Anda di halaman 1dari 3

LIHAT KE HALAMAN ASLI

rizal kurniawan
jalan angin-angin buko rt/rw: 03/03 wedung demak

FO LL OW

paling Indonesia "Permainan tradisional di Indonesia"


    

6 Mei 2011   17:48 |

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00

Balap karung
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan
Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam
karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir. Meskipun sering mendapat kritikan karena
dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura,
balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan
makan kerupuk.Lomba balap karung juga diapresiasi oleh pendatang dari luar negeri dengan
langsung terlibat dalam perlombaan ini.

Congklak
Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai
biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-
tumbuhan.Permainan congkak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka
menggunakan papan yang dinamakan papan congkak dan 98 (14 x 7) buah biji yang
dinamakan biji congkak atau buah congkak. Umumnya papan congkak terbuat dari kayu dan
plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng
atau plastik. Pada papan congkak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil
yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi
pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal
permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang
berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan
meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil
yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila
habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di
sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di
sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti
dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi
yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah
yang mendapatkan biji terbanyak.

Hompimpa
Hompimpa atau hompimpah adalah sebuah cara untuk menentukan siapa yang menang dan
kalah dengan menggunakan telapak tangan yang dilakukan oleh minimal tiga peserta. Secara
bersama-sama, peserta mengucapkan kata hom-pim-pa .

Hompimpa oleh anak-anak di desa Sambi, Sleman, Yogyakarta Ketika mengucapkan suku kata
terakhir (pa), masing-masing peserta memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian
dalam telapak tangan menghadap ke bawah atau ke atas. Dalam budaya Betawi, hompimpa
dilakukan dengan lagu berlirik "Hompimpa alaium gambreng. Mpok Ipah pakai baju rombeng."
Pemenang adalah peserta yang memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari para peserta
lainnya. Ketika peserta lainnya sudah menang, peserta yang kalah ditentukan oleh dua peserta yang
tersisa dengan melakukan suten. Biasanya hompimpa digunakan oleh anak-anak untuk menentukan
giliran dalam sebuah permainan. Sewaktu bermain Petak umpet misalnya, anak yang kalah
hompimpa mendapat giliran sebagai penjaga pos.

Lari Kelereng
Lari kelereng adalah salah satu perlombaan yang dilaksanakan pada perayaan 17agustus .
Peralatan

 Kelereng
 Ember
 Sendok

Cara bermain

 Ada dua orang yang sedang menggigit sendok.


 Di sendok salah satu dari mereka terdapat 1 kelereng
 Yang memenggang kelereng tersebut datang menghampiri yang tidak memenggang
kelereng.
 Setelah orang yang tidak memegang kelereng tersebut mendapat kelereng,
 orang tersebut berjalan ke belakang dan memasukannya ke dalam ember.

Anda mungkin juga menyukai