Anda di halaman 1dari 7

1.

Diketahui :
Suatu perusahaan PT Maju Mundur memproduksi Bata dan Genteng
diperlukan bahan baku A dan B serta tenaga kerja. Maksimum penyediaan
bahan baku A, 60 kg perhari, bahan baku B, 20 kg perhari dan tenaga kerja,
40 jam perhari. Kedua jenis produk memberikan keuntungan sebesar Rp 50
untuk Bata dan Rp 30 untuk Genteng

JENIS BAHAN KG BAHAN BAKU DAN JAM MAKSIMUM


BAKU DAN TENAGA KERJA PENYEDIAAN
TENAGA KERJA
BATA GENTENG
BAHAN BAKU A 2 3 60 KG
BAHAN BAKU B - 2 20 KG
TENAGA KERJA 2 1 40 JAM

Ditanya :
a) Tentukan secara Grafis, keuntungan maksimum Z yang bisa diperoleh
perusahaan
b) Berapa bahan baku serta tenaga kerja apa saja yang masih bisa
ditambah/dikurangi untuk bisa meningkatkan keuntungan? Jelaskan!
Penyelesaian :
a. Mentukan secara Grafis, keuntungan maksimum Z yang bisa diperoleh
perusahaan.
 Variabel keputusan
Dua variabel dalam masalah ini adalah jumlah genteng dan bata yang harus
dihasilkan. Jumlah ini dapat dilambangkan sebagai berikut :
X₁ = Jumlah produk 1 (Bata)
X₂ = Jumlah produk 2 (Genteng)
 Fungsi tujuan
Tujuan dari masalah kombinasi produk adalah untuk memaksimumkan
penerimaan total. Dimana kedua jenis produk memberikan keuntungan
sebesar Rp 50 untuk Bata dan Rp 30 untuk Genteng. Sehingga penerimaan
total Z dituliskan sebagai berikut :
Zmax = 50X₁ + 30X₂
 Kendala :
Kendala Bahan Baku A dituliskan sebagai berikut.
2X₁ + 3X₂ ≤ 60
Kendala Bahan Baku B dituliskan sebagai berikut.
2X₂ ≤ 20
Kendala Jam Tenaga Kerja dituliskan sebagai berikut.
2X₁ + X₂ ≤ 40

Persamaan ini dibatasi bahwa variabelnya hanya bernilai positif, karena tidak
masuk akal untuk menghasilkan produk negatif. Kendala-kendala ini
dinamakan nonnegativity constraints dan secara matematika ditulis :

X₁ ≥0 (nonnegativity)

X₂ ≥0 (nonnegativity)

Kendala : 1. 2X₁ + 3X₂ ≤ 60 (Bahan Baku A)

2. 2X₂ ≤ 20 (Bahan Baku A)

3. 2X₁ + 1X₂ ≤ 40 (Bahan Baku A)

4. X₁ ≥0 (nonnegativity)

5. X₂ ≥0 (nonnegativity)
Grafik
45

40 Kendala 1 : 2X₁ + X₂ = 40
35
Solusi optimum terjadi pada
30 titik C
25 d

20 Kendala 2 : 2X₂ = 20
15 c
X₂ = 10
10
e
Feasible Kendala : 2X₁ + X₂ = 40
5
d
0 b
0 5 10 15 20 25 30 f 35
a

Solusi optimum terjadi pada titik C, perpotongan garis

[1] 2X₁ + 3X₂ = 60


[3] 2X₁ + 1 X₂ = 40 -
2X₂ = 20
X₂ = 10 (Subtitusi ke [1])
[1] 2X₁ + 3(10) = 60
2X₁ = 60 – 30
2X₁ = 30
X₁ = 15
Dari perhitungan pencarian solusi optimum (titik C : X1 = 15, X2 = 10), akan
ditemukan kendala yang sudah habis terpakai (scare) atau full capacity, dan kendala
yang berlebihan (redundant) atau idle capacity.

C : Full capasity

[1] 2X₁ + 3X₂ ≤ 60 (Bahan Baku A yang Tersedia)

2(15) + 3(10) = 60 (Bahan Baku A yang dipakai)

Yang tersedia = Yang dipakai

[3] 2X₁ + X₂ ≤ 40 (Bahan Baku B yang Tersedia)

2(15) + 1(10) = 40 (Bahan Baku B yang dipakai)

Yang tersedia = Yang dipakai

Dengan solusi optimum terdapat di titik C, maka akan mendapatkan nilai


keuntungan maksimum :

Nilai keuntungan Z = 50X₁ + 30X₂

= 50 (15) + 30 (10) = 750 + 300

= 1.050

b. Tidak ada bahan baku serta tenaga kerja yang masih bisa ditambah/dikurangi,
karena sudah mencapai pada suatu keadaan yang layak. Jika ditambahkan
maka, akan melewati dari batas optimum dimana sudah tidak layak, akan
mengalami mubazir/kerugian pada perusahaan.
2. Diketahui :

Maksimumkan Z = 4X1 + 3X2

dengan syarat : X1 + X2 ≤ 16

2X1 + X2 ≤ 26

X1 + 2X2 ≤ 30

X1 , X2 ≥ 0

Ditanya :

a. Tentukan Z optimal dengan metoda simplex !

Penyelesaian :

Maksimumkan Z = 4X1 + 3X2

dengan syarat : X1 + X2 ≤ 16

2X1 + X2 ≤ 26

X1 + 2X2 ≤ 30

X1 , X2 ≥ 0

Bentuk baku model LP itu adalah :


Z – 4X1 – 3X2 – 0S1 – 0S2 – 0S3 = 0 persamaan tujuan
X1 + X2 + S1 = 16
2X1 + X2 + S2 = 26 persamaan kendala
X1 + 2X2 + S3 = 30

Solusi awal ditemukan dari persamaan kendala dengan menetapkan dua (-4
-3) variabel sama dengan nol, yang akan memberikan solusi yang unik dan layak.
Dengan menetapkan X1 = 0 dan X2 = 0, diperoleh S1 = 16, S2 = 26, dan S3 = 30 (titik
A pada Gambar 2.1). Titik ini merupakan solusi awal. Pada saat ini nilai Z sama
dengan nol. Kita dapat merangkum informasi di atas ke dalam bentuk tabel simpleks
awal seperti berikut:
Tabel 2.1 Tabel Simpleks Awal
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
Z -4 -3 0 0 0 0
persamaan Z
S1 1 1 1 0 0 16
persamaan S1
S2 2 1 0 1 0 26
persamaan S2
S3 1 2 0 0 1 30
persamaan S3

Kolom basis menunjukkan variabel yang sedang menjadi basis, yaitu S 1, S2,
dan S3, yang nilainya diberikan pada kolom solusi. Ini secara tidak langsung
mengatakan bahwa variabel nonbasis X1 dan X2 (yang tak ditunjukkan pada kolom
basis) sama dengan nol. Nilai fungsi tujuan adalah Z = (4x0) + (3x0) + (0x16) +
(0x26) + (0x30) = 0, seperti terlihat pada kolom solusi.
Kapan solusi telah optimum? Dengan memeriksa persamaan Z, terlihat bahwa
variabel nonbasis yaitu X1 dan X2 , keduanya memiliki koefisien negatif, yang berarti
mempunyai koefisien positif pada fungsi tujuan yang asli.
Karena tujuan adalah maksimisasi, maka nilai Z dapat diperbaiki dengan
meningkatkan X1 atau X2 menjadi lebih besar dari pada nol. Yang diutamakan untuk
dipilih adalah variabel dengan koefisien fungsi tujuan positif terbesar karena
pengalaman menunjukkan bahwa pemilihan ini mengakibatkan solusi optimal lebih
cepat dicapai.
30

25 2X1+X2 = 26

20

X1+X2 = 16

15
X1+2X2 = 30

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Rasio yang didefinisikan di atas dan leaving variable dapat ditentukan langsung dari
tabel simpleks. Pertama, coret semua elemen nol atau negatif pada persamaan kendala
di bawah entering variable. Kemudian, tidak termasuk persamaan tujuan, buat rasio
antara sisi kanan persamaan dengan elemen yang tak dicoret di bawah entering
variable. Leaving variable adalah variabel basis yang memiliki rasio terkecil. Kolom
pada entering variable dinamakan entering column dan baris yang berhubungan
dengan leaving variable dinamakan pivot equation. Elemen pada perpotongan
entering column dan pivot equation dinamakan pivot elemen. Dalam tabel, pivot
elemen ditunjukkan dengan tanda kurung.

Anda mungkin juga menyukai