Disusun oleh:
Asep Sudrajat
Nomor pokok: 141.085
II C-II
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyalahgunaan Narkoba di
Kalangan Remaja”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi
Hukum dengan dosen Ibu Nani Kurniasih, SH.,MH.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan
demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental dan
sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung
sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bahaya narkoba. Seharusnya kita
senantiasa berfikir jernih untuk menghadapi globalisasi teknologi dan globalisasi yang
berdampak langsung pada keluarga dan para remaja khususnya. Kita harus memerangi
kesiasiaan yang di akibatkan oleh narkoba. Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir
tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja hal ini bisa membuat
para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan
anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya
yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari
pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk
selalu menjauhi Narkoba.
Narkoba merupkan singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif. Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong makanan jika diminum ,
dihisap, ditelan, atau disuntikan dapat mennyebabkan ketergantungan dan berpengaruh
terhadap kerja otak,demikian pula fungsi vital organ tubuh lain
Narkotika
Narkotik berasal dari bahasa Inggris, yaitu narcotics yang berarti obat bius. Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,atau
ketagihan yang sangat berat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).
b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidindan turunannya,
benzetidin, betametadol.
c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.Contoh : codein dan
turunannya (Martono,2006).
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis,bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan
jiwa(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997). Jenis psikotropika dibagi
atas 4 golongan :
a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk
menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan,
dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine
dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat
menthaphetamin).
c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.
Zat adiktif lainnya adalah zat–zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
a. Rokok
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan.
1. Narkotika
Opium (opiad). Opiad atau opioid berasal dari kata opium. Jus dan bunga opium
(papaver somniverum) mengandung kurang lebih 20 alkaloid opium dan termasuk
dalam kelompok morfin. Nama opioid juga untuk opiate, yaitu suatu preparat atau
derivate dan opium dari narkotik sintetis yang kerjanya menyerupai opiate tetapi tidak
didapatkan dari opium. Opiate yang sintetis dan opiate alami adalah heroin, kodein,
dan hydro morphone (dilaudid). Bahan-bahan opiad yang sering disalahgunakan
adalah candu, morfin, heroin (putaw), codein, denero, dan methadone.
Kokain (shabu-shabu). Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan
merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Kokain merupakan alkoloid
yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca yang berasal dari Amerika
Selatan. Saat ini kokain digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidup, dan tenggorokan karena efek vasokonstriksitnya juga
membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin
dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Ganja (canabis). Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabioid psikoaktif.
Tanaman kanabis biasanya dipotong-potong kecil dan digulung menjadi rokok disebut
joints. Pemakaian ganja akan mengikat pikiran dan dapat membuat ketagihan
pemakainya. Efek penggunaan ganja adalah kehilangan konsentrasi, meningkatnya
denyut nadi, koordinasi tubuh yang buruk, keseimbangan menurun, timbulnya
ketakutan dan rasa panik, depresi, kebingungan, dan halusinasi. Ganja dikenal juga
dengan sebutan mariyuana.
2. Psikotropika
Zat penenang. Contoh zat penenang yang termasuk psikotropika adalah valium yang
terdapat pada obat tidur. Penggunaan psikotropika zat penenang bisa menyebabkan
gangguan pada otak dan menyebabkan rasa takut, serta rasa bimbang diiringi rasa
cemas yang berlebihan.
Zat psikostimulat. Contoh zat psikostimulat yang termasuk psikotropika adalah
amfetamin yang dapat dibuat menjadi ekstasi dan shabu-shabu. Efek penggunaan zat
psikostimulat adalah menimbulkan kerusakan saluran darah, jantung, dan hati.
Zat halusinogetik. Contoh zat halusinogetik yang termasuk psikotropika adalah
Lyseric Acid Diethylamide (LSD). Penggunaan zat halusinogetik menyebabkan
gangguan pada otak serta menimbulkan halusinasi dan ketakutan yang berlebihan.
3. Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan bahan lain yang bukan termasuk narkotika dan psikotropika.
Penggunaan zat adiktif dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi bagi
pemakainya. Contoh zat adiktif yang sering digunakan oleh masyarakat antara lain alkohol,
rokok, dan kafein.
Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka masing-
masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika, narkoba atau
zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa seseorang menjadi
pecandu atau pengguna zat terlarang :
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain
tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat
terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi orang yang ingin
disebut gaul oleh golongan atau kelompok itu, ia harus memakai zat setan tersebut.
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar
anggota biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota
kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya
anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan narkotik
itu agar merasa seperti keluarga senasib sepenanggungan.
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa
sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati
sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat terlarang.
4. Coba-Coba
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang
tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad, maka seseorang dapat
mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang
sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang
tanpa bisa berhenti.
5. Ikut-Ikutan
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak orang
lain yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama merasakan penderitaan
yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat terlarang
sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran setelah korban ketagihan. Orang yang melihat
orang lain asyik pakai zat terlarang bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut
termasuk menyalah gunakan tempat umum.
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak, mabok, atau
jadi gembira ria.
Seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain
sebagai sosok yang ditakuti agar segala keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat terlarang
akan membantu membentuk sikap serta perilaku yang tidak umum dan bersifat memberontak
dari tatanan yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap hebat oleh kawan-kawannya pun
dapat terjerembab pada zat terlarang.
Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang adalah
sesuatu yang tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam pikiran. Zat terlarang
dapat membantu seseorang yang sedang banyak pikiran untuk melupakan kebosanan yang
melanda. Seseorang dapat mengejar kenikmatan dengan jalan mnggunakan obat terlarang
yang menyebabkan halusinasi / khayalan yang menyenangkan.
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang terhebat,
penuh tenaga dan penuh percaya diri.
Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang ingin dianggap dewasa oleh orang
lain agar dapat hidup bebas, sehingga melakukan penyalah gunaan zat terlarang. Dengan
menjadi dewasa seolah-olah orang itu dapat bertindak semaunya sendiri, merasa sudah
matang, bebas orangtua, bebas guru, dan lain-lain.
2.4 Dampak Dari Penyalahgunaan Narkoba
Dampak Fisik
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang
lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam
kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan
organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol
mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan
cytocell dan mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-
sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya
transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan
didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan
narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat
berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti
menggunakan narkoba seperti heroin. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami
konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan suatu yang mengkhawatirkan bagi para pengguna narkoba.
Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami
GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan
narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit
pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan
selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver,
jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka
panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang
bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik
yang muncul akibat infeksi virus (Hepatitis C dan HIV/AIDS) yang sangat umum terjadi di
kalangan pengguna jarum suntik.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala
seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali
menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian
dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya
yang mencegahnya. Suara-suara ini seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi
menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba dan nikmatnya
efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali menyebabkan pecandu relaps
(kambuh). Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang
membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang
bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para
pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal
kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita
bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta
tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan
penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan
menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk
mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari
tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, karena perilakunya selalu
impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah
tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan
narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia
sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba
hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya. Bisa
dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal sehat para
penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap kecanduan.
Dampak Emosional
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah suasana hati. Saat menggunakan narkoba,
susana hati, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang
diciptakan oleh narkoba adalah perubahan emosional. Narkoba dapat mengakibatkan
ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama
alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu,
dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali
mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut
pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga
seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba
dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan
terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi
seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia
baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi
orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli
siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik
atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan
orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh
narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam
dirinya, yaitu kepribadian pecandu. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang
lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas
dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang,
dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan
jago berbohong dan mencuri.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba
adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh
seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia
berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun,
tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’
saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan
kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.
Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika
digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan
membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan
untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
3. Ganja (ganja/cimeng)
Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan yang lebih mulia.
Sebagai generasi muda, lebih baik meningkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan
keinginan mulia daripada menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Narkoba
membuat hidup kita sia-sia. Sesal dikemudian hari yang akan kita dapat.
Menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba, itu yang lebih utama.
Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan yang positif. Banyak dari kita yang
kebingungan dalam mengisi waktu luang. Terkadang kita berakhir pada pilihan yang
salah yaitu pergaulan bebas. Padahal banyak kegiatan positif yang dapat kita lakukan.
Misalnya dengan mengikuti kursus-kursus ketrampilan ataupun kegiatan berkebun.
Jangan Mencoba
Kesalahan terbesar semua remaja pengguna narkoba adalah mereka pernah mencoba.
Sekali anda mencoba, anda telah menjadi pengguna dan akan kecanduan. Anda tidak
akan pernah menjadi pecandu narkoba jika anda tidak pernah mencoba. Oleh karena
itu jangan pernah mencoba menggunakan narkoba.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Narkoba merupkan singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif Narkoba sebenarnya adalah psikotropikka yang biasa dipakai dalam bidang
kedokteran untuk membius pasien pada saat akan dioperasi. Tetapi karena disalah gunakan,
narkoba dapat membahayakan penggunanya. Banyak berbagai macam jenis narkoba dan juga
efek yang ditimbulkannya bila dikonsumsi berlebihan (over dosis ) hingga menyebabkan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-narkotika-yang-sering-disalahgunakan-
dipakai-ganja-opium-kokain-morfin-heroin-dkk.html 26 April 2015 09.25
http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-penyebab-alasan-seseorang-memakai-
menggunakan-narkoba-narkotika-zat-adiktif.html 26 April 2015 09.35
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/20/957/dampak-langsung-dan-tidak-
langsung-penyalahgunaan-narkoba# 26 April 2015 9.45
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2014/03/24/jenis-jenis-narkoba-dan-dampaknya-
642994.html 26 April 2015 10.05