Anda di halaman 1dari 4

MODUL PANDUAN PRAKTIKUM GENETIKA

PRAKTIKUM III. SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

I. Tujuan Praktikum
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas.
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu perbandingan
genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1.
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika Mendel.

II. Dasar Teori


Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan
satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau
yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet
untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan
penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam
persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.Sesungguhnya di masa hidup
Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom
dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan
genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.Hukum
Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang
terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel
akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986:97).
Menurut Kusdiarti,1986:54) Beberapa contoh hasil persilangan Monohibrid,antara lain :
• Monohibrid Pada Tumbuhan
Karakter batang tinggi yang dominant terhadap batang rendah berlaku pada umumnya
tumbuhan, termasuk jagung. Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan
batang seperti tebu. Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium
yang merah dominant terhadap yang putih.
• Monohibrid Pada Hewan
Pada marmot, seperti juga pada hewan lainnya, gen dominant menyebabkan pigmentasi
normal dan alelnya menyebabkan albino. Marmot yang berpigmentasi normal adalah yang
berbulu hitam. Dikawinkan marmot hitam dengan marmot albino. Anak-anaknya semua
hitam. Jika anaknya itu dikawini sesamanya maka akan menghasilkan hitam : putih 3 : 1.
• Monohibrid Pada Manusia
Semacam bahan kimia sintesis bernama PTC, ada segolongan orang yang bisa
mengecapnya akan merasakan pahit dan segolongan orang yang tidak bisa mengecapnya
akan merasakan ambar. Rasa pahit disebabkan karena adanya gen dominant.Selain
pengecapan banyak sifat lainnya yang mengikuti sifat persilangan monohybrid, yaitu:
polydactyly, phenylketonuria, gigi coklat huntington’s chorea, crstic fibrosis.
Menurut Pai(1992:68),Perbedaan fenotip dari keturunan yang diperoleh atau diperkirakan
akan diperoleh pada percobaan persilangan adalah hasil dari persatuan gamet tetua jantan
dan betina yang berlangsung secara acak pada waktu terjadi pembuahan o0leh sperma pada
sel telur. Menurut Mendel, persilangan atau pembentukan hibrid, mengikuti kaidah (3+!)n
untuk sifat kedominanan penuh, dan {(1+2)+1}n untuk sifat kedominanan tak penuh. Pada
rumus untuk sifat kedominanan penuh, angka 3 menunjukkan angka nisbah fenotipeyang
sama pada homozigot dominan dan heterozigot (=hibrid) sedangkan angka 1 menunjukkan
angka nisbah fenotipe homozigot resesif. Pada rumus untuk sifat kedominanan sebagian,
angka nisbah 3 tersebut memecah (=bersegregasi) menjadi (1+2) yaitu 1 menunjukkan
angka nisbah fenotipe homozigot dominan dan 2 menunjukkan angka nisbah fenotipe
heterozigot. Untuk kedua rumus tersebut bilangan eksponensial n menunjukkan
banyaknya sifat beda yang dikendalikan secara genetik.
Mekanisme Pewarisan (Persilangan Monohibrida)
Kenyataan tentang Faktor dari Mendel (gen-gen):
1. Gen-gen berada dalam keadaan berpasangan (alele)
2. Gen-gen memisah (segregasi) dalam sel kelamin (tepung sari dan sel telur), satu alele
menuju salah satu seel kelamin.
3. Gen tersusun secara rambang dalam tepung sari dan sel telur.
4. Sifat gen tetap dari generasi ke generasi(Crowder,1990:101)
Alele memisah (segregasi) satu dari yang lain selama pembentukan gamet dan diwariskan
secara rambang ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu
pasang alele terletak pada lokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog
ini memisah secara bebas pada anafase I dari meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet
yang berbeda (Crowder,1990:102)
χ2 (chi-square) merupakan alat bantu untuk menentukan seberapa baik kesesuaian suatu
percobaan (goodness of fit). Pada uji ini penyimpangan nisbah amatan (observed) dari
nisbah harapan (expected) dengan rumus
χ2 = Σ (O – E)2 ⁄ E
χ2 = (O1 – E1) ⁄ E1 + (O2 – E2) ⁄ E2 + .......... + (On – En) ⁄ En
Nilai χ2 diinterpretasikan sebagai peluang dengan mencocokkannya ke tabel χ2
berdasarkan derajat bebasnya. Derajat bebas (db) adalah banyaknya fenotip yang dapat
diekspresikan (n) dikurangi satu. Pada satu sifat beda berkedominanan penuh terdapat dua
fenotip dan db = n-1 = 2-1 = 1. Pada dua sifat beda berkedominanan sebagian, db = 9-1 =
8 (Anonim,2010:1).
Untuk memutuskan dapat diterima atau tidaknya bahwa sebaran pengamatan sama dengan
sebaran harapan dilakukan pengujian dengan menggunakan criteria statiska X2 (khi-
kuadrat) sebagai berikut :
a.Bila X2 hitung < X2 db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata
dengan sebaran harapan.
b.Bila X2 hitung > X2 db α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan.
Nilai X2 db α: dapat ditemukan pada table sebara Khi-Kuadrat, dimana db (derajat bebas)
=k-1; dan α ditentukan berdasarkan keperluan, biasanya α = 0,05 atau selang kepercayaan
95% (Sofro,1992:88).
III. Metode Penelitian
3.1 Alat & Bahan
 Kancing dengan 2 warna masing-masing 24 buah
 Pena dan kertas
 Tabel Chi-square
 Gelas kaca / kantong plastic 2 bh
3.2 Prosedur Kerja
1. Ambil dua warna kancing yaitu warna merah dan putih, masing-masing sebanyak
24 buah, kemudian tentukan simbol-simbol gen dan sifat yang diwakili oleh setiap
warna kancing. Kancing merah bersifat dominan dengan genotip MM, sedangkan
kancing putih bersifat resesif dengan genotip mm.
2. Pisahkan 24 kancing warna merah tersebut menjadi dua bagian, masing-masing
terdiri dari 12 buah sebagai gamet jantan dan 12 buah sebagai gamet betina.
Lakukan hal ang sama terhadap kancing putih, yaitu dengan membagi 24 kancing
warna putih menjadi dua bagian,, 12 sebagai gamet jantan dan 12 sebagai gamet
betina.
3. Masukkan 12 kancing warna merah dan 12 kancing warna putih ke dalam gelas /
kantong sebagai gamet jantan, memasukkan pula sisanya ke dalam gelas / kantong
yang lain sebagai gamet betina.
4. Ambil secara acak satu kancing dari kantong pertama dan satu kancing dari
kantong kedua, pertemukan, dan tabulasikan.
5. Dengan cara yang sama, lakukan terus menerus sampai kancing-kancing yang
berfungsi sebagai gen habis.
6. Hitung perbandingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun fenotip.
7. Uji hasil perbandingan dengan Khi-kuadrat.

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Data pengamatan
Kombinasi Fenotip Talus Frekuensi Talus Frekuensi Talus Frekuensi
kancing I II III
(Kombinasi
gen)
Merah – Merah Merah IIII 5
(MM)
Merah – Putih Merah
(Mm)
Putih – Putih putih
(mm)

V. Simpulan

VI. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai