• SO2 + O2 SO3 + H2O H2SO4 + NH3, Lime à amonia sulfat, kalsium sulfat
• Kegiatan manusia
o Transportasi
o Rokok
o Industri
o Penggunaan zat – zat kimia yang di semprotkan ke udara
o Kegiatan rumah tangga
• Faktor alam
o Debu akibat letusan gunung berapi
o Semburan gas CO2
o Proses pembusukkan sampah organik
2.4 Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Saat ini Indeks standar kualitas udara yang dipergunakan secara resmi di Indonesia adalah Indek Standar
Pencemar Udara (ISPU), hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP 45 /
MENLH / 1997 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara. Dalam keputusan tersebut yang dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan diantaranya : bahwa untuk memberikan kemudahan dari keseragaman informasi kualitas
udara ambien kepada masyarakat di lokasi dan waktu tertentu serta sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
upaya-upaya pengendalian pencemaran udara perlu disusun Indeks Standar Pencemar Udara. Indeks Standar
Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien
di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan
makhluk hidup lainnya.
Indeks Standar Pencemar Udara ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur
menjadi suatu angka yang tidak berdimensi. Rentang Indeks Standar Pencemar Udara dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3 : Rentang Indeks Pencemaran Udara
Katagori Rentang Penjelasan
Baik 0-50 Tingkat kualitas udara yang tidak
memberikan efek bagi kesehatan manusia
atau hewan dan tidak berpengaruh pada
tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika.
Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak
berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika
Tidak sehat 101-199 tingkat kualitas udara yang bersifat
merugikan pada manusia atau kelompok
hewan yang sensitif atau bisa
menimbulkan kerusakan pada tumbuhan
ataupun nilai estetika
Sangat tdk 200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat
sehat merugikan kesehatan pada sejumlah
segmen populasi yang terpapar
Berbahaya 300- Tingkat kualitas udara berbahaya yang
lebih secara umum dapat merugikan kesehatan
yang serius
Data Indeks Standar Pencemar Udara diperoleh dari pengoperasian Stasiun Pemantauan Kualitas Udara
Ambien Otomatis. Sedangkan Parameter Indeks Standar Pencemar Udara meliputi :
a Partikulat (PM10)
b Karbondioksida (CO)
c Sulfur dioksida (SO2).
d Nitrogen dioksida (NO2).
e Ozon (O3)
Perhitungan dan pelaporan serta informasi Indeks Standar Pencemar Udara ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan, yaitu Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107
Tahun 1997 Tanggal 21 November 1997.
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, memuat diantaranya adalah : 1. Parameter-
Parameter Dasar Untuk Indeks Standar Pencemar Udara (Ispu) Dan Periode Waktu Pengukuran, selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 4. Parameter-Parameter Dasar Untuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Dan Periode Waktu
Pengukuran
No Parameter Waktu pengukuran
1 Partikulat 24 jam (pengukuran periode rata-
rata)
2 Sulfur dioksida 24 jam (pengukuran periode rata-
rata)
3 Karbon monoksida 8 jam (pengukuran periode rata-rata)
4 Ozon 1 jam (pengukuran periode rata-rata)
5 Nitrogen dioksida 1 jam (pengukuran periode rata-rata)
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Teknk sampling kualitas udara dilihat dari lokasi pemantauannya terbagi dalam 2 katagori yaitu teknik sampling
udara emisi dan teknik sampling udara ambien.
Di tinjau dari tujuan dan lokasinya, sampling atau pengambilan contoh udara dapat dibedakan menjadi sampling
ambien dan sampling emisi sumber.Pengambilan titik sampling udara berbeda – beda sesuai dengan bentuk wadah
atau daerah udara yang akan disampling.
Parameter Kualitas udara digunakan sebagai indikator kualitas
udara. Parameter kualitas udara terbagi dalam3 kategori yaitu beradasarkan kualitas fisik, kimia, danbiologi.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan
perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara
bebas.
4.2. Saran
Setelah mempelajari makalah ini, semoga wawasanpengetahuan lebih menambah dalam memahamipengertian uda
ra emisi dan ambien, berbagai macam pencemaran udara serta mengetahui cara pengambilan titik samplingnya.