Anda di halaman 1dari 14

DENTAL SIDE TEACHING

EKSTRAKSI GIGI DENGAN RIWAYAT PENYAKIT SISTEMIK

A. KASUS
Seorang perempuan berusia 72 tahun datang ke RSGM PSPDG FK UNSRAT dengan
keluhan terdapat sisa akar pada gigi atas kanan belakang (14) serta terasa goyang. Pasien
pertama kali merasa gigi tersebut goyang sejak + 9 bulan yang lalu. Pasien mengeluhkan
tidak nyaman saat mengunyah makanan. Keadaan pasien baik dengan tekanan darah 150/80
mmHg. Dari hasil anamnesa pasien memiliki beberapa riwayat penyakit yaitu hipertensi,
kolesterol dan asam urat

B. KARTU STATUS
REKAM MEDIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI UNSRAT
Jl.DR.Soetomo Manado 95122

Operator : Nurwahid putra Kartu status : S. 22145


Tanggal : 12 Agustus 2019
STATUS UMUM PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Fietje Sumilat
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 72 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Paal 2, Lingkungan V
No. Telepon : 081244745232
Tempat/Tanggal Lahir : Langowan / 16 Agustus 1947
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SD
2. Kondisi Sistemik
Golongan Darah : O

DST Bedah Mulut | 1


Nama Penyakit Keluhan / gejala Keterangan
Ya Tidak
Gangguan Jantung √
Hipertensi/Hipotensi √ Hipertensi :
150/80 mmHg
Kelainan darah √

Hemofilia √

Diabetes melitus √

Gangguan jantung √

Hepatitis √

Gangguan saluran pernafasan √

Gangguan saluran pencernaan √

Epilepsi √

HIV/AIDS √

Alergi obat √

Alergi makanan √

Hamil/menyusui √

Lainnya √ Kolesterol total : 253


Asam urat : 10,09

3. Keadaan umum
Pasien dalam keadaan baik, sehat, kooperatif dan komunikatif saat sedang memeriksakan
giginya.
4. Vital sign
1) Tekanan darah : 150/80 mmHg
2) Nadi : 72 kali/menit
3) Pernafasan : 18 menit kali/menit
5. Anamnesa
a. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat sisa akar pada gigi atas kanan belakang yang
terasa goyang (14).

b. Riwayat perjalanan penyakit

DST Bedah Mulut | 2


Pasien pertama kali merasa gigi tersebut goyang sejak + 9 bulan yang lalu. Pasien
mengeluhkan tidak nyaman saat mengunyah makanan. Pasien tidak mengeluhkan
rasa sakit.
c. Keluhan tambahan lainnya
Gigi atas kiri depan dan belakang terdapat sisa akar juga. Terdapat gigi berlubang
pada gigi depan atas sebelah kanan dan kiri serta pada belakang kiri bawah gigi.
Terdapat karang gigi pada gigi rahang atas dan rahang bawah.
d. Riwayat kesehatan rongga mulut
Pasien sudah pernah ke dokter gigi sebelumnya untuk cabut gigi sekitar 4 bulan yang
lalu.
e. Riwayat kesehatan umum
Pasien belum pernah di rawat inap di RS karena penyakit sistemik.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Ayah : t.a.k
Ibu : Hipertensi
6. Pemeriksaan fisik
Berat badan : 61 kg
Tinggi badan : 143 cm
a. Pemeriksaan ekstra oral
Fasial Neuromuscular K.Ludah K.Limfe Tl.Rahan TMJ
g
Deformita - - - - - -
s
Nyeri - - - - - -
Tumor - - - - - -
Gangguan - - - - - -
fungsi
Deskripsi lesi/ kelainan lain : t.a.k
b. Pemeriksaan intra oral
Oklusi : normal bite
Maloklusi : Ada Klas I Angle
Torus palatinus : tidak ada
Torus mandibula : tidak ada
Palatum : Dalam
Supernumerary tooth : tidak ada
Diastema : tidak ada

DST Bedah Mulut | 3


Gigi Anomali :tidak ada
Gigi tiruan : tidak ada
OHI-S : 3,7 (Buruk)
Indeks Regio Molar Anterior Molar kiri Total
Kanan
DIS RA 2 2 2 6 12/6=2,0
RB 2 2 2 6
CIS RA 2 2 2 6 10/6=1,7
RB 2 2 - 4
Lainnya : t.a.k

ODONTOGRAM
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Keterangan:
18 : Missing 28 : Missing
17 : Missing 27 : Missing
16 : Missing 26 : Missing
15 : Karies superfisial oklusal, kalkulus 25 : Normal, kalkulus
14 : Gangren radix 24 : Gangren radix
13 : Karies superfisial labial, kalkulus 23 : Karies superfisial labial
12 : Karies superfisial labial, kalkulus 22 : Karies superfisial labial
11 : Karies superfisial labial, kalkulus 21 : Gangren radix

DST Bedah Mulut | 4


41 : Normal, kalkulus 31 : Normal, kalkulus
42 : Normal, kalkulus 32 : Normal, kalkulus
43 : Normal, kalkulus 33 : Gangren radix
44 : Abrasi servikal 34 : Normal, kalkulus
45 : Normal, kalkulus 35 : Missing
46 : Missing 36 : Karies superfisial oklusal
47 : Missing 37 : Karies superfisial oklusal
48 : Missing 38 : Missing

Indeks Karies Gigi


DMF-T
D :8
M : 11
F :0
DMF-T : 19

c. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik/Laboratorium

Hasil pemeriksaan kimia darah (laboratorium) 14 Agustus 2019


- Asam urat* : 10,09 mg/dl
- Kolesterol total* : 253 mg/dl
- Glukosa puasa : 96 mg/dl

DST Bedah Mulut | 5


d. Pemeriksaan Penunjang Roentgen

Tidak dilakukan pemeriksaan.

7. Ringkasan Hasil Pemeriksaan

Dari hasil anamnesa riwayat sistemik, pasien memiliki beberapa riwayat penyakit
sistemik, hipertensi, kolesterol dan asam urat.

Dari hasil pemeriksaan intra oral per elemen gigi :

- Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah kalkulus


- Gigi 15, 13, 12, 11, 22, 23,36, 37, karies superfisal oklusal & labial
- Gigi 14, 21, 24, 33 gangren radix

Rencana Perawatan

- Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah kalkulus Pro periodonsia


scaling
- Gigi 15,36, 37, karies superfisal oklusal Pro konservasi
Tumpatan komposit klas 1
- Gigi 13, 12, 11, 22, 23 karies superfisal labial Pro konservasi
Tumpatan komposit
- Gigi 14, 21, 24, 33 gangren radix Pro Bedah Mulut Ekstraksi

A. TAHAP PERAWATAN
1. Alat dan Bahan yang perlu disediakan :
- Masker, Handscoen, penutup dada (celemek pasien), gelas kumur
- Diagnostik set (Kaca mulut, Sonde, Eskavator, Pinset)
- Nierbekken
- Bein kecil
- Tang ekstraksi sisa akar gigi posterior RA
- Lidocain 2 ml
- Syringe disposable 3 ml
- Povidon iodine
- Cotton pellet
- Tampon
- Alkohol 70%
2. Prosedur Perawatan

DST Bedah Mulut | 6


a. Pemeriksaan dan Pengisian Kartu Status
Pada tanggal 12 Agustus 2019 pasien datang ke RSGM Unsrat dan dilakukan
pemeriksaan awal meliputi anamnesa dan diketahui bahwa pasien memiliki riwayat penyakit
sistemik yaitu hipertensi, kolesterol dan asam urat. Pasien terdiagnosa menderita Hipertensi
sejak berumur 50 tahun dan asam urat sekitar 5 tahun yang lalu . Gejala awal yang dirasakan
oleh pasien pada saat itu yakni pasien sakit kepala, mudah pusing, kelelahan, dan sering
merasa ngilu dan bengkak pada persendian lutut kaki. Pada kondisi klinis terbaru, terlihat
kondisi oral hygiene yang buruk, serta terdapat sedikit kegoyangan pada gigi di daerah
posterior rahang atas, adanya pembengkakan dangan warna kemerahan pada regio gigi 32-34
yang terdapat abses disertai adanya fistula. Pasien diketahui sering mengonsumsi antibiotik.
Dari hasil pengamatan pada saat pasien datang, terlihat keadaan tubuh pasien baik.

b. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 14 Agustus 2019 dilakukan pemeriksaan laboratorium di klinik Patra. Hasil
pemeriksaan yang diperoleh ialah uric acid 10,09 mg/dl, kolesterol total 253 mg/dl dan gula
darah puasa 96 mg/dl.

c. Kunjungan Pasien ke Dokter Umum


Pasien direncanakan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter umum sebelum tindakan
ekstraksi. Dalam kunjungan tersebut turut disertakan hasil pemeriksaan laboratorium
(Laboratorium Klinik Patra) yang menjelaskan tentang gejala atau riwayat penyakit sistemik
yang diderita pasien. Operator meminta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut akan
penyakit sistemik tersebut, dimana jika memungkinkan akan dilakukan pencabutan gigi pada
pasien.
Apabila dari hasil pemeriksaan, dokter umum memperbolehkan untuk dilakukan ekstraksi
gigi maka dapat dilakukan. Namun, apabila dari hasil pemeriksaan belum memungkinkan
untuk dilakukan pencabutan, maka pasien akan dijadwalkan untuk kontrol penyakit sistemik
dengan dokter yang bersangkutan sampai memungkinkan dilakukan pencabutan.

d. Pra Medikasi sebelum Ektraksi Gigi


Pasien diinstruksikan untuk mengonsumsi obat yang diberikan dokter umum untuk
mengontrol tekanan darah pasien, dan kolesterol sebelum melakukan ekstraksi gigi. Setelah
beberapa hari, pasien dikonsultasikan lagi ke dokter untuk memeriksakan konsisi
sistemiknya.
DST Bedah Mulut | 7
e. Tahap Ekstraksi
Tindakan ekstraksi akan dilakukan sesuai hasil pemeriksaan dokter, jika hasil
pemeriksaan memungkinkan untuk dilakukan ekstraksi gigi dalam hal ini pemeriksaan
tekanan darah terkontrol, maka dapat segera dilakukan dengan pertimbangan kondisi pasien
pada saat itu baik, seperti tidur cukup dan sudah makan sebelum datang ke klinik.
Sebelumnya pasien sudah diberikan Pre-medikasi berupa antibiotik profilaktik. Pada tahap ini
akan dilakukan ekstraksi pada gigi 14 yang merupakan keluhan utama pasien dengan
diagnosa klinik gigi gangren radix mobile o2. Anestetikum yang akan dipakai sebelum
ekstraksi ialah Lidocain 2 ml.

Adapun langkah kerja ekstraksi gigi sebagai berikut :


 Persiapan alat dan bahan lengkap
 Mengukur tekanan darah pasien
 Instruksikan pasien untuk berkumur
 Desinfeksi daerah kerja menggunakan cotton pellet dan povidone iodine yang diulasi
pada area injeksi yaitu daerah mucobucalfold dan gingival sekitar gigi 14.
 Lakukan infiltrasi bukal dan palatal untuk menganastesi gigi 14
 Instruksikan pasien untuk berkumur
 Setelah 2-5 menit pasca anastesi, dilakukan tes sensasi dengan menekan gingiva di
sekitar gigi 14 dengan sonde atau eskavator. Jika tes yang dilakukan hasilnya negatif,
maka dilanjutkan membuka perlekatan gigi dan gingiva dengan menggunakan eskavator
atau bein.
 Gigi 14 kemudian diekstraksi dengan menggunakan tang sisa akar gigi posterior RA.
 Setelah gigi 14 berhasil diekstraksi, maka dilakukan massage pada soketnya. Pasien
selanjutnya diinstruksikan untuk berkumur secukupnya.
 Periksa soket bekas pencabutan, lalu tampon yang telah diberi povidone iodine
diaplikasikan di atas daerah pencabutan dan pasien diinstruksikan untuk menggigit
tampon dengan tekanan selama 30 menit sampai 1 jam.
 Dental health education (DHE) pada pasien, dimana pasien diinstruksikan untuk
menghindari makanan yang keras dan panas karena dapat melukai dan merangsang
terjadinya pendarahan. Pasien juga diinstruksikan untuk tidak mengisap-isap maupun
mengorek dengan lidah daerah bekas pencabutan minimal 24 jam pasca ekstraksi.
Instruksi lainnya yaitu jangan berkumur terlalu keras agar supaya pembekuan darah yang

DST Bedah Mulut | 8


terjadi tidak terlepas serta minumlah obat yang diresepkan sesuai anjuran dan istirahat
yang cukup.
 Pemberian resep :
RSGMP FK UNSRAT
Jl. DR Soetomo No.3
Manado, 26 Agustus 2019
R/ Cefadroxil tab 500 mg No. X
ʃ 2 dd 1 p.c
R/ Kalium Diklofenak tab 50 mg No. X
ʃ 3 dd 1 p.c. p.r.n
R/ Asam Mefenamat tab 500 mg No. X
ʃ 3 dd 1 p.c.
R/ Asam Tranexamat tab 500 mg No. VI
ʃ 3 dd 1 p.c. p.r.n
R/ Bcom C cap 500 mg No. X
ʃ 1 dd 1 p.c

Pro : Ny. Fietje Sumilat


Umur : 72 tahun / P
Alamat: Paal 2 Lingkungan VI

 Cefadroxil adalah salah satu obat golongan antibiotik sefalosporin,


digunakan untuk mengobati penyakit - penyakit yang disebabkan kuman
bakteri. Cefadroxil obat yang bekerja dengan menghambat pembentukan
protein yang membentuk dinding sel bakteri, berspektrum luas.
 Kalium Diklofenak sebagai anti inflamasi yang efektif bagi pasien
 Asam Mefenamat analgesik yang efektif bagi pasien
 Asam Traneksamat sebagai obat hemostatik untuk mengontrol perdarahan
pada pasien
 Becom-C untuk membantu penyembuhan luka, serta meningkatkan daya
tahan tubuh.

DST Bedah Mulut | 9


 Pasien diinstruksikan untuk konsumsi obat sesuai yang dianjurkan dalam resep.
 Instruksikan pasien untuk melaksanakan pola hidup sehat terutama pengaturan pola
hidup dan pola makan
 Hipertensi : rutin mengontrol ke doker dan konsumsi obat serta menjaga pola makan
 Kolesterol : Pasien juga dianjurkan untuk menghindari atau mengurangi makan
daging, serta makanan yang digoreng dengan memperhatikan minyak goreng yang
digunakan saat memasak, karena dapat berdampak pada kadar kolesterol dalam darah.
 Asam Urat : Pasien dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi daging, kacang-
kacangan, gula dan sayuran seperti bayam, kacang polong, kacang panjang.
 Pasien dijadwalkan untuk kontrol 1-2 minggu pasca ekstraksi.

f. Tahap Kontrol Pasca Ekstraksi


Kontrol pasca ekstraksi dilakukan minimal 1 minggu kemudian. Pasien kembali
dianamnesa dengan menanyakan apakah terdapat keluhan pasca ekstraksi atau tidak, diikuti
dengan memeriksa daerah bekas ekstraksi. Jika daerah sekitar soket tidak terdapat tanda
peradangan dan luka bekas ekstraksi telah sembuh serta soketnya sudah mulai menutup,
maka pasien dapat diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan mulut.

B. PEMBAHASAN PENYAKIT SISTEMIK


1. Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak
dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat
dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi
makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh.
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung,
penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat pada
kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat
kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan
salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung (cardiovascular).

DST Bedah Mulut | 10


Klasifikasi tekanan darah menurut WHO / ISH
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sedang 160 – 179 100 – 109
Hipertensi ringan 140 – 159 90 – 99
Hipertensi perbatasan 120 – 149 90 – 94
Hipertensi sistolik 120 – 149 < 90
perbatasan
Hipertensi sistolik > 140 < 90
terisolasi
Normotensi < 140 < 90
Optimal < 120 < 80

2. Kolesterol

Kolesterol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang
sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa
hormon- hormon steroid. Kolesterol memang dibutuhkan tubuh, namun dapat membentuk
endapan pada dinding pembuluh darah. Sebagai kolesterol baik, HDL bertugas mengambil
kolesterol jahat serta fosolipida dari darah dan menyerahkan pada lipoprotein lain, untuk
diangkut kembali ke hati. Kemudian lemak akan diedarkan kembali atau dikeluarkan dari
tubuh. Inilah mengapa, kadar HDL tinggi justru dianggap baik.

Di hati, reseptor LDL mengatur kolesterol darah. Jika LDL meningkat, sel-sel perusak
menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak, yang memperkecil diameter
pembuluh darah. Plak yang bercampur dengan protein akan ditutupi oleh sel-sel otot dan
kalsium dan dalam jangka waktu bertahun-tahun bisa terjadi atherosclerosis (pengerasan dan
penyempitan pembuluh darah). Akibatnya, suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh
terhambat. Jika dibiarkan, dapat mengakibatkan gangguan jantung, stroke, dan gangguan lain.

Kolesterol dalam darah manusia terbagi menjadi 2 jenis yakni kolesterol LDL (kolesterol
jahat) dan HDL (kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan
kolesterol baik HDL dapat menyebabkan penempelan di dinding pembuluh darah.

Kolesterol yang berlebihan bisa menempel di dinding pembuluh darah sehingga


pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar. Inilah mengapa, kolesterol
menjadi salah satu faktor resiko penyakit jantung.

DST Bedah Mulut | 11


Jumlah kolesterol yang berlebihan di dalam tubuh juga akan mengakibatkan
hiperkolesterolemia. Biasanya disebabkan oleh obesitas, alkoholisme, gangguan ginjal,
gangguan hati, diabetes, diuretik, kortikosteroid, dan penyakit tiroid. Disamping itu,
kolesterol tinggi pun mengundang dislipidemia, yaitu lemak dalam darah. Kelesterol bisa
disebabkan karena faktor genetik, usia, kegemukan, kurang berolahraga, tekanan darah
tinggi, diabetes, dan perokok.

Tabel klasifikasi LDL dan HDL :

LDL (Kolesterol jahat)


Kurang dari 100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas normal tertinggi
160-189 Tinggi
Lebih dari 190 Sangat tinggi
HDL (Kolesterol baik)
Kurang dari 40 Rendah
Lebih dari 60 Tinggi
Total Cholesterol (TC)
Kurang dari 200 Yang diperlukan
200-239 Batas normal tertinggi
Lebih dari 240 Tinggi
Triliserid (TGA)
Kurang dari 150 Normal
150-199 Batas normal tertinggi
200-499 Tinggi
Sama atau lebih dari 500 Sangat tinggi

Kolesterol tinggi dalam pembuluh darah menyebabkan darah menjadi lebih kental dan
aliran darah menjadi kurang lancar. Akibat darah yang mengental maka dapat terjadi
arteroskeloris, akibat dari penyempitan pembuluh darah ini menyebabkan aliran oksigen ke
otak berkurang dan menyebabkan penderita mudah merasa lelah dan mengantuk.
Kolesterol biasanya tidak akan bergejala sampai kadarnya di dalam tubuh sudah
tinggi. Kolesterol tinggi sering dijuluki 'silent killer' karena sering tak bergejala tapi berakibat
fatal. Kolesterol tinggi juga merupakan penyebab utama resiko penyakit jantung coroner

DST Bedah Mulut | 12


(PJK). Biasanya disebabkan oleh obesitas, alkoholisme, gangguan ginjal, gangguan hati,
diabetes, diuretik, kortikosteroid, dan penyakit tiroid. Disamping itu, kolesterol tinggi pun
mengundang dislipidemia, yaitu lemak dalam darah.
Penyumbatan arteri pada pasien kolesterol dapat menyebabkan terjadinya penyempitan
pembuluh darah (aterosklerosis) yang dapat pula diperparah dengan adanya penyakit diabetes
mellitus. Seseorang dengan kolesterol tinggi harus menjaga pola makan sehat dimana harus
mengurangi makanan bersantan, jeroan dan daging, tidak merokok, minum alkohol, dan
olahraga teratur. Olahraga yang cocok bagi penderita kolesterol tinggi adalah olahraga yang
berhubungan dengan kardio seperti aerobik, lari ringan, dan treadmill seminggu 3-5 kali.

3. Asam Urat
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari
metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia
dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan
dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila
kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan
berperan sebagai prooksidan. Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan
darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2
mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl.

4. Hubungan Penyakit Sistemik dengan Ekstraksi Gigi


Kolesterol tinggi dalam darah berhubungan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi),
penyempitan serta kakunya dinding pembuluh darah akibat dari penumpukan kolesterol pada
pembuluh darah dapat menyebabkan tekanan darahmeningkat.
Hipertensi menjadi kontraindikasi relatif dalam pencabutan gigi berkaitan dengan
penggunaan anestesi lokal. Adanya vasokonstriktor dalam anestesi lokal merupakan masalah
tersendiri berkaitan dengan tekanan darah pasien. Anestetikum lidokain dengan epinefrin
(adrenalin) sebagai vasokonstriktornya merupakan yang paling umum digunakan dalam
praktek dokter gigi.
Salah satu efek samping yang paling penting dari campuran lidokain dengan epinefrin
adalah efek kardiovaskular yang membatasi penggunaannya pada beberapa kasus tertentu.
Hal ini disebabkan karena penyerapan sistemik epinefrin dari tempat injeksi atau injeksi
intravaskulernya. Efek kardiovaskular yang dimaksud seperti hipertensi, nyeri dada,
takikardia, dan aritmia jantung lainnya.

DST Bedah Mulut | 13


Beberapa bukti penelitian menyatakan bahwa penggunaan bahan anestesi lokal yang
mengandung vasokonstriktor dalam dosis yang dianjurkan tidak mengakibatkan peningkatan
perubahan tekanan darah yang signifikan. Bila ada perubahan, hanya bersifat sesaat.
Sehingga, dalam beberapa literatur menyatakan bahwa anestesi lokal dengan vasokonstriktor
dapat dengan aman digunakan selama pencabutan gigi pada pasien hipertensi. Meskipun
demikian, masih ada kontroversi tentang hal ini. Komplikasi mengancam nyawa yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan darah secara spontan dapat terjadi selama prosedur
pencabutan gigi pada pasien hipertensi.

DST Bedah Mulut | 14

Anda mungkin juga menyukai