Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI
DINAS PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR
TAHUN ANGGARAN 2020

NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUANG GURU SMP NEGERI 51 KEC. MANGGALA


LOKASI PEKERJAAN : KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

1. SPESIFIKASI A. PEKERJAAN BETON


BAHAN Agregat
BANGUNAN Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar dan
KONSTRUKSI harus sesuai dengan persyaratan di dalam NI – 2 Bab 3.3, Bab 3.4 dan
Bab 3.5. Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kontaminasi oleh bahan-bahan yang dapat merusak. Agregat halus (pasir)
dan agregat kasar (koral atau split) harus disimpan dalam tempat-tempat
yang terpisah.
Semen
Semen yang dipakai Semen Portland yang banyak beredar di makassar
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton. Semen ini harus dibawa ke tempat
pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat yang tidak terkena air
(dengan lantai terangkat) dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Tinggi
penumpukan tidak boleh lebih dari 2 m. Semen yang rusak atau tercampur
apapun tidak boleh dipakai.
Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun
basah, aspal, oli/minyak gemuk (fat). Juga besi penulangan harus
disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi
penulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 2 Bab 3.7 yang
dinyatakan sebagai U – 32 (Besi Ulir), untuk diameter diatas 13 mm
sedangkan untuk dibawah 13 mm adalah U-24 (Besi Polos), sesuai
dengan keterangan pada gambar perencanaan. Kawat pengikat harus
berukuran minimal garis tengah 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI –
2 Bab 3.7. Penggunaan besi ulir atau besi polos harus memperhatikan
gambar detail pada gambar rencana.
Air
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan
persyaratan dalam NI – 2 Bab 3.6. Sebelum air untuk pengecoran
dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium
Penelitian Masalah Air.
Bahan Additive
Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna
mendapatkan hasil yang baik yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan
additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.

B. PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PELAPIS DINDING


Semen
Pasir
Bata Merah
Semen A-Plus

C. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa.
 Tegangan Maksimum 550 Mpa.
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa.
 Modulus geser 80.000 Mpa.
Lapisan anti karat
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating):
Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran.
Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
 Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Dimensi :
 Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
 Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
Alat Sambung (Screw)
Baut menarik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas
2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm.
Kekuatan Mekanikal
 Gaya geser satu baut 5,10 KN.
 Gaya aksial 8,60 KN.
 Gaya Torsi 6,90 KN.
Brace System (Bracing)
 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah
(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda
baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling)
pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur
kuda-kuda tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing
diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang
sama dan letak berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan
bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace
berdasarkan perhitungan desain struktur.
Material Penutup Atap
Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya,
atau cacat lainnya. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup
nok flashing arah memanjang dan melintang/listplank tepi, kaitan untuk
gording baja profil, sekrup dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya
sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
Adapun spesifikasinya adalah
 Bahan : Spandeck Zincalume
 Lebar : 75 cm
 Tebal : 0.35 mm
 Tinggi Gelombang : 24mm
 Warna : Silver
 Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan pemasangan.
Material Lisplank
 Lisplank Kalsi, merk “kalsi”, lebar 30cm, tebal 8mm

D. PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka Plafond
a. B a h a n ;
Untuk rangka plafond Calsiboard dipakai rangka hollow galvanis dimana
terdiri dari :
 Suspension Rod
 Suspension Clip
 Suspension Bracket
 Wall Angle
 Main Runner
 Furing Chanel.
2. Plafond Tripleks
a. Bahan ;
Plafond yang dipergunakan adalah Plafond tripleks 4 mm merk kalsi harus
berkualitas baik. Contoh dari bahan yang akan digunakan harus diajukan
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari MK /
Konsultan Pengawas.
Calsiboard adalah suatu campuran serat calsium dan bahan semen atau
bahan pengikat hidrolis lainnya yang dibentuk lembaran datar. Lembaran
bahan harus padat tetapi elastis dengan tepi potongan yang lurus, tidak
berkerut , tebal merata 4 mm pada seluruh bidang, tidak berlubang atau
cacat yang merugikan. Lembaran Teripleks 4mm harus mudah dipotong
dan dipaku tanpa menimbulkan cacat atau kerusakan lainnya. Maksimum
penyerapan air 20 % kedap air dan mempunyai kuat tekan 200 kg/cm2 dan
sesuai standar SII 0015-76. Bahan tripleks 4mm digunakan pada
pasangan penutup plafond yang dijelaskan pada gambar rencana.

E. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


a. Bahan
Lantai Keramik yang digunakan di Lantai Ruangan Dalam :
Jenis : Keramik
Ukuran : 40 x 40 cm
Warna : Putih
 Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan
tidak cacat, keramik yang cacat akibat pemasangan harus diganti.
Warna akan ditentukan kemudian oleh MK/Konsultan Pengawas.
 Keramik yang dipakai adalah keramik non slip kualitas terbaik.

F. PEKERJAAN KAYU DAN KACA


 Bahan kusen pintu, jendela, dan jalusi adalah kayu kelas 1 (Bayam),
tidak cacat, harus lurus dan kering.
 Bahan daun pintu panil dan daun jendela adalah kayu kelas 1 (ulin)
 Bahan kaca jendela adalah kaca bening tebal 5 mm.

G. PEKERJAAN ENGSEL DAN KUNCI


Bahan untuk engsel dan kunci pintu dan jendela adalah :
 Kunci tanam 2 slag
 Engsel pintu 4”
 Engsel jendela kupu-kupu 3”
 Grendel jendela
 Kait angin

H. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
semua persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus
jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nimir dan jenis
pintalannya. Semua kawat kawat dengan penampang 6-10 mm keatas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai
kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
 Untuk instalasi penerangan adalah NYM. Semua instalasi penerangan dan
stop kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga
merupakan jaringan pentanahan. Pentahanan disatukan didalam panel.
 Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGbB, NYY. Semua kabel harus berada didalam conduit PVC super
high impact yang disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench,
cable crack dan harus diklem. Digunakan flexible conduit dengan bahan
yang sama untuk menghubungkan instalasi ke masing-masing fixture
lampu.
2. Bahan
 bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
tape sintetis, splice case, composition.
 Lampu Phillips 18 Watt (Hemat Energy).
 Saklar Tunggal Tanam
 Saklar Seri Tanam
 Stop Kontak 10 A – 25 A
 Fitting Lampu Tanam

I. PEKERJAAN PENGECETAN
 Bahan Cat dasar dinding menggunakan Cat dasar Metrolite, bahan Cat
penutup dinding menggunakan Cat Metrolite.
 Cat plafond menggunakan cat yang sama dengan cat dinding. Yaitu Cat
Metrolite.
 Cat kayu kusen, pintu dan lisplank menggunakan Cat Kayu (Avian).
2. SPESIFIKASI A. PERALATAN UTAMA
PERALATAN
KONSTRUKSI No Jenis Jml Kepemilikan/ Kondisi
DAN PERALATAN Status
BANGUNAN 1 Molen 1 Unit Milik/Sewa Baik
2 Mobil Pickup 1 Unit Milik/Sewa Baik
Peralatan dilengkapi dengan bukti atau dokumen pendukung.

3. SPESIFIKASI Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan
PROSES / harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh
KEGIATAN pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat
komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
2. Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan
kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya
secara teratur.
3. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
4. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara
dan lain-lain.
6. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan
obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan
gigitan ular.
7. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain
selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi
9. yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
10. Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur
dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
11. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
12. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain,
alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko
14. tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di
dekat tempat mereka bekerja.
15. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan
16. cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
17. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK,
ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat
dimana dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans,
nomor telepondan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

Perlengkapan keselamatan kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena
licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi
4. pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
5. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
6. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
A. IDENTIFIKASI BAHAYA

No Jenis Identifikasi Bahaya


Pekerjaan
1 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Beton/Pekerj  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
aan Struktur  Tertimpa material Ready mix atau material pengecoran
 Tangan terjepit besi tulangan
 Tertusuk ujung kayu bekesting
2 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Pasangan  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
Dinding  Tertimpa material Batu bata
 Tangan dan mata iritasi terkena adukan semen
 Terjatuh dari alat perancah
3 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Rangka dan  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
Penutup  Terluka akibat terkena material spandek
Atap  Terjatuh dari ketinggian saat pekerjaan atap
4 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Pelapis  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
Dinding  Tangan dan mata iritasi terkena adukan semen
 Terjatuh dari alat perancah
5 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Plafond  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
 Terluka akibat terkena material plafon
 Terjatuh dari ketinggian saat pekerjaan plafon
6 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Pelapis  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
Lantai  Tangan dan mata iritasi terkena adukan semen
 Terluka akibat terkena material keramik
7 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Kayu dan  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
Kaca  Kecelakaan pada saat pekerjaan pemasangan kusen
 Terluka akibat terkena material kayu dan kaca
8 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Instalasi  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
Listrik  Kecelakaan akibat tersengat aliran listrik
 Terluka akibat terjatuh dari ketinggian pada saat
pekerjaan instalasi
9 Pekerjaan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum
Pengecetan  Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan kerja
 Tangan dan mata iritasi terkena campuran material cat
 Terluka akibat terjatuh dari ketinggian pada saat
pekerjaan pengecetan

B. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan adalah 90 (Sembilan Puluh) hari


kalender
4. SPESIFIKASI Pekerjaan Utama yang diuraikan dalam Metode Pelaksaan Pekerjaan ini :
METODE
No Jenis Pekerjaan Utama
KONSTRUKSI /
METODE 1 Pekerjaan Beton
PELAKSANAAN /
2 Pekerjaan Pasangan Dinding
METODE KERJA
3 Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap
4 Pekerjaan Pelapis Dinding
5 Pekerjaan Plafond
6 Pekerjaan Pelapis Lantai
7 Pekerjaan Kayu dan Kaca
8 Pekerjaan Instalasi Listrik
9 Pekerjaan Pengecetan

1. PEKERJAAN BETON/PEKERJAAN STRUKTUR


 Proporsi
Kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa
sehingga mencapai kekuatan beton karakteristik 200 kg/cm2, sesuai
dengan syarat-syarat PBI – 71 Pasal 4.6 dan 4.7.
 Pengecoran Beton
Kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting.
Alat-alat pengaduk (beton molen) dan alat pembawa harus bersih.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya dan diperiksa sebelum
pengecoran dilakukan. Direksi Pengawas harus menerima pemberitahuan
minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan
persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pelaksanaan Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI
1971 kecuali dipersyaratkan lain. Beton tidak boleh dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,50 meter dan segera sesudah pengecoran, lapisan-
lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (internal concrete
vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih besar
dari 7000 impuls per menit. Penggunaan alat penggetar tidak boleh
mengenai besi penulangan. Pemadatan dengan penggetaran ini harus
dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 6.4.
 Penyambungan Beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
permukaan yang lama dibersihkan dan dikasarkan, bekisting harus
dikencangkan kembali dan penyambungannya dengan menggunakan air
semen, jika umur beton lebih dari 3 hari penyambungannya harus
menggunakan Bonding Agent yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
 Kolom dan Balok Praktis
Kontraktor harus memberikan/merencanakan kolom-kolom praktis untuk
pemasangan dinding seluas 12 m2 atau dimana dianggap perlu harus
dipasang kolom praktis.
 Pemeliharaan Beton
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab
dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan
air secara rutin, sehingga beton berumur satu minggu. Pada umur 24 jam
harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran dan
sinar matahari.
 Masa Pelaksanaan
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara continue
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton
harus dibuat benda uji untuk ditest di laboratorium. Penyerahan dan
pengambilan benda uji harus disertai Direksi Pengawas. Jumlah benda uji
yang dibuat sesuai dengan permintaan Direksi Pengawas. Setelah
berumur 7 (tujuh) hari, benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di
laboratorium. Ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971 Bab 4.7 harus
dipenuhi.

2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING


 Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-masing ukuran
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dan Kontraktor harus memasang piket (uitzet) lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata dipasang
dengan adukan pengikat sambungan (spesi) 10 mm didasari dengan baik
dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata.
 Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih
dari satu meter tingginya.

3. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap, Pemborong harus
memeriksa terlebih dahulu apakah seluruh rangka telah selesai dipasang
dan sudah sesuai menurut ketentuan dalam persyaratan teknis ini.
 Pelaksana pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah diijinkan Pengawas.
 Lingkup Pekerjaan Meliputi penyiapan bagian-bagian yang akan dipasang,
menyediakan material alat-alat bantu dan pemasangan penutup atap
 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga
ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung
kontraktor.
 Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris
ke arah atas, kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas
dan seterusnya hingga atap tertutup semua.
 Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup
lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
 Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
 Puncak atap harus ditutup nok atap model ”U” dengan bahan yang sama
dan sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatannya.
 Pada sambungan atap di daerah jurai dipasang flashing yang terbuat dari
bahan yang sama.

4. PEKERJAAN PELAPIS DINDING


 Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan ½ bata dilapisi dengan
plester semen setebal 1,5 cm dan dihaluskan permukaannya dengan
acian.
 Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua lapisan
adukan, tapi satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal lapisannya tidak
lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang distujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan
plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
 Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah
dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk
menghindari kerusakan (retakan). Sewaktu kondisi udara lingkungan
kering dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
 Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap dengan plafond yang
tidak terlihat, tidak diplaster.

5. PEKERJAAN PLAFOND
 Penetapan pengukuran yang tepat untuk pemasangan dengan
memperhatikan rencana peletakan, rangka batang-batang pengantung
harus terpasang dengan menjamin kekakuan kebidangan (level), kelurusan
dan kerataan (flush) seluruh bidang langit-langit setelah terpasang.
 Setelah beberapa waktu sistem langit-langit sudah pada bidang yang lurus
dan rata. Dimana diperlukan lubang masuk keruangan langit-langit kepada
bagian instalasi tertentu. Bagian langit-langit yang dapat dibuka harus
dipasang.
 Perlu dilakukan koordinasi kerja dalam pemasangan langit-langit terhadap
pekerjaan lain yang berkaitan, seperti pekerjaan listrik dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja.
 Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak lurus atau tidak rata seluruh
atau sebagian bidang plafond, adanya bagian plafond yang cacat,
sehingga menurut Konsultan Pengawas atau Direksi harus diperbaiki atau
harus diganti, maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


 Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai dengan
gambar kerja dan petunjuk Konsultan Pengawas..
 Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan dipasang diseleksi
sesuai dengan warna-warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan
dilaksanakan dengan rapi dengan memakai mesin pemotong dan
pinggirannya diasah dengan batu pengasah.
 Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air hingga tercapai kondisi
jenuh air untuk menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu
cepat.
 Keramik dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 Pc : 4 Ps dalam
perbandingan volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints) yang lurus
dan apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen.
Sesudah cukup kering keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih,
dan apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.
 Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, lantai harus
dihindari dari injakan dan gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang
menempel pada permukaan lantai harus segera dibersihkan sebelum
menjadi kering.
 Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat atau
tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh
Konsultan Pengawas, dan biaya yang timbul akibat pembongkaran
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.

7. PEKERJAAN KAYU DAN KACA


 Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai
dengan contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik.
Bahan-bahan ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya sewaktu
penyimpanan, pemasangan sampai diserahkan dengan baik.
 Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih/berpengalaman
untuk pekerjaan yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli.
 Toleransi pemasangan kusen di salah satu dinding adalah 10 – 25mm
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
 Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus distel tengah-tengah
dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
 Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau
cara lain yang tidak membekas pada kaca ketika dibersihkan.
 Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-alat
pelindung, tanda-tanda label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci.
 Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan, baik
pada bahan maupun cara pengerjaannya, water tight serta jaminan
pemeliharaannya.
 Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak berfungsinya komponen pintu
dan jendela, tidak lurus dan tidak berfungsinya pintu dan jendela dengan
baik, yang apabila menurut Konsultan Pengawas harus diperbaiki atau
harus diganti, maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar
instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada
dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel
(jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator dengan jarak 1,00
atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam
pipa PVC.
 Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 110V
//220V.

9. PEKERJAAN PENGECETAN
a. Persiapan dan pengecatan dasar plesteran
o Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mongering dan jangan
dipulas (dicat) sampai permukaannya betul-betul kering (kadar lembab 8
%). Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong
dan diperbaiki dengan plesteran dari jenis yang sama.
o Retak-retak sedikit harus (retak rambut) ditambal dengn penambal keras
dan tidak menyusut, retak-retak yang lebar harus dipotong dengan
pinggir-pinggirnya dan tambal dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum
permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan sekali,
debu-debu yang menempel pada permukaannya harus dibersihkan
dengan lap yang kering dan kasar lalu dilanjutkan dengan menyekannya
memakai lap yang dibasahi dengan air bersih lalu dikeringjkan.
b. Pengecatan dasar plesteran Cat Tembok/Plafond.
o Cat Tembok dapat digunakan yang berkualitas baik, dan tata laksana
pengecatannya mengikuti patent pabrik.
o Bagian yang akan dicat tembok adalah :
 Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah (diplester + aci)
dengan rata.
 Plafond keseluruhan.
 Seluruh permukaan beton yang nampak (Balok, ringbalk, kolom,
plat/tangga) dan telah diplester + aci dengan rata.
 Seluruh permukaan beton yang nampak (Cansteen dan dinding beton)
dan telah diplester + aci dengan rata.
 Seluruh permukaan paving block yang berwarna merah baik baru
maupun pekerjaan lama dilakukan pengecatan ulang yang
sebelumnya telah disikat dan di semprot dengan mesin compressor.
Pengecatannya dapat dilakukan dengan manual sesuai petunjuk
direksi.
o Sebelum dinding dicat terlebih dahulu harus diaci semen campuran 1
kapur : 8 pc dan diamplas kemudian diplamur dengan plamur tembok
dan diamplas hingga halus, barulah dilakukan pengecatan secara
merata.
o Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus
disetujui oleh Direksi atau Bouwheer.
c. Lapisan Cat Penyelesaian (finishing)
Lapisan cat penyelesaian harus dipulaskan menurut ketentuan-ketentuan
berikut:
a. Pekerjaan Kayu (dicat)
Diberi 2 lapis cat dasar synthetic resins yang mengkilapn kalau sudah kering
b. Pekerjaan kayu di-teak oil/pelitur transparan
Diberi 4 lapis teak oil yang disetujui, tiap 24 jam sekali dilakukan dengan
kuas dan diampelas dengan amplas, terakhir dengan kain halus.
d. Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah
ahli dan berpengalaman dalam bidang ini, seorang mandor yang betul-betul
cakap harus selalu mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan itu
dilaksanakan.
5. SPESIFIKASI
JABATAN
MANAGER
KERJA
KONSTRUKSI

ADMI NISTRASI PELAKSANA LOGISTIK

Jabatan
Pendidikan
NO dalam Pengalaman Sertifikat Keahlian
terakhir/minimal
pekerjaan
Daftar Personil Manajerial
SKT.Pelaksana
Pelaksana Bangunan Gedung
1. SMA/SEDERAJAT Min. 1 Tahun
Lapangan /Pekerjaan Gedung
(TA. 022)
Tidak
Sertifikat K3
2. Petugas K3 SMA/SEDERAJAT dipersyaratk
Konstruksi
an
Daftar Personil Pelaksana Teknis
SKT. Mandor
Pemasangan
Tenaga
1 SMA/SEDERAJAT Min. 1 Tahun Rangka Atap Baja
Terampil
Ringan
(TS. 056)
SKT. Tukang Besi
Tenaga Beton / barbender /
2 SMA/SEDERAJAT Min. 1 Tahun
Terampil bar bending
(TS. 012)

Makassar, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai