Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODUL 2 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR - EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran di SD

Tutor: Ahmad Gunawan, S.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh:

Fenia Marliana NIM : 835642753

Neng Endah NIM : 835642818

Sutiono NIM : 850346139

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana

Pokjar / Kelas : Katapang / B

MasaRegistrasi : 2018.2
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA

2018

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji
syukur atas kehadirat-Nya yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar” ini tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami banyak menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kami sampaikan
terima kasih kepada tutor mata kuliah Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran di SD Bapak Ahmad
Gunawan, S.Pd. M.Pd.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Pengembangan Tes Hasil Belajar ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, Oktober 2018


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

Daftar Isi ………................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

C. Tujuan ………....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Keunggulan dan Kelemahan Tes ….……...….……...….……... 2

B. Mengembangkan Tes ……...….……...….……...….……...….…. 4

C. Perencanaan tes ….……...….……...….……...….……...….…… 7

BAB III PENUTUP ….……...….……...….……...….……...….… 8

DAFTAR RUJUKAN …..................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru sebagai konsekuensi logis
dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun tiap awal semester. Penilaian ini
dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
yang telah di tetapkan.

Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika kompetensi
yang akan dicapai lebih dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur yang tepat. Tetapi
jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah afektif dan psikomotor maka tes bukan alat ukur
yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai kompetensi tersebut adalah non-tes, misalnya skala
sikap, asesmen kinerja dan portofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus diikuti yaitu harus
memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai dengan tata cara atau kaidah yang telah ditentukan,
membuat perencanaan tes dan menulis butir soal berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?

2. Bagaimana mengembangkan tes?

3. Bagaimana perencanaan tes?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari tes.

2. Untuk mengetahui cara mengembangkan tes.

3. Untuk mengetahui merencanakan tes.

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES

Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif.
Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita
harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan
keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.

1. Tes Objektif

Ø Keunggulan:
ü Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang (ingatan,
pemahaman, penerapan).

ü Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian sehingga
semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur ketercapaiannya.

ü Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten karena
jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.

ü Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.

ü Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.

ü Informasi yang diperoleh lebih kaya.

Ø Kelemahan:

ü Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.

ü Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan waktu lebih
lama.

ü Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.

ü Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena semua
alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.

Ø Upaya untuk meminimalkan kelemahan:

ü Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis harus
berorientasi pada kisi-kisi soal.

ü Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.

ü Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan
dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau lima.

ü Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi dengan
menggunakan tes uraian.

2. Tes Uraian

Ø Keunggulan:

ü Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.

ü Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes
objektif.
ü Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu yang digunakan
untuk menulis satu set tes objektif.

ü Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.

Ø Kelemahan:

ü Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.

ü Sukar memeriksa jawaban siswa.

Ø Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya:

ü Adanya hallo effect.

ü Adanya efek bawaan (carry over effect).

ü Efek urutan pemeriksaan ( order effect).

ü Pengaruh penggunaan bahasa.

ü Pengaruh tulisan tangan.

Ø Upaya untuk meminimalkan kelemahan :

ü Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah membuat tes
uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)

ü Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa hasil ujian tanpa
nama.

ü Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:

- Gunakan tes uraian terbatas.

- Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.

- Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.

- Lakukan uji coba pemeriksaan.

ü Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama peserta tes.

ü Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal nomor 1
untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2 jugauntuk keseluruh siswa begitu
seterusnya sampai butir soal terakhir.
ü Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa lelah dalam
memeriksa.

B. MENGEMBANGKAN TES

Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian. Keterampilan menulis
tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes
yang baik.

1. Tes Objektif

Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:

a. Tes benar salah / true false item

Ø Fungsi:

ü Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta,
definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.

ü Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.

ü Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

Ø Keunggulan:

ü Mudah dikonstruksikan.

ü Dapat menanyakan banyak sampel materi.

ü Mudah penskoran.

ü Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.

Ø Kelemahan:

ü Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.

ü Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana
yaitu aspek ingatan.

b. Tes menjodohkan / matching exercise

Ø Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis dan kolom
kedua adalah jawaban / respons.

Ø Keunggulan:
ü Mudah dibuat

ü Mudah penskorannya

ü Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.

Ø Kelemahan:

ü Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

c. Tes pilihan ganda / multiple choice

Ø Ragam tes pilihan ganda :

a. Melengkapi pilihan ( ragam A)

Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.

b. Hubungan antar hal (ragam B)

Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata sebab.

c. Analisis kasus (ragam C)

d. Ganda kompleks (ragam D)

e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )

Mengkonstruksi tes objektif yang baik adalah sebagai berikut:

a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S

ü Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan yang
membingungkan/ bermakna ganda.

ü Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur kompetensi.

ü Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

ü Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.

ü Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.

ü Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.

ü Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.

b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan


ü Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari pernyataan yang
homogen.

ü Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.

ü Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.

ü Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.

ü Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.

c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda

ü Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.

ü Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.

ü Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.

ü Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek kalimat dan
pengecoh menarik untuk dipilih.

ü Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.

ü Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.

ü Hindari penggunaan ungkapan negatif dalam penulisan soal.

ü Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.

ü Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.

ü Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.

ü Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.

2. Tes Uraian

1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:

ü Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.

ü Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.

ü Kembangkan butir soal dari suatu kasus.

ü Gunakan tes uraian terbatas.

ü Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.


ü Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.

ü Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.

ü Hindari penggunaan pernyataan pilihan.

ü Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dengan benar.

2. Pedoman penskoran:

ü Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut harus
ditulis.

ü Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.

ü Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.

ü Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.

ü Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.

C. PERENCANAAN TES

Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses
pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi
pedoman dalam menulis setiap butir soal.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:

1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.

2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan
menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus diperhitungkan
terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.

3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.

4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada banyaknya butir
soal yang harus dibuat.

7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:

ü Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

ü Ragam soal yang akan digunakan.

ü Proses berpikir yang ingin diukur.

ü Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.

BAB III

KESIMPULAN

Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif.
Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita
harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan
keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.

Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan agar
dapat menghasilkan tes yang baik.

Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses
pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir
soal.

DAFTAR RUJUKAN

Suryanto, Adi, dik. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

at January 24, 2019

Anda mungkin juga menyukai