Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

DISUSUN OLEH
Rahayu Sepdiva Akli
191211549
2A

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Delvi Hamdayani M.Kep

PRODI : S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
POST PARTUM

1. Pengertian
Masa nifas atau post partum adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan,
pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat– alat kandungan ke keadaan semula. Proses
masa nifas berlangsung selama enam minggu atau 40 hari (Jenny, 2006).
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari bayi sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Lama masa ini adalah 6 minggu atau 42 hari (Bobak,
2005). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Atau masa
post partum nifas merupakan masa periode yang dimulai beberapa jam setelah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu berikutnya (Sumiaty, 2011).

2. Tahap Masa Post Partum


Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah :
a. Periode Immediate Post Partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.
b. Periode Eary Post Partum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada pendarahan,
lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.
c. Periode Late Post Partum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini yang perlu dilakukan adalah tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB

3. Komplikasi postpartum
a. Perdarahan Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500-600 ml dalam masa 24
jam setelah anak lahir menurut Eny dan Diah (2009). perdarahan dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Perdarahan post partum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat antonia uteri,
retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri
2) Perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab
perdarahan sekunder adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi
postpartum. Pada trauma atau laserasi jalan lahir bisa terjadi robekan perineum, vagina
serviks, forniks dan rahim.
Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan yang banyak apabila tidak segera diatasi
(Cunningham, 2006). Menurut Prawirohardjo (2006) robekan jalan lahir atau ruptur
perineum sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdarahan hebat dan mungkin
sangat sulit untuk diperbaiki. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan
jika mengenai arteri atau vena yang besar, episitomi luas, ada penundaan antara episitomi
dan persalinan, atau ada penundaan antara persalinan dan perbaikan episitomi
(Cunningham, 2005).
b. Infeksi
Infeksi masa postpartum (puerpuralis) adalah infeksi pada genitalia setelah persalinan,
ditandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38ºC atau lebih selama 2 hari dalam 10
hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24 jam pertama. Infeksi postpartum
mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuk kuman-kuman atau bakteri ke
dalam alat genetalia pada waktu persalinan dan postpartum (Mitayani, 2011). Infeksi
postpartum dapat disebabkan oleh adanya alat yang tidak steril, luka robekan jalan lahir,
perdarahan, preeklamsia, dan kebersihan daerah perineum yang kurang terjaga.
Infeksi masa postpartum dapat terjadi karena beberapa faktor pemungkin, antara lain
pengetahuan yang kurang, gizi, pendidikan, dan usia.
1) Pengetahuan Menurut ambarwati (2010), pengetahuan adalah segala apa yang
diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengalaman
yang didapat dapat berasal dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang didapat
dari orang lain.
2) Pendidikan Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan mempengaruhi
pengetahuan ibu karena ibu yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih rendah
akan sulit untuk menerima masukan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2012)
3) Usia Usia berpengaruh terhadap imunitas. Penyembuhan luka yang terjadi pada
orang tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini disebabkan suplai darah
yang kurang baik, status nutrisi yang kurang atau adanya penyakit penyerta seperti
diabetes melitus. Sehingga penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari
pada usia tua (Suherni, 2009).
4) Gizi Proses fisiologi penyembuhan luka perineum bergantung pada tersedianya
protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink dan tembaga.
Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang diperoleh fibroblas dari
protein yang dimakan. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis kolagen. Vitamin A
dapat mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka (Cuningham, 2006).

4. Tujuan Asuhan Postpartum (Masa Nifas)


Tujuan Asuhan Postpartum (masa nifas) normal dibagi dua yaitu :
a. Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasanagannya selama masa transasi awal mengasuh anak.

b. Tujuan Khusus
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
 Melaksanakan Skrining yang komprehensif, Mendeteksi masalah,
mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB,Menyusui, Pemberian imunisasi,dan perawatan bayi sehat. Memberikan
pelayanan keluarga berencana.(Ambarwati, 2009)

5. Asuhan kunjungan masa nifas (Postpartum) normal


Asuhan kunjungan masa nifas (Postpartum) terbagi  menjadi 4 kunjungan, yaitu :
1. Kunjungan I: Asuhan 6-8 jam setelah melahirkan yang bertujuan:
 Mencegah perdarahan masa nifas (postpartum) karna atonia uteri
 Pemantau keadaan umum ibu
 Melakukan hubungan antara bayi dan ibu (Bonding Attatchment)
 ASI eksklusif
2. Kunjungan II : Asuhan 6 jam setelah melahirkan, yang bertujuan:
 Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus  dibawah
umbilicus dan tidak ada  tanda-tanda perdarahan abnormal
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal
 Memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup
 Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit

3. Kunjungan III : 2 Minggu setalah Postpartum, yang bertujuan :


 Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus dan tidak ada   tanda-tanda perdarahan abnormal
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal
 Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
 Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.

4. Kunjungan IV: 6 Minggu setelah postpartum


 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami
 Memberikan konsling untuk KB secara dini, Imunisasi, senam nifas, dan tand-
tanda bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi. (Ambarwati, 2009)
Format Pengkajian Antenatal
Kasus :
Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di rumah sakit × dengan hari rawatan kedua post
partum anak pertama dengan persalinan secara normal.saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluhkan masih terasa nyeri pada bagian abdomen, nyeri pada bekas luka jahitan di vagina,
locea berwarna merah dan bergumpal, saat ini pasien juga mengatakan kalau bayinya belum
mendapatkan asi karena asi ibu belum keluar dengan lancar. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
pasien tampak meringis, semua aktifatas pasien masih dibantu keluarga, mukosa bibir tampak
kering, konjungtifa anemia, TD 100/80, N : 78×/ menit, suhu 37°C

Nama Mahasiswa : Rahayu sepdiva akli


No NIM :191211549
Tanggal Pengkajian : 04 November 2020

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. A
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Handayani
No. MR : 7976658
Tanggal masuk : 04 november 2020

B. Alasan Masuk
Penyebab masuk RS Ny.A datang kerumah sakit X tanggal 04 November 2020 dengan
keluhan klien melakukan persalinan secara normal
C. DATA KESEHATAN UMUM
1. Riwayat Kesehatan Saat ini
Saat dilakukan pengkajian tanggal 04 November 2020 pasien mengeluh masih terasa nyeri
pada bagian abdomen, nyeri pada bekas luka jahitan di vagina, locea berwarna merah dan
bergumpal, pasien juga mengatakan kalau bayinya belum mendapatkan asi karena asi ibu
belum keluar dengan lancar
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakanbelum pernah memiliki riwayat penyakit ginekologi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

4. Riwayat kehamilan dan persalinan dahulu


No Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan Masalah
Persalinan Kelamin bayi Kehamilan
Waktu
lahir

Pengalaman menyusui : ya/tidak berapa lama : -


5. Riwayat Ginekologi
a. Masalah ginekologi
Ny. A mengatakan pernah mengalami keputihan saat remaja
b. Riwayat Keluarga Berencana
Ny. A mengatakan tidak pernah menggunakan KB
6. Riwayat Kehamilan Saat ini
HPHT : 23 februari 2020 Taksiran Partus : 1 Novemeber 2020
BB sebelum hamil : 48 kg TD sebelum hamil : 120/80 mmhg

7. Riwayat menstruasi
a. Usia menarche : 13 tahun
b. Jumlah perdarahan : Ny. A mengatakan biasanya mengganti pembalut 3-4 kali sehari
c. Lamanya haid : 7 hari

D. Data Umum Kesehatan Saat Ini


1. Status Obstetric : G1P1A0H40 minggu
2. Keadaan umum :mual muntah kesadaran :composmentis (cmc), BB/TB : 48Kg/152cm
3. Tanda-tanda vital :
a. TD : 100/80 mmHg
b. Suhu : 370C
c. pernafasan : 78 x/mnt
d. Nadi : 19x/mnt
4. Kepala leher
a. Kepala : Kulit kepala dan rambut ibu bersih, warna rambut hitam tidak
beruban, rambut tidak merontok dan rambut tidak berbau
b. Mata : Mata tidak terdapat lesi, konjungtiva anemis. Sklera tidak ikterik
c. Hidung : Hidung bersih, tidak ada gangguan penciuman
d. Mulut : Mulut tidak terdapat lesi, mukosa bibir kering
e. Telinga : Telingga bersih tidak ada tanda-tanda infeksi
f. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjer tyroid
Masalah Khusus : Tidak Ada

5. Dada
a. Jantung :
 Inspeksi : bentuk dada normal simetris
 Palpasi : suara jantung redup
 Perkusi : denyut jantung normal
 Auskultasi : reguler
a. Paru :
 Inspeksi : simetris kini dan kanan, tidak ada tarikan dinding dada
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : tidak ada rhonki dan suara tambahan
b. Payudara :
 Inspeksi : bentuk bulat melingkar, agak simetris, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema

d. Pengeluaran ASI : belum keluar


e. Putting susu : Menonjol dan berwarna kehitaman
masalah khusus : Tidak Ada

6. Abdomen
a. Uterus : tidak ada
b. Tinggi fundus uteri : - Posisi:tengah/kanan, kontraksi : ya/tidak
c. Pemeriksaan Leopold : Pemeriksaan belum bisa dilakukan
a. Leopold I :kepala/bokong/kosong
b. Leopold II :Kanan : punggung/bagiankecil/bokong/kepala
c. Leopold III :sudah masuk PAP/belummasuk PAP
d. Leopold IV :bagianmasuk PAP tidak
d. Pigmentasi
a. Linea nigra : Berwarna Hitam
b. Striaegravidarum : Sedikit
c. Fungsi pencernaan : Baik
d. Masalah khusus : Tidak ada masalah
7. Perineum dan Genital
a. Vagina :vasises : ya/tidak
b. Kebersihan : Baik
c. Nifas : ada
Jenis/warna : locea berwarna merah
Konsistensi : bergumpal
Bau : berbau ringan
d. Hemorrhoid :tidak derajat :tidak Lokasi : Kanan depan lateral
Berapalama : - Nyeri :Ya/tidak
Masalah Khusus: Tidak ada
8. Eliminasi
Kesulitan BAK: Tidak Ada
Kesulitan BAB: Tidak Ada
Masalah khusus : Tidak Ada
9. Ekstremitas
a. Ekstremitasatas : edema : ya/tidak
inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada kelainan
Palpasi :varises tidak ada
b. Ektremitas Bawah : Normal
inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada kelainan
Palpasi :varises tidak ada
Reflekspatella : +/- jikaada : +1/+2/+3
Masalah khusus : Tidak Ada
10. Istirahat dan Kenyamanan
a. Pola tidur : kebiasaan tidur, lama jam, frekuensi : 2xsehari
Pola tidur saat ini Normal,sama seperti sebelum hamil
b. Keluhan ketidaknyamanan :ya/tidak, lokasi :Mulut, karena mual.
sifat : menghilangkan nafsu makan intensitas : Hilang Timbul
11. Mobilisasi dan latihan :
a. Tingkat mobilisasi : -
b. Latihan/senam : senam hamil
Masalah khusus : telat menstruasi
12. Nutrisi dan Cairan
a. Asupan Nutrisi :Tidak Normal Nafsu makan : Baik/kurang
b. Asupan Cairan : Tidak normal
Masalah khusus : mengalami keputihan sejak remaja

DAFTAR MENU 24 JAM


WAKTU JENIS MAKANAN JUMLAH

Roti + air teh 1 Porsi

PAGI Nasi + lauk + sayur

Nasi + Lauk + Sayur 1 Porsi

SIANG

Nasi + Lauk + Sayur 1 Porsi

MALAM

13. Keadaan Mental


a. Adaptasi psikologis : Ny. A kurang beradapatasi
b. Penerimaan terhadap kehamilan : Ny.A menerima dengan senang hati kehamilannya saat ini
Masalah Khusus : Tidak ada

14. Pola Hidup yang meningkatkan risiko kehamilan Tidak ada pola hidup yang
meningkatkan resiko kehamilan justru Ny.A sangat memperhatikan kondisi kehamilannya
karena belajar dari pengalaman kehamilan sebelumnya

15. Persiapan persalinan


ü Senam hamil

ü Rencana tempat melahirkan

ü Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu


Kesiapan mental ibu dan keluarga

ü Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses


persalinan
Perawatan payudara

16. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :


B complex, Antasid, Calk,Fe

17. Hasil Pemeriksaan Penunjang


HB : 11 gr/dl
HT : 38%
leukosit : 8.600/mm3
trombosit : 250.000/mm3
Hiv AIDS : (-)

ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI


DS: Nyeri akut Agen pencedera
 Klien mengatakan nyeri pada fisiologis
abdomen
 Klien mengatakan nyeri
menghambat aktivitasnya

DO:
 Nyeri dirasakan pada skala 6
 Klien tampak meringis
 Klien tampak sulit tidur
 Frekuensi nadi meningkat
 Pola napas berubah
DS: Ketidaknyamanan Trauma perineum
 Klien mengeluh nyeri pada bekas pasca partum selama persalinan
luka jahitan di vagina dan kelahiran
 Klien mengeluh tidak nyaman
DO:
 Klien tampak meringis
 Tekanan darah meningkat
 Terdapat bekas luka epiostomi
 Klien tampak berkeringat
DS: Menyusui tidak efektif Ketidakadekuatan
 Klien mengeluh kelelahan maternal suplai asi
 Klien mengatakan asi belum keluar

DO:
 Asi tidak menetes/memancar
 Intake bayi tidak adekuat
 Bayi menangis saat disusui

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

2. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama


persalinan dan kelahiran

3. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai asi

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Tujuan: MANAJAMEN NYERI
berhubungan meredakan rasa 1. observasi :
dengan agen nyeri yang tidak a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pencedera fisiologis menyenangkan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil : b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
a. Keluhan
d. Identifikasi faktor yang memperberat
nyeri menurun
dan memperingan nyeri
b. Meringis
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
menurun
tentang nyeri
c. Frekuensi
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
nadi meningkat
respon nyeri
d. Pola napas
membaik
e. Tekanan
2. Terapeutik :
darah membaik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
3. Edukasi :
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
e. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
4. Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2.Ketidaknyamanan Tujuan : nyaman TERAPI RELAKSASI
pascapartum dengan kondisi 1. observasi :
berhubungan setelah melahirkan a. Identifikasi penurunan energi,
dengan trauma Kriteria hasil : ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala
perineum selama a. keluhan tidak lain yang mengganggu kemampuan kognitif
persalinan dan nyaman menurun b. Identifikasi teknik relaksasi yang efektif
kelahiran b. luka episiotomi digunakan
membaik c. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
c. tekanan darah penggunaan teknik sebelumnya
menurun d. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
d. berkeringat tekanan darah sebelum dan sesudah terapi
menurun 2. terapeutik :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
c. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika perlu
3. edukasi
a. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi
b. Jelaskan intervensi relaksasi yang dipilih
c. Anjurkan mengambil posisi nyaman
d. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
e. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
f. Demontrasikan dan latik teknik relaksasi
3. Menyusui tidak Tujuan : mampu EDUKASI MENYUSUI
efektif berhubungan menyusui dengan 1. observasi :
dengan efektif sesuai a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
ketidakadekuatan kebutuhan bayi menerima informasi
suplai asi Kriteria hasil : b. Identifikasi tujuan atau keinginan
a. suplai asi menyusui
adekuat meningkat 2. terapeutik :
b. kelelahan a. Sediakan materi dan media pendidikan
maternal menurun kesehatan
c. bayi menangis b. Jadwalkan pendkes sesuai kesepakatan
setelah menyusu c. Berikan kesempatan untuk bertanya
menurun d. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
d. intake bayi diri dalam menyusui
meningkat e. Libatkan sistem pendukung (suami,
keluarga, tenaga kesehatan, masyarakat)

3. edukasi
a. Berikan konseling menyusui
b. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi
c. Ajarkan 4 posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar
d. Ajarkan perawatan payudara antepartum
dengan mengompres dengan kapas yang sudah
diberi minyak kelapa
e. Ajarkan perawatan payudara post
partum

Anda mungkin juga menyukai