Studi Kasus Keslingker Ainun
Studi Kasus Keslingker Ainun
Dokter Trisna sedang melakukan penelitian mengenai health and risk assessment
(HRA) di area sekitar tempat pengolahan akhir (TPA). Dokter trisna menemukan terdapat
rumah yang berjarak kurang dari 10 m dengan area TPA. Saat musim kering terdapat banyak
serangga dan ulat disekitar pemukiman warga. pada musim hujan, maka daerah tersebut akan
sangat susah dilewati karena jalannya masih berupa tanah lihat. Warga masih menggunakan
sumur yang berjarak ± 10 meter. Pada 30 warga yang menjadi sampel penelitian dr Trisna
menemukan kandungan polychlorinated biphenyls (PCB), DDE dan dieldrin. Didalam rumah
warga dr Trisna menemukan banyak warga yang menggunakan lantai tanah, dinding yang
belum dicat dan masih terlihat batubatanya, Sebagian menggunakan kayu yang sudah ada
rayap dan lembab. Sebagian besar warga memakan sayuran yang tumbuh diarea TPA,
terutama sayuran yang tumbuh di area leachate dan memakan ikan yang berada di kolam
instalasi pengolahan tinja (IPLT). Tak jarang dr Trisna melihat sebagian anak kecil mandi
dikolam IPLT yang telah disaring, kolam tersebut digunakan oleh petugas kebersihan untuk
membersihkan mobil sampah. dr Trisna juga menemukan terdapat septic tank beru meledak
yang berada didaerah sekitar area rumah kontrakan warga yang padat (bedeng).
Jika anda adalah rekan satu tim yang sama dengan dr Trisna, bantu pecahkan masalah dokter
trisna untuk:
- Mengumpulkan HRA dari semua aspek udara, air, dan makanan, dan 5 hazard.
kumpulkan melalui Langkah antisipasi, rekognisi, evaluasi dan kontrol.?
- Mengumpulkan temuan dan efeknya untuk Kesehatan.? (seperti temuan PCB dan
organoklorin didalam darah)
- Berikan saran pada dr Trisna apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah
yang ditemukan. Bisa disarankan melalui risk management (eliminasi, subsitusi,
isolasi, engineering control, administrasi control, dan APD)?
Menurut Lud waluyo (2009:137) persyaratan kesehatan sarana air bersih yaitu sumur gali adalah
sebagai berikut:
1. Lokasi; Jarak sumur gali minimal 11 m dari sumber pencemar antara lain; jamban, air kotor,
air comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak dan lain-lain. Menurut aturan Depkes
(1995), sumur gali harus ditempatkan jauh dari sumber pencemar. Apabila letak sumber pencemar
lebih tinggi dari sumur dan diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur, maka jarak minimal
sumur terhadap sumber pencemar adalah 11 meter. Jika letak sumber pencemar sama atau lebih
rendah dari sumur, maka jarak minimal adalah 10 meter dari sumur.
2. Lantai harus kedap air minimal 1m dari tepi atau sumur, tidak mudah bocor, mudah
dibersihkan dan tidak tergenang air (kemiringan minimal 1-5%).
3. Tinggi bibir sumur 80 cm dari lantai dibuat dari bahan yang kuat dan rapat air.
4. Dinding sumur minimal 3 m dari lantai dibuat dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah
rusak atau longsor).
5. Tutup Sumur; jika pengambilan air dengan pompa listrik harus ditutup rapat, sedangkan jika
pengambilan air dengan ember harus ada ember khusus dengan tali timbanya. Untuk mencegah
pencemaran ember dari timba harus selalu berada sibagian atas atau digantung (tidak boleh
diletakkan di lantai).
Tipe sumur :
Lantai sumur :
Lantai sumur gali harus kedap air buangan dan permukaannya tidak licin. Ukuran lantai baik tipe IA,
IB atau II adalah minimum 100 cm dari dinding sumur atas bagian luar dengan kemiringan lantai 1
- 5% ke arah saluran pembuangan.
Saluran pembuangan :
Saluran pembuangan dibuat kedap air dan licin dengan kemiringan 2% ke arah sarana pengolahan air
buangan dan badan penerima.