Anda di halaman 1dari 12

A.

JUDUL
Perbedaan Efektivitas PAC dengan Campuran Tawas dan Kapur Sebagai
Bahan Koagulan Dalam Meningkatkan Kualitas Air Gambut
di Desa Punggur Besar, Kabupaten Kubu Raya

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan makhluk hidup
setelah udara. Sekitar dua pertiga bagian dari tubuh kita terdiri dari air. Selain itu
air juga dipergunakan untuk memasak, mandi, mencuci dan membersihkan
kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain. Air
juga dapat menyebarkan penyakit-penyakit yang menyerang manusia, yang juga
dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana. Misalnya penyakit diare,
kolera, cacingan, dan penyakit kulit. Kebutuhan akan air bersih di daerah
pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan
sebagainya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena
semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah
industri.
Dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus
dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Karena dengan demikian
masyarakat dapat terpenuhi secara adil dan merata kebutuhannya sehingga
penyediaan air bersih yang merata tidak memudahkan timbulnya penyakit
lingkungan dimasyarakat.
Mengingat pentingnya air, manusia selalu berusaha untuk mendapatkan air
dengan bermacam-macam cara dan dari berbagai sumber untuk keperluan sehari-
hari. Khusus diperkotaan, untuk mendapatkan air bersih, masyarakat sudah
terlayani dengan adanya PDAM setempat. Walaupun terkadang PDAM bukanlah
solusi yang terbaik. Hal ini disebabkan karena pelayanan PDAM tidak
selamanya baik karena adanya berbagai gangguan teknis atau lainnya. Tetapi,
untuk di daerah pedesaan yang masih belum terjangkau pelayanan PDAM, maka
sumber air bersih menjadi kendala bagi warga pedesaan. Mereka menggunakan
air apa saja yang ada di sekitarnya. Air yang mereka pergunakan berasal dari air
hujan, sumur galian, sumur bor dan air permukaan lainnya termasuk pula air

1
gambut sebagai sumber air yang belum tentu memenuhi syarat kesehatan yang
ditentukan oleh pemerintah atau Depkes.
Di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya tepatnya di Desa
Punggur Besar yang merupakan daerah pedesaan, air bersih yang mereka
gunakan bersumber dari anak sungai yang ciri fisik airnya merupakan air gambut
yang berwarna kuning kecoklatan.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa kebutuhan akan air bersih di desa
Punggur Besar masih belum optimal. Hal ini disebabkan belum terlayaninya
masyarakat oleh PDAM. Oleh karena itu, kebutuhan air bersih mereka peroleh
dari PAH (Penampungan Air Hujan) untuk keperluan memasak. Sedangkan
sumber air lain yang mereka pakai sehari-hari berasal dari air permukaan yang
berwarna kuning kecoklatan yang merupakan ciri fisik air gambut.
Menanggapi hal tersebut, maka perlunya suatu metode untuk pengolahan
air gambut, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas air gambut, baik dalam
meningkatkan pH, menurunkan warna dan menurunkan kekeruhan air gambut.
Oleh karena itu, ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan
air gambut, yaitu proses netralisasi, koagulasi, aerasi, filtrasi, sedimentasi, dan
disinfeksi. Salah satu metode yang akan digunakan dalam pengolahan air gambut
di Desa Punggur Besar adalah dengan proses koagulasi yang menggunakan PAC
dan tawas + kapur sebagai bahan koagulan yang bersifat sederhana, praktis, dan
ekonomis. Berdasarkan peruntukkannya, PAC, tawas dan kapur merupakan
bahan koagulan yang berfungsi untuk penjernihan air, tetapi secara kualitas
antara PAC dengan campuran tawas dan kapur ada perbedaan efektifitas antar
kedua koagulan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “ Perbedaan efektivitas antara PAC dengan campuran tawas dan kapur
sebagai bahan koagulan dalam meningkatkan kualitas air gambut di Desa
Punggur Besar Kabupaten Kubu Raya ”.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah
“Apakah Ada Perbedaan Efektivitas antara PAC dengan Campuran Tawas dan
Kapur dalam Meningkatkan Kualitas Air Gambut di Desa Punggur Besar
Kabupaten Kubu Raya”.
D. TUJUAN
1. Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
efektivitas antara PAC dengan campuran tawas dan kapur sebagai bahan
koagulan dalam menurunkan warna air gambut di Desa Punggur Besar
Kabupaten Kubu Raya.

2. Khusus

• Mengetahui dosis efektif antara PAC dengan campuran tawas kapur


sebagai bahan koagulan dalam menurunkan warna air gambut.

• Mengetahui efektifitas PAC sebagai bahan koagulan dalam


meningkatkan kualitas air gambut.

• Mengetahui efektifitas tawas kapur sebagai bahan koagulan dalam


meningkatkan kualitas air gambut.

• Mengetahui perbedaan efektifitas antara PAC dengan tawas+kapur


sebagai bahan koagulan dalam meningkatkan kualitas air gambut.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan setelah penelitian ini adalah masyarakat dapat
mengetahui dosis yang efektif disetiap pemberian bahan koagulan dalam
beberapa liter air pada setiap kepala keluarga sehingga masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan air bersih secara optimal sesuai dengan standar kesehatan
yang ditetapkan oleh pemerintah serta diharapkan jurnal ini dapat menjadi bahan
referensi untuk penelitian berikutnya.

F. KEGUNAAN
1) Masyarakat dapat memilih bahan koagulan yang efektif, praktis, dan
ekonomis antara PAC dengan tawas kapur dalam meningkatkan kualitas air
gambut.
2) Dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah air bersih melalui
metode praktis dalam meningkatkan kualitas air gambut.
G. TINJAUAN PUSTAKA
a. Air dan Kehidupan
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi semua makhluk
hidup dimuka bumi ini. Tanpa air tidak ada satupun makhluk hidup yang
mampu bertahan. Demikian pula dengan manusia. Tidak ada seorangpun
yang dapat tetap bertahan hidup dibumi ini tanpa keberadaan air.
Kebutuhan air bagi manusia menyangkut dua hal. Pertama, air untuk
kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk hayati seperti untuk makan dan
minum. Kedua, air digunakan untuk kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial yang berbudaya yaitu untuk mandi, mencuci, dan berbagai keperluan
umum lainnya seperti perdagangan, pertanian, perikanan, perindustrian dan
sebagainya.

b. Sumber Air
Air yang berada dipermukaan bumi dapat berasal dari berbagai sumber.
Yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah.
1) Air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Air hujan ini terjadi
melalui proses evaporasi, kondensasi, dan selanjutnya terjadi presipitasi
akibat benturan antara gumpalan-gumpalan air.
2) Air permukaan adalah sumber air terbesar yang terdapat dipermukaan
tanah. Air permukaan meliputi sungai, danau, telaga, waduk, rawa dan
lain sebagainya.
3) Air tanah adalah air yang terdapat dipermukaan tanah yang dapat
diperoleh dari air sumur dan air infiltrasi. Air tanah mengandung
bahan-bahan mineral seperti Ca, Mg, Mn, Fe, dan anion SO4, CO3 dan
Cl. Makin dalam air tanah yang akan diambil maka makin tinggi
kandungan ion-ion tersebut.

c. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Menurut Feachem, Richard, dkk (1980), mengelompokkan penyakit


yang ditularkan melalui media air kedalam empat kategori yaitu:
1. Water Borne Disease
Water borne disease adalah penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
air yang disebabkan oleh organisme patogen. Dua penyakit utama yang
menyebabkan tinggi jika tidak ada pengobatan adalah penyakit thyphus
dan kholera. Dua penyakit ini terjadi secara dramatis karena sumber
penjangkitan umumnya adalah sumber air yang tercemar oleh tinja
penderita atau pembawa infeksi.
2. Water Washed Disease.
Water washed disease merupakan semua infeksi yang dapat menyebar
dari satu orang ke orang lain melalui air, bisa juga secara langsung
ditransmisikan oleh tinja ke mulut melalui makanan yang kotor. Jenis
penyakitnya adalah diare infeksi permukaan tubuh, kulit dan mata.
3. Water Based Disease
Water based disease adalah penyakit yang ditularkan oleh agen penyakit
penyebab yang menjalani sebagian siklus hidup didalam tubuh vektor
misalnya penyakit yang ditularkan oleh cacing yang terdapat dalam siput
air misalnya Schistosomiasis.

d. Syarat-Syarat Air Bersih


Menurut permenkes RI nomor 416/MENKES/PER/IX/1990, Persyaratan
air bersih yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1) Syarat Kuantitatif
Bahwa air berdasarkan jumlahnya harus memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya
kebutuhan akan air bersih.
2) Syarat Kualitatif
Selain dari segi jumlah, yang harus mencukupi maka dari segi kualitas pun
harus diperhatikan. Syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
- Syarat fisik; yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tingkat
kekeruhan.
- Syarat kimia; yaitu tidak terdapat zat beracun, tidak mengandung zat
kimia yang menimbulkan gangguan fisiologis, teknis dan gangguan
ekonomis.
- Syarat bakteriologis; mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator
persyaratan bakteriologis pada air bersih adalah keberadaan bakteri
coliform dan coli tinja.
e. Air Gambut
Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut yang banyak
terdapat didaerah pasang surut dan rawa. Ciri khas dari air gambut pada
umumnya adalah warna merah kecoklatan, mengandung zat organik yang
tinggi, rasanya asam, pH antara 2-5, tingkat kesadahan rendah (Koesnadi,
1995).
Terjadinya air gambut disebabkan banyaknya zat organik yang terlarut
dalam air terutama dalam bentuk asam humus dan derivatnya. Asam humus
merupakan salah satu senyawa yang menentukan terbentuknya warna merah
kecoklatan pada air gambut. Banyaknya zat organik yang terkandung dalam
air gambut merupakan hasil dekomposisi seperti bangkai, daun, pohon, dan
kayu lapuk dalam berbagai tingkat dekomposisi walaupun umumnya telah
mencapai tingkat atau kondisi stabil.
Dalam beberapa kasus yang terjadi, warna yang tinggi juga disebabkan
oleh adanya logam besi yang terikat oleh asam-asma organik. Sedangkan
rendahnya pH pada air gambut diantaranya disebabkan oleh zat organik
dalam bentuk asam serta miskinnya kation yang berasal dari mineral-mineral
terlarut. Dengan sedikitnya kation yang menyebabkan tidak adanya koagulasi
secara alamiah (Suprihanto, 1994).
Dengan demikian air gambut tergolong air yang tidak memenuhi
persyaratan air bersih yang telah ditetapkan. Beberapa unsur yang tidak
memenuhi persyaratan adalah segi estetika yaitu dengan adanya warna,
kekeruhan dan bau pada air gambut. Sedangkan dari segi kesehatan yaitu pH
rendah menyebabkan air terasa asam yang dapat kerusakan gigi dan sakit
perut, kandungan zat organik yang tinggi dapat menjadi sumber makanan
bagi mikroorganisme dalam air yang dapat menimbulkan bau apabila zat
organik tersebut terurai secara biologis dan jika dilakukan disinfeksi dengan
larutan klor akan membentuk senyawa organoklorin yang bersifat
karsinogenik.
f. Pengolahan Air Gambut
Menurut Suprihanto (1994), bahwa pengolahan air gambut yang
prospektif didasarkan pada proses netralisasi, aerasi, koagulasi/flokulasi dan
adsorpsi, sedimentasi(pengendapan) dan penyaringan (filtrasi).
1) Netralisasi
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air
agar menjadi netral (pH 7-8). Untuk air yang bersifat asam seperti
gambut yang paling murah dan mudah dilakukan adalah dengan
memberikan kapur/gamping.
2) Aerasi
Aerasi adalah mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan
zat besi dan mangan yang ada di air baku bereaksi dengan oksigen yang
ada didalam udara membentuk senyawa besi dan mangan yang dapat
diendapkan.
3) Koagulasi
Koagulasi Adalah proses pemberian koagulan dengan maksud
mengurangi gaya tolak menolak partikel koloid sehingga partikel koloid
tersebut bisa bergabung menjadi flok-flok kecil. Dalam proses koagulasi
penggabungan partikel koloid dilakukan dengan dua tahapan; tahap
pertama adalah reduksi gaya tolak menolak antar partikel. Tahap kedua,
adalah penggabungan partikel yang stabil dengan car asaling tumbuk
antara partikel (suprihanto, 1994). Untuk mempercepat proses
terbentuknya proses koagulasi, pencampuran dilakukan dengan cara
mengaduk secara terus-menerus hingga larut. Pengadukan dapatt
dilakukan secara manual dengan cara sentrifugal dalam dua tahap yaitu
pengadukan cepat (100 rpm) slama satu menit dan pendgadukan lambat
(20 rpm) selama 15 menit (Depkes, 1994).
4) Adsorpsi
Adalah Fenomena komplek yang melibatkan proses kimia, fisik,
antara fase padat sebagai adsorben dan fase cair dimana zat yang akan
diserap sebagai adsorbat.
5) Sedimentasi
Setelah proses koagulasi, air yang telah diolah didiamkan sampai
gumpalan kotoran mengendap semua selama 45-60 menit (BPPT, 1999),
atau paling cepat 30 menit (Bowles, Jei, 1992). Setelah kotoran
mengendap air akan tetap jernih, endapan yang terkumpul dapat dibuang
mealui penyaringan.
6) Filtrasi
Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat
mengendap seluruhnya. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang
besar akan mengendap sedangkan partikel yang berukuran kecil dan
ringan masih melayang-layang dalam air. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penyaringan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan
atau kotorannya.

g. Koagulan yang digunakan dalam pengolahan air gambut


1) PAC (Poly Aluminium Chlorida)
Merupakan koagulan yang berfungsi untuk menjernihkan air dan
mempercepat pengendapan.
2) Tawas (Aluminum Sulfat)
Persenyawaan aluminum sulfat (Al2(SO4)3) atau sering disebut dengan
tawas banyak digunakan sebagai bahan koagulan karena harganya murah
Tawas berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam
air. Lama pengendapan berkisar 12 jam. Fungsi Tawas hanya untuk
pengendapan, tidak berfungsi untuk membunuh kuman atau menaikkan
pH dalam air.
3) Kapur (Kalsium Oksida)
Pada pengolahan air kotor, kapur dapat mengurangi kandungan bahan-
bahan organik dalam air kotor. Cara kerjanya adalah kapur ditambahkan
untuk mereaksikan alkalibikarbonat serta mengatur pH air sehingga
menyebabkan pengendapan. Proses pengendapan ini akan berjalan secara
efektif apabila pH air antara 6-8 (considene).
H. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Lokasi Penelitian
1) Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu mulai bulan Februari
– Juni 2010. Yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pengambilan
sampel, uji pendahuluan dan tahap pemeriksaan sampel.
2) Lokasi Penelitian
Tempat pengambilan sampel air gambut yaitu di Desa Punggur Besar
Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan tempat pelaksanaan penelitian
kualitas air gambut dilakukan di Laboratorium Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Depkes Pontianak Jalan 28 Oktober Siantan Hulu.

b. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen
dengan Pretest dan Postest Design. Sampel air gambut di ambil dari anak
sungai di Desa Punggur Besar sebanyak 3 jerigen masing-masing 20 liter. 1
jerigen 20 liter (untuk pretest) dan 2 jerigen 20 liter (postest).

c. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan berupa variabel bebas (Independen)
dan variabel terikat (Dependen). Variabel bebas meliputi efektifitas dosis
bahan koagulan berupa PAC, dan campuran tawas dan kapur. Sedangkan
variabel terikat meliputi kualitas air gambut dengan parameter mengukur
pH, warna dan kekeruhan. Yang menjadi intervensi/perlakuan dalam
penelitian adalah proses koagulasi, proses pengadukan dan waktu
pengendapan.

d. Rancangan Penelitian
Pada tahap awal dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu. Uji
pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan dosis yang akan
digunakan pada saat penelitian. Setelah uji pendahaluan baru dilakukan
pemeriksaan sampel yang nantinya menggunakan perlakuan dengan 5 variasi
dosis yang berbeda. Bahan koagulan harus dibuat larutan terlebih dahulu
dengan menggunakan aquades sebelum di campur dengan air gambut.
Kemudian larutan dicampur dengan sampel air gambut dan dilakukan proses
pengadukan selama ± 15 menit dan larutan tersebut akan mengalami
pengendapan dalam bentuk flok-flok sehingga dapat diukur pH, warna dan
kekeruhannya.

e. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data


Teknik dan instrumen pengumpulan data dilakukan dengan mengambil
data primer dan data sekunder. Data primer di dapat dengan melakukan
observasi langsung dilokasi objek penelitian. Sedangkan data sekundernya di
dapatkan dari Puskesmas setempat.

f. Pengolahan dan Analisa Data


Data yang diperoleh diolah dan dianalisa dengan menggunakan
komputerisasi baik secara deskriptif maupun analitik dengan menggunakan
uji statistik.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Bulan
No Kegiatan
I II III IV V
1 Persiapan
2 Uji pendahuluan
3 Pengumpulan data
4 Pengambilan sampel
5 Pelaksanaan penelitian
6 Pengolahan dan Analisa data
7 Pelaporan
J. RANCANGAN BIAYA DAFTAR PUSTAKA

I. Bahan Habis Pakai


Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
Harga/satuan
No Nama Bahan Jumlah Satuan Total (Rp)
Cipta. (Rp)
1 PAC 5 Kg 20.000 100.000
2 Tawas 5 Kg 15.000 75.000
Hajimi.
3 2001.
Kapur Pengaruh Aerasi Terhadap 5Optimasi Dosis
Kg Tawas Dan Kapur
15.000 Tohor75.000
4 Aquades 10 Liter 20.000 200.000
5 Pada Pengolahan Air Gambut di Kotamadya
pH Indikotor 1 Pontianak,200.000
Kotak Fakultas Kesehatan
200.000
6 Indicator warna
Masyarakat 1 Depok.Kotak
Universitas Indonesia, 150.000 150.000
7 Indicator kekeruhan 1 Kotak 175.000 175.000
8 Biaya uji sampel 30 Sampel 85.000 2.550.000
9 ATK 1 Unit 250.000 250.000
Setijorini, Agus. 1995. Optimalisasi Perbandingan Campuran Aluminium Sulfat
10 Tinta printer 4 Botol 35.000 140.000
11 (Tawas)
CD Dan Poly Aluminium Chloride
3 Pada Proses Koagulasi-Flokulasi
Buah 10.000 Air
30.000
Sub Total 3.945.000
Baku Sungai Kaligarang Kotamadya Semarang Dengan Kekeruhan 500
NTU.
II. Biaya Transportasi dan Lain-Lain
Harga/satuan
Kusnaedi.
No 1995. Mengolah Air Gambut
Keterangan Jumlah dan Air Kotor Untuk
Satuan Air Minum. Penebar
Total (Rp)
(Rp)
1 Swadaya,(11
Transportasi Jakarta.
kali) 3 Orang 20.000 660.000
2 Sewa alat penelitian 1 Set 3.500.000 3500.000
3 Dokumentasi 2 Roll 30.000 60.000
4 Operasional
Asmadi. -
2008. Prinsip Dasar Penyediaan -
dan Pengolahan -
Air Bersih. Politeknik 800.000
5 Jerigen 3 Buah 70.000 210.000
6 Kesehatan
Pembuatan Depkes
proposal Pontianak.3 Buah 100.000 300.000
7 Pembuatan laporan 4 Buah 150.000 600.000
Sub Total 6.130.000
Total 10.075.000

Anda mungkin juga menyukai