Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan

mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

Sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

bagi setiap individu karena pendidikan sangat penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa.

Masalah pendidikan merupakan masalah yang penting dalam kehidupan keluarga,

bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa atau negara sebagian besar

ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi

adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya

pendidikan dasar dan menengah.

Masalah tersebut kini juga sedang dihadapi oleh sekolah-sekolah di Kecamatan

Tulang Bawang Tengah khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kecamatan Tulang Bawang tengah terletak di Kabupaten Tulang Bawang Barat

yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang

Bawang Barat memiliki luas wilayah keseluruhan ± 1.201,00 km2 dengan jumlah

penduduk ± 233.360 jiwa pada tahun 2006. Kabupaten ini diresmikan oleh

Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008.


2

Terdapat tujuh SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang Tengah yaitu: SMP N

1 TBT, SMP N 2 TBT, SMP N 3 TBT, SMP N 4 TBT, SMP N 5 TBT, SMP N 6

TBT, dan SMP N Satap Penumangan Lama. Sekolah-sekolah tersebut sudah lama

beroperasi kecuali SMP N 1 Satap Penumangan Lama yang baru beroperasi

setelah pemekaran Kabupaten Tulang Barat. SMP N 1 Satap pertama kali

meluluskan siswa siswinya pada tahun 2014.

Sebagai kabupaten baru, masalah pendidikan tentu menjadi perhatian besar. Sebab

melalui lembaga pendidikan dapat diciptakan sumber daya manusia berkualitas.

Kualitas sumber daya manusia memegang peran utama dalam menentukan

keberhasilan aktivitas berbagai sektor pembangunan fisik maupun non fisik.

Sumber daya yang berkualitas dalam dunia pendidikan tidak telepas dari peran

para stakeholdes sekolah, diantaranya kepala sekolah, tenaga pendidik, tata usaha,

pengawas, komite sekolah, masyarakat.

Tenaga pendidikan yang termasuk di dalamnya guru, sebagai pelaksana

pendidikan yang berhubungan langsung dengan anak didik, mempunyai peran

yang amat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan penentu

tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan, guru juga sebagai figur manusia yang

menempati posisi dalam memegang peranan penting dalam pendidikan. Guru

merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan

hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkualitas.
3

Permasalahan mutu pendidikan tentu tidak lepas dari kinerja guru. Banyak faktor

yang mempengaruhi kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor

internal adalah faktor dari dalam diri guru itu sendiri, antara lain motivasi kerja

dan kompetensi guru. Faktor eksternal antara lain lingkungan, baik lingkungan

keluarga maupun lingkungan kerja. Lingkungan kerja antara lain: hubungan

sesama guru, kepala sekolah, komite sekolah dan seluruh stakeholder sekolah.

Bila diamati di lapangan, guru sudah menunjukkan kinerja maksimal di dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Akan

tetapi masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik yang

tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro.

Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawab menjalankan amanah,

profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu

akan terlihat pada kepatuhan dan loyalitasnya dalam menjalankan tugas

keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Selain itu

kinerja guru dapat dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (disingkat UKG). UKG

merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin

memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang

dipilihnya. Sertifikasi guru merupakan prosedur untuk menentukan apakah

seorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar. UKG

dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan guru pada kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional. Tujuan UKG adalah sebagai entry point

penilaian kinerja guru dan sebagai alat kontrol pelaksanaan penilaian kinerja guru.

Program pengembangan keprofesian berkelanjutan dan penilaian kinerja guru


4

wajib dilakukan setiap tahunnya sebagai persyaratan untuk kenaikan pangkat dan

jabatan fungsional guru. Hasil UKG ditunjukkan Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Hasil UKG SMP Negeri 2 Tulang Bawang Tengah

No Nama Hasil UKG


1 Guru A 53
2 Guru B 51
3 Guru C 54
4 Guru D 56
5 Guru E 55
6 Guru F 57
7 Guru G 57
8 Guru H 57
9 Guru I 58
10 Guru J 52
11 Guru K 58
12 Guru L 58
13 Guru M 56
14 Guru N 57
Rata-rata 55,6
(Sumber: Data Survei th 2013)

Tabel diatas menunjukkan hasil UKG di SMP N 2 Tulang Bawang Tengah masih

rendah, hal ini terlihat dari rata-rata yang hanya sebesar 55,6. Hasil UKG di enam

SMP N TBT yang lain tidak jauh berbeda dengan SMP N 2 TBT. Fakta ini

menunjukkan kinerja guru SMP N di Kecamatan Tulang bawang Tengah masih

rendah.

Selama ini, proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru masih monoton

bahkan lebih banyak mengacu pada upaya pencapaian skor yang tinggi pada

waktu mengikuti ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional. Sebagaimana dapat

dilihat pada tabel 1.2 Metode Pembelajaran Guru SMP Negeri di Kecamatan

Tulang Bawang Tengah.


5

Tabel 1.2 Penerapan Metode Pembelajaran di SMP N Kec. TBT


Diskusi, Tanya Jawab,
Ceramah
No Sekolah Demonstrasi
1 SMP N 1 Tulang Bawang Tengah 65% 35%
2 SMP N 2 Tulang Bawang Tengah 50% 50%
3 SMP N 3 Tulang Bawang Tengah 70% 30%
4 SMP N 4 Tulang Bawang Tengah 60% 40%
5 SMP N 5 Tulang Bawang Tengah 45% 55%
6 SMP N 6 Tulang Bawang Tengah 60% 40%
7 SMP N Satu Atap Tulang Bawang Tengah 80% 20%
(Sumber: Data Pra Survei th 2013)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebagian besar guru masih menggunakan

metode ceramah. Akibatnya siswa menjadi jenuh dalam mengikuti proses

pembelajaran. Keadaan ini mempunyai dampak besar terhadap anak yang

memiliki motivasi belajar rendah sehingga motivasi untuk mengikuti

pembelajaran di sekolah makin rendah.

Tugas guru sebagai profesi, menuntut seorang guru untuk mengembangkan

profesionalismenya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai sebuah profesi guru mengemban amanah untuk dapat mengajar,

membimbing, melatih, dan mendidik peserta didik menjadi manusia yang utuh

baik jasmani maupun rohani. Standar Kompetensi Guru, sebagaimana dijelaskan

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,

dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu: pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi

dalam kinerja guru.


6

Tabel 1.3 Latar Belakang Pendidikan Guru di SMP N di Kec. TBT


Jumlah
S2 S1 D3 D1 SMA
No Sekolah Guru
1 SMP N 1 Tulang Bawang Tengah 37 - 34 3 - -
2 SMP N 2 Tulang Bawang Tengah 38 3 29 2 4 -
3 SMP N 3 Tulang Bawang Tengah 24 - 24 - - -
4 SMP N 4 Tulang Bawang Tengah 38 2 33 3 - -
5 SMP N 5 Tulang Bawang Tengah 22 2 20 - - -
6 SMP N 6 Tulang Bawang Tengah 28 1 26 - - 1
7 SMP N Satu Atap Tulang Bawang Tengah 14 - 9 2 - 3
(Sumber: Data Pra Survei th 2013)

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan penulis, seperti terdapat pada Tabel

1.3 di atas masih terdapat beberapa guru yang belum memenuhi kualifikasi

akademik. Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 14

tahun 2005, tentang guru dan dosen, guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik

sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau

program diploma empat (UU No. 14 Th. 2005).

Fakta lain yang terjadi pada guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang

Tengah menunjukkan masih ada guru yang membuat perangkat pembelajaran

pada saat tertentu saja dan guru yang mengajar sebagai rutinitas saja, tidak

menekuni profesinya secara utuh (hal ini disebabkan oleh guru yang bekerja di

luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu

untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada), serta kurangnya

motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk

meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.


7

Tabel 1.4 Keadaan Sertifikasi Guru


Perangkat belajar
Jumlah Sudah Belum
belajar dengan
No Sekolah Guru Sertifikasi Sertifikasi
lengkap media
1 SMP N 1 Tulang Bawang Tengah 37 22 15 100% 50%
2 SMP N 2 Tulang Bawang Tengah 38 14 24 75% 80%
3 SMP N 3 Tulang Bawang Tengah 24 20 4 95% 60%
4 SMP N 4 Tulang Bawang Tengah 38 29 9 100% 50%
5 SMP N 5 Tulang Bawang Tengah 22 11 11 100% 80%
6 SMP N 6 Tulang Bawang Tengah 28 7 21 95% 70%
SMP N Satu Atap Tulang Bawang
7 14 1 13 50% 10%
Tengah
Jumlah 201 105 96
(Sumber: Data Pra Survei th 2013)

Tabel 1.4 di atas menunjukkan masih terdapat hampir 50% guru SMP Negeri di

Kecamatan Tulang Bawang Tengah belum sertifikasi. Sertifikasi adalah

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen (UU No. 14 Th. 2005).

Dengan kata lain sertifikasi adalah prosedur yang digunakan untuk memberikan

jaminan tertulis bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai

guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di lapangan masih terdapat guru

yang belum profesional. Guru membuat perangkat pembelajaran pada saat akan di

monitoring oleh pengawas atau saat sekolah akan di akreditasi. Dari tabel tersebut

juga dapat dilihat masih terdapat guru yang belum menggunakan media

pembelajaran.

Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan dalam membimbing satu kelompok

sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu. Perhatian terhadap

kinerja guru khususnya dalam lingkup sekolah tidak bisa lepas dari peranan

kepemimpinan. Tumbuhnya efektifitas kerja guru ditentukan oleh peran kepala

sekolah yang mempunyai fungsi sebagai pemimpin sekolah. Salah satu peran

kepala sekolah adalah sebagai supervisor yang berkaitan dengan pelaksanaan

salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan untuk melaksanakan


8

supervisi. Supervisi bukan hanya merupakan tugas inspektur maupun pengawas

saja melainkan juga tugas kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai sekolahnya.

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dituntut bertanggungjawab atas

seluruh komponen sekolah, harus berupaya meningkatkan mutu pendidikan yang

berorientasi kepada pemakai, baik internal (siswa), maupun eksternal (Komite

Sekolah/masyarakat), pemerintah, maupun dunia industri dan dunia usaha dan

menciptaan iklim kondusif bagi terwujudnya perubahan dan pengembangan

sekolah.

Tugas kepala sekolah sebagai manajer adalah melakukan penilaian terhadap

kinerja guru. Penilaian penting dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat

motivasi pimpinan kepada guru yang akan berdampak pada kinerja guru dalam

kualitas pengajaran. Guru yang puas akan pemberian motivasi kepala sekolah

maka dia akan bekerja dengan sukarela yang akan membuat kinerja guru

meningkat.

Permasalahan yang muncul dalam kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri

di kecamatan Tulang Bawang Tengah adalah fungsi kepemimpinan kepala

sekolah masih kurang. Sebagian kepala sekolah hanya menangani masalah

administratif, memonitor kehadiran guru, atau membuat laporan kepada

pengawas. Kepala sekolah belum optimal dalam meningkatkan kinerja guru.

Pendidikan bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan warga sekolah saja,

melainkan juga tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sesuai dengan

prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu “pendidikan diselenggarakan dengan


9

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam

penyelanggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Di samping adanya

hak tersebut, juga terdapat kewajiban masyarakat untuk memberikan dukungan

sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Keterlibatan komite sekolah dalam mendukung kegiatan belajar merupakan hal

yang penting. Peran serta orang tua dan masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan merupakan salah satu bukti adanya wujud peran komite sekolah.

Kenyataanya yang terjadi selama ini, keberadaan komite sekoolah belum banyak

dikenal oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena kesalahpahaman bahwa

pendidikan hanyalah tugas guru dan pemerintah, sedangkan masyarakat tidak

pernah memiliki lembaga pendidikan.

Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam

peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan

dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta melaksanakan pengawasan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Komite Sekolah merupakan wadah

yang independen, wadah yang setara dengan Dewan Pendidik. Dengan sifatnya

yang independen tersebut komite sekolah mempunyai peluang yang lebih besar

untuk menjadi wadah aspirasi masyarakat dalam memajukan sekolah. Oleh karena

itu komite sekolah harus mengembangkan kinerja, membentuk program kerja

sebagai pegangan dalam menjalankan peran, tugas, dan fungsinya sesuai dengan

aturan yang sudah di tetapkan. Peran komite sekolah dapat ditingkatkan melalui

pengembangan program yang baik, penguatan struktur kepengurusan, serta

pemilihan pengurus organisasi dan komposisi anggota sesuai dengan ketentuan.


10

Bagaimanapun juga, setiap anggota komite sekolah harus benar-benar memahami

peran, tugas, dan fungsi masing-masing dalam memajukan pendidikan bangsa.

Peran dan fungsi komite sekolah sebaiknya tidak difokuskan pada pengembangan

kondisi fisik sekolah melalui pertemuan-pertemuan, namun lebih kepada

pengembangan kualifikasi siswa dan guru bidang akademik salah satunya sebagai

mediator antara sekolah dan masyarakat.

Hasil pra survei peneliti di SMP Negeri di kecamatan Tulang Bawang Tengah,

peran serta masyarakat khususnya orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan

selama ini sebatas pada dukungan dana, sedang dukungan-dukungan lain seperti

pemikiran, moral dan barang/jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah

terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak mempunyai beban untuk

mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat,

khusunya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan

dengan pendidikan.

Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk mengangkat judul : Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Peran Komite Sekolah terhadap Kinerja Guru

SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang Tengah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.2.1 Metode pembelajaran yang digunakan guru sebagian besar adalah ceramah .

1.2.2 Sebagian guru belum memenuhi kualifikasi akademik.

1.2.3 Guru membuat perangkat pembelajaran pada saat tertentu saja.


11

1.2.4 Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri.

1.2.5 Terdapat guru yang belum menggunakan media pembelajaran.

1.2.6 Kepala sekolah belum optimal dalam meningkatkan kinerja guru.

1.2.7 Komite sekolah terkait dengan perannya terhadap pengembangan kinerja

guru belum optimal.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian ini dibatasi

pada: kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan peran komite sekolah.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:

1.4.1 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang

Tengah?

1.4.2 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara peran komite sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang Tengah?

1.4.3 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala

sekolah dan peran komite sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja

guru SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang Tengah?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis:

1.5.1 Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri

di Kecamatan Tulang Bawang Tengah.


12

1.5.2 Pengaruh peran komite sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tulang Bawang Tengah.

1.5.3 Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan peran komite sekolah secara

bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tulang

Bawang Tengah.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.6.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

tentang kepemimpinan kepala sekolah, dan komite sekolah terhadap kinerja guru.

1.6.2 Manfaat praktis

1.6.2.1 Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepala sekolah untuk

memberdayakan potensi yang dimiliki sekolah, dalam rangka menunjang

kualitas pendidikan di sekolah.

1.6.2.2 Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan terutama untuk para guru agar

dapat meningkatkan kinerjanya dalam pegelolaan pembelajaran yang

efektif dan efisien.

1.6.2.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti sejenis

pada waktu yang akan datang yang berkaitan dengan kinerja guru.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Objek Penelitian adalah kepemimpinan kepala sekolah, peran komite

sekolah dan kinerja guru.

1.7.2 Subyek penelitian adalah guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Tulang

Bawang Tengah yang berjumlah 201 orang.


13

1.7.3 Tempat dan waktu penelitian, berlokasi di SMP Negeri di Kecamatan

Tulang Bawang Tengah, adapun waktu penelitian adalah april 2014.

1.7.4 Kajian ilmu

Penelitian ini merupakan ilmu manajemen pendidikan khususnya

manajemen sumber daya manusia guna untuk mengkaji perilaku individu

organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan adalah suatu bentuk

penerapan manajemen dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan

sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan. Untuk mewujudkannya

sekolah harus selalu meningkatkan kinerja guru. Agar kinerja guru dapat

selalu ditingkatkan, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja.

Anda mungkin juga menyukai