Proposal Revisi 1
Proposal Revisi 1
PROPOSAL
Oleh
1
HUBUNGAN DUKUNGAN
PETUGAS KESEHATAN
DENGAN PERSEPSI IBU
POST PARTUM TENTANG
PERAWATAN BAYI BBLR
PASCA HOSPITALISASI DI RUANG NUSA INDAH RSD
BALUNG
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui, diperiksa dan telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Proposal Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember.
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
PENGUJI PROPOSAL
Dewan Penguji Ujian Akhir Proposal Penelitian Pada Program S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Ketua
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya proposal skripsi dengan judul
“‘Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Persepsi Ibu Postpartum
Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca Hospitalisasi Di Ruang Nusa Indah RSD
Balung’’, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan
Program Pendidikan S-1 Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Ibu Ns. Diyan Indriyani, M.Kep., Sp.Mat selaku
dosen pembimbing pertama, dan Ibu Ns. Siti Kholifah, S.Kep., M.Kep selaku dosen
pembimbing kedua yang telah memberikan petunjuk, koreksi, motivasi, serta
saran hingga terselesaikannya proposal skripsi ini.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang
terhormat:
1. Ns. Sasmiyanto, S.Kep., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember;
2. Ns. Yeni Suryaningsih, S. Kep.,M. Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember;
3. Teman-teman Alih Program S-1 Ilmu Keperawatan Angkatan 2019 di
Kampus Balung;
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Proposal skripsi ini telah kami susun dengan optimal, namun tidak menutup
kemungkinan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan tangan terbuka
menerima masukan yang membangun. Semoga tulisan ini berguna bagi semua
pihak yang memanfaatkannya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGUJI PROPOSAL iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................59
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode post partum terdiri dari tiga periode yaitu, immediate post
partum yaitu masa 24 jam pertama setelah persalinan, early post partum
yaitu satu minggu pertama setelah persalinan dan late post partum yaitu
setelah satu minggu pertama persalinan sampai periode post partum selesai
Immediatly post partum merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya.
Ibu sedang menjalani pemulihan fisik dan hormonal yang disebabkan oleh
plasenta memberi isyarat kepada tubuh ibu untuk mulai memproduksi ASI
dalam jumlah cukup untuk segera menyusui bayinya. Bayi baru lahir
yang lahir sehat secara normal akan terlihat sadar dan waspada, serta
puting susu ibu, mengisapnya dan mulai minum ASI (Linkages, 2014)
yang dilahirkan dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang masa
disabilitas neonatus, bayi dan anak di masa depan BBLR mudah sekali
disebabkan oleh jaringan kulit yang masih tipis, ini juga yang menyebabkan
1
organ-organ tubuhnya seperti organ paru-paru sehingga BBLR mudah
belum matur, fungsi ginjal yang belum matur, fungsi hati dan pencernaan
yang masih lemah. BBLR juga dapat mengalami gangguan nutrisi karena
reflek menelan dan mengisap bayi yang masih lemah, kapasitas perutnya pun
2013)
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, kelainan bayi, sepsis, dan
tahun 2015 kasus BBLR mencapai 4,5%; kemudian naik menjadi 6,3% tahun
2016; dan turun menjadi 4,3% tahun 2017. Hal ini berarti kasus BBLR masih
menjadi kasus yang cukup serius di Kabupaten Jember. RSD Balung adalah
salah satu rumah sakit daerah milik pemerintah dengan kategori tipe C yang
penyebabnya adalah 11 bayi BBLR, 5 bayi asfiksia, 4 bayi kejang, dan 2 bayi
kelainan bawaan. Pravelensi BBLR pasien di ruang Nusa Indah RSD Balung
selama tiga tahun terakhir juga terus mengalami peningkatan yaitu sebesar
175 pasien (2017), 211 pasien (2018), dan 224 pasien (2019) (Rekam Medik,
2
2020). Perawatan pada kasus BBLR biasanya memerlukan perawatan yang
pada ibu. Kelahiran bayi berat lahir rendah dan ketakutan pada kelahiran bayi
kelangsungan hidup bayi. Pengalaman ibu merawat bayi berat lahir rendah
Bayi yang mempunyai berat lahir rendah disebabkan tubuh yang kecil
sangat sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karena itulah bayi perlu
karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada
bayi baru lahir belum matang (Proverawati, 2010). Produksi panas yang
berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yag belum cukup atau
bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat mudah mendapatkan infeksi, terutama
3
infeksi nosokomial. Perawatan pada bayi preterm (BBLR) di rumah sakit
baik, kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat serta kebutuhan emosional
dan sosial (Suradi, 2018). Bayi prematur dapat dipulangkan dari Rumah Sakit
jika kesehatan bayi dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau infeksi, bayi
selama tiga hari berturut-turut, ibu mampu merawat bayi, dan dapat follow-up
secara teratur (Dipkes RI, 2008, dalam Magdalena dan Rita, 2018). Hal ini
preterm dapat dipulangkan jika Berat baan mencapai 1800-2000 gram, suhu
terjaga dengan baik pada tempat tidur terbuka, pernafasan stabil, dan tidak
lahir rendah, sangatlah diperlukan ibu dalam beradaptasi dalam masa transisi
menjadi orang tua dalam perawatan pada bayi berat lahir rendah. Orang tua
lain mungkin melihat lebih banyak stres dan sumber daya keluarga yang tidak
antara petugas kesehatan dengan ibu post partum serta keluarga sangatlah
diperlukan untuk mengurangi faktor depresi masa nifas, depresi satu orang
BBLR perlu didukung dengan pengetahuan yang baik, dari pengetahuan ini
4
akan menunjang terhadap pemberian penatalaksanaan yang berkualitas dan
bayi BBLR di rumah, memberikan ASI kepada bayi BBLR di rumah dan
ibu memiliki peran penting dalam merawat dan mengasuh bayinya dengan
baik. Selama ini didalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti kurangnya
dukungan informasi serta pelatihan singkat pada ibu dengan bayi berat lahir
dilakukan di Ruang Nusa Indah selama ini para petugas hanya melaksanakan
BBLR sangat berdampak pada kualitas dan pertahanan hidup BBLR dan bila
ibu tidak melakukan perawatan dengan baik maka akan berdampak pada
angka kejadian infeksi malnutrisi dan kematian pada bayi BBLR. Surasmi
BBLR, masih banyak para ibu yang belum bisa merawat bayinya dengan
5
cemas yang berlarut sehingga ibu kurang berpartisipasi dalam perawatan bayi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti umumnya yang di alami oleh ibu
yang mempunyai masalah pada bayi dengan berat lahir rendah yakni ibu tidak
mengerti permasalahan yang dialami bayinya serta tidak tahu cara perawatan
pada bayi dengan berat lahir rendah serta perlunya identifikasi presepsi ibu
kurang, dan lembab) membuat ibu tidak siap melakukan perawatan bayi
untuk mengukur sejauh mana presepsi ibu tentang perawatan bayi BBLR
apakah sudah benar presepsinya dalam merawat bayi apabila pulang atau
keluar Rumah Sakit, maka peneliti tertarik untuk meneliti adakah Hubungan
Balung.
6
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
BBLR sangat perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satu
caranya yaitu dengan meningkatkan pengetahuan yang benar pada ibu dan
family center care (FCC), sehingga pengetahuan ini dapat membantu ibu
pada bayi preterm atau bayi BBLR. Diduga ada Hubungan Dukungan
7
2. Pertanyaan Masalah
8
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
9
D. Manfaat Penelitian
1. Responden
Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca Hospitalisasi Pada Ibu Post Partum.
2. Masyarakat
dengan BBLR
3. Petugas Kesehatan
10
5. Institusi Pelayanan Kesehatan
6. Peneliti
7. Peneliti Selanjutnya
Persepsi Ibu Post Partum Ibu Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca
Hospitalisasi.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan
2017).
12
Dukungan Tenaga kesehatan adalah kenyamanan fisik dan
a. Dukungan Instrumental
b. Dukungan Informasional
balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini
mudah.
c. Dukungan Emosional
13
sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.
yang positif pada individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu
Bentuk dukungan ini akan membantu individu merasa anggota dari suatu
senasib.
3. Dampak Dukungan
stres dan stres itu sendiri, mempengaruhi strategi untuk mengatasi stress
14
Menurut Elly (2008) dalam Indriyani 2014, dukungan ternyata tidak
stress. Terdapat beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan,
cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara
individu.
B. Konsep Persepsi
1. Definisi Persepsi
15
pengharapan, bahkan disesuaikan dengan orang yang bersama kita saat
2. Klasifikasi Presepsi
kemauan bertindak.
a. Komponen afektif
16
ingin tahu, motif kompetensi dan motif kebebasan. 2. motif-motif sosial
b. Komponen kognitif
bahwa sesuatu itu ’benar’ atau ’salah’ atas dasar bukti, sugesti otoritas,
kepentingan.
c. Komponen konatif
17
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
(Hasmine, 2013):
terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:
dapat berbeda.
bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.
18
kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan
persepsi.
19
akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan
menarik perhatian.
persepsi.
1. Definisi
Berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat saat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan istilah lain untuk bayi
20
tidak seluruh bayi dengan berat badan lahir rendah lahir secara
gestasinya.
1) Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW)
2) Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth
birth weight (ELBW) dengan berat badan lahir < 1000 gram
golongan, yaitu :
dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan.
21
Bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
pada neonatal intensive care unit. perawatan Bayi berat lahir rendah
berikut:
22
dengan hati-hati dengan memperhatikan, manfaat, posisi, dan cara
status gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh
direfleksikan per kilogram berat badan hampir dua kali lipat bayi cukup
1. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
2010).
23
2. Tahap Masa Nifas
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam,
ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
24
normal dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik.
setelah melahirkan.
a. Sistem Reproduksi
1) Involusio Uteri
2011 )
3) Lochea
25
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochia
a) Lochea rubra/cruenta
b) Lochea sanguinolent
c) Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochia rubra. Lochia
d) Lochea alba
e) Lochea purulenta
busuk.
f) Locheastatis
26
Lochea tidak lancar keluarnya.
4) Serviks
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat, sudut
27
pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
dengan baik.
b. Sistem Endokrin
1) Oksitosin
2) Prolaktin
28
setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem Urinaria
e. Sistem Gastrointestinal
29
f. Sistem Muskuloskeletal
kondisi normal.
1) Laktasi
2) Kolostrum
30
merupakan sel-sel epitel yang telah mengalami degenerasi lemak
3) Air susu
h. Sistem Integumen
31
Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan
melahirkan.
Fase ini dapat terjadi pada hari pertama sampai kedua post
Fase ini terjadi pada hari ketiga sampai hari ke sepuluh post
Fase ini terjadi pada hari ke sepuluh post partum, ibu sudah
jawabnya.
E. Konsep Hospitalisasi
32
1. Pengertian Hospotalisasi
adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap
bergantung pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis
2. Dampak Hospitalisasi
stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh
banyaknya faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga
fisiklogis klien akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang
stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya
respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885) bahwa
33
karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo,
2012). Pasien klien akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya
penyembuhan.
menimbulkan stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung
a. Privasi
b. Gaya Hidup
pada gaya hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara
rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh perubahan
c. Otonomi Diri
34
Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi
akan dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini
otonomi.
d. Peran
1) Perubahan peran
2) Masalah keuangan
3) Kesepian
35
5) Ekonomi
F. Penelitian terkait
Pada refrensi hasil penelitian jurnal yang pertema yang pertama tentang
metode kanguru pada bayi berat lahir rendah di ruang Perinatologi RSUD H.
Abdul manap kota jambi tahun 2016 oleh Septiwiyarsi Universitas Adiwangsa
Jambi
sebagai akibat belum lengkap dan matangnya organ dan fungsi tubuh, pada
RSUD H. Abdul Manap dari 230 kelahiran 55 orang bayi lahir dengan BBLR.
Sekitar 3 juta kematian bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat
sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir
Kota Jambi Tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total
univariat dan bivariat dengan uji analisis chi square. Hasil penelitian dari 55
36
ibu yang memiliki bayi BBLR sebanyak 39 orang (70,9%) tidak melakukan
mendapat dukungan keluarga dan ibu yang bersikap negatif sebanyak 31 orang
kanguru.
37
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan penyuluhan mengenai
dengan bayi berat lahir rendah yang dirawat di rumah sakit oleh K. Dewi
Budiarti 1, Sri Yekti Widadi 2, Gina Fitri Herdianti 3 di dapatkan hasil tentang
Pengalaman ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah berbeda dari
pengalaman ibu yang melahirkan bayi pada umumnya. Ibu harus menghadapi
sejumlah tugas psikologis yang dapat mempengaruhi ikatan antara ibu dengan
bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu dengan bayi
purposive sampling. Hasil penelitian ini mengidentifikasi lima tema, yaitu : (1)
Persepsi Ibu tentang Bayi Berat Lahir Rendah, (2) Respon Ibu terhadap
Kelahiran Bayi Berat Lahir Rendah, (3) Penyebab Stres pada Ibu Saat
Memiliki Bayi dengan Berat Lahir Rendah, (4) Harapan Ibu terhadap Petugas
Kesehatan tentang Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit, dan
pengetahuan ibu dengan peningkatan berat badan badan balita di desa berlian
38
dapatkan hasil yaitu Kekurangan gizi pada bayi dan anak menimbulkan
sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi pengetahuan gizi ibu dan status gizi balita serta
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Fisher exact pada level signifikansi
α=0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 41% ibu balita
berpengetahuan kurang baik tentang gizi dan terdapat 18% balita mengalami
variabel tersebut.
terhadap motivasi ibu melakukan perawatan metode kangguru pada bayi berat
jauh dari sasaran mdgs (23/1000 kelahiran hidup). Penyebab utama kematian
bayi adalah asfiksia, bayi prematur, BBLR dan infeksi. Angka kematian bayi
39
kematian bayi di-antaranya dengan Perawatan Metode Kangguru (PMK).
melakukan PMK pada BBLR antara sebelum dan sesudah diberikan konseling.
nilai motivasi ibu antara sebelum dan sesudah diberikan konseling dengan
kepada ibu yang mempunyai BBLR dan anggota kelu-arga berperan penting
Merawat Bayi dengan Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah oleh Deswita
2014. Di dapatkan Merawat bayi menjadi suatu stressor tersendiri terlebih jika
bayi lahir dengan premature dan bayi yang mempunyai berat badan lahir
demikian, ada beberapa ibu yang berhasil merawat bayi premature dan BBLR
di rumah. Ibu yang berhasil merawat bayi premature dan BBLR di rumah
dengan pengalaman yang baru mendapatkan bayi premature dan BBLR, ibu
40
dapatkannya gambaran pengalaman ibu dalam merawat bayi premature dan
dengan studi fenomenologi. Partisipan penelitian ini adalah ibu yang telah
memiliki bayi prematur dan BBLR dirawat di rumah daerah wilayah kerja
bayi premature dan BBLR, (2) Respon ibu terhadap kelahiran premature dan
BBLR (3) Perawatan bayi premature dan BBLR di rumah, (4) Dukungan ibu
dalam merawat bayi premature dan BBLR, (5) Harapan ibu pada pelayanan
kesehatan.
Pada refrensi jurnal yang ke tujuh perilaku perawatan bayi berat lahir
empat bertujuan untuk mengurangi angka kematian bayi di dunia hingga pada
angka 23 per 1000 kelahiran hidup. Kematian pada bayi dan neonatus ini
merupakan bayi berat lahir rendah (BBLR). WHO (2014) mencatat 62%
Kabupaten Klaten angka kematian bayi tercatat 8,5 per 1000 kelahiran hidup
41
perasaan, perilaku, dukungan dan hambatan serta harapan ibu selama
keluarga dalam merawat BBLR dan asuhan aggregat ibu hamil berisiko.
berat badan lahir rendah Melalui pijat bayi dan terapi murrotal oleh Diana
Evasari dkk 2017. Di dapatkan hasil Bayi Berat Badan Lahir Rendah
satu negara yang memiliki angka kejadian BBLR tertinggi yaitu sebesar 15,5%
berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan intervensi pijat bayi dan
42
data menggunakan lembar observasi, sedangkan analisa data yang digunakan
rata berat badan pada pretest sebesar 1368,44 gram, sedangkan rata-rata berat
badan posttest sebesar 1497,81 gram. Pada kelompok kontrol rata-rata berat
badan pretest sebesar 1393.75 gram, sedangkan rata-rata berat badan posttest
dan Efphi Herawati 2018. Di dapatkan hasil Pada dasarnya setiap ibu hamil
cukup sebab bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) selain
2014. Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan
meletakkan di dada ibu (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi tetap
bayi berat badan lahir rendah. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif
korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan
bayi BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur pada bulan Desember
sampai dengan Februari yaitu sebanyak 296 orang. Sampel dalam penelitian
43
ini sebanyak 75 ibu. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan
dan lebih dari setengahnya mau melakukan perawatan metode kanguru. Dari
hasil uji Chi Square terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu
memberikan informasi yang berguna bagi ibu tentang perawatan pada bayi
sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir
rendah di ruang perinatologi rsud h. Abdul manap kota jambi tahun oleh
kesehatan sebagai akibat belum lengkap dan matangnya organ dan fungsi
tubuh, pada RSUD H. Abdul Manap dari 230 kelahiran 55 orang bayi lahir
dengan BBLR. Sekitar 3 juta kematian bayi dengan bayi berat lahir rendah
44
dukungan keluarga dan sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode
kanguru pada bayi berat lahir rendah di ruang perinatologi di rumah sakit
umum daerah H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2016. Sampel dalam
penelitian ini diambil secara total sampling dengan jumlah sampel 55 orang.
disebar secara door to door Kemudian data yang berhasil dikumpulkan dan
akan dianalisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji analisis chi
square. Hasil penelitian dari 55 ibu yang memiliki bayi BBLR sebanyak 39
sebanyak 33 orang (60%) yang tidak mendapat dukungan keluarga dan ibu
45
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
B. Hipotesis
BAB IV
45
METODE PENELITIAN
metode ilmiah (Notoatmodjo, 2012). Pada bab ini akan diuraikan tentang desain
waktu penelitian, prosedur pengumpulan data, alat ukur yang digunakan, analisa
A. Desain Penelitian
adalah penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat,
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat dimana variabel
independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada
tindak lanjut. Pada desain ini tidak semua subyek penelitian harus diobservasi
pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen
dan variabel dependen dinilai hanya satu kali saja (Nursalam, 2008).
46
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum
dengan bayi BBLR di ruang Nusa Indah RSD Balung yaitu jumlah rata-
rata dalam 3 bulan terakhir terakhir April – Juni sebanyak 32 pasien dan
rata-rata dalam per bulan bayi di Ruang Nusa Indah dengan BBLR adalah
10 pasien. .
2. Sampel
Dalam menetapkan sampel ada dua dasar yaitu representatif dan sampel
harus cukup banyak. Dalam penelitian ini, kriteria sampel harus memenuhi
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
47
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
(Nursalam, 2013).
c. Besar Sampel
3. Tehnik Sampling
penelitian dari populasi yang ada (Hidayat A, 2010). Teknik sampling yang
sampel dari populasi yang menpunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota
A. Definisi Operasional
48
Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
2008). Definisi opearsional tersebut terlihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
49
Tabel 41 : Definisi Operasional Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Persepsi Tentang Perawatan Bayi BBLR Pasca
Hospitalisasi Pada Ibu Post Partum di Ruang Nusa Indah RSD Balung.
50
B. Tempat Penelitian
Tempat pengambilan data pada penelitian ini adalah di Ruang Nifas RSD
Balung-Jember.
C. Waktu Penelitian
D. Etika Penelitian
peneliti secara aspek legalitas dan untuk itu peneliti mencantumkan beberapa
1. Autonomy
subjek penelitian, tujuan, dan jenis penelitian serta risiko dari penelitian
bukti tertulis.
2. Informed consent
agar subjek penelitian mengerti dari maksud dan tujuan dari penelitian.
51
menyetujui untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Tidak ada
3. Anonimity
4. Beneficience
kesehatan dapat menjadikan tolak ukur sejauh mana presepsi ibu terhadap
5. Non-Malaficience
kondisi responden sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Sehingga saat
komplikasi post partum. Semua responden dalam kondisi yang stabil baik
52
6. Veracity
7. Justice
kesempatan dan hak yang sama dalam penelitian sebagai subjek penelitian.
dalam Nugroho, 2014). Pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah :
1. Data Umum
identitas diri responden seperti nama inisial, usia, agama, pendidikan, status
53
2. Data Khusus
a. Variabel Independen
b. Variabel dependent
Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Tidak Setuju dengan masing-
penyataan negatif..
1. Prosedur administratif
Balung Jember.
54
2. Prosedur teknis
G.Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara manual dan
berikut:
1. Editing
dan kesalahan.
2. Scoring
a. Pada variabel independen jika jawaban selalu di beri skor 4, jika sering di
55
pernah di berikan skor 1. Setelah itu kemudian dikalkulasi dan
optimal
optimal
beri skor 4, jika setuju di berikan skor 3, jika kurang setuju di berikan
skor 2 dan jika tidak psetuju di berikan skor 1 dan jika jawaban
pertanyaan negatif sangat setuju di beri skor 1, jika setuju di berikan skor
2, jika kurang setuju di berikan skor 3 dan jika tidak psetuju di berikan
berikut:
presepsi tepat
3. Coding
Memberikan kode terhadap hasil skor yang telah diperoleh pada semua
1) Variabel Independen
56
2) Variabel Dependen
4. Transfering
Setelah seluruh kuesioner terisi penuh dan benar serta melewati pengkodean
5. Cleaning
pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Univariate adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel
57
tampilkan dalam bentuk data kategorik berupa variabel-variabel dapat di
2. Analisis Bivariat
Nusa Indah RSD Balung Untuk menganalisis dilakukan dengan uji statistik
Chi Square. Menurut Hidayat A (2007). Uji Chi Square salah satu uji non
parametris yang di lakukan pada dua variabel, dimana skala data keua
58
DAFTAR PUSTAKA
Bang et al., 2015. Low Birth Weight and Pretem Neonates: Can they Managed at
Home by Mother and Trained Village Health Worker. Journal of
Perinatology. Vol. 25 (1): 72-81
Girsang, M. 2009. Pola Perawatan bayi berat lahir rendah di rumah sakit dan di
rumah dan hal-hal yang mempengaruhinya. FIK UI. Thesis. Available
online at http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id= 124600&
lokasi=lokal (diakses 02 Januari 2012).
Depkes RI. 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes
RI.
Depkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan, RI.
Dinkes Provinsi Jatim. 2019. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2018.
Surabaya: Dinkes Provinsi Jatim.
Fiyana, S dan Fathikul, Y.S. (2014). Pengalaman Ibu Dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (Bblr) Mengenai Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Di Rumah. Jurnal Keperawatan UNDIP, 3(1), 320-332
Hazel, E. 2016. Mother of Very Low Birth Weight Babies: How do They Ajust.
Journal of Advanced Nursing. Vol.15 (1): 16-11.
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes
RI.
59
Laviana. N. L. (2016). Peningkatan Bonding Attachment Bayi Prematur dengan
Melibatkan Orang Tua dalam Asuhan Keperawatan sebagai Bentuk
Tindakan Caring yang Dilakukan Perawat. Jurnal Care, 4(1), 1-7
Manuaba, Ida, B.G, dkk. 2017. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Maryunani. 2013. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.
CV.Trans Info medika: Jakarta.
Padila, Amin, dan Rizki. 2018. Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Preterm
Yang Pernah Dirawat Di Ruang Neonatus Intensive Care Unit (Nicu).
Jurnal Keperawatan Silampari. Vol. 1 (2) : 1-16.
Pantiawati. 2010. Bayi Dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha
Medika: Jakarta
60
Suradi, R. 2008. Perawatan Model Kangguru sebagai Pengganti Inkubator untuk
Bayi Berat Lahir Rendah. Jakarta: Perinasia DKI Jakarta.
61
LAMPIRAN
61
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
INFORMED CONSENT
Jember , 2020
Responden
62
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
3. Usia :
Setelah saya membaca atau mendengar serta memahami tujuan dari penelitian ini,
Dengan sukarela dan tanpa paksaan bersedia menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
peneliti dan bersedia diberikan perlakuan sesuai dengan tujuan penelitian. Bila pertanyaan
yang diajukan maupun perlakuan menimbulkan ketidaknyamanan bagi saya, maka saya
Jember, 2020
responden
63
INSTRUMEN PENELITIAN
Hari/Tanggal :
No. Responden :
Kode :
A. Data Umum
Petunjukpengisian:
memberikan tanda centang () pada pilihan jawaban yang disediakan, semua
pertanyaan harus dijawab, tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan
1. Usia : Tahun
a. < 20 th
b. 20 – 35 th
c. > 35 th
2. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
e. Lain – lain
3. Suku
a. Jawa
b. Madura
c. Sunda
d. Lain-lain
64
4. Pekerjaan
a. PNS
b. Wiraswasta
c. Tani
d. Lain-lain
5. Agama
a. Islam
b. Kristen Protestan
c. Hindu
d. Budha
e. Kristen Katolik
6. Penghasilan Keluarga
a. < Rp 1.917.000
b. Rp 1.917.000 – 2.500.000
c. Rp 2.500.000 – 3.500.000
d. > Rp 3.500.000
a. 1
b. 2
c. 3
d. >3
65
8. Riwayat Persalinan Normal
a. 1
b. 2
c. 3
d. >3
a. 1
b. 2
c. 3
d. >3
66
B. Instrumen Penelitian Dukungan Petugas Kesehatan
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban
anda meluputi :
a. Tidak pernah
No Skor
Tidak
Pernyataan Selalu Sering Jarang diisi
pernah
peneliti
1 Petugas kesehatan memberikan pengetahuan
pentingnya dalam merawat bayi dengan BBLR
2 Petugas kesehatan mengingatkan saya
pentingnya ASI untuk bayi dengan BBLR
3 Petugas kesehatan melibatkan keluarga selama
masa perawatan terutama saat perawatan di
Rumah Sakit.
4 Petugas kesehatan menyediakan waktu dan
fasilitas jika saya memerlukan
5 Petugas kesehatan menjelaskan tentang
pentingnya pola memberikan, penyimpanan ASI
yang baik
6 Petugas kesehatan memberikan solusi tentang
perawatan Bayi dengan BBLR yang baik
7 Petugas kesehatan memberikan informasi
tentang pentingnya menjaga suhu lingkungan
pada Bayi dengan BBLR
8 Petugas kesehatan menayakan selama
pemberian informasi perawatan bayi apakah ada
yang kurang di mengerti
9 Petugas kesehatan peduli terhadap saya
10 Petugas kesehatan memberikan tempat yang
nyaman kepada saya selama perawatan terutama
pemberian ASI
11 Petugas kesehatan melibatkan keluarga saya
tentang permasalahan yang saya hadapi
12 Petugas kesehatan memberikan pujian ketika
cara merawat bayi dengan benar
13 Petugas kesehatan memberikan semangat ketika
waktu perawatan
14 Petugas kesehatan meminta persetujuan setiap
3
tindakan yang akan dilakukan terhadap saya
TOTAL
4
C. Instrumen Penelitian Perawatan Bayi dengan BBLR
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban
anda.
Nilai 3 : Setuju
Sangat Skor
Kurang Tidak
No Pernyataan Setuju Setuju diisi
setuju setuju
peneli
5
13 Memberikan susu formula merupakan nutrisi
pendamping ASI untuk bayi
14 Suhu ruangan tidaklah penting dalam menjaga
suhu tubuh bayi
15 Hanya cukup dengan makan tanpan Melakukan
perawatan payudara dapat memperlancar ASI
16 Membersihkan area puting dengan tisu sebelum
menyusui dapat mencegah kuman masuk
kedalam bayi
17 Penggantian pakaian serta popok yang basah
secara cepat dapat memberikan kehangatan
untuk bayi
18 Melakukan perawatan tali pusat setiap hari
dapat mencegah infeksi
19 Memerikan susu pendamping ASI atau susu
formula secara hangat dapat membantu bayi
untuk proses pencernaan.
20 Karna kesibukan Pergi ke posyandu tidak rutin
TOTAL
6
KISI-KISI INSTRUMEN
A Dukungan Instrumental 1, 2 , 3 , 4 4
B Dukungan Informasional 5, 6, 7, 8 4
C Dukungan Emosional 9, 10, 11, 12 4
D Dukungan Pada Harga Diri 13, 14, 15, 16 4
E Dukungan Dari Kelompok Sosial 17, 18, 19, 20 4
A Afektif 2.5.7.9.11.15.17.20 8
B kognitif 3.6.10.12.13.14.19 7
C Konatif 1.4.8.16.18 5
D Pertanyaan positif 5.9.11.17.3.6.12.13.19.1.8.18 12
E Pertanyaan negatif 2.7.15.20.10.14.4.16 8