecamatan Jambu bagian selatan meliputi daerah Gunung
Merbabu, yaitu di Kecamatan Getasan dan Banyubiru bagian selatan.
Umumnya material terdiri dari endapan vulkanik antara lain tufa, lahar, breksi, dan lava andesit
sampai basal; kelulusan sedang sampai tinggi, kelulusan tinggi terutama pada endapan lahar
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-32
Laporan Akhir
dan aliran lava vesikuler. Selain itu dijumpai pada endapan vulkanik kuarter tua dengan
kelulusan rendah sampai sedang, tergantung banyaknya celah (fissuration).
d. Daerah dengan Kondisi Akuifer Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antarbutir
Kondisi akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas, mempunyai keterusan sangat
beragam, kedalaman muka air tanah umumnya dalam, dan debit sumur umumnya kurang dari
5 liter/ detik, muncul terutama pada daerah lekuk lereng. Penyebarannya meliputi Kecamatan
Ungaran terutama di sekitar Kota Ungaran, Kecamatan Bergas, dan Kecamatan Bawen bagian
tengah. Sedang penyebaran di daerah tengah-selatan meliputi Kecamatan Jambu bagian timur,
Kecamatan Getasan bagian utara dan timur, Kecamatan Suruh bagian barat, dan Kecamatan
Tengaran. Materialnya terdiri dari endapan vulkanik kuarter tua dan endapan vulkanik muda.
e. Daerah Dengan Kondisi Akuifer Melalui Aliran Ruang Antar Butir
Kondisi akuifer produktif dengan penyebaran luas, berlapis banyak dengan keterusan sedang,
muka air tanah beragam umumnya dekat dengan permukaan tanah dengan debit sumur antara
5 - 10 meter/ detik. Material terdiri dari aluvium endapan danau terutama tipe lempung, pasir,
kerikil dan bongkah batuan vulkanik dengan kelulusan sedang sampai tinggi. Disamping hal-hal
yang telah dikemukakan di atas, wilayah Kabupaten Semarang juga cukup banyak dijumpai
mata air dengan debit yang bervariasi. Pemunculan mata air dengan debit bervariasi banyak
ditemui di lereng-lereng gunung yang terdapat di wilayah ini, terutama Gunung Merbabu dan
Gunung Ungaran. Debit mata air tersebut bervariasi, sebagai contoh mata air Muncul di
Kecamatan Banyubiru berdebit maksimal mencapai 3.000 liter/ detik, tetapi beberapa mata air
hanya memiliki debit kecil (kurang dari 10 liter/ detik). Pemanfaatan mata air tersebut antara
lain digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih perkotaan dan untuk keperluan irigasi.
Sekitar 120 mata air telah dialirkan langsung oleh DPU Cabang Tuntang untuk mengairi
persawahan di daerah Kabupaten Semarang.
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-33
Laporan Akhir
b. Batuan Gunung Api, terdiri dari lava, breksi gunung api, lahar, dan tuf yang merupakan produk
dari G. Ungaran di sebelah utara serta G. Merbabu dan G. Telomoyo di sebelah selatan. Selain
itu terdapat pula batuan intrusi (terobosan) seperti di G. Mergi, G. Sewakul, G. Kendalisodo dan
G. Gugon.
c. Aluvial, terdiri dari lempung, pasir, kerikil, dan kerakal yang penyebarannya terdapat di dalam
alur-alur sungai serta dataran di sekitar Rawa Pening.
Berdasarkan jenis tanahnya Kabupaten Semarang memiliki 6 (enam) jenis, yaitu: aluvial,
regosol, andosol, grumosol, mediteran dan latosol, yang dapat diperinci lagi menjadi 12 macam
tanah, yaitu :
Tanah aluvial coklat tua, tersebar di Kecamatan Susukan
Tanah regosol kelabu di Kecamatan Susukan
Tanah komples regosol kelabu dan grumosol kelabu tua di Kecamatan Beringin dan Suruh.
Tanah andosol coklat pada Kecamatan Bawen, Ambarawa, Sumowono, Getasan, Tengaran,
Bergas, dan Pringapus
Tanah asosiasi andosol coklat dan latosol coklat kemerahan di Kecamatan Jambu, Banyubiru,
dan Getasan
Tanah kompleks andosol kelabu tua litosol di Kecamatan Getasan
Tanah mediteran coklat tua di Kecamatan Bringin, Bawen, Pringapus, Bergas, dan Suruh
Tanah grumosol pada Kecamatan Sumowono, Jambu, Ambarawa, dan Banyubiru.
Tanah latosol coklat pada Kecamatan Ungaran, Pringapus, Bergas, Bawen, Ambarawa,
Sumowono, Bringin, Tuntang, dan Suruh.
Tanah latosol coklat tua dan kemerahan Ungaran, Pringapus, Bergas, Bawen, Banyubiru,
Tengaran, dan Suruh.
Tanah kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat tua dan latosol di Kecamatan
Sumowono dan Jambu
Tanah latosol coklat kemerahan di Kecamatan Tengaran
D. Klimatologi
Rata-rata curah hujan di wilayah Kabupaten Semarang selama tahun 2014 cenderung
menurun dibanding tahun 2013. Tercatat rata-rata curah hujan sebesar 1.840 Mm, kecamatan
bercurah hujan tertinggi adalah Kecamatan Getasan (3.554 Mm) sedangkan kecamatan dengan
curah hujan terendah adalah Kecamatan Bancak (742 Mm). Suhu udara berkisar antara 160C-330C
kecepatan angin 2-20 knot dengan kelembaban udara 39,4-97,5 %. Selengkapnya mengenai hari
hujan dan curah hujan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL II. 26 HARI HUJAN DAN CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG
Tahun (mm)
No. Kecamatan 2012 2013 2014
1 Getasan 2.717 3.193 3.554
2 Tengaran 2.093 2.879 2.213
3 Susukan 1.773 2.674 1.950
4 Kaliwungu - 1.187 1.187
5 Suruh 1.781 1.791 1.939
6 Pabelan 1.637 2.638 1.955
7 Tuntang 2.461 2.280 2.036
8 Banyubiru 1.741 2.472 1.812
9 Jambu 1.793 2.794 2.172
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-34
Laporan Akhir
Kisi-kisi pedoman :
Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya :
• Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim.
• Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
• Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang
bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan
kumuh.
• Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
• Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan
kawasan permukiman.
• Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta
perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di
bidang pembangunan perumahan dan permukiman
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-35
Laporan Akhir
5) Masih kurangnya infrastruktur dasar permukiman sehingga belum tercipta lingkungan yang
sehat.
b. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Belum optimalnya perencanaan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; (Data
dukung : Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan (76,25%); Luas wilayah produktif
(91,10%); Luas wilayah industri (90,19%); Luas wilayah kebanjiran (22,64%); Luas
wilayah perkotaan (98,61%) (Rancangan RPJMD Kabupaten Semarang).
2) Kurangnya kuantitas dan kualitas trotoar yang memenuhi syarat.
3) Kurangnya infrastruktur yang mendukung sektor Pariwisata Kabupaten Semarang.
4) Belum tertatanya kawasan pariwisata.
5) Kurangnya promosi wisata di dalam maupun di luar negeri.
6) Masih kurangnya luasan ruang terbuka hijau (RTH).
7) Belum optimalnya penanganan dan penanggulangan bencana.
8) Kurangnya kualitas dan kuantitas trotoar (pedestrian).
c. Pengembangan Penyehatan Lingkungan dan Permukiman
1) Belum memiliki sarana pengelolaan air limbah kabupaten.
2) Masih kurangnya pengelolaan dan pelayanan sampah.
3) Belum ada keterpaduan dalam penanganan drainase.
4) Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman (pengelolaan limbah dan sampah domestik yang benar dan aman bagi
lingkungan).
d. Sistem Penyediaan Air Minum
1) Belum optimalnya kualitas dan penyediaan sarana prasarana air bersih.
2) Masih kurangnya kualitas dan penyediaan air bersih.
3) Masih rendahnya upaya pengelolaan SDA dan LH dalam rangka pelestarian sumber-
sumber air.
Isu strategis yang terkait dengan aspek peraturan dan kelembagaan daerah dalam
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Semarang sebagai berikut :
1) Kurangnya sosialisasi Perda dan Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Cipta
Karya.
2) Lemahnya penegakan Perda dan Perbup.
3) Terbatasnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang II-36