Anda di halaman 1dari 3

A.

Klasifikasi
1. Klasifikasi fluorosis gigi berdasarkan Index Dean adalah sebagai berikut :

Normal, Enamel menunjukkan translusensi normal yaitu strukturnya mirip dengan kaca, permukaanya
mulus mengkilap dan warnanya putih krem muda.

Questionable, Terjadi abrasi sedikit pada enamel yang diawali dengan bintik putih yang kecil sampai
terjadinya white spot. Kelas ini diperuntukkan pada kasus-kasus yang meragukan antara normal dengan
very mild.

Very mild, Terjadi bercak putih kecil, buram dan tidak teratur pada permukaan gigi, tapi tidak
melibatkan lebih 25% permukaan gigi.

Mild, Terjadi daerah putih buram pada enamel yang lebih luas tetapi tidak lebih dari 50% permukaan
gigi.

Moderate, Semua permukaan enamel terserang dan tampak permukaan gigi atrisi. Gigi menjadi
berwarna coklat.

Severe, Tanda hipoplasia tampak semakin jelas disertai dengan perubahan anatomis gigi. Warna coklat
pada gigi menyebar sehingga tampak seperti karatan

2. Tampilan klinis dari dental fluorosis dapat dikelompokkan menjadi 10 kelass berkisar antara 0-
39, yang akan menggambarkan secara berurutan tingkat keparahan dental fluorosis. Klasifikasi
atau pengelompokkan ini didasarkan pad indeks TF yang aslinya diusulkan oleh Thylstrup dan
Fejerskov.

Skor TF 0, translusensi normal, warna putih krem dan mengkilapnya enamel tetap bertahan sesudah
dilakukan pengeringan dan pengusapan pada permukaannya.
Skor TF 1, Terlihat garis-garis putih opaque kecil-kecil menyilang permukaan gigi. Garis-garis itu terdapat
di seluruh permukaan gigi. Letak garis ini sesuai dengan letak perikimata. Pada beberapa kasus, mungkin
terlihat adanya, sedikit snow capping pada cups/insisal edge.

Skor TF 2, Garis opaque putih lebih menonjol dan sering berfusi untuk kemudian membentuk daerah
berkabut (buram) yang kecil, yang menyebar ke seluruh permukaan. Biasanya terjadi snow capping pada
insisal edge dan puncak cusp.

Skor TF 3, Terjadi fusi garis-garis putih, dan daerah opaque berkabut di beberapa bagian permukaan.
Diantara daerah berkabut tersebut bisa terdapat garis-garis putih.

Skor TF 4, Pada seluruh permukaan terlihat adanya opasitas atau nampak putih seperti kapur (chalky
white). Sebagian dari permukaan yang terdedah terhadap atrisi atau pemakaian, nampak kurang
terserang.

Skor TF 5, Seluruh permukaan opaque, dan ada pit-pit bulat (hilangnya enamel permukaan setempat)
yang diameternya kurang dari 2 mm.

Skor TF 6, Pit-pit kecil sering berfusi sehingga membentuk pita yang lebarnya dalam arah vertikal kurang
dari 2 mm. Klas ini meliputi juga kasus dimana cuspal rim dari enamel fasila telah terlepas dan
berkurangnya dimensi vertikal yang terjadi kurang dari 2 mm.

Skor TF 7, Ada enamel bagian terluar yang terlepas, sehingga membentuk daerah yang tidak teratur
pada permukaan gigi. Permukaan yang terserang lebih dari separuh. Enamel utuh yang tersisa, opaque.

Skor TF 8, Hilangnya lapisan enamel terluar melibatkan lebih dari separuh. Enamel utuh yang tersisa
opaque.

Skor TF 9, Hilangnya sebagian besar enamel terluar yang mengakibatkan perubahan bentuk anatomis
pada permukaan gigi. Sering dijumpai adanya rim enamel yang opaque di servikal.
B. Perawatan
1. Menggerinda dan Memolis Enamel
Bentuk fluorosis gigi yang lebih ringan dimana terjadi fusi garis-garis putih dan adanya daerah
opak berkabut pada beberapa bagian permukaan gigi (skore TF 2-3), dapat dirawat oleh dokter
gigi dengan menggerinda enamel bagian luar yang porus dan fluorotik sampai struktur di
bawahnya yang merupakan enamel yang padat. Opasitas yang jelas dan pewarnaan pada gigi
insisivus biasanya diambil dengan mengoleskan asam phosporik pada permukaam enamel dan
kemudian dipoles dengan pumis. Pengolesan dengan asam phosporik dan pumis diulang
beberapa kali pada setiap kali kunjungan dan perawatan diakhiri mengoleskan larutan mineral
dan fluoride topical (2% sodium fluoride dan 40% kalsium sucrose fosfat) untuk merangsang
remineralisasi enamel
2. Aplikasi Dengan Asam Hidroklorik
Pasta asam hidroklorik dan pumis dioleskan di atas permukaan enamel dengan menggunakan
spatel kayu. Dengan tekanan kuat, pasta digerakkan memutar pada permukaan enamel selama
5 detik. Kemudian dicuci dengan air selama 10 detik. Pasta diaplikasikan lagi sampai diperoleh
warna yang dikehendaki. Permukaan gigi dinetralisir dengan natrium bikarbonat dan dipolis
kembali untuk menghaluskan permukaan yang kasar.
3. Pemutihan Dengan Hydrogen Peroksida
Eter anastetik menghilangkan debris permukaan, asam hidroklorat mengetsa email dan
hidrogen peroksida untuk memutihkan enamel. Cairan diletakkan langsung pada permukaan
yang mengalami diskolorasi selama 5 menit dengan interval selama 1 menit dengan
menggunakan aplikator kapas. Pada akhir proses pemutihan, larutan dinetralkan dengan
natrium bikarbonat dan diirigasi dengan air yang banyak. Kemudian dipolis dengan cuttle fish
disc selama 15 detik. Proses ini diulang sampai dua atau tiga kali sebelum diperoleh warna yang
diinginkan. Noda fluoride sukar untuk diputihkan dan memerlukan perawatan yang lebih lama
dan berulang kali untuk memutihkannya. Kunjungan tambahan dan jumlah kunjungan akan
meningkat sesuai dengan beratnya perubahan warna. Namun sangat disayangkan, selama
permukaan enamel masih diproses, gigi akan cenderung untuk membentuk noda kembali
setelah beberapa saat
4. Restorasi Dengan Menggunakan Resin Komposit
Pada kasus fluorosis gigi yang lebih parah bercirikan adanya pit-pit atau terlepasnya enamel
permukaan (TF 5-9), perlu dilakukan restorasi pada permukaan labial gigi dengan bahan resin
komposit dengan menggunakan teknik etsa asam. Teknik ini lebih ekonomis dan kunjungannya
sangat singkat sehingga teknik ini mudah diterima oleh anak-anak. Tidak ada kehilangan gigi
yang terjadi dengan melaksanakan prosedur ini. Perlu diingat bahwa perawatan awal dengan
asam pada enamel yang mengalami fluorosis, memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan enamel normal. Hasil dari perawatan semacam ini dalam jangka panjang secara
kosmetik tidak memuaskan dan pada tahap berikutnya harus dibuatkan mahkota
5. Dengan Membuat Mahkota
Mahkota buatan diindikasikan dalam kasus-kasus fluorosis gigi yang sangat parah. Pembuatan
dengan mahkota buatan ini jelas sangat mahal dan kebanyakan hanya ditujukan untuk pasien-
pasien yang mampu. Oleh karena itu, dianggap kurang layak sebagai tindakan kesehatan publik
atau masyarakat terutama di negara-negara sedang berkembang

Anda mungkin juga menyukai