BULAN PANGGILAN
KEBANGSAAN
Oleh :
Komkat & Kerawam
Keuskupan Agung Palembang
Bahan Pertemuan Lingkungan Bulan Panggilan Kebangsaan Agustus 2016
Agustus 2016
DAFTAR ISI
ARAH DASAR
TEMA PERTEMUAN I :
MENYELAMATKAN NUSA DAN BANGSA
DARI PELBAGAI KEBOBROKAN
TEMA PERTEMUAN II :
MEMPERJUANGKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA
TEMA PERTEMUAN IV :
PERAN SERTA UMAT KATOLIK DI BIDANG POLITIK
ARAH DASAR
Bagi orang Katolik, iman itu adalah sebuah praksis atau aksi tindak. Iman itu
bukan teori, bukan juga dinamika interpretasi akademis atau abstraksi
spekulatif melainkan sebuah tindakan kongret. Iman tanpa perbuatan mati.
Dengan pemahaan seperti ini, iman ditanggapi sebagai sesuatu yang memiliki
dampak sosial. Beriman adalah terlibat, tidak berdiam diri, menolak bungkam
terhadap ketidakadilan yang terjadi dan proaktif terhadap pembangunan
masyarakat. Iman sebagai praksis berarti melaksanakan apa yang dituntut oleh
Mat. 25:31-46 yaitu tuntutan yang diutarakan pada saat penghakiman
terakhir. Jadi praksis atau tindakan iman harus diarahkan pada krisis sosial
yang terjadi seperti kemiskinan, konflik dan pertikaian, kerusakan lingkungan
hidup, ketidakadilan, penindasan, patriarkal, kekerasan structural dll.
Nota Pastoral KWI 2004 yang berjudul”keadaan publik : menuju habitus baru
bangsa – keadilan sosial bagi semua, pendekatan sosial-budaya”, menyatakan :
“hidup kita sekarang ini menjadi begitu lemah karena tidak ditata berdasarkan
iman dan ajaran agama. Hidup tidak lagi sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
cita-cita mulia kehidupan berbangsa. Hati nurani tidak dipergunakan, perilaku
tidak dipertanggungjawabkan kepada Allah dan sesama. Perilaku lebih
dikendalikan oleh perkara-perkara yang menarik indera dan menguntungkan
sejauh perhitungan materi, uang dan kedudukan di tengah masyarakat. Dalam
kehidupan bersama bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, manusia justru
menjadi egoistis, konsumeristis, dan materialistis. Keadilan dan hukum tidak
dapat ditegakkan, korupsi merajalela, penyelenggara negara memboroskan
uang rakyat. Semua itu membuat orang menjadi rakus dan kerakusan itu
Untuk itu perlunya katekese umat bidang politik untuk pertemuan Lingkungan
selama bulan Agustus, diharapkan akan ada perubahanbeberapa tahun ke
depan yakni “tumbuhnya kesadaran akan panggilan umat beriman dalam
bidang politik yang dinyatakan dengan meningkatnya rasa tanggung jawab dan
kecintaan umat beriman terhadap bangsa dan Negara. Keterlibatan umat
katolik diharapkan semakin banyak sehingga dapat mempengaruhi system
politik dan pengambilan kebijakan publik, serta munculnya kader-kader politik
yang berkualitas diantara umat sendiri.
TEMA PERTEMUAN I :
MENYELAMATKAN NUSA DAN BANGSA
DARI PELBAGAI KEBOBROKAN
Tujuan
Menyadari panggilan untuk sungguh-sungguh mencintai nusa dan bangsanya
dengan tindakan yang mulia dan benar.
Sumber Bahan
Amos 5 : 7-13
Lagu Pembukaan
Indonesia Raya
Kita hendaknya bersikap kritis dan dewasa dalam menanggapi situasi aktual
dalam kehidupan masyarakat dengan kerangka nilai yang benar dan utuh.
Selain itu kita hendaknya tetap menganut prinsip hormat terhadap manusia
baik sebagai pribadi maupun secara kelompok, baik sebagai sesama golongan
maupun beda golongan.
Kita hendaknya mempunyai hati keibuan, kebapaan, dan berdiri digaris depan
sebagai penyelamat bangsa dan negara. Penampilan dan sepak terjang kita
harus meneguhkan dan menguatkan hati masyarakat bahwa kita sedang
membangun bangsa dan negara yang kita miliki bersama demi tercapainya
cita-cita kesejahteraan bersama pula.
Pernyataan Tobat
P : Marilah kita memeriksa batin kita sejenak. (hening sejenak). Saya
mengaku….
U : kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya
telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh
sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para
malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya
mendoakan saya pada Allah, Tuhan Kita. Amin.
P : Semoga Tuhan yang berbelaskasih mengampuni kita, membebaskan kita
dari dosa dan menganugerahkan hati yang bersih.
U : Amin.
Doa Pembukaan
Ya Bapa yang Mahacinta, Pengasih Dan Penyayang, kami bersyukur kepada-Mu
karena Engkau telah memberikan kami kesempatan yang penuh rahmat ini
untuk lebih memahami keberadaan kami sebagai warga sejati Gereja-Mu dan
warga sejati Negara tercinta kami, Indonesia. Kami mohon dampingilah kami
agar sungguh-sungguh menyadari panggilan dan perutusan kami untuk
mencintai bangsa dan Negara kami dengan tindakan yang mulia dan terpuji.
Demi Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang
segala masa.Amin.
Mendalami Puisi
Pemandu mengajak peserta untuk mendengar atau membaca puisi berikut
ini !
PASKA NASIONALISME
Oleh : Husni Djamaluddin
5:7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan
kebenaran ke tanah ! 5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan
bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang
membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan
mencurahkannya ke atas permukaan bumi--TUHAN itulah nama-Nya. 5:9 Dia
yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang
atas tempat yang berkubu. 5:10 Mereka benci kepada yang memberi teguran
di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.
5:11 Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan
mengambil pajak gandum dari padanya, --sekalipun kamu telah mendirikan
rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun
kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum
anggurnya. 5:12 Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan
dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit,
yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu
gerbang. 5:13 Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada
waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.
Doa Penutup
Ya Bapa, kami bersyukur atas tanah air kami yang luas dengan isinya yang
beraneka ragam; Kami bersyukur atas ratusan suku dan aneka budaya serta
bahasa yang Kau himpun menjadi satu bangsa dan satu bahasa. Semoga kami
semua berusaha memelihara dan memajukannya. Semoga pemimpin bangsa
kami tekun membangun tanah air ini demi kemakmuran dan kesejahteraan
seluruh bangsa bukan untuk kepentingan golongan tertentu saja. Bantulah
mereka mewujudkan tanah air yang adil, makmur, aman, damai dan sejahtera
bukan menciptakan „Tsunami bangsa‟ sehingga rakyat semakin menderita.
Semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan
kami. Amin.
Lagu Penutup
Ibu Pertiwi
TEMA PERTEMUAN II :
MEMPERJUANGKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA
Tujuan
Umat menyadari arti, makna dan tujuan politik.
Sumber Bahan
Yeremia 29:7
Dokumen Konsili II (GS 1)
Nota Pastoral KWI 2003 ; Keadilan Sosial Bagi Semua
Rm. Eddy Kristianto, OFM, Sakramen Politik
Lagu Pembukaan
Pernyataan Tobat
P : Marilah kita memeriksa batin kita sejenak. (hening sejenak). Saya
mengaku….
U : kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya
telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh
sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para
malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya
mendoakan saya pada Allah, Tuhan Kita. Amin.
P : Semoga Tuhan yang berbelaskasih mengampuni kita, membebaskan kita
dari dosa dan menganugerahkan hati yang bersih.
U : Amin.
Doa Pembukaan
Ya Bapa yang Mahacinta, pengasih dan penyayang, kami bersyukur kepada-Mu
karena Engkau telah memberikan kami kesempatan yang penuh rahmat ini
untuk lebih memahami kehidupan politik di tengah masyarakat kami. Hadirlah
ditengah kami dan terangilah kami dengan cahaya roh-Mu agar kami sanggup
melihat dan memahami politik sebagai upaya untuk memperjuangkan
kepentingan bersama bukan sebaliknya untuk kepentingan pribadi dan
kelompok. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami yang
hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini
dan sepanjang masa. Amin.
Mendalami cerita
Peserta diajak untuk membaca dan mendengarkan cerita tentang tokoh I.J.
Kasimo berikut ini:
Bapak Kasimo banyak jasanya bagi Gereja dan Negara Indonesia. Bersama
tokoh-tokoh nasional lainnya, ia turut meletakkan dasar dalam membangun
Negara kita. Dalam berpolitik, ia sangat mengutamakan kepentingan rakyat.
Mottonya yang terkenal ialah “Salus Populi Suprema Lex” (hukum yang
tertinggi adalah kesejahteraan rakyat). Dengan motto tersebut, Bapak
Kasimo selalu mengabdikan dirinya secara penuh bagi kepentingan bangsa dan
Negara.
Pada masa kemerdekaan awal, PPKI yang dilarang oleh Jepang dihidupkan
kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi Partai Katolik
Republik Indonesia. Antara tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda
Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan
Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau
Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri.
Karena perjuangannya, I.J Kasimo mendapat anugerah Bintang Ordo
Gregorius Agung dari Paus Yohanes Paulus II dan diangkat menjadi Kesatria
Komandator Golongan Sipil dari Ordo Gregorius Agung. Sementara oleh
Pemerintah Indonesia, beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Walaupun ia mempunyai jasa dan pangkat, Bapak Kasimo selalu merasa bahwa
apa yang dibuatnya hanyalah tugas yang harus dijalankan untuk rakyat.
Sampai akhir hayatnya, ia tidak mau mengambil untung.
Pernah Bapak Kasimo jatuh sakit agak berat. Ia sebenarnya tidak mau di
bawa ke Belanda untuk berobat di sana. Mengingat jasa-jasanya, presiden
Suharto memerintahkan supaya seluruh biaya perawatan dan perjalan pergi
pulang ditanggung oleh Negara. Ia sangat berat hati menerima sumbangan
Negara ini. Katanya, “Negara kita sedang dalam situasi sulit akibat krisis!” ia
tak mau jasanya dibesar-besarkan.
Dalam kenyataan, kita sangat cemas karena politik sering menjadi sarana
untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan atau menjadi ajang
pertarungan kekuatan dan perjuangan untuk memenangkan kepentingan diri
dan kelompok. Kepentingan ekonomi atau keuntungan finansial bagi pribadi
dan kelompok menjadi tujuan utama. Rakyat sering kali hanya digunakan
sebagai alat untuk mempertahankan kepentingan dan kekuasaan tersebut.
Terkesan tidak ada upaya serius untuk kesejahteraan bersama. Politik terasa
semakin menyengsarakan rakyat, membuat banyak orang tidak lagi percaya
terhadap mereka yang memegang kendali pemerintahan dan sumber daya
ekonomi dan mengikis rasa tidak saling percaya diantara warga terhadap
sesamanya.
Ke depan kita diajak untuk melaksanakan politik yang mengarah untuk
kesejahteraan umum. Kita perlu mengembalikan politik pada hakikatnya yang
sebenarnya yaitu politik demi kesejahteraan bersama.
Sebagai warganegara yang baik, umat Katolik memiliki kewajiban ikut terlibat
dalam memperjuangkan kebaikan umum (bonum commune) yang merupakan
tujuan politik (bdk. Kan. 747, § 2). Sebagai insan politik yang mengimani Kristus
sudah sepantasnya nilai-nilai Injili mewarnai cara berpolitik umat Katolik (bdk.
Kan. 747, § 1).
Doa Penutup
Bapa yang maha kasih, kami bersyukur atas teladan dan perjuangan Bp Kasimo
dalam membangun negeri kami ini. Semoga kami yang telah mendengarkan
Sabda-Mu dapat meneladan cinta dan perjuangan Bp Kasimo di jaman ini
dengan berani ambil bagian dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Demi
Kristus Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa kini
dan sepanjang masa. Amin.
Tujuan
Umat menyadari bahwa politik itu adalah bagian dari panggilan dan perutusan
sebagai pengikut Kristus
Sumber Bacaan
Dokumen konsili Vatikan II (GS 75)
Katekismus Gereja Katolik No. 1905
Lagu Pembukaan
Sebagai orang Katolik, dasar pengabdian dan panggilan kita dalam berpolitik
adalah Yesus Kristus sendiri. Ia telah menunjukkan diri-Nya sebagai teladan
dalam membela kepentingan umum. Ia menyerahkan diri-Nya sampai sehabis-
habisnya bagi manusia. Yesus bergaul dengan semua kelompok manusia tanpa
Pernyataan Tobat
P : Marilah kita memeriksa batin kita sejenak. (hening sejenak). Saya
mengaku….
U : kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya
telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh
sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para
malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya
mendoakan saya pada Allah, Tuhan Kita. Amin.
P : Semoga Tuhan yang berbelaskasih mengampuni kita, membebaskan kita
dari dosa dan menganugerahkan hati yang bersih.
U : Amin.
Doa pembuka
Allah Bapa kami di surga. Kami bersyukur dan memuji Dikau karena berkat
Sakramen Baptis, kami dipanggil sebagai anak-anak-Mu, dan lewat Sakramen
Penguatan kami dimampukan untuk ikut terlibat menggarami dunia ini. Kami
mohon hadirlah dalam pertemuan ini agar apa yang kami bicarakan pada
kesempatan ini sehubungan dengan panggilan dan perutusan kami di dunia
politik, berjalan dengan baik dan membuahkan hasil demi kemuliaan nama-Mu
dan kebahagiaan kami sendiri. Kami mohon ini demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini
dan sepanjang masa. Amin.
Mendengarkan Cerita
Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno ini lahir di Surabaya, 6 Juni 1901
dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Saat kecil, Soekarno hanya tinggal
beberapa tahun bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat ia
Selepas lulus HBS tahun 1920, iapindah ke Bandung dan melanjutkan ke THS
(Technische Hoogeschool atau sekolah Tehnik Tinggi yang sekarang menjadi
ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.
Pada 4 Juli 1927 Soekarno mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Akibatnya, Belanda,
memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.
Dia dikategorikan sebagai tahanan yang berbahaya. Bung Karno muda begitu
bersemangat memperjuangkan kemerdekaan. Namun sejak dipenjara
komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya nyaris putus.
Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno kembali ditangkap Belanda dan
dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke
Bengkulu.
mereka membaktikan diri dengan ikhlas dan layak, dengan cinta kasih dan
keteguhan politik untuk kepentingan semua orang.
Doa Penutup
Ya Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, terima kasih atas rahmat penyertaan-Mu
terhadap kami selama pertemuan ini sehingga kami dapat saling
mendengarkan dan meneguhkan. Semoga apa yang telah kami bicarakan dan
dengarkan bersama, dapat memberikan pencerahan budi bagi kami. Terpujilah
Dikau ya Tuhan, Allah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Amin.
TEMA PERTEMUAN : IV
PERAN SERTA UMAT DI BIDANG POLITIK
Tujuan
Bersama peserta menyadari bahwa setiap warga Negara Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam bidang politik
sehingga mereka secara sadar dan aktif ikut membangun kesejahteraan
bersama.
Sumber Bahan
Matius 5 : 13 – 16
Lagu Pembukaan
Pernyataan Tobat
P : Marilah kita memeriksa batin kita sejenak. (hening sejenak). Saya
mengaku….
U : kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya
telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh
sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para
malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya
mendoakan saya pada Allah, Tuhan Kita. Amin.
P : Semoga Tuhan yang berbelaskasih mengampuni kita, membebaskan kita
dari dosa dan menganugerahkan hati yang bersih.
U : Amin.
Doa Pembuka
Ya Allah Bapa yang Mahapengasih dan Penyayang. Ketika menciptakan dunia
dengan segala isinya, Engkau menghendaki agar manusia ikut berperan serta
membangun dunia yang lebih baik. Engkau memberi manusia tugas untuk
mengolah dan menguasai dunia demi kehidupannya. Dengan itu Engkau
mengajar kami untuk ikut berperan serta dalam dunia politik. Semoga
pertemuan kami ini, mengobarkan semangat kami untuk semakin terlibat
dalam upaya menciptakan kesejahteraan umum. Demi Kristus Tuhan dan
Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dan Roh
Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Mendalami Tulisan
Untuk ikut menentukan jalannya politik, Gereja, dalam hal ini kaum awam
harus secara aktif terlibat dan ikut mewarnai dunia politik. Hanya dengan
terlibat secara aktif, Gereja ikut berperan mengubah dunia politik kearah yang
lebih baik. Keterlibatan secara aktif dalam dunia politik melalui perebutan
jabatan publik (legislatif dan eksekutif) memerlukan suatu strategi yang jitu.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah
terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di
dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang disurga.
Doa Penutup
Bapa di Surga, kami bersyukur atas Sabda-Mu yang baru saja kami dengar dan
renungkan. Bantulah kami masing-masing untuk mewujudkan panggilan kami
sebagai murid-murid Kristus Putra-Mu, Sang Sabda yang menjelma menjadi
manusia, agar kami sanggup menjadi garam dan terang dunia. Bantulah kami
untuk mewujudkan niat-niat baik kami, agar Kerajaan-Mu semakin dirasakan
oleh banyak orang di sekitar kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami,
yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.