34 92 1 SM
34 92 1 SM
net/publication/328040836
CITATIONS READS
0 3,078
1 author:
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ahmad Ali Syafi'i on 03 October 2018.
ABSTRAK
Peledakan dikatakan berhasil apabila batuan terberai menjadi fragmen dengan ukuran yang tepat untuk proses lanjutan. Proses
lanjutan setelah pemberaian batuan penutup berupa pemuatan dan pengangkutan ke tempat penimbunan (disposal). Ukuran fragmen
hasil peledakan harus sedapat mungkin mudah dimuat oleh alat muat yang beroperasi di lokasi peledakan saat itu. Permasalahan yang
terjadi di lokasi penelitian ialah fragmen hasil peledakan yang berukuran 70 cm sekitar 35%. Sedangkan perusahaan menargetkan
maksimal 30%. Fragmentasi erat kaitannya dengan perbandingan isian bahan peledak terhadap batuan yang terbongkar, yang diterapkan
dalam bentuk geometri peledakan. Geometri peledakan yang diterapkan saat ini burden 8 m, spasi 9 m dengan kedalaman lubang yang
bervariasi, diameter lubang ledak (D) 7.88 inchi dan subdrilling 0.5 m. Penelitian ini bertujuan menentukan geometri peledakan yang
memberikan hasil paling optimum, yakni sesedikit mungkin isian bahan peledak untuk menghasilkan distribusi ukuran fragmen yang
sesuai kriteria.
Geometri peledakan, isian bahan peledak, dan distribusi ukuran fragmen hasil peledakan diamati di 3 lokasi pengamatan yaitu
interburden seam B, interburden seam C, dan interburden seam D. Hubungan pengaruh isian bahan peledak terhadap hasil fragmentasi
dari data aktual di lapangan dianalisis menggunakan pendekatan persamaan regresi polinomial orde 2. Sebagai perbandingan teoritis
digunakan pula model matematis Kuzram. Selanjutnya ditentukan isian bahan peledak yang diprediksi menghasilkan ukuran fragmen
70 cm maksimal 20%.
Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk mencapai target distribusi ukuran fragmen tersebut, diperlukan penambahan isian
bahan peledak per lubang dengan burden dan spasi tetap 8 m x 9 m. Peledakan interburden seam B dengan tinggi jenjang 8 m
memerlukan 208.34 kg bahan peledak per lubang, sementara untuk tinggi jenjang 10 m memerlukan 269.60 kg bahan peledak per
lubang. Peledakan interburden seam C dengan tinggi jenjang 7 m memerlukan 306.4 kg bahan peledak per lubang, sedangkan untuk
tinggi jenjang 8 m memerlukan 315 kg bahan peledak per lubang. Pada peledakan interburden seam D dengan tinggi jenjang 8 m
diperlukan isian handak 290 kg per lubang. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk melakukan kegiatan
peledakan yang optimal.
17
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 17 - 22
𝑉 0.8 𝐸 −0.63
𝑥̅ = A x ( ) x 𝑄0.1667 x ( ) (1)
𝑄 115
𝑠 𝑛
−( )
R=𝑒 𝑋𝑐 (2)
𝑥̅
Gambar-1. Diagram penelitian
𝑋𝑐 = 1 (3)
(0.693)𝑛
14𝐵 𝑊 𝐴−1 𝑃𝐶
n = (2.2 − ) (1 − ) (1 + )( ) (4)
𝐷𝑒 𝐵 2 𝐻
18
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 17 - 22
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel-7. Isian Bahan Peledak untuk Interburden Seam B-2
menurut Persamaan Kuz-Ram
Distribusi Fragmentasi
Data geometri peledakan, isian bahan peledak,
dan estimasi distribusi ukuran fragmen dari data yang
diambil di lapangan dan perhitungan distribusi ukuran
fragmen menggunakan Metode Kuz-Ram, tercantum
dalam Tabel-1 sampai Tabel-5. Persentase fragmen
berukuran boulder di lokasi Interburden Seam B-1 antara
29.94-40.86%, B-2 antara 25.68-31.20%, C-1 antara
29.61-34.37%, C-2 antara 29.97-33.40%, D antara 30.14-
30.02%. Fragmen yang berukuran 70 cm masih di atas Tabel-8. Isian Bahan Peledak untuk Interburden Seam C-1
25% di semua lokasi dengan rata-rata 35%. menurut Persamaan Kuz-Ram
19
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 17 - 22
Tabel-11 antara 4.22-5.77 m. Rentang ini tidak sejauh Tabel-12. Isian Bahan Peledak untuk Interburden Seam B-2
rentang panjang kolom isian menurut metode Kuz-Ram menurut persamaan y = 0.07x2 – 10.51x +451.8
3.93-6.22 m.
Analisis yang sama dilakukan terhadap lokasi
lainnya (hasil analisis dapat dilihat pada Gambar-3 sampai
Gambar-6 dan Tabel-12 sampai Tabel-15). Semua data
menunjukkan bahwa isian bahan peledak berkorelasi
negatif terhadap persentase boulder dengan koefisien
korelasi 0.99-1 dan persen error 0-1% (terangkum dalam
Tabel-16). Persamaan regresi polinomial orde 2 dapat
digunakan untuk menentukan panjang kolom isian bahan
peledak. Namun terdapat pengecualian pada persamaan
untuk lokasi peledakan di interburden seam C1, dimana
persentase boulder (%) yang ditargetkan tidak dapat
melebihi 34% karena data isian bahan peledak tidak akan
dapat divalidasi (result error). Hal ini disebabkan ada
beberapa faktor, di antaranya adanya kesalahan data dan
faktor geologi berupa faktor batuan (faktor koreksi).
20
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 17 - 22
Gambar-5. Hubungan Isian Bahan Peledak dengan Persentase B-1 0.063 -8.748 358.1 0.929 7.1
Boulder Hasil Peledakan Interburden Seam D B-2 0.07 -10.51 451.8 1 0
Tabel-15. Isian Bahan Peledak untuk Interburden Seam D C-1 1.269 -81.81 1435 0.99 1
menurut persamaan y = 0.503x2 – 38.13x + 851.4 C-2 0.791 -55.27 1104 1 0
D 0.503 -38.13 851.4 1 0
22