Disusun Oleh:
MasaRegistrasi : 2018.2
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BANDUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji
syukur atas kehadirat-Nya yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar” ini tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami banyak menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kami sampaikan
terima kasih kepada tutor mata kuliah Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran di SD Bapak Ahmad
Gunawan, S.Pd. M.Pd.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Pengembangan Tes Hasil Belajar ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ………....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru sebagai konsekuensi logis
dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun tiap awal semester. Penilaian ini
dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
yang telah di tetapkan.
Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika kompetensi
yang akan dicapai lebih dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur yang tepat. Tetapi
jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah afektif dan psikomotor maka tes bukan alat ukur
yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai kompetensi tersebut adalah non-tes, misalnya skala
sikap, asesmen kinerja dan portofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus diikuti yaitu harus
memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai dengan tata cara atau kaidah yang telah ditentukan,
membuat perencanaan tes dan menulis butir soal berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif.
Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita
harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan
keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
1. Tes Objektif
Ø Keunggulan:
ü Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang (ingatan,
pemahaman, penerapan).
ü Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian sehingga
semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur ketercapaiannya.
ü Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten karena
jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
Ø Kelemahan:
ü Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan waktu lebih
lama.
ü Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
ü Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena semua
alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.
ü Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis harus
berorientasi pada kisi-kisi soal.
ü Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.
ü Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan
dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau lima.
ü Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi dengan
menggunakan tes uraian.
2. Tes Uraian
Ø Keunggulan:
ü Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes
objektif.
ü Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu yang digunakan
untuk menulis satu set tes objektif.
ü Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.
Ø Kelemahan:
Ø Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya:
ü Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah membuat tes
uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
ü Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa hasil ujian tanpa
nama.
ü Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
ü Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama peserta tes.
ü Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal nomor 1
untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2 jugauntuk keseluruh siswa begitu
seterusnya sampai butir soal terakhir.
ü Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa lelah dalam
memeriksa.
B. MENGEMBANGKAN TES
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian. Keterampilan menulis
tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes
yang baik.
1. Tes Objektif
Ø Fungsi:
ü Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta,
definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
ü Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.
Ø Keunggulan:
ü Mudah dikonstruksikan.
ü Mudah penskoran.
Ø Kelemahan:
ü Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana
yaitu aspek ingatan.
Ø Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis dan kolom
kedua adalah jawaban / respons.
Ø Keunggulan:
ü Mudah dibuat
ü Mudah penskorannya
Ø Kelemahan:
ü Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata sebab.
ü Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan yang
membingungkan/ bermakna ganda.
ü Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur kompetensi.
ü Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
ü Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
ü Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
ü Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.
ü Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek kalimat dan
pengecoh menarik untuk dipilih.
ü Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.
ü Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
2. Tes Uraian
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:
ü Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dengan benar.
2. Pedoman penskoran:
ü Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut harus
ditulis.
ü Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
ü Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
ü Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.
ü Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.
C. PERENCANAAN TES
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses
pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi
pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan
menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus diperhitungkan
terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada banyaknya butir
soal yang harus dibuat.
BAB III
KESIMPULAN
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif.
Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita
harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan
keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan agar
dapat menghasilkan tes yang baik.
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses
pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir
soal.
DAFTAR RUJUKAN
Suryanto, Adi, dik. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.