Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja

Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

PENGARUH MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA


GURU AKUNTANSI SMK DI KOTA MADIUN

Titin Eka Ardiana


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Email: titin_ardiana@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of motivation on teacher performance accounting
work. This study uses a correlational study approach with samples taken from the accounting
teacher in SMK Madiun incluster random sampling as much as 97 people. The variables of this
study consists of one independent variables, namely: work motivation (X) and one dependent
variable is: accounting teacher performance (Y). The data was collected using a structured
question naire covered. Results of data collection were then analyze dusing regression analysis
technique simple and multiple regression using SPSS version 20. The results show that a positive
effect on work motivation on teacher performance accounting with a contribution of 80,6%,
remaining at 19,4% accounting teacher performance is determined by factors other than research.

Keywords : motivation and teacher performance accounting

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru
akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi korelasional dengan sampel yang diambil
dari guru akuntansi di SMK kota Madiun secara cluster random sampling sebanyak 97 orang.
Variabel penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas yaitu: motivasi kerja (X) dan satu variabel
terikat yaitu: kinerja guru akuntansi (Y). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat
kuesioner berstruktur tertutup. Hasil pengumpulan data selanjutnya dianalisis menggunakan teknik
analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan bantuan SPSS Versi 20. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru akuntansi
dengan kontribusi sebesar 80,6%, selebihnya sebesar 19,4% kinerja guru akuntansi ditentukan oleh
faktor-faktor lain diluar penelitian.

Kata kunci : motivasi kerja, kinerja guru akuntansi

JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 14
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

PENDAHULUAN usaha telah dilakukan untuk meningkatkan


Pengertian pendidikan menurut mutu pendidikan nasional, misalnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor pengembangan kurikulum nasional dan lokal,
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan peningkatan kompetensi guru melalui
Nasional adalah usaha sadar dan terencana pelatihan, pengadaan buku dan alat
untuk mewujudkan suasana belajar dan pelajaran, pengadaan dan berbaikan sarana
proses pembelajaran agar peserta didik secara dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk manajemen sekolah.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Pendapat Mulyasa (2004:120) “Para
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, pegawai (guru) akan bekerja dengan
akhlak mulia, serta keterampilan yang sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan yang tinggi. Apabila memiliki motivasi yang
negara. positif, ia akan memperlihatkan minat,
Peningkatan mutu pendidikan mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta
merupakan sasaran pembangunan di bidang dalam suatu tugas atau kegiatan”. Sesuai
pendidikan nasional dan merupakan bagian dengan pendapat tersebut, guru yang masih
integral dari upaya peningkatan kualitas kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan
manusia Indonesia secara menyeluruh. mereka kurang termotivasi untuk mengajar
Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan sehingga berdampak terhadap menurunnya
Nasional telah mencanangkan “Gerakan produktivitas atau kinerja guru.Untuk itu
Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal diperlukan peran kepala sekolah untuk
2 Mei 2002, dan lebih terfokus lagi, setelah memotivasi para guru untuk meningkatkan
diamanatkan dalam Undang-Undang kinerjanya.
Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Mutu pendidikan di tingkat satuan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan dapat ditunjukkan dengan adanya
Pendidikan nasional berfungsi fenomena sekolah-sekolah yang memiliki
mengembangkan kemampuan dan keunggulan dan kompetitif. Salah satu
membentuk watak serta peradaban bangsa indikasi sekolah yang memiliki keunggulan
yang bermartabat dalam rangka dan kompetitif adalah adanya tampilan sikap
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dan perilaku para siswanya sesuai dengan
untuk berkembangnya potensi peserta didik norma yang berlaku dan adanya peningkatan
agar menjadi manusia yang beriman dan prestasi belajar siswa yang salah satunya
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat dilihat dari persentase kelulusan di atas
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, standar nasional.
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Guru merupakan salah satu komponen
yang demokratis serta bertanggung jawab. yang menempati posisi sentral dan sangat
Salah satu permasalahan pendidikan strategi dalam sistem pendidikan. Guru
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah merupakan faktor yang dominan dalam
rendahnya mutu pendidikan pada setiap kaitannya dengan peningkatan kualitas
jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan, karena guru merupakan bagian
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 15
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

secara keseluruhan yang terlibat langsung dengan teman kerja, gaji, rasa aman dalam
dalam proses belajar mengajar, gurulah yang pekerjaan, kehidupan pribadi, kondisi kerja
berperan langsung dalam mengajar dan dan status. Motivasi kerja guru merupakan
mendidik. Sehubungan dengan itu, perlu faktor penting dalam peningkatan kinerja
dilakukan berbagai program untuk guru karena sebagai pendorong utama setiap
meningkatkan kualitas kinerja guru dalam guru melaksanakan tugas profesinya sesuai
mengembangkan aspek-aspek pendidikan dan ketentuan yang berlaku.
pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan
Banyak faktor yang mempengaruhi di lapangan bahwa selama ini kunjungan
kinerja, antara lain adalah lingkungan, kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah
perilaku manajemen, desain jabatan, belum optimal sehingga kepala sekolah
penilaian kinerja, umpan balik dan belum bisa melihat kinerja guru dan masalah
administrasi pengupahan (Tempe dalam yang dihadapi di dalam kelas secara lebih
Supardi, 2014: 50). Kinerja seseorang sangat dalam. Selain itu, hampir di setiap sekolah
dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability), beberapa guru tidak mempersiapkan
motivasi (motivation), dan kesempatan perangkat pengajaran dengan lengkap
(opportunity), yaitu performance artinya misalnya rencana pelaksanaan harian,
kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, presensi, kisi-kisi soal, program perbaikan,
motivasi dan kesempatan (Robbins & Judge, laporan akhlak, analisis KKM. Dengan
2012: 281). Kinerja guru dapat ditunjukkan demikian dapat disimpulkan bahwa
dari kemampuan guru dalam menguasai rendahnya motivasi kerja guru akan
kompetensi yang dipersyaratkan, yakni berdampak pada rendahnya hasil kinerja guru
kompetensi pedagogik, kompetensi yang dapat berimplikasi kepada rendahnya
kepribadian, kompetensi sosial, dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu saya
kompetensi profesional (Undang-Undang tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
Nomor 14 Tahun 2005). dengan melihat tingkat kinerja guru dengan
Sebagai tenaga profesional judul “Pengaruh Motivasi Kerja Guru
kependidikan guru memiliki motivasi kerja terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK di
yang berbeda antara guru yang satu dengan Kota Madiun”
lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya
perbedaan kinerja guru dalam meningkatkan KAJIAN TEORI DAN
mutu pendidikan. Herzberg (dalam bukunya PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Prof. Dr. J. Winardi, SE) menyatakan bahwa Kinerja
“Motivasi kerja bukanlah dimensi tunggal, Kinerja suatu organisasi sangat
tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor dipengaruhi oleh kinerja karyawan,
motivator (satisfier) dan faktor hygiene“. sedangkan untuk meningkatkan kinerja
Faktor motivator adalah faktor yang karyawan sangat erat kaitannya dengan
menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, motivasi dari karyawan itu sendiri. Kinerja
seperti prestasi kerja, pengakuan, kemajuan, adalah perilaku seseorang yang membuahkan
perasaan bahwa yang mereka kerjakan hasil kerja tertentu setelah memenuhi
penting dantanggung jawab. Faktor hygiene sejumlah persyaratan (Uno & Lamatenggo,
adalah faktor yang bersifat ekstrinsik, seperti 2014: 63). Banyak faktor yang memengaruhi
kebijakan administrasi, supervisi, hubungan kinerja, antara lain adalah lingkungan,
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 16
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

perilaku manajemen, desain jabatan,


penilaian kinerja, umpan balik dan Kinerja Guru Akuntansi dalam Proses
administrasi pengupahan (Tempe dalam Belajar Mengajar
Supardi, 2014: 50). Peran pengajar dipengaruhi oleh
Kebijakan kinerja karyawan menurut penguasaan ilmu pengetahuan yang
Prawirosentono (1999) menyatakan bahwa dimilikinya, cara memberikan materi
”Performance adalah yang dicapai seseorang pelajaran, frekuensi memberikan pengajaran
atau sekelompok orang dalam organisasi dan sebagainya. Menurut Hadiyanto dan
sesuai dengan tanggung jawab masing- Subiyanto (2003: 8) dijelaskan bahwa iklim
masing dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang kondusif antara lain dapat
organisasi bersangkutan secara royal tidak mendukung: (1) interaksi yang bermanfaat di
melanggar hukum dan sesuai dengan moral antara peserta didik, (2) memperjelas
dan etika”. pengalaman-pengalaman guru dan peserta
didik, (3) menumbuhkan semangat yang
Kinerja Guru memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas
Menurut Clewes (2003: 69-85) berlangsung dengan baik, dan (4) mendukung
menyatakan bahwa “The lecturer or teacher saling pengertian antara guru dan peserta
performance is an important factor. The didik.
students are the prime evaluator of the Menurut Nguni et al., (2006: 145-
teacher performance” (performa dosen atau 177) menyatakan bahwa “teachers who are
guru merupakan faktor penting, para siswa satisfied with their job are more enthusiastic
adalah evaluator utama dari kinerja guru). and interested in devoting more energy and
Kinerja guru merupakan kemampuan dan time to student achievement” (guru yang puas
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas- dengan pekerjaan mereka lebih antusias dan
tugas pembelajaran (Supardi, 2014: 23). tertarik untuk mencurahkan lebih banyak
Kinerja guru adalah hasil kerja guru energi dan waktu dengan prestasi akademik
yang terefleksi dalam cara merencanakan, siswa).
melaksanakan dan menilai proses belajar
mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh Motivasi
etos kerja, serta disiplin profesional dalam Motivasi berasal dari kata motif yang
proses pembelajaran (Uno, 2014: 86). dapat diartikan sebagai kekuatan yang
Menurut Mangkunegara (2007) terdapat dalam diri individu, yang
menyatakan bahwa kinerja yang berkenaan menyebabkan individu tersebut bertindak
dengan profesi keguruan merupakan perilaku atau berbuat. Motivasi tidak dapat diamati
nyata yang ditunjukkan guru pada waktu secara langsung, tetapi dapat
memberikan pelajaran pada siswanya. diinterprestasikan dalam tingkah lakunya,
Kinerja guru dapat ditunjukkan dari berupa rangsangan, dorongan, atau
kemampuan guru dalam menguasai pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah
kompetensi yang dipersyaratkan, yakni laku (Uno, 2007).
kompetensi pedagogik, kompetensi Motivasi adalah pemberian daya
kepribadian, kompetensi sosial, dan penggerak yang menciptakan kegairahan
kompetensi profesional (Undang-Undang kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
Nomor 14 Tahun 2005). sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 17
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

segala daya upayanya untuk mencapai yang dirangsang agar terinspirasi dalam
kepuasan (Hasibuan, 2009: 219). pengaturan sekolah yang efektif).
Robbins dalam Riduwan (2010: 147)
berpendapat bahwa motivasi kerja guru Hakikat Motivasi Kerja Guru
diukur dalam dua dimensi, yaitu motivasi Motivasi kerja tidak hanya berwujud
eksternal dan motivasi internal. Motivasi kepentingan ekonomis saja, tetapi biasanya
eksternal meliputi: hubungan antarpribadi, juga berbentuk kebutuhan psikis untuk lebih
penggajian atau honorarium, supervisi kepala melakukan pekerjaan secara aktif. Menurut
sekolah, dan kondisi kerja. Motivasi internal Dimyati (2006) “motivasi adalah dorongan
meliputi: dorongan untuk bekerja, kemajuan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
dalam karier, pengakuan yang diperoleh, rasa perilaku manusia”. Motivasi sering kali
tanggung jawab dalam pekerjaan, minat dikatakan menjadi kunci bagi kreativitas
terhadap tugas, dan dorongan untuk kerja. Kreativitas kerja dapat ditingkatkan
berprestasi. dengan motivasi kerja yang tinggi,
Menurut Moekijat (2002) menyatakan pengetahuan dan keahlian dalam melakukan
bahwa motivasi adalah suatu daya pendorong tugas dan peran positif yang dimiliki
atau perangsang untuk melakukan sesuatu. seseorang.

Motivasi Kerja HIPOTESIS


Pandangan kerja dan bekerja dewasa Pengembangan hipotesis yang
ini, bukanlah seperti pandangan konservatif dikembangkan dalam penelitian ini adalah
yang menyatakan bahwa kerja jasmaniah sebagai berikut:
adalah bentuk hukuman sehingga tidak H1 : Motivasi kerja berpengaruh positif
disukai orang. Akan tetapi dewasa ini, kerja terhadap kinerja guru akuntansi.
dan bekerja sudah menjadi kebutuhan.
Menurut Mangkunegara (2011: 93)
motivasi merupakan dorongan yang timbul METODE PENELITIAN
pada diri seseorang yang menggerakkan Populasi penelitian
untuk melakukan sesuatu. Guru yang Populasi dalam penelitian ini adalah
mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan lembaga penelitian yaitu seluruh sekolah baik
setantiasa bekerja keras untuk mengatasi negeri atau swasta yang berada di wilayah
segala jenis permasalahan yang dihadapi Kota Madiun. Adapun lembaga pendidikan di
dengan harapan mencapai hasil yang lebih wilayah Kota Madiun sebanyak 43 lembaga
baik. yang terdiri dari SMA Negeri dan Swasta
Menurut Steyn (2002: 251-254) sebanyak 17 lembaga dan SMK Negeri dan
“argues that effective principals are able to Swasta sebanyak 26 lembaga.
create an ethos that generates motivated and Sampel Penelitian
successful teachers and stimulated and Untuk pemilihan sampel yang
inspired learners in an effective school digunakan pada penelitian ini berjumlah 5
setting” (kepala sekolah yang efektif mampu sekolah yaitu SMK Negeri 2 Madiun, SMK
menciptakan etos, menghasilkan guru untuk Negeri 5 Madiun, SMK St. Bonaventura 1
termotivasi dan sukses serta peserta didik Madiun, SMK Tamansiswa 2 Madiun dan
SMK PGRI 4 Madiun. Obyek pada penelitian
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 18
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

ini adalah guru-guru SMK di Kota Madiun, pelaksanaan pengajaran, (3) hubungan antar
jumlah sampel yang ditemukan adalah pribadi, dan (4) evaluasi.
berjumlah 97 orang dibulatkan menjadi 100
orang. Sehingga diperoleh jumlah sampel
sebanyak 100 orang. Tehnik Analisis
Alat pengumpulan data dalam Dalam penelitian ini untuk mengolah
penelitian ini menggunakan teknik tidak data dari hasil penelitian ini dengan
langsung. Angket merupakan alat menggunakan Analisis Inferensial
pengumpulan data dalam bentuk formulir (kuantitatif). Analisis data dilakukan dengan
yang dan disebarkan untuk menjaring bantuan Metode Regresi Linier Sederhana.
informasi-informasi mengenai sesuatu yang Regresi linier sederhana digunakan untuk
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam
dijawab oleh responden secara terperinci. bentuk suatu persamaan antara variabel tak
bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal.
Definisi Operasional dan Pengukuran Regresi linier sederhana hanya memiliki satu
Variabel peubah yang dihubungkan dengan satu
1. Motivasi Kerja Guru peubah tidak bebas (Alan, 2012).
Menurut Mangkunegara (2011: 93) Analisis regresi berguna untuk
mendefinisikan motivasi merupakan mengetahui besarnya pengaruh antara
dorongan yang timbul pada diri seseorang variabel motivasi kerja terhadap variabel
yang menggerakkan untuk melakukan kinerja guru. Dari data kuesioner yang telah
sesuatu. Guru yang mempunyai motivasi ditabulasikan dan dilakukan analisis dengan
kerja yang tinggi akan setantiasa bekerja bantuan program SPSS versi 20 yang
keras untuk mengatasi segala jenis dirumuskan sebagai berikut:
permasalahan yang dihadapi dengan harapan Y = a + b1 X
mencapai hasil yang lebih baik. Indikator Keterangan :
motivasi kerja guru yaitu: (a) Kebutuhan akan Y = Kinerja guru akuntansi,
berprestasi, (b) Peluang untuk berkembang, a = Konstanta,
(c) Kebanggaan terhadap pekerjaan sendiri, b1 = Koefisien regresi,
(d) Kebutuhan akan pengakuan, dan (e) Gaji X = Variabel motivasi kerja
yang diterima. Uji Hipotesis
2. Kinerja Guru Akuntansi Dalam penelitian ini untuk pengujian
Menurut Rusman (2006) menyatakan hipotesis menggunakan Uji t. Uji t adalah uji
bahwa berkenaan dengan kepentingan parsial yang digunakan untuk menguji
penilaian kinerja guru, georgia department of keterkaitan antara variabel bebas secara
education telah mengembangkan teacher individual dengan variabel terikat (Santoso,
performance assesment yang kemudian 2001).
dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Uji Asumsi Klasik
Penilaian Kinerja Guru (APKG) yang Untuk mendapatkan model regresi yang
dikembangkan oleh proyek Pengembangan tidak bias maka perlu dilakukan uji asumsi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Indikator klasik meliputi: uji multikolinearitas,
tersebut adalah: (1) rencana pengajaran, (2) autokorelasi dan heterokedastisitas (Ghozali,
2011).
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 19
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

2. Koefisien regresi (b1) sebesar 0,406. Hal


HASIL DAN PEMBAHASAN ini memiliki pengertian bahwa apabila
Analisis Regresi Linier Sederhana terjadi peningkatan variabel motivasi kerja
Analisis regresi berguna untuk sebesar satu satuan maka kinerja guru
mengetahui besarnya pengaruh antara akuntansi akan naik sebesar 0,406 satu
variabel motivasi kerja terhadap variabel satuan dengan asumsi variabel lain tetap.
kinerja guru. Dari data kuesioner yang telah Besarnya keragaman motivasi kerja
ditabulasikan dan dilakukan analisis dengan (X) yang dapat dijelaskan oleh variabel
bantuan program SPSS versi 20 yang kinerja guru akuntansi (Y) adalah 0, 806 (R
dirumuskan sebagai berikut: Square) atau sebesar 80,6% sedangkan hal-
Y = a + b1 X hal lain yang juga berpengaruh terhadap
Keterangan : kinerja guru akuntansi diantaranya sarana
Y = Kinerja guru akuntansi, prasarana sekolah, lingkungan kerja sebesar
a = Konstanta, 19,4%.
b1 = Koefisien regresi, Peneliti dalam peneltian ini
X = Variabel motivasi kerja mengadakan pembahasan terhadap hasil uji
Berikut ini dijelaskan pengaruh variabel hipotesis diperoleh gambaran sebagai berikut:
motivasi kerja terhadap variabel kinerja guru Besarnya keragaman X terhadap Y sebesar 0,
akuntansi melalui pengujian Regresi Linier 806 (R Square) atau sebesar 80,6%. Hal ini
Sederhana sebagai berikut: menunjukkan bahwa antara motivasi kerja
(X) terhadap kinerja guru akuntansi SMK di
Tabel 1 Kota Madiun (Y) ada pengaruh besar dan
Analisis Regresi Linier Sederhana positif. Sedangkan sisanya sebesar 19,4%
Unstandardized Standardized dipengaruhi oleh hal-hal diluar motivasi
Coefficients Coefficients kerja. Oleh karena itu seharusnya motivasi
Std. guru mendapat perhatian yang paling serius
Model B Beta
Error dibanding variabel bebas yang lain.
(Constant) 103.459 .223 Variabel motivasi kerja yang menjadi
1 Motivasi 0.406 .047 .898 variabel bebas dalam penelitian ini memiliki
Kerja (X) pengaruh yang signifikan dalam
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan meningkatkan kinerja guru akuntansi SMK di
SPSS Kota Madiun. Hal ini disebabkan tumbuhnya
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai rasa tanggung jawab dan pemahaman tujuan
berikut: atau makna dari kerja yang selama ini
1. Koefisien regresi (b0) sebesar 103,459. dijalani, sehingga kinerja guru akuntansi
Hal ini memiliki pengertian bahwa apabila semakin meningkat di sekolah menengah
tidak terjadi peningkatan variabel motivasi kejuruan (SMK) Kota Madiun. Meskipun
kerja (konstan) maka kinerja guru tanpa adanya motivasi kerja, kinerja dari guru
akuntansi sebesar 103,459 satu satuan akuntansi di SMK di Kota Madiun sudah
dengan asumsi variabel lain tetap. Dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada nilai koefisien
kata lain tanpa adanya motivasi kerja, regresi untuk variabel konstan sebesar
kinerja guru akuntansi sebesar 3,459. 103,459.
Pengujian secara Simultan (Uji F)
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 20
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

Pengujian hipotesis ini dimaksudkan Sumber : Hasil Pengolahan dari Program


untuk mengetahui sebuah tafsiran parameter SPSS
untuk mengukur seberapa besar pengaruh Sesuai data yang terdapat dalam
dari variabel motivasi kerja terhadap variabel tabel 3 hasil uji t tersebut di atas dijelaskan
kinerja guru akuntansi. dengan uraian sebagai berikut:
Berdasarkan hasil nilai t hitung
Tabel 2 sebesar 3,677 dan t tabel sebesar 1,161 (t
Hasil Uji F Motivasi Kerja (X) hitung > t tabel). Kemudian dari tingkat
Sum of Mean signifikan t sebesar 0,002 lebih kecil dari
Mo Squares df Square F Sig 0,05 (0,017 < 0,05) maka hipotesis penelitian
del ini menolak Ho. Yang berarti secara parsial
1 Regr 190,242 1 190,242 7,510 0,00motivasi kerja memiliki pengaruh yang
essio 2406,350 95 25,330 0 signifikan terhadap kinerja guru akuntansi.
n 2596.592 96 KESIMPULAN DAN SARAN
Resi Kesimpulan
dual Motivasi kerja mempunyai pengaruh
Tota yang signifikan terhadap kinerja guru
l akuntansi di SMK Kota Madiun, sesuai hasil
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan analisis determinasi R2 (R Square). Ini
SPSS menunjukkan bahwa antara motivasi kerja
Sesuai keterangan tersebut di atas (X) dengan kinerja guru akuntansi SMK di
menunjukkan bahwa F hitung = 7,510 Kota Madiun (Y) ada pengaruh positif, dan
sedangkan F tabel 3,940 (sesuai lampiran). sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel
Jika F hitung > F tabel dengan tingkat lain.
kesalahan 0,000 maka hipotesis penelitian ini Dalam uji analisis multi variabel-
menolak Ho. Diterima artinya variabel korelasi dapat diketahui bahwa variabel bebas
motivasi kerja secara simultan berpengaruh X (motivasi kerja) menunjukkan bahwa
terhadap kinerja guru akuntansi. motivasi kerja mempunyai pengaruh positif
Uji Parsial (Uji t) terhadap kinerja guru akuntansi SMK Kota
Uji t juga disebut dengan uji parsial, Madiun. Penelitian ini juga memberikan
pengujian ini bertujuan untuk menguji deskripsi yang jelas bahwa dengan motivasi
signifikansi hasil dari uji regresi linier kerja yang tinggi akan mempengaruhi kinerja
sederhana. Pembuktian hipotesis ini yaitu guru akuntansi SMK di kota Madiun.
dengan memperhatikan t hitung dan Saran
signifikan. Untuk uji t didapat hasil sesuai Berdasarkan hasil penelitian, maka
tabel 3 hasil uji t berikut ini. dapat disarankan beberapa hal, khususnya
Tabel 3 kepada para guru Akuntansi serta pihak SMK
Hasil Uji t di kota Madiun sebagai berikut:
Model T Sig. 1. Guru hendaknya terus meningkatkan
Constant 8,450 0,000 kinerjanya dalam menjalankan tugas di
1 Motivasi 3,677 0,002 sekolah sehingga profesionalitas dan
kerja (X) kemampuannya dalam dunia pendidikan
semakin bertambah. Hal ini dapat
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 21
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

dilakukan dengan melaksanakan segala Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Evaluasi


peraturan atau ketentuan yang berlaku di Kinerja MSDM. Bandung: PT. Refika
sekolah, mengikuti berbagai kegiatan baik Aditama.
melalui pendidikan formal atau non
formal, seperti seminar, lokakarya, Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011.
maupun mengikuti program pendidikan Manajemen Sumber Daya Manusia
lebih lanjut. Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
2. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas Rosdakarya Aditama.
yang memadai dalam pembelajaran Moekijat. 2002. Dasar-dasar Motivasi.
sehingga dapat mendukung peningkatan Jakarta: Penerbit Pionir Jaya.
kinerja guru akuntansi SMK di kota
Madiun. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis
Sekolah: Konsep, Strategi dan
DAFTAR PUSTAKA Implementasi. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
Alan. 2012. Analisis Regresi Linear
Nguni, S., Sleegers, P. & Denessen, E. 2006.
Sederhana. Http://www.scrib.com.23
Transformational and transactional
Oktober.
leadership effects on teachers' job
Clewes, D. 2003. “A student-centred satisfaction, organizational
conceptual model of service quality in commitment, and organizational
higher education”. Quality in Higher citizenship behavior in primary
Education, 9 (1): 69-85. schools: The Tanzanian case. School
Effectiveness and School
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Improvement, 17: 145-177.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Prawirosentono, S. 1999. Kebijakan Kinerja
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Riduwan. (2010). Metode Dan Teknik
Universitas Diponegoro. Menyusun Proposal Penelitian.
(Cetakan ketiga). Bandung: Alfabeta.
Hadiyanto & Subiyanto. 2003. Pengembalian
Kebebasan Guru untuk Mengkreasi Robbins, S.P. & Judge, T.A. 2012. Perilaku
Iklim Kelas Dalam Manajemen Organisasi (Organizational
Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan Behavior). Buku 1. Edisi kedua belas.
dan Kebudayaan no. 040. Januari Alih Bahasa: Diana Angelica, Ria
2003. Diambil pada tanggal 6 Cahyani, dan Abdul Rosyid. Jakarta:
September 2006 dari Salemba Empat.
http://www.depdiknas.go.id.
Rusman. 2006. Pendekatan dan Model
Hasibuan, M.S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pembelajaran. Bandung:Universitas
Pengertian Dan Masalah. (Edisi Pendidikan Indonesia.
revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 22
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X

Singgih, Santoso. 2001.“SPSS: Mengolah


Data Statistik secara Profesional”,
Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia,
Anggota IKAPI.

Steyn, G.M. 2002. The changing


Principalship in South African
Schools. Educare, 32 (1&2): 251-254.

Supardi. 2014. Kinerja guru. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003.


Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Penerbit Citra Umbara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Jakarta.

Uno, H.B. 2014. Teori motivasi &


pengukurannya: analisis di bidang
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H.B., & Lamatenggo, N. 2007. Teori


kinerja dan pengukurannya. Jakarta:
Bumi Aksara.

Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian


dalam Manajemen.Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.

JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 23

Anda mungkin juga menyukai